ABSTRAK
Reklame ruang luar merupakan media dengan berbagai macam bentuk dan corak yang banyak digunakan
untuk tujuan komersial. Keberadaan reklame ruang luar di Kota Mataram muncul sebagai dampak aktivitas
perekonomian yang menuntut kemudahan penyampaian informasi kepada masyarakat luas. Identifikasi terhadap
keberadaan reklame ruang luar di koridor jalan utama kota bertujuan untuk mengetahui kesesuaian kondisi
eksisting reklame terpasang dengan karakteristik koridor jalan (streetscape) yang meliputi, penempatan
reklame, ukuran, pencahayaan dan bentuk konstruksi reklame. Metode yang digunakan adalah analisis
deskriptif-evaluatif dengan menggambarkan kondisi eksisting reklame terpasang dan menilai apakah kondisi
eksisting reklame terpasang telah sesuai dengan kebijakan dan standar penataan reklame. Hasil evaluasi
diperkuat dengan analisis penilaian pihak-pihak terkait penyelenggaraan reklame dengan metode Importance
Performance Analysis (IPA) meliputi aspek keefektifan dalam penyampaian informasi, keindahan dan keamanan
pemasangan. Hasil menunjukkan bahwa penyelenggaraan reklame belum sepenuhnya sesuai dengan prinsip
dasar penataan reklame terutama terkait penempatan dan konstruksi pemasangan. Hal ini juga terlihat dari
tidak adanya keserasian pemasangan reklame dengan elemen fisik koridor jalan (penggunaan lahan, sirkulasi,
kondisi bangunan, ruang terbuka dan jalur pedestrian). Dengan demikian, penataan reklame kemudian
dikelompokkan menjadi beberapa tema sesuai dengan kesamaan karakter elemen–elemen pendukung koridor
jalan, yaitu boulevard corridor, gateway commercial corridor, highway commercial corridor, parkway corridor,
dan residenway corridor.
Kata kunci: Reklama ruang luas, Koridor jalan utama, Penataan reklame
ABSTRACT
Outdoor advertising is a media with a variety of shapes and patterns that are widely used for commercial
purposes. The presence of outdoor advertising in the city of Mataram emerged as the impact of economic
activities that demand the ease of delivery of information to the public. Identification of the existence of outdoor
advertising in the main street corridor aims to determine suitability of the existing conditions attached to the
streetscape characteristics that includes, advertising placement, size, lighting and construction of billboards.
The method used was descriptive-evaluative analysis by describing the conditions attached to the existing
billboard and assess whether conditions have been attached to the existing billboard in accordance with
standard policies and publicity arrangements. Evaluation results reinforced the assessment analysis related
parties by Importance Performance Analysis (IPA) covers aspects of effectiveness in the delivery of information,
beauty and security installation. Results showed that the implementation of publicity is not fully in accordance
with the basic principles of advertising, especially related to the arrangement and construction installation
placement. It is also evident from the lack of harmony with the installation of billboards and physical elements of
the road corridor (land use, circulation, condition of buildings, open spaces and pedestrian path). Thus, the
arrangement billboard then grouped into several themes in accordance with the common character of the
elements supporting the road corridor, the boulevard corridor, gateway commercial corridor, highway
commercial corridor, parkway corridor and residenway corridor.
PENDAHULUAN
Perkembangan kota modern tidak dapat banyak kontroversi dan perbedaan kepentingan.
dipisahkan dari perkembangan ekonomi sosial Di dalam perencanaan kota komprehensif,
kota tersebut yang ditandai dengan banyaknya perancangan kota memiliki suatu makna yang
iklan baik komersial maupun nonkomersial di khusus, yang membedakannya dari berbagai
segala sudut kota. Tanda-tanda advertansi aspek proses perencanaan kota. Perancangan kota
komersial kini telah menjadi elemen-elemen berkaitan dengan tanggapan inderawi manusia
visual dan perkembangannya telah menimbulkan terhadap lingkungan fisik kota: penampilan
visual, kualitas estetika, dan karakter spasial. perhitungan pajak reklame. Kondisi seperti ini
Konsep perancangan kota haruslah mengenali diperburuk oleh prosedur peijinan reklame oleh
dan menunjang elemen-elemen visual utama kota birokrasi yang kurang terkoordinasi antar satuan
dengan meningkatkan kualitas estetika (Branch perangkat kerjanya. Pengeluaran ijin pemasangan
1996). reklame kurang memperhatikan kesesuaian lokasi
Pada kenyataannya saat ini, perkembangan dan jenis reklame yang akan dipasang. Seringkali
reklame muncul sebagai salah satu dampak terjadi pemasangan unit reklame baru pada lokasi
negatif yang berdampak buruk terhadap tampilan yang sama padahal dari segi kuantitas sudah tidak
visual kota. Saat sedang gencarnya isu pelestarian layak dilakukan pemasangan karena hanya
lingkungan pada konteks pembangunan mengakibatkan penumpukan. Penumpukan
berkelanjutan, kota-kota kita di tanah air justru reklame dan cenderung tidak teratur ditemukan
seolah-olah tidak peduli dan terus sibuk dengan pada beberapa lokasi, seperti Jalan Pejanggik,
eksploitasi pada ruang-ruang kota. Ruang-ruang Jalan Sandubaya, Jalan Airlangga, Jalan Panca
terbuka dianggap tidak ekonomis atau suatu Usaha, dan Jalan Caturwarga.
bentuk penyiaan lahan. Menjamurnya reklame
dengan berbagai bentuk dan corak pada METODE PENELITIAN
mengindikasikan tingginya aktivitas pemanfaatan Studi ini merupakan penelitian evaluatif
ruang untuk tujuan komersial. yang bertujuan untuk mengidentifikasi
Sebagai kota yang berfungsi sebagai pusat keberadaan reklame ruang luar di koridor jalan
pelayanan skala propinsi, sudah hampir dapat utama kota dan mengevaluasi kesesuaian kondisi
dipastikan bahwa Kota Mataram akan menjadi eksisting reklame terpasang yang meliputi,
daerah potensial pemasangan reklame. penempatan reklame, ukuran, pencahayaan dan
Berdasarkan kebijakan Rencana Tata Ruang bentuk konstruksi reklame terhadap karakteristik
Koridor Jalan Utama Kota Mataram Tahun koridor jalan (streetscape).
2005, diperkirakan bahwa koridor utama kota Metode pengumpulan data dilakukan
akan menjadi kawasan strategis yang mengalami dengan survey primer berupa observasi,
percepatan perkembangan fisik cukup pesat. wawancara, dokumentasi dan kuisioner. Survey
Koridor merupakan ruang yang terbentuk antara sekunder dilakukan untuk mencari data-data
jalan dan bangunan merupakan bagian dari urban pendukung terkait penyelenggaraan reklame.
space, karena ruang yang terbentuk dapat Objek yang diteliti adalah media reklame ruang
memacu terjadinya suatu aktivitas. Koridor pada luar yang terdapat di 18 koridor jalan utama Kota
umumnya merupakan jalur utama yang dilalui Mataram dengan jumlah 261 unit.
kendaraan serta pejalan kaki, sehingga koridor Metode analisis deskriptif digunakan untuk
tersebut menjadi pilihan utama dalam hal menggambarkan kondisi eksisting reklame
keefektifan penyampaian informasi. terpasang dan karakteristik fisik setiap koridor
Pendekatan yang dilakukan untuk jalan. Analisis evaluatif digunakan untuk menilai
menempatkan media reklame selama ini lebih apakah kondisi eksisting reklame terpasang telah
kepada pendekatan ekonomi, yaitu bagaimana sesuai dengan kebijakan dan standar penataan
caranya agar mendapatkan pemasukan bagi PAD reklame. Analisis penilaian juga dilakukan
sebanyak mungkin. Dengan demikian, dengan metode Importance Performance
kecenderungannya adalah pemasangan dengan Analysis (IPA) terhadap pihak-pihak terkait
penempatan yang asal-asalan walaupun secara penyelenggaraan reklame yang meliputi aspek
ekonomi mungkin menarik dan mudah dilihat keefektifan dalam penyampaian informasi,
sasaran pembaca, namun dengan mengabaikan keindahan dan keamanan pemasangan. Dari hasil
estetika ruang kota akhirnya justru akan penilaian pihak-pihak tersebut didapatkan hal-hal
menimbulkan kesemrawutan pada penampilan apa saja yang perlu diperhatikan dan menjadi
visual ruang kota. Penyelenggaraan reklame di prioritas utama dalam penataan reklame.
Kota Mataram sejauh ini belum memiliki aturan
khusus terkait pedoman teknis pemasangan HASIL DAN PEMBAHASAN
reklame terutama terkait aspek keindahan dan
keamanan. Peraturan Walikota Mataram Nomor A. Karakteristik koridor jalan utama Kota
6 Tahun 2008 yang ada saat ini belum Mataram
sepenuhnya mampu dijadikan pedoman dalam
Karakteristik masing-masing koridor jalan
penataan reklame. Substansi peraturan tidak
meliputi beberapa elemen perancangan kota,
menjelaskan secara detail mengenai teknis
yaitu penggunaan lahan, sirkulasi, kondisi
pemasangan reklame di lapangan dan penekanan
di dalamnya hanya pada petunjuk pelaksanaan bangunan, ruang terbuka (vegetasi), dan jalur
No. Elemen Aspek penataan memiliki batasan yang jelas sehingga cenderung
membahayakan keselamatan membahayakan keselamatan pengendara maupun
pengendara kendaraan.
5. Konstruksi Keindahan:
pejalan kaki yang melintas. Selain itu, jarak
a. Jenis konstruksi pasang reklame yang telalu rapat (kurang dari 20
b. Bentuk konstruksi m) mengakibatkan penumpukan pada
Keamanan: persimpangan/sisi jalan terutama pada koridor
a. Jenis konstruksi dengan dominasi penggunaan lahan komersial.
b. Umur konstruksi
c. Bentuk konstruksi, baik yang Selain penempatan, ketidaksesuaian ukuran
menempel pada persil maupun media reklame juga menyebabkan dampak visual
reklame yang berdiri sendiri negatif dari penyelenggaraan reklame. Untuk
d. Pondasi (jumlah tiang penyangga) reklame yang ditempatkan pada bagian luar
persil bangunan, dampak visual yang terlihat
E. Dampak Visual Reklame berupa terbatasnya zona pandang pengendara dan
ruang gerak pejalan kaki yang disebabkan oleh
Dampak visual negatif akibat reklame ketidaksesuaian ukuran media reklame. Untuk
umumnya disebabkan tidak adanya kesesuaian
reklame dengan penempatan menempel pada
teknis pemasangan dengan kondisi lingkungan
persil bangunan, dampak visual negatif yang
sekitar. Kesesuaian yang dimaksud terutama ditimbulkan adalah tertutupnya fasade bangunan
terkait dengan penempatan dan ukuran media
akibat ketidaksesuaian ukuran reklame terpasang.
reklame terpasang. Kondisi seperti ini umumnya dijumpai pada
Pemilihan lokasi penempatan umumnya
koridor dengan dominasi penggunaan lahan
hanya sekedar menempatkan reklame begitu saja
komersial seperti seperti Jalan Pejanggik, Jalan
(asal pasang), sehingga pada akhirnya Sandubaya, Jalan Airlangga, Jalan Panca Usaha,
menimbulkan kesan semrawut. Ruang
dan Jalan Caturwarga.
penempatan reklame pada koridor jalan tidak
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat dirangkum dari
penelitian ini:
1. Pendekatan yang dilakukan untuk
menempatkan media reklame selama ini
lebih kepada pendekatan ekonomi. Kondisi
eksisting pemasangan reklame ruang luar
menunjukkan bawa tidak adanya kesesuaian
antara elemen penataan reklame dengan
koridor jalan (streetscape).
2. Arahan yang diberikan mempertimbangkan
elemen fisik koridor jalan (streetscape)
sebagai ruang penempatan reklame sehingga
dapat meningkatkan kualitas ruang kota