Disusun Oleh:
Program Ners
Universitas Trbhuwana Tunggadewi
Malang 2021
LAPORAN PENDAHULUAN
A. DEFINISI
Dekubitus adalah kerusakan/ kematian kulit sampai jaringan dibawah kulit, bahkan
menembus otot sampai mengenai tulang akibat adanya penekanan pada suatu area secara terus
menerus sehingga mengakibatkan gangguan sirkulasi darah setempat. Apabila ini berlangsung
lama, hal ini dapat menyebabkan insufisiensi aliran darah, anoreksia atau iskemik jaringan dan
akhirnya dapat mengakibatkan kematian sel.
B. PENYEBAB
1. Faktor Intrinsik
Penuaan (regenerasi sel lemah), sejumlah penyakit yang menimbulkan seperti DM, status
gizi, underweight atau kebalikannya overweight.
Selama penuaan, regenerasi sel pada kulit menjadi lebih lambat sehingga kulit akan tipis
(tortora & anagnostakos, 1990)
Kandungan kolagen pada kulit yang berubah menyebabkan elastisitas kulit berkurang
sehingga rentan mengalami deformasi dan kerusakan.
Kemampuan sistem kardiovaskuler yang menurun dan sistem arteriovenosus yang
kurang kompeten menyebabkan penurunan perfusi kulit secara progresif.
Sejumlah penyakit yang menimbulkan seperti DM yang menunjukkan insufisiensi
kardiovaskuler perifer dan penurunan fungsi kardiovaskuler seperti pada sistem
pernapasan menyebabkan tingkat oksigenisasi darah pada kulit menurun.
Status gizi, underweight atau kebalikannya overweight
Anemia
Hipoalbuminemia yang mempermudah terjadinya dekubitus dan memperjelek
penyembuhan dekubitus, sebaliknya bila ada dekubitus akam menyebabkan kadar
albumin darah menurun
Penyakit-penyakit neurologik, penyakit-penyakit yang merusak pembuluh darah, juga
mempermudah dan meperjelek dekubitus
Keadaan hidrasi/cairan tubuh perlu dinilai dengan cermat.
2. Faktor ekstrinsik
Kebersihan tempat tidur, alat-alat tenun yang kusut dan kotor, atau peralatan medik yang
menyebabkan penderita terfiksasi pada suatu sikap tertentu, duduk yang buruk, posisi
yang tidak tepat, perubahan posisi yang kurang
C. MANIFESTASI KLINIS
1. Tanda cidera awal adalah kemerahan (hiperemis) yang tidak hilang apabila ditekan ibu jari
2. Pada cidera yang lebih berat dijumapi ulkus dikulit
3. Timbul rasa nyeri
4. Demam
5. Peningkatan leukosit
6. Edema
7. Edema
Buruk 2
Sangat buruk 1
Kesadaran
4
Composmetis
3
Apatis
2
Konfus/ soporis
1
Stupor/coma
Aktivitas
4
Ambulan
3
Ambulan dengan bantuan
2
Hanya bisa duduk
1
Tiduran
Mobilitas 4
Bergerak bebas 3
Sedikit terbatas 2
Sangat terbatas 1
Tak bisa bergerak
Inkontinensia
Tidak 4
Kadang-kadang 3
D. LOKASI ULKUS
1. Tuberositas ulkus
Akibat tekanan pada keadaan duduk karena foodrest pada kurs roda terlalu tinggi sehingga
BB tertumpu pada daerah ischium.
2. Sacrum
Terjadi bila berbaring terlentang, tidak mengubah posisi. Secara teratur salah posisi waktu
duduk di kursi roda juga saat penderita merosot kew tempat tidur dengan sandaran miring.
3. Lutut
Terjadi bila pasien lama berbaring telungkup sedangkan sisi lateral lutut terkena karena
lama berbaring pada satu sisi.
4. Siku
Sering dipakai sebagai penekan tubuh atau pembantu mengubah posisi.
5. Jari kaki
Dapat terkena pada posisi telungkup, sepatu yang terlalu sempit.
6. Scapula dan Processus spinous vertebrae
Dapat terkena akibat terlalu lama terlentang dan gesekan yang sering.
E. PATOFISIOLOGI
Tekanan daerah pada kapiler berkisar antara 16-33 mmHg. Kulit akan tetap utuh karena
sirkulasi darah terjaga, bila tekanan padanya masih berkisar pada batas-batas tersebut. Tetapi
sebagai contoh bila seorang penderita immobilitas/terpancang pada tempat tidurnya secara pasif
dan berbaring diatas kasur busa maka tekanan daerah sakrum akan mencapai 60-70 mmHg dan
daerah tumit mencapai 30-45 mmHg.
Tekanan akan menimbulkan daerah iskemik dan bila berlanjut terjadi nekrosis jaringan
kulit. Seorang yang terpaksa berbaring berminggu-minggu tidak akan mengalami dakubitus
selama dapat mengganti posisi beberapa kali perjamnya.
Selain faktor tekanan, ada beberapa faktor mekanik tambahan yang dapat memudahkan
terjadinya dekubitus;.
Faktor terenggannya kulit akibat daya luncur antara tubuh dengan alas tempatnya
berbaring akan menyebabkan terjadinya iskemia jaringan setempat.
Keadaan ini terjadi bila penderita immobilitas, tidak dibaringkan terlentang mendatar,
tetapi pada posisi setengah duduk. Ada kecenderungan dari tubuh untuk meluncur kebawah.
Sering kali hal ini dicegah dengan memberikan penghalang, misalnya bantal kecil/balok kayu
pada kedua telapak kaki. Upaya ini hanya akan mencegah pergerakan dari kulit, yang sekarang
terfiksasi dari alas, tetapi rangka tulang tetap cederung maju kedepan. Akibatnya terjadi garis-
garis penekanan/peregangan pada jaringan subkutan yang sekan-akan tergunting pada tempat-
DEPARTEMEN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN & NERS
DEPARTEMEN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH (KMB)
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI
tempat tertentu, dan akan terjadi penutupan arteriole dan arteri-arteri kecil akibat terlalu
teregang bahkan sampai robek. Tenaga menggunting ini disebut Shering Forces.
Sebagai tambahan dari shering forces ini, pergerakan dari tubuh diatas alas tempatnya
berbaring, dengan fiksasi kulit pada permukaan alas akan menyebabkan terjadinya lipatan-
lipatan kulit (skin folding). Terutama terjadi pada penderita yang kurus dengan kulit yang
kendur. Lipatan-lipatan kulit yang terjadi ini dapat menarik/mengacaukan (distorsi) dan
menutup pembuluh-pembuluh darah.
Sebagai tambahan dari efek iskemik langsung dari faktor-faktor diatas, masih harus
diperhatikan terjadinya kerusakan penumpukan trombosit dan edema.
F. STADIUM DEKUBITUS
1. Stadium I
Reaksi peradangan masih terbatas pada epidermis, tampak sebagai daerah
kemerahan/eritema indurasi atau lecet. Perubahan suhu kulit menjadi lebih dingin atau
hangat. Perubahan konsistensi jaringan (lebih keras atau lunak). Perubahan sensasi gatal
atau nyeri. Penderita dengan sensibilitas baik akan mengeluh nyeri, stadium ini biasanya
reversible dan dapat sembuh dalam 5-10 hari.
2. Stadium II
Reaksi yang lebih dalam lagi sampai mencapai seluruh dermis hingga lapisan lemah
subkutan, tampak sebagai ulkus yang dangkal, dengan tepi yang jelas dan perubahan warna
pigmen kulit. Cirinya luka superficial, abrasi, belepuh atau membentuk lubang yang
dangkal. Ulserasi mengenai dermis, epidermis dan meluas ke jaringan adiposa terlihat
eritema dan indurasi. Stadium ini dapat sembuh dalam 10-15 hari.
3. Stadium III
Ulkus menjadi lebih dalam, meliputi jaringan lemak subkutan dan , berbatasan dengan
fascia dari otot-otot. Sudah mulai didapat infeksi dengan jaringan nekrotik yang berbau.
Biasanya sembuh dalam 3-8 minggu.
4. Stadium IV
Perluasan ulkus menembus otot, hingga tampak tulang di dasar ulkus yang dapat
mengakibatkan infeksi pada tulang atau sendi. Dapat sembuh dalam 3-6 bulan.
Anoreksia
Inkontinensia
urinarius fungsional
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
G. PENATALAKSANAAN
1. Observasi keadaan kulit
Pemeriksaan dengan cara inspeksi, visual, dan taktil pada kulit. Observasi dilakukan untuk
menentukan karakteristik kulit normal pasien dan setiap area yang potensial atau aktual
mengalami kerusakan. Tanda peringatan dini yang menunjukkan kerusakkan jaringan
akibat tekanan adalah lecet atau bintil-bintil pada area yang menanggung beban berat tubuh
mungkin disertai hiperemia.
2. Mobilisasi
Pasien harus memiliki rentang gerak yang adekuat untuk bergerak secara mandiri ke bentuk
posisi yang lebih terlindungi. Lakukan perubahan posisi setiap 2 jam untuk menghilangkan
tekanan yang dialami sehingga luka dekubitus tidak bertambah luas.
3. Status nutrisi
Untuk mempercepat penyembuhan luka dekubitius lakukan diet TKTP.
4. Nyeri
Manajemen nyeri dalam perawatan pasien luka dekubitus
5. Infeksi
Dapat diberikan antipiretik dan antibiotik spektrum luas untuk mengatasi infeksinya. Bila
dapat dikultur, maka antibiotik diberikan sesuai hasil kultur.
DAFTAR PUSTAKA
Amin huda & hardi kusuma. Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa medis &
nanada nic noc. 2019. Jakarta: mediaction
Capernito, Linda Juall. 2018. Rencana Diagnosa dan Dokumentasi Keperawatan : Diagnosa
Keperawatan dan Masalah Kolaboratif Ed.2. Jakarta : EGC.
I. INFORMASI UMUM
Tanggal Pengkajian: 15/12/2020 Waktu : 08:00
Pendidikan
Usia : 72 tahun : Mahasiswa
Terakhir
Nama keluarga
Alamat : Lowokwaru - kota malang : Tn. D
dekat / Wali
No. Telp (Hp)
Status pernikahan : Belum menikah : 085333xxxxxx
Keluarga / Wali
RIWAYAT KESEHATAN
Keluhan Utama
Saat MRS : Pasienmengatakan merasa gatal, nyeri dan panas dibagian Sakrum dan Scium saat bangun
tidur, khususnya dipagi hari
Genogram : : Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Tinggal serumah
: Keturunan
: Pasien
II. FISIOLOGIS
DEPARTEMEN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN & NERS
DEPARTEMEN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH (KMB)
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI
OKSIGENASI
Batuk : Ya √ Tidak Sesak : √ Ya Tidak
Produktif Non Produktif Fatique : √ Ya Tidak
Bersih Putih Hijau
Kuning Merah
Inspeksi
Nafas : RR : 28 Irama : √Normal Bradypnea Takypnea
Cheyne-stokes Kussmaul
Simetris : √ Tidak Ya
Retraksi dada : Tidak √ Ya
Palpasi
Taktil Fermitus : Kanan Kiri
Normal, yaitu getaran atau gerakan dada kanan dan kiri sama
Perkusi
Resonance - Letak
Hiperresonance - Letak
Flat - Letak
Dullnes - Letak
Tympany - Letak
SIRKULASI
Fisik
TD : 120/80mmhg Nadi : 86 X/M Irama √ Reguler Irreguler
Konjungtiva : √ Normal Pucat Kekuatan Kuat √ Lemah
Absent
Membran : √ Normal Pucat Sianosis Ya √ Tidak
mukosa/ bibir Kulit pucat Ya √ Tidak
Kapillary refill : 1 detik Akral dingin Ya √ Tidak
Bunyi jantung √ S1 – S2 normal Gallop
Paradoksial Murmur
Laboratorium :
NUTRISI
Fisik
TB : 55 cm BB : 145 kg IMT : 27,2
EKG :
Thorax Normal
FNA-B
FNA-B Koloid nodul
ELIMINASI
Fisik
BAK : Keluhan =
Anuria (< 50 ml/hr) Dysuria (kesusahan kemih)
Nocturia Polyuria Inkontenensia
Rasa Panas Distensi bladder
Jumlah Sebelum sakit : 500-1000 cc Saat sakit : 300 cc
Warna √ Kuning Merah
Penggunaan obat : tidak ada
dieuretik
BAB : Keluhan
√ Belum BAB ___1___hari
Konstipasi ____-____hari
Diare _____-_______hari
Hemoroid
Frekuensi Sebelum sakit : ____1______2-3/hr Saat sakit : ______-_____x/hr
Warna √ Kuning Merah Hitam
Penggunaan obat Iya √ Tidak
Pencahar
AKTIVITAS DAN ISTIRAHAT
Fisik
ADL √ Independent Bantuan sebagian Dependent
Kemampuan rentang gerak : ada
Kekuatan otot
Lengan bawah 4 4
Tangan 4 4
Kaki 4 4
Barthel Indek
(Lingkari pada data yang ada temukan)
1 Mengendalikan rangsang 0 Tak terkendali/tak teratur (perlu pencahar)
pembuangan tinja 1 Kadang-kadang tak terkendali (1x seminggu)
2 Terkendali teratur
2
2 Mengendalikan rangsang 0 Tak terkendali atau pakai kateter
berkemih 1 Kadang-kadang tak terkendali (hanya 1x/ 24 jam)
2 Mandiri
2
3 Membersihkan diri (seka muka, 0 Butuh pertolongan orang lain
sisir rambut, sikat gigi) 1 Mandiri
0
4 Penggunaan jamban, masuk dan 0 Tergantung pertolongan orang lain
keluar (melepaskan, memakai 1 Perlu pertolongan pada beberapa kegiatan tetapi dapat
celana, membersihkan, mengerjakan sendiri beberapa kegiatan yang lain
menyiram) 2 Mandiri
0
5 Makan 0 Tidak mampu
1 Perlu ditolong memotong makanan
2 Mandiri
1
6 Berubah sikap dari berbaring ke 0 Tidak mampu
duduk 1 Perlu banyak bantuan untuk bisa duduk (2 orang)
2 Bantuan minimal 1 orang
3 Mandiri
2
7 Berpindah / berjalan 0 Tidak mampu
1 Bisa (pindah) dengan kursi roda
Keterangan :
20 : Mandiri
12 – 19 : Ketergantungan ringan
9 – 11 : Ketergantungan sedang
____
Total Skor 10
SENSORI
Nyeri P : Provokatif __ sakit dipunggung sering terasa setiap saat. Pasien merasa gatal,
panas dan terasa kebas dibagian sakrum dan scium
Q: Quality __terlihat meringis _______________________________________________
R: Regio __dibagian pinggang _______________________________________________
S: Severy __7 _______________________________________________
T: Timing __ Panas dan kebas terasa saat bangun tidur. Khususnya dipagi hari
Penglihatan : ___normal_______________________________________________________________
Penciuman : Sumbatan Kanan/Kiri Perdarahan Kanan/ Kiri
Pengecapan : Manis Asin Asam
Pendengaran : Kanan Kiri
CAIRAN ELEKTROLIT
Intake cairan sebelumnya : ____2000_____cc.
Intake Output
Minum : ___1500_ ml/hr Urine : ___500 ______ ml/hr
Intravena : _____500________ ml/hr Drain : _____________ ml/hr
IWL : _____________ ml/hr
Diare : _____________ ml/hr
Muntah : _____________ ml/hr
Perdarahan : _____________ ml/hr
NEUROLOGI
Status Mental
LOC (Level of Consiousness) : Alert Letargi Unreponsive
Memory : √ Panjang Pendek
Perhatian : √ Dapat mengulang Tidak dapat mengulang
Bahasa : √ Baik Tidak
Kognisi : √ Baik Tidak
Orientasi : √ Orang Tempat Waktu
Saraf sensori : √ Nyeri tusuk Suhu Sentuhan
ENDOKRIN
Kalenjar tiroid Pembesaran: Tidak √Ya
Tremor : √ Tidak Ya
Pankreas Trias DM : √ Tidak Ya
Adrenal Tanda Syndrom cushing
Pasien menggambarkan dirinya sebagai ibu rumah tangga dengan 2 anak, tidak dapat membantu mengerjakan
pekerjaan rumah karena tidak dapat bergerak
V. Interdependen
Siapakah orang yang anda rasa sangat penting untuk anda? Suami
Ceritakan arti atau kedekatana orang tersebut sehingga penting untuk anda? Sangat berrti dalam hidup saya
Adakah orang lain yang dekat dengan anda? Selain suami, Tidak ada
Siapakah orang yang anda percayai dalam setiap masalah anda? suami
Bagaimana hubungan anada dengan keluarga, teman atau lingkungan sosial lain ? sangat baik karena saya sering atau
mudah untuk bersosialisasi
Suami dan anak sangat dekat dengan saya dan mendukung saya
Terapi :
Terapi Dosis Rute Indikasi Efek
Infus ringer laktat 1:1 Intravena Pemulihan Nyeri dada
dan dexthosa 1000cc/24 jam penurunan tekanan
darah
Ceftriaxone 1gr Intravena Mengatasi dan Bengkak, kemerahan
mencegah infeksi
bakteri
Ketorolac 30mg Intravena Meredakan nyeri Mual, pusing \
VIII. PERENCANAAN
No.
Diagnosa SLKI Intervensi SIKI
Dx
1 Gangguan mobilitas fisik Tujuan : Observasi :
berhubungan dengan penurunan Setelah dilakukan intervensi keperawatan - Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
kekuatan otot dibuktikan dengan selama 1x24jam maka ekspetasi - Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan
kekuatan otot menurun membaik dengan kriteria hasil : - Monitor frekueni jantung dan tekanan darah sebelum memulai mobilisasi
- Pergerakan ekstremitas meningkat - Monitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi
- Kekuaatan otot meningkat - Monitor frekueni jantung dan tekanan darah sebelum ambulasi
- Rentang gerak meningkat - Monitor kondisi umum selama melakukan ambulasi Terapeutik :
- Nyeri menurun - Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu (mis. pagar tempat tidur)
- Kecemasan menurun - Fasilitasi melakukan pergerakan, jika perlu
- Kaku sendi menurun - Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan pergerakan
- Gerakan terbatas menurun - Fasilitasi aktivitas ambulasi dengan alat bantu (mis. tongkat, kruk)
Kelemahan fisik menurun - Fasilitasi melakukan mobilisasi, jika perlu
- Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan ambulasi
Edukasi :
- Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
- Anjurkan melakukan mobilisasi dini
- Ajarkan mobilisasi yang harus dilakukan (mis. duduk ditempat tidur, duduk disisi
tempat tidur, oindah dari tempat tidur ke kursi)
Jelaskan tujuan dan prosedur
2 Nyeri akut Termoregulasi Manajemen jalan nafas
Observasi
- Monitor suhu badan
Setelah dilakukan intervensi selama 1x24 - Monitor asupan cairan
jam, maka hipertermia menurun dengan - Monitor adanya nyeri kepala
Terapeutik
keriteria hasi
- Anjurkan memberikan kompres hangat
- Anjurkan banyak minum air putih
- Menggigil menurun
- Anjurkan mengecek suhu ketika demam
- Tidak tampak kulit yang memerah - Anjurkan memakai pakaian yang menyerap keringat
- Tidak ada kejang - Anjurkan memakai pakaian tipis
Edukasi
- Tidak tampak Akrosianosis
- Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, bila tidakada kontraindikasi
- Konsumsi oksigen menurun
- Ajarkan teknik kompres yang benar
- Piloereksi menurun Kolaborasi
- Idak tampak pucat Kolaborasi pemberian obat antipirektik sesuai anjuran dokter
- Tidak terdapat takikardia
- Tidak tampak takipnea
- Tidak terdapat bradikardia
- Tidak ada hipoksia
- Suhu tubuh membaik
- Suhu kulit membaik
- Kadar glukosa membaik
IX. IMPLEMENTASI
Nama Klien :Ny. L Tanggal Pengkajian :
No Reg : XXXXXX Diagnosa Medis :
Observasi Observasi
Mengidentifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya Mengiidentifikasi kesiapan dan
Mengidentifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan kemampuan menerima informasi
Memonitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi Terapiutik
Terapeutik
Menyediakan materi dan media
Memfasilitasi melakukan pergerakan pendidikan kesehatan
Melibatkan keluarga untuk membantu pasien dalam Menjadwalkan pendidikan
meningkatkan pergerakan kesehatan sesuai kesepakatan
Edukasi Memberikan kesempatan untuk
bertanya
Menjelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi Edukasi
Menganjurkan melakukan mobilisasi dini
Mengajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan Menjelaskan manfaat kesehatan
dan efek fisiologis olahraga
Menielaskan jenis latihan yang
sesuai dengan kondisi kesehatan
Mengajarkan teknik pernafasan
yang tepat untuk
memaksimalkan penyerapan
oksigen selama latihan fisik
I. IMPLEMENTASI
Nama Klien :Ny. L Tanggal Pengkajian :
No Reg : XXXXXX Diagnosa Medis :
Observasi Observasi
II. EVALUASI
Hari/Tanggal
No. Dx Kep Evaluasi TTD
Jam
17/12/2020 1 DS : pasien mengatakan untuk pemenuhan kebutuhan dibantu keluarga
A : intoleransi aktivitas
P:
Observasi luka dikubitus
Terapeutik
- Dokumentasi hasil pemantauan luka
Edukasi
Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
17/12/2020 2 DS : pasien mengatakan masih nyeri ketika bangun
A: nyeri akut
P:
Obserbvasi nyeri yg timbul
Edukasi
Informasi manajemen nyeri
RESUME KEPERAWATAN
N: 80x/menit
RR : 20x/menit
S O A P I E
- Pasien mengatakan nafas - Keadaan umum sesak Pola nafas tidak efektif Monitor pola nafas Memonitor pola nafas S:
terasa sesak - pasien tampak ( frekuensi, kedalaman, ( frekuensi, kedalaman,
- Pasien mengatakan sesak
- Pasien mengatakan menggunakan otot bantu usaha nafas) usaha nafas)
berkurang
batuk-batuk tapi dahak pernafasan Monitor bunyi nafas Memonitor bunyi nafas
- Pasien mengatakan nafas
sulit keluar - pola nafas takipneu tambahan tambahan
sdh tidak terengah-engah
- Pasien mengatakan nafas RR=28x/mnt Monitor sputum Memonitor sputum
terasa terengah-engah - terdengar ronchi pada Posisikan semifowler Memberikan posisi
lapang paru atas atau fowler semifowler atau fowler O:
+ + Beri oksigen jika perlu Memberikan oksigen
- kondisi umum cukup
+ Ajarkan batuk efektif nasal 3 lpm SpO2 98%
- Pola nafas eupnea
- - Berikan minum air Mengajarkan batuk efektif
- pasien memakai oksigen
- Tensi = 130∕90 mmHg hangat Memberikan pasien
3 lpm
Nadi = 90 x ∕menit minum air hangat
Suhu = 36 - RR=22x/mnt
pneumonia + -
-
- -
- pasien posisi semifowler
- sputum keluar sedikit
berwarna kuning
P: Lanjutkan intervensi