Anda di halaman 1dari 6

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF


TERHADAP KUALITAS TIDUR PADA LANSIA DI PANTI
WERDA

Muhamad Akhyar, N I M : 1 4 2 0 1 2 0 0 0 6 E X

E-mail:muhamadakhyarakper@gmail.com

ABSTRAK

Gangguan tidur merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering dihadapi oleh lansia.
Kondisi ini membutuhkan perhatian yang serius. Peningkatan pemenuhan kebutuhan tidur
dapat dilakukan dengan mengajarkan cara-cara yang dapat menstimulus dan memotivasi
tidur. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah relaksasi otot progresif. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi relaksasi otot progresif terhadap kualitas tidur
pada lansia di Panti werda Tahun 2021. Desain penelitian yang digunakan adalah quasi-
experiment pendekatan pre test-post test one group only design. Populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh lansia yang mengalami gangguan tidur yang tinggal di Panti Werda.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling dengan jumlah
sampel 30 orang. Hasil penelitian dengan uji statistic Mc. Nemar, didapatkan dari hasil uji
statistik p value = 0,003 (P<0,05), menunjukkan bahwa ada pengaruh terapi relaksasi otot
progresif terhadap kualitas tidur pada lansia di Panti Werda Tahun 2021. Oleh karena itu
penelitian ini diharapkan agar lansia aktif dalam melakukan kegiatan relaksasi otot
progresif dan bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Kata kunci: Terapi Relaksasi Otot Progresif; Kualitas Tidur; Lansia.


PENDAHULUAN

Lanjut usia merupakan suatu keadaan yang terjadi dalam kehidupan manusia. Proses
lanjut usia merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya di mulai dari suatu waktu
tertentu, tetapi sejak permulaan kehidupan. Lansia adalah masa dimana proses
produktivitas berfikir, meningat, menangkap, dan merespon sesuatu sudah mengalami
penurunan secara berkala (Muhammad, 2010).
Menurut WHO, di kawasan Asia Tenggara populasi Lansia sebesar 8% atau sekitar
142 juta jiwa. Pada tahun 2050 diperkirakan populasi Lansia meningkat 3 kali lipat dari
tahun ini. Pada tahun 2000 jumlah Lansia sekitar 5,300,000 (7,4%) dari total populasi,
sedangkan pada tahun 2010 jumlah Lansia 24,000,000 (9,77%) dari total populasi, dan
tahun 2020 diperkirakan jumlah Lansia mencapai 28,800,000 (11,34%) dari total populasi.
Sedangkan di Indonesia sendiri pada tahun 2025 diperkirakan jumlah Lansia sekitar
80.000.000.. Demikian disampaikan oleh Direktur Bina Pelayanan Kesehatan Jiwa
Kemenkes RI, dr. Eka Viora, Sp.KJ dari seluruh populasi lansia sebanyak 766.422 orang
(Profil Kesehatan Sumatera Utara, 2010). Lansia merupakan kelompak umur yang berisiko
tinggi mengalami gangguan tidur akibat beberapa factor, proses patologis terkait usia
dapat menyebabkan perubahan pola tidur. National Sleep Foundation Amerika (2009)
menyebutkan bahwa lansia yang berumur 65 – 84 tahun di laporkan 80% nya mengalami
masalah tidur. Lansia cenderung melaporkan bahwa kualitas tidurnya buruk dan durasi
tidurnya kurang bila dibandingkan ketika masa muda (Carpenito, 2000). Keluhan tentang
kesulitan istirahat dan tidur waktu malam hari seringkali terjadi pada lansia.
Kecendrungan untuk tidur siang meningkat secara progresif dengan bertambahnya usia.
Hasil penelitian dari 40 responden menunjukkan bahwa responden yang paling banyak
memiliki kebutuhan istirahat tidur baik hanya 10 responden (25%). Pemenuhan istirahat
tidur yang cukup sebanyak 28 responden (70%). Padahal lansia sudah seharusnya dapat
memenuhi kebutuhan tidur dengan baik (Marli, 2011). Untuk menunjang kualitas tidur
pada lansia dapat di tingkatkan dengan mengajarkan cara – cara yang dapat menstimulus
untuk memotivasi tidur. Salah satu cara yang bisa dilakukan yaitu terapi relaksasi otot
progresif. Menurut Herodes (2010), terapi relaksasi otot progresif adalah teknik relaksasi
otot dalam yang tidak memerlukan imajinasi, ketekunan atau sugesti. Relaksasi ini
diperkenalkan oleh Edmund jacobson pada tahun 1938 (Conrad Dan Roth, 2010). Selain
untuk memfasilitasi tidur, relaksasi otot progresif juga bermanfaat untuk ansietas,
mengurangi kelelahan, kram otot serta nyeri leher dan punggung (Berstein, Borkovec, Dan
Steven, 2011).
Progressive muscle relaxation adalah terapi relaksasi dengan gerakan mengencangkan
dan melemaskan otot – otot pada satu bagian tubuh pada satu bagian tubuh pada satu
waktuuntuk memberikan perasaaan relaksasi secara fisik.Gerakan mengencangkan dan
melemaskan secara progresif kelompok otot ini dilakukan secara berturut – turut (Synder
& Lindquist, 2002.). Relaksasi otot progresif menurut (stuart, 2005) merupakan suatu
terapi relaksasi yang diberikan kepada lansia dengan menegangkan otot – otot
tertentu.Relaksasi progresif adalah salah satu cara dari teknik relaksasi mengombinasikan
latihan napas dalam dan serangkaian seri kontraksi dan relaksasi otot tertentu (Kustanti dan
Widodo, 2008).
Teknik untuk melakukan relaksasi otot progresif ini sederhana, yaitu dengan
menegangkan satu kelompok otot selama 5 –7 detik dan melepaskan kembali
keteganggannya selama 10-20 detik, kemudian di ulang kembali pada kelompok otot
tersebut (Davis, 2012). Sesuatu yang diharapkan dari relaksasi otot progresif ini adalah
klien mampu untuk belajar merelaksasikan otot –otot sesuai dengan keinginannya melalui
suatu cara yang sistematis dan berusaha untuk mengurangi atau menghilangkan
ketegangan otot tersebut (Alim, 2009).
Berdasarkan penelitian Austaryani (2012) hasil penelitian diperoleh terdapat perbedaan
tingkat insomnia pada lansia sebelum dan sesudah dilakukan terapi relaksasi otot progresif.
Penelitian ini juga didukung oleh Safitri, Rusiana dan Idris (2013) diperoleh terdapat
perbedaan kualitas tidur pada lansia sebelum dan sesudah dilakukan terapi relaksasi otot
progresif.
Berdasarkan hasil survei pendahuluan yang saya lakukan jumlah lansia seluruhnya di
panti Werda 10 orang. Dengan wawancara kepada 10 orang lansia yang dilakukan peneliti
di Panti Werda 2021, 5 orang diantaranya mengatakan sering terbangun pada tengah malam
dan susah untuk tidur kembali. Selain itu, didapatkan juga informasi bahwa kesulitan tidur
disebabkan karena mereka selalu merasakan nyeri pada punggung bawah (terkadang tidur
pukul 23:00 wib dan terbangun pada pukul 03.00 wib) pernyataan kondisi seperti ini di
benarkan oleh beberapa pengasuh yang bekerja dipanti jompo yayasan guna budi bakti
medan. Hal ini, jika tidak segera ditangani akan berdampak buruk bagi kesehatan lansia
seperti timbulnya penyakit diabetes melitus, jantung, stroke, depresi, dan menurunnya
kekebalan tubuh yang berada di tempat tersebut. Berdasarkan fenomena tersebut, maka
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh terapi relaksasi otot progresif
terhadap kualitas tidur pada lansia dipanti Werda 2021.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti merumuskan rumusan masalah
yaitu apakah ada pengaruh terapi relaksasi otot progresif terhadap kualitas tidur pada lansia
di Panti Werda 2021?
Hipotesis penelitian
Adapun hipotesis penelitian yang diharapkan pada penelitian ini adalah hipotesis
alternative (Ha) yaitu ada pengaruh terapi relaksasi otot progresif terhadap kualitas tidur
pada lansia di Panti Werda

Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh terapi relaksasi otot progresif terhadap kualitas tidur pada
lansia di Panti Werda 2021.
2. Tujuan Khusus
a) Untuk mengetahui kualitas tidur pada lansia sebelum dilakukan terapi relaksasi otot
progresif di Panti Werda 2021.
b) Untuk mengetahui kualitas tidur pada lansia sesudah dilakukan terapi relaksasi otot
progresif di Panti Werda 2021.
c) Untuk mengetahui perbedaan kualitas tidur pada lansia sebelum dan sesudah
dilakukan terapi relaksasi otot progresif.

Manfaat Penelitian
1. Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh perawat pendidik dalam
meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam memahami pengaruh relaksasi otot
progresif dan menerapkannya dalam pemberian asuhan keperawatan gerontik,
khususnya pemenuhan kualitas tidur lansia.
2. Pengelola Panti Werda Sebagai salah satu intervensi bagi perawat untuk
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan dalam memberikan asuhan
keperawatan pada lansia khususnya dalam pemenuhan kualitas tidur dalam rangka
meningkatkan kualitas hidup lansia
3. Lansia
Mendapatkan informasi tentang pemenuhan kualitas tidur dengan melakukan relaksasi
otot progresif dan bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
4. Bagi Perawat
Sebagai sumber refrensi untuk pengembangan penelitian lebih lanjut, khususnya bagi
peneliti keperawatan yang ingin melakukan pengembangan penelitian tentang relaksasi
otot progresif dengan masalah-masalah lain yang terjadi pada lansia seperti nyeri.
5. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai bahan dasar maupun referensi bagi penelitian berikutnya terutama pengaruh
terapi relaksasi otot progresif untuk meningkatkan kualitas tidur pada lansia

METODE
Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian quasi-experimental dengan rancangan pre
test-post test one group only design yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi
relaksasi otot progresif terhadap kualitas tidur pada lansia di Panti Panti Werda 2017.

Skema 1. Rancangan Penelitian

A1 X A2

Keterangan:
A1 = Kualitas tidur sebelum dilakukan terapi relaksasi otot progresif
A2 = Kualitas tidur setelah dilakukan terapi relaksasi otot progresif
X = Intervensi (terapi relaksasi otot progresif)

Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang tinggal di Panti Werda

Sampel
Pengambilan sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan accidental
sampling yaitu pengambilan sempel dengan mengambil seluruh responden yang ada saat
penelitian dilakukan dengan berdasarkan sesuai keriteria inklusi dan eksklusi.
a. Kriteria Inklusi
1) Subyek yang mengalami gangguan tidur.
Lansia dengan usia 60 – 85 tahun.
2) Dapat mendengar dan melihat
 Anggota kelompok lansia dan bersedia menjadi responden.
b. Kriteria Eksklusi
1) Lansia yang tidak kooperatif
2) Lansia yang mengkonsumsi obat tidur dalam 1 minggu terakhir Lansia yang
memiliki keterbatasan/kelumpuhan.

Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Ubung tahun 2021.
Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan april 2021.

Anda mungkin juga menyukai