RUMAH SAKIT MEDINA Alamat: Jalan Raya Wanaraja No. 500 Kecamatan Wanaraja, No. Dokumen No. Revisi Jumlah Halaman Kabupaten Garut 01/ADM 5/500 0 1/2 Tel : 0262-2448808 Email : rsmedinagarut@gmail.com
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh
Direktur RS Medina STANDAR OPERASIONAL 01 Mei 2021 PROSEDUR
dr. Anetta Lesmana
Alat Pelindung Diri (APD) adalah alat yang digunakan untuk
melindungi kulit dan selaput lendir petugas dari risiko pajanan darah semua jenis cairan tubuh, sekret, ekstreta, kulit yang tidak utuh dan selaput lendir pasien. APD untuk petugas di area pelayanan pasien digunakan sesuai dengan jenis risiko pajanan. Ruang isolasi adalah : Ruangan khusus yang terdapat di Rumah Saki PENGERTIAN yang merawat pasien dengan kondisi medis tertentu terpisah dar pasien lain ketika mereka mendapat perawatan medis dengan tujuan mencegah penyebaran penyakit atau infeksi kepada pasien dan mengurangi risiko terhadap pemberi layanan kesehatan. APD terdiri dari: Sarung tangan, masker, pelindung wajah/kaca mata penutup kepala, gaun pelindung, apron, sepatu boot. Ruang lingkup prosedur ini adalah mulai penyiapan APD sampa penggunaan masker bedah oleh pasien. 1. Tersedianya acuan penerapan langkah-langkah penggunaan ala TUJUAN pelindung diri di ruang isolasi penularan melalui udara. 2. Terhindarnya penyebaran penyakit infeksi. KEBIJAKAN 1. Penggunaan Alat Pelindung Diri wajib digunakan bagi staf terkai berisiko infeksi sesuai standar kewaspadaan isolasi (gabungan kewaspadaan standar dan kewaspadaan berdasarkan transmisi) dalam upaya pencegahan infeksi dan Patient Safety. 2. Untuk melindungi pasien, pengunjung dan staf dari penyaki menular, pasien yang diketahui atau dicurigai mengidap penyaki menular diisolasi sesuai dengan penularan berdasarkan transmisi. 3. Pasien dengan penyakit menular melalui udara dirawat di ruang terpisah menggunakan sistem kohort di dalam ruangan dengan ventilasi alami bertekanan negatif + HEPA filter. 4. Penempatan pasien imunosupresi dengan hasil pemeriksaan laboratorium neutrophil ≤500 micro per liter, dilakukan secara kohort untuk melindungi dari risiko infeksi. 5. Pasien dengan dugaan emerging infectious disease harus ditempatkan di ruangan terpisah dari pasien lain. 6. Pasien dengan Avain Influenza ditempatkan diruang isolas bertekanan negatif, sebelum dirujuk ke rumah sakit yang mempunyai fasilitas perawatan yang memadai. 7. Pasien Suspek TB Paru dan pasien TB Paru BTA Positif dirawa dengan sistem kohort secara terpisah menggunakan ventilasi alam dan HEPA filter sampai 2 minggu terapi Obat Anti TB (OAT) efektif. 8. Jika pasien infeksi yang membutuhkan ruang isolasi melebih kapasitas rumah sakit, maka pasien harus dirujuk ke rumah saki rujukan sesuai dengan fasilitas yang dibutuhkan. Sementara menunggu di rujuk ke rumah sakit lain, pasien diperlakukan sebagai pasien yang menular melalui udara. 9. PeraturanDirektur (SK Direktur .No.007/1963-RSMedina/2021 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi PROSEDUR 1. Persiapkan APD di ruang isolasi oleh petugas satuan kerja meliputi: tutup kepala, masker bedah, masker N95, kacamata pelindung, gaun. 2. Penggunaan APD oleh petugas/pengunjung dilakukan dilua kamar atau di anteroom dengan menerapkan prinsip penggunaan APD yaitu menilai fungsi APD dan risiko pajanan, dengan urutan sebagai berikut: 2.1.Pelaksanaan handrub 2.2.Penggunaan tutup kepala 2.3.Penggunaan masker N-95 2.4.Penggunaan baju pelindung 2.5.Penggunaan kaca mata pelindung 2.6.Pelaksanaan handrub 3. Pelaksanaan melepas APD oleh petugas/pengunjung segera setelah meninggalkan pasien di anteroom dengan urutan sebagai berikut: 3.1. Lepaskan baju pelindung, masukkan ke kontainer linen kotor 3.2. Lepaskan kaca mata pelindung, simpan pada tempat yang telah disediakan 3.3. Lepas masker N-95, buang ke tempat sampah infeksius 3.4. Lepas tutup kepala, buang ke tempat sampah infeksius 3.5. Pelaksanaan handrub 4. Penggunaan masker bedah pada pasien penyakit menular melalu udara, bila keluar ruangan/ditransfer. 1. Instalasi Gawat Darurat 2. Instalasi Rawat Inap UNIT TERKAIT 3. Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi 4. Bidang Pelayanan Medis