Oleh :
KELOMPOK 6
1. M. Hidayatullah
2. Lestari Ananda
3. Aufa Husnul Syam
4. Novrizal Zaensyah
5. M. Badrin
6. Yusnita Febrikayanti
7. Sastra Alam Graha
8. Bq. Yunita Isna
9. Gita Purwandini
10. Winda Ayu Lestari
11. Putri Ningsih
12. Dimas Jamalia S.
13. Tita Rosa Anggriani
14. Sultan Among Alaika
A. Pengkajian
1. Kajian Situasi Di Ruang Perawatan
a. Pengkajian Perencanaan Pelayanan Keperawatan
Ruangan IRNA RS UNRAM merupakan salah satu ruangan rawat inap
di Mataram yang melayani perawatan pasien rawat gabung.
Berdasarkan data yang diperoleh pada tanggal 13 April 2021 di ruang
IRNA memiliki 2 pintu masuk. Ruang IRNA RS UNRAM memiliki 15
ruangan yang dibagi menjadi 10 ruang rawat inap, 1 nurse station, 1 gudang, 1
ruang alat, 1 ruang tindakan, dan 1 ruang status medis.
Ruang IRNA RS UNRAM memiliki kepala instalasi di pimpin oleh 1
orang kepala ruangan, dengan jumlah seluruh perawat ruangan sebanyak 13
perawat. Selain tenaga keperawatan terdapat 1 tenaga admin.
Adapun visi dan misi Rumah Sakit Universitas Mataram yaitu :
1) VISI :
Menjadi rumah sakit yang unggul dengan pelayanan yang komprehensif
dan melibatkan kegiatan multidisipliner untuk meningkatkan status
kesehatan masyarakat.
2) MISI:
a. Menyelenggarakan dan mengembangkan pendidikan, penelitian
dan pelayanan medis dasar dan spesialistik secara komprehensif
(promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitative) yang berkualitas
sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
b. Menjalanakan kegiatan operasional secara efektif dan efisien serta
sinergis sehingga menghasilkan nilai tambah bagi stockholder
(pelanggan, pekerja, mitra kerja, pemilik dan msyarakat).
3) Motto
Ramah, Profesional, Berkualitas
b. Pengkajian Manajemen Ruangan
1) Tenaga dan Pasien (M1-Man)
Struktur Organisasi Ruang IRNA RS UNRAM Tahun 2021
KEPALA RUANGAN
Rina Kurnia, S.Kep.Ns
PERAWAT ASOSIATE
1. Hapriawan A.Md,Kep
2. Johaeratun Toyibah A.Md,Kep
3. Baiq Siska Indrawati, S. Kep., Ns
4. Lasti Hartina A.Md,Kep
5. Mike Gita Rahayu S.Kep, Ns
6. Wawan Sudarmawan, S.Kep.,Ns
7. Maesuro, Amd.Kep
8. Nurhidayanti, S. Tr.Kep
9. Iva Annisa Novira, Amd.Kep
Keterangan :
= garis komando
Bagan 3.1 : Struktur Organisasi Instalasi Rawat Inap RS UNRAM 2021
(Sumber : IRNA RS UNRAM Tahun 2021)
Berdasarkan data yang diperoleh pada tanggal 15 maret 2021 di ruang IRNA
RS UNRAM terdapat 24 bed pasien. ruang IRNA RS UNRAM dipimpin oleh
Kepala ruangan. Di ruang IRNA RS UNRAM menggunakan MPKP tim modifikasi,
pada shift pagi 1 ketua tim dan 3 perawat pelaksana dan kepala ruangan, shift sore 1
ketua tim dan 3 orang perawat pelaksana, shift malam 1 ketua tim dan 3 orang
perawat pelaksana.
Tenaga Perawat
Tabel 3.1 Nama-nama Tenaga Perawat di Ruang IRNA RS UNRAM Tahun 2021
Masa Jenjang
No Nama JK Pendidikan Status Pelatihan Keterangan
kerja Karir
1.
Rina Kurnia,S.Kep.,Ns P 5 Tahun S.Kep.,Ns Kontrak BTCLS
2. Hesty Luciani, Amd.Kep P 3 tahun Amd.Kep Kontrak BTCLS
3. Hapriawan, Amd.Kep L 3 tahun Amd.Kep Kontrak BTCLS
4. Johaeratun Toyibah, Amd.Kep P 5 bulan Amd.Kep Kontrak BTCLS
5. Nurhidayanti. S.Tr.Kep P 3 bulan S.Tr.Kep Kontrak BTCLS
6. Rasmi Hartinah, Amd.Kep P 3 tahun Amd.Kep Kontrak BTCLS
7. Uhaili S.Kep.,Ns L 3 tahun S.Kep.,Ns Kontrak BTCLS
Pasien
IGD / VK POLIKLINIK
Pasien
Keluarga
Penanggung Jawab
Petugas Admisi
PENDAFTARAN
LABORATORIUM PENUNJANG RAWAT INAP
DIAGNOSTIK R. PERAWATAN
RADIOLOGI
2) Material (M2)
a. Peralatan dan fasilitas
Sarana dan Prasarana didapatkan dari hasil wawancara dan observasi
sebagai berikut :
Daftar Infentaris :
Jumlah
No. Nama Barang Keterangan
Barang
1 Suction 1 Kondisi baik
2 Minor Set 2 Kondisi baik
3 Stetoskop 2 Kondisi baik
4 Tensimeter Analog 1 Kondisi baik
Dewasa
5 Tensi meter Digital 1 Kondisi baik
6 Tensimeter anak 1 Kondisi baik
7 Thermometer 3 Kondisi baik
8 Penlight - -
9 Nebulazer 1 Kondisi baik
10 Standar Infus 8 Kondisi baik
11 Ambu Bag - -
12 Box Emergency - -
13 Torniquet 1 Kondisi baik
14 Tongspatel 2 Kondisi baik
15 Tabung O2 12 Kondisi baik
16 Tabung O2 Portable 1 Kondisi baik
17 Flowmeter 4 Kondisi baik
18 Humidifier 4 Kondisi baik
19 Tromol 2 Kondisi baik
20 Korentang 1 Kondisi baik
21 Troli Alat 3 Kondisi baik
22 Troli Emergency 1 Kondisi baik
23 Gunting 1 Kondisi baik
24 Bak Instrumen 1 Kondisi baik
25 Bengkok 2 Kondisi baik
26 Film Viewer 1 Kondisi baik
27 Kulkas penyimpanan - -
28 Urinal - -
29 Bed Dewasa 19 Kondisi baik
30 Bed Anak 5 Kondisi baik
31 Pispot - -
32 Buli Buli - -
33 Baskom mandi - -
34 Coolerbag - -
35 Box pasang infuse - -
36 Kursi roda 1 Kondisi baik
37 Lampu uv - -
38 ECG 1 Kondisi baik
39 Infus Pump 1 Kondisi baik
40 Syringe Pump 1 Kondisi baik
41 Monitor pasien 1 Kondisi baik
42 Timbangan 1 Kondisi baik
43 Kasur dekubitus 1 Kondisi baik
Sumber : Ruang IRNA Tahun 2021
Alat Non-medis
JUMLAH
NO NAMA BARANG KONDISI
BARANG
1. Ac 11 Baik
2. Cermin 0 Baik
3. Jam dinding 6 Baik
4. Vas bunga 0 Baik
5. Sofa 3 Baik
6. Kulkas 2 Baik
7. Tv 1 Baik
8. Meja makan 13 Baik
9. Remot ac 1 Baik
10. Remot Tv 1 Baik
11. Jemuran handuk 1 Baik
12. Lemari 1 Baik
13. Lemari portable 9 Baik
14. Gayung 2 Baik
15. Ember 6 Baik
16. Shower 0 Baik
17. Closet duduk 14 Baik
18. Keset 0 Baik
19. Papan nama 0 Baik
20. Tempat sampah 1 Baik
21. Tiang infuse 16 Baik
22. Kunci kamar 0 Baik
23. Tirai 23 Baik
24. Gambar dinding 0 Baik
25. Rak sepatu 8 Baik
26. Hand rub 9 Baik
27. Papan penunjuk arah 2 Baik
28. Tempat sampah 15 Baik
kecil
29. Kursi pengunjung 2 Baik
Sumber : Ruang IRNA Tahun 2021
Linen
Jumlah
No. Nama Barang Kondisi
Barang
1 Sprei hijau 13 Baik
2 Sprei putih 12 Baik
3 Sarung bantal putih 3 Baik
4 Sarung bantal hijau 3 Baik
5 Stik laken putih 15 Baik
6 Stik laken hijau 2 Baik
7 Perlak hijau 13 Baik
8 Perlak merah 1 Baik
9 Perlak biru 3 Baik
10 Selimut putih 17 Baik
11 Selimut coklat 11 Baik
12 Handuk 3 Baik
13 Gown 1 Baik
14 Washlap 3 Baik
15 Lap 2 Baik
16 Bantal 8 Baik
17 Celemek hijau 7 Baik
18 Dup lubang 8 Baik
19 Linen hijau 7 Baik
20 Celemek bening 1 Baik
21 Sperei pink Baik
Sumber : Ruang IRNA Tahun 2021
Alat Kantor
Jumlah
No. Nama Barang Kondisi
Barang
1 CPU 1 Baik
2 Mause 1 Baik
3 Monitor 1 Baik
4 Kalkulator - -
5 Kipas angin 1 Baik
6 TV 1 Baik
7 Vas Bunga - -
8 Ordener 20 Baik
9 Pembolong kertas 1 Baik
10 Bak stempel 1 Baik
11 Telepon 1 Baik
12 Lemari berkas - -
13 Ners station 1 Baik
14 Kursi kantor 6 Baik
15 Jam dinding 2 Baik
16 Box storage - -
17 Printer Fotocopy 1 Baik
18 Tempat sampah 10 Baik
19 Alat tulis - -
20 Apar 2 Baik
21 Buku obat - -
22 Box file - -
23 Wifi - -
24 Helmet Emergency - -
25 Papan siaga 2 Baik
Bencana
26 CCTV 1 Baik
27 Printer 1 Baik
Sumber : Ruang IRNA Tahun 2021
Daftar penyakit terbanyak 3 bulan terakhir
LOKASI DENAH
IRNA RS UNIVERSITAS MATARAM
Kepala Ruangan
Perawat : Perawat : Perawat : Perawat :
Pengobatan Merawat luka Pengobatan Merawat luka
Pasien/klien
c. Metode Tim
Metode ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang berbeda-beda
dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat
ruangan dibagi menjadi 2-3 tim/grup yang terdiri atas tenaga profesional,
teknikal, dan pembantu dalam satu kelompok kecil yang saling membantu.
Metode ini memungkinkan pemberian pelayanan keperawatan yang
menyeluruh, mendukung pelaksanaan proses keperawatan, dan memungkinkan
komunikasi antartim, sehingga konflik mudah diatasi dan memberi kepuasan
kepada anggota tim. Namun, komunikasi antaranggota tim terbentuk terutama
dalam bentuk konferensi tim, yang biasanya membutuhkan waktu, yang sulit
untuk dilaksanakan pada waktu-waktu sibuk. Hal pokok dalam metode tim
adalah ketua tim sebagai perawat profesonal harus mampu menggunakan
berbagai teknik kepemimpinan, pentingnya komunikasi yang efektif agar
kontinuitas rencana keperawatan terjamin, anggota tim harus menghargai
kepemimpinan ketua tim, model tim akan berhasil bila didukung oleh kepala
ruang.
Tujuan metode keperawatan tim adalah untuk memberikan perawatan
yang berpusat pada klien. Perawatan ini memberikan pengawasan efektif dari
memperkenalkan semua personel adalah media untuk memenuhi upaya
kooperatif antara pemimpin dan anggota tim. Melalui pengawasan ketua tim
nantinya dapat mengidentifikasi tujuan asuhan keperawatan, mengindentifikasi
kebutuhan anggota tim, memfokuskan pada pemenuhan tujuan dan kebutuhan,
membimbing anggota tim untuk membantu menyusun dan memenuhi standard
asuhan keperawatan.
Walaupun metode tim keperawatan telah berjalan secara efektif, mungkin
pasien masih menerima fragmentasi pemberian asuhan keperawatan jika ketua
tim tidak dapat menjalin hubungan yang lebih baik dengan pasien, keterbatasan
tenaga dan keahlian dapat menyebabkan kebutuhan pasien tidak terpenuhi.
Kepala Ruangan
d. Metode primer
Metode penugasan dimana satu orang perawat bertanggung jawab penuh
selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai pasien masuk sampai
keluar rumah sakit. Mendorong praktik kemandirian perawat, ada kejelasan
antara pembuat rencana asuhan dan pelaksana. Metode primer ini ditandai
dengan adanya keterkaitan kuat dan terus-menerus antara pasien dan perawat
yang ditugaskan untuk merencanakan, malakukan, dan koordinasi asuhan
keperawatan selama pasien dirawat. Konsep dasar metode primer adalah ada
tanggung jawab dan tanggung gugat, ada otonomi, dan ketertiban pasien dan
keluarga.
Metode primer membutuhkan pengetahuan keperawatan dan keterampilan
manajemen, bersifat kontinuitas dan komprehensif, perawat primer
mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil, dan memungkinkan
pengembangan diri sehingga pasien merasa dimanusiakan karena terpenuhinya
kebutuhan secara individu. Perawat primer mempunyai tugas mengkaji dan
membuat prioritas setiap kebutuhan klien, mengidentifikasi diagnosa
keperawatan, mengembangkan rencana keperawatan, dan mengevaluasi
keefektifan keperawatan. Sementara perawat yang lain memberikan tindakan
keperawatan, perawat primer mengkoordinasikan keperawatan dan
menginformasikan tentang kesehatan klien kepada perawat atau tenaga
kesehatan lainnya. Selain itu, asuhan yang diberikan bermutu tinggi, dan
tercapai pelayanan yang efektif terhadap pengobatan, dukungan, proteksi,
informasi, dan advokasi.
Perawat Primer
Pasien / Klien
Perawat Perawat
Perawat pelaksana
pelaksana pelaksana
jika diperlukan
evening night
days
Kepala Ruangan
Kepala Ruang
PP1 PP2
PA PA
PA PA
PA PA
Misi JCI
Meningkatkan keselamatan dan kualitas perawatan pasien di seluruh dunia.
Tujuan JCIA
1. Kualitas pelayanan
2. Kepercayaan masyarakat
3. Patient safety ervirontment safety
4. Staf safety
5. Revenue
6. Margin
7. Kesejahteraan karyawan
8. Daya saing
Manfaat JCIA
1. Meningkatkan kepercayaan public
2. Menyediakan lingkungan kerja yang aman dan efisien kepuasan karyawan
3. Bernegosiasi dengan sumber sumber pembayaran
4. Memperhatikan pasien dan keluarganya, menghormati hak-haknya, melibatkan
mereka dalam proses pelayanan
5. Menciptakan budaya yang terbuka
6. Membangun kepemimpinan yang kolaboratif
Persyaratan umum
1. Izin operasi
2. Ingin meningkatkan kualitas pelayanan
3. Mengikuti standar JCI
Standar JCI
1. Patient focus function
a. International patient savety goals
b. Access to care and continuity of care
c. Care of patient
d. Assesment of patient
e. Anasthesia and surgical care
f. Patient and family right
g. Patient and family education
h. Madication managemet and use
2. Organitation function
a. Staff Qualification and education
b. Goverments, leadership and direction
c. Fasility management and savety
d. Management of comunication and information
e. Quality improvement and patient savety
f. Prevention and control of infection
Tugas Dan Tanggung Jawab Kepala Ruang Rawat
1. Mengobservasi dan memberi masukan kepada PP terkait dengan bimbingan
yang diberikan PP kepada PA. Apakah sudah baik.
2. Memberikan masukan pada diskusi kasus yang dilakukan PP dan PA.
3. Mempresentasikan isu-isu baru terkait dengan asuhan keperawatan.
4. Mengidentifikasi fakta dan temuan yang memerlukan pembuktian.
5. Mengidentifikasi masalah penelitian, merancang usulan dan melakukan
penelitian.
6. Menerapkan hasil-hasil penelitian dan memberikan asuhan keperawatan .
7. Bekerjasama dengan kepala ruangan dalam hal melakukan evaluasi tentang
mutu asuhan keperawatan, mengarahkan dan mengevaluasi tentang
implementasi MPKP
8. Mengevaluasi pendidikan kesehatan yang dilakukan PP dan memberikan
masukan untuk perbaikan.
9. Merancang pertemuan ilmiah untuk membahas hasil evaluasi/penelitian
tentang asuhan keperawatan.
Tugas Dan Tanggung Jawab Kepala Group/Tim
Kedudukan :
Perawat ketua grup/TIM adalah seorang perawat professional dalam
melaksanakan tugas, bertanggung jawab kepada kepala ruangan.
Tugas Pokok :
Melaksanaan asuhan keperawatan kepada pasien sesuai dengan standar
profesi serta menggunakan dan memelihara logistic keperawatan secara efisien dan
efektif.
Uraian Tugas :
1. Bersama anggota group melaksanakan Askep sesuai standar
2. Bersama anggota group mengadakan serah terima dengan group.tim (group
petugas ganti) mengawasi : kondisi klien/anggota keluarga, logistic keperawatan,
administrasi rekam medic, pelayanan pemeriksaan penunjang, kolaborasi
program pengobatan.
3. Melanjutkan tugas-tugas yang belum dapat diselesaikan oleh group
sebelumnnya.
4. Merundingkan pembagian tugas dengan anggota groupnya.
5. Menyiapkan perlengkapan untuk pelayanan dan visite dokter.
6. Mendampingi dokter visite, mencatat dan melaksanakan program pengobatan
dokter.
7. Membantu pelaksanaan rujukan
8. Melakukan orientasi terhadap klien/anggota keluarga baru mengenai : tata tertib
ruangan RS, perawat yang bertugas.
9. Menyiapkan orientasi pulang dan memberi penyuluhan kesehatan
10. Memelihara kebersihan ruang rawat dengan : mengatur tugas cleaning service,
mengatur tugas peserta didik, mengatur tata tertib ruangan yang ditunjukkan
kepada semua petugas, peserta didik dan pengunjung ruangan.
11. Membantu karu membimbing peserta didik keperawatan
12. Membantu karu untuk menilai mutu pelayanan askep serta tenaga keperawatan
13. Menulis laporan tim mengenai klien/anggota keluarga dan lingkungan.
c. Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah
keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh perawat di samping melibatkan pasien
untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus tertentu harus
dilakukan oleh perawat primer dan/atau konselor, kepala ruangan, dan perawat
associate yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim kesehatan (Nursalam,
2002).
d. Discharge Planning
Perencanaan pulang merupakan suatu proses yang dinamis dan sistematis
dari penilaian, persiapan, serta koordinasi yang dilakukan untuk memberikan
kemudahan pengawasan pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial sebelum dan
sesudah pulang. Perencanaan pulang merupakan proses yang dinamis, agar tim
kesehatan mendapatkan kesempatan yang cukup untuk menyiapkan pasien
melakukan keperawatan mandiri di rumah. Perencanaan pulang didapatkan dari
proses interaksi ketika keperawatan profesional, pasien, dan keluarga
berkolaborasi untuk memberikan dan mengatur kontinuitas keperawatan yang
diperlukan oleh pasien saat perencanaan harus berpusat pada masalah pasien yaitu
pencegahan, terapeutik, rehabilitatif, serta keperawatan rutin yang sebenarnya
(Nursalam, 2013).
e. Dokumentasi Keperawatan
1. Persiapan
a. Menyusun rencana asuhan keerawatan dan standart ashan keperawaan standar
SDKI dan SIKI
b. Sosialisasi penerapan rencana asuhan keperawatan dan standart asuhan
keperawatan
2. Pelaksanaan
Penerapan Rencana asuhan keperawatan standar SDKI dan SIKI dilaksanakan
selama proses role play yaitu minggu ke 2 s/d Minggu ke 3
3. Kelebihan
Perawat dipermudah dalam menentukan rencana asuhan keperawatan
4. Hambatan
Terkadang terdapat keluhan pasien yang belum ada pada form rencana asuhan
keperawatan
5. Konsep solusi
Berdasarkan dari hambatan yang ditemukan solusi yang dapat dilakukan adalah
dengan mengkaji lagi format Rencana asuhan keperawatan standar SDKI dan
SIKI agar dapat menemukan format yang lebih fleksibel
f. Pengelolaan Sentralisasi Obat
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan
diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh perawat
(Nursalam,2002). Terdapat 87 % perawat mengatakan bahwa sudah mengetahui
tentang sentralisasi obat. 80 % perawat menyatakan bahwa sudah pernah diberi
wewenang dalam urusan sentralisasi obat. 100 % perawat menyatakan bahwa sudah
ada format daftar pengadaan tiap-tiap macam obat seperti: oral, injeksi, supositoria,
infus, insulin, dan obat gawat darurat. Mengenai format persetujuan sentralisasi obat
dari pasien/keluarga pasien, 73 % perawat menyatakan bahwa di ruangan telah
menggunakan format tersebut. Selama ini juga proses penerimaan obat dari
pasien/keluarga pasien sudah berjalan dengan baik. Di ruangan telah tersedia lemari
khusus untuk penyimpanan/sentralisasi obat, bahkan obat-obatan untuk pasien telah
diletakkan dalam kotak obat dan dikelompokkan berdasarkan kamar dan bed pasien
yang bersangkutan, tetapi lemari obat tidak bisa menampung semua obat yang
dimiliki pasien.
Selain itu, untuk meminimalisir kesalahan pemberian obat, obat-obatan
tersebut telah diberi label/barcode. Semua perawat sudah mengetahui cara
penyimpanan obat secara baik dan benar atau sesuai dengan SOP Rumah Sakit..
Selain itu, setiap jenis obat yang diberikan pada pasien mempunyai format masing-
masing. Di ruangan Rawat Inap Irna RS Universitas Mataram memiliki ruangan
khusus untuk sentralisasi pengadaan obat. Tetapi nyatanya tidak di gunakan dengan
semestinya, seperti stok obat untuk pasien masih di taruh di luar ruangan sentralisasi
obat.
g. Supervisi Keperawatan
Supervise menurut Swansburg, dikutip oleh Rachma (2012) adalah usaha
untuk mengetahui dan menilai kenyataan yang sebenarnya mengenai pelakasanaan
tugas, dimana dalam pelaksanaannya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu
menghargai dan mengembangkan potensi setiap individu sserta menerima setiap
perbedaan.
Supervisi keperawatna adalah kegiatan pengawasan dan pembinaan yang
dilakukan secara berkesinambungan oleh supervisor mencakup masalah pelayanan
keperawatan, masalah ketenagaan, dan perawatan agar pasien mendapat pelayanan
yang bermutu setiap saat (Depkes, 2000).
Tujuan supervisi adalah pemenuhan dan peningkatan pelayanan pada klien
dan keluarga yang berfokus pada kebutuhan, keterampilan dan kemampuan perawat
dalam melaksanakan tugas. Prinsip supervise yaitu Supervisi dilakukan sesuai dengan
struktur organisasi, Supervisi memerlukan pengetahuan dasar manajemen,
keterampilan hubungan antar manusia dan kemampuan menerapkan prinsip
manajemen dan kepemimpinan, Fungsi supervisi diuraikan dengan jelas, terorganisir
dan dinyatakan melalui petunjuk, peraturan, uraian tugas dan standar, Supervisi
merupakan proses kerjasama yang demokratis antara supervisor dan perawat
pelaksana, Supervisi merupakan visi, misi, falsafah, tujuan, dan rencana yang spesifik,
Supervisi menciptakan lingkungan yang kondusif, komunikasi efektif, kreativitas dan
motivasi dan Supervisi mempunyai tujuan yang berhasil guna dan berdaya guna dalam
pelayanan keperawatan yang memberi kepuasaan klien, perawat, dan
manajer.Pelaksana Supervisi dilakukan oleh Kepala ruangan, Kepala instalasi rawat
inap, Kepala sub Bagian keperawatan
Alur Supervisi
Kepala Ruangan
Supervisi
Perawat Primer
Delegasi
Perawat Asosiate
Keterangan :
Kegiatan supervisi
Delegasi dan supervisi
Frekuensi pelakasanaan supervise harus dilakukan dengan berkala. Supervise
yang dilakukan hanya sekali bukalah supervise yang baik. Tidak ada pedoman
mengenai frekuensi supervise, semua tergantung pada derajat kesulitan pekerjaan.
Menurut Nursalam (2011) dalam melakukan supervise yang tepat, supervisor harus
dapat menentukan kapan dan apa yang harus dilakukan supervise. Penting atau
tidaknya supervise/control, tergantung bagaimana staf melihatnya, yaitu: Over Control
. control yang terlalu berlebihan akan merusak delegasi yang diberikan sehingga staf
tidak bisa memikul tanggung jawabnya dan Under Control. Sebaliknya control yang
kurang juga berdampak buruk terhadap delegasi, dimana staf akan tidak produktif
melaksanakan tugas limpah dan berdampak terhadap pemborosan waktu dan anggaran
yang sebenarnya depat dihindarkan dengan memberikan kesempatan waktu yang
cukup kepada staf untuk berpikir dan melaksanakan tugasnya (Nusalam, 2011).\
Dari hasil wawancara, dimana kegiatan supervise di musim pandemic dilakukan
oleh Kepala Ruangan ke Kepala Tim dan Perawat pelaksana saja.
4) M5 (Mutu)
a. Kajian Teori
Mutu asuhan kesehatan sebuah rumah sakit akan selalu terkait dengan
struktur, proses dan outcome system pelayanan RS tersebut. Mutu asuhan
pelayanan RS juga dapat dikaji dari tingkat pemanfaatan sarana pelayanan
oleh masyarakat, mutu pelayanan dan tingkat efisiensi RS. Secara umum
aspek penilaian meliputi evaluasi, dokumen, instrument, audit (EDIA).
b. Aspek instruktur (input)
Struktur adalah semua input untuk system pelayanan sebuah RS yang meliputi
MI (tenaga), M2 (sarana prasarana) , M3 (metode asuhan keperawatan) , M4
(dana), M5 (Mutu) dan lainnya. Ada sebuah asumsi yang menyatakan bahwa
jika struktur system RS tertata dengan baik akan lebih menjamin mutu
pelayanan. Kualitas struktur RS diukur dari tingkat
kewajaran,kuantitas,biaya(efisiensi), dan mutu dari masing-masing komponen
struktur.
c. Proses
Proses adalah semua kegiatan dokter,perawat,dan tenaga profesi lain yang
mengadakan interaksi secara professional dengan pasien. Interaksi ini di ukur
antara lain dalam bentuk penilaian tentang penyakit pasien,penegakan
diagnosis,rencana tindakan pengobatan ,indikasi pengobatan,indikasi
tindakan,penanganan penyakitdan prosedur pengobatan.
d. Outcome
Outcome adalah hasil akhir kegiatan dokter,perawat,dan tenaga profesi lain
terhadap pasien.
e. Hasil kajian
a. BOR Pasien( Bed Occuption Rate )
BOR = Jumlah Pasien/jumlah bed x 100%
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 13-14 April 2021 diruang
IRNA didapatkan gambaran kapasitas tempat tidur adalah 28 tempat tidur
dengan rincian sebagai berikut :
Bed Tidak
Jumlah Bed Bed Terpakai Bor
Terpakai
24 11 13 11/24 x 100% =
46 %
Jadi, BOR pada tanggal 13-14 bulan April 2021 adalah 46%
5) M4 (Money)
N
Sumber Dana Presentase (%)
O
1 BPJS 25 %
2 Umum 25 %
3 Dinas Sosial -
BOPTN 50 %
`4
KEMENDIKBUD
Jumlah 100%
Sumber : wawancara dengan Manajemen keuangan RS UNRAM
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan dengan salah satu staff
manajemen keuangan RS UNRAM, sumber dana operasional berasal dari BOPTN
KEMENDIKBUD, Pendapatan fungsional dari pendapatan pelayanan rumah
sakit. (umum dan BPJS), biaya kamar permalam kamar kelas 3 75 ribu, kelas 2
165 ribu, kelas 1 260 ribu dan vip 455 ribu. Selain itu juga semua sumber dana
yang ada akan dikelola dengan cara central/diamprah dan tidak di kelola secara
fungsional oleh ruangan.
B. Analisis Data
54
5 Kurangnya SDM
farmasi yang
bertugas
mengontrol 2 3 3 2
keperluan obat
pasien diruangan
tidak ada 36
6 Format pengakajian
Identitas pasien
pada rekam medik
dari R1 sampai R11
2 1 1 2
sudah ada namun
identitas pasien
tidak diisi dengan
lengkap 4
7 Terdapat savety box
tetapi perawat 3 3 2 2
masih re caping 36
Prioritas Masalah :
1. Belum adanya protap timbang terima di ruangan sesuai dengan SOP
2. Kurangnya sarana prasarana untuk penyimpanan obat pasien (lemari obat)
3. Discharge planning untuk pendidikan kesehatan belum terdokumentasi secara
optimal
D.
E. Plan Of Action
3 Format identitas pada Maksimalnya pengisian 1. Menentukan apakah 1. Pengisian form resep
resep obat ada, namun form pada resep obat kejadian tidak terisinya obat secara lengkap
tidak terisi secara form resep obat terjadi 2. Tidak terjadi kesalahan
detail secara berulang pemberian obat atau
2. Membatu mengingatkan tertukarnya obat
dokter untuk mengisi form dikarenakan ketidak
dengan lebih lengkap lengkapan pengisian
3. Dokumentasikan hasil identitas pasien
pengamatan 3. Terdokumentasinya hasil
pengerjaan pengisisan
resep obat secara
lengkap
Kepala Ruangan
Katim 1 Katim 3
Katim 2
PA PA PA
PA PA PA
PA PA PA
2021 di Ruang IRNA adalah : 6 orang perawat + 2 orang Ketua Tim + 1 orang
2. Hambatan
a. Model MAKP Tim Murni yang dijalankan oleh ruangan :
1) Komunikasi antar anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk konferensi
tim, yang biasanya membutuhkan waktu dimana sulit untuk melaksanakan
pada waktu waktu sibuk (memerlukan waktu)
2) Jika pembagian tugas tidak jelas, maka tanggung jawab dalam tim kabur.
b. Model MAKP Tim Modifikasi yang dijalankan oleh mahasiswa adalah model
MAKP baru yang diuji cobakan untuk meminimalisir hambatan yang terjadi
pada model MAKP Murni yang dilaksanakan oleh ruangan, namun dalam
pelaksanaannya juga terdapat beberapa hambatan, yaitu :
1) Antara Tim 1 dan 2 tidak mengetahui pasien kelolaan masing masing.
2) Mahasiswa yang belum memahami tugas dan tanggung jawab dari peran
masing-masing.
3. Konsep Solusi
a. Semua model MAKP baik untuk diterapkan diruangan tetapi penyesuaian dan
pemerataan shif harus diperhatikan dan dikondisikan sesuai keadaan tenaga
diruangan sehingga model MAKP yang diterapkan berjalan sesuai dengan
harapan.
b. Masing-masing petugas diruangan Irna mengetahui peran masing-masing dari
peran kepala ruangan, ketua tim serta perawat pelaksana.
1) Peran Kepala Ruangan
a) Menerima pasien baru
b) Memimpin rapat
c) Mengevaluasi kinerja perawat
d) Membuat daftar dinas
e) Menyediakan material
f) Perencanaan, pengawasan, pengarahan
g) Membuat perencanaan askep
h) Mengadakan tindakan kolaborasi
i) Memimpin timbang terima
j) Mendelegasikan tugas
k) Memimpin ronde keperawatan
l) Mengevaluasi pemberian askep
m) Bertanggung jawab terhadap pasien
n) Member petunjuk jika pasien akan pulang
o) Mengisi resume keperawatan
2) Peran ketua tim
a) Menerima dan mengkaji klien secara komprehensif
b) Membuat tujuan dan rencana keperawatan
c) Melaksanakan rencana yang telah ditetapkan
d) Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan kepada disiplin
ilmu lain atau perawat lain
e) Mengevaluasi keberhasilan yang telah dicapai
f) Menerima dan menyelesaikan rencana
g) Melakukan rujukan
h) Membuat perjanjian klinik
i) Mengadakan kunjungan rumah
3) Peran Perawat Pelaksana
a) Memberikan askep
b) Mengikuti timbang terima
c) Melaksanakan tugas yang didelegasikan
d) Mendokumentasikan tindakan keperawatan
B. Discharge Planning
Perencanaan pulang merupakan suatu proses yang dinamis dan sistematis dari
penilaian, persiapan, serta koordinasi yang dilakukan untuk memberikan kemudahan
pengawasan pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial sebelum dan sesudah pulang.
Perencanaan pulang merupakan proses yang dinamis, agar tim kesehatan mendapatkan
kesempatan yang cukup untuk menyiapkan pasien melakukan keperawatan mandiri di
rumah. Perencanaan pulang didapatkan dari proses interaksi ketika keperawatan
profesional, pasien, dan keluarga berkolaborasi untuk memberikan dan mengatur
kontinuitas keperawatan yang diperlukan oleh pasien saat perencanaan harus berpusat
pada masalah pasien yaitu pencegahan, terapeutik, rehabilitatif, serta keperawatan rutin
yang sebenarnya (Nursalam, 2013).
1. Persiapan
Pada tahap persiapan, kelompok melakukan persiapan sebagai berikut :
a. Menyusun proposal discharge planning .
b. Membuat alur pelaksanaan discharge planing
c. Menyusun liflet perencanaan pasien pulang
d. Penetapan pelaksanaan discharge planing yaitu minggu kedua pelaksanaan
MAKP
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan discharge planning dilakukan pada minggu kedua pelaksanaan
MAKP setiap pasien akan pulang diberikan liflet (Liflet terlampir)
3. Hambatan
Hambatan yang ditemukan dalam pelaksanaan discharge planning adalah
pemberian discharge planning yang dilakukan oleh kelompok belum optimal
dikarenakan adanya perbedaan SOP ruangan dengan SOP yang diberikan oleh
pendidikan, sehingga mahasiswa harus menyesuaikan tindakan dengan SOP Rumah
Sakit.
4. Konsep solusi
Berdasarkan hambatan yang ditemukan, solusi yang dapat dilakukan adalah
perlunya kesadaran dari masing-masing anggota kelompok untuk lebih menguasai
materi yang akan dijadikan sebagai discharge planning dan memiliki kesiapan yang
lebih optimal agar materi yang disampaikan benar dan mudah dipahami oleh pasien
dan keluarganya.
C. Timbang Terima Pasien
Timbang terima pasien (operan) merupakan teknik atau cara untuk
menyampaikan dan menerima (laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien.
Timbang terima pasien harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara
singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang
sudah dilakukan/belum, dan perkembangan pasien saat itu. Informasi yang disampaikan
harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan
sempurna. Timbang terima dilakukan oleh perawat primer keperawatan kepada perawat
primer (penanggung jawab) dinas sore atau dinas malam secara tertulis dan latin.
4. Persiapan
a) Menyusun format timbang trima sesuai dengan komunikasi efektif
b) Mencari literature guna memperluas wawasan timbang terima
c) Menyusun SOP timbang terima sesuai dengan SBAR
d) Melakukan konsultasi kepada pembimbing mengenai SOP timbang terima
yang telah disusun.
e) Mengadakan uji coba timbang terima pada minggu kedua
5. Pelaksanaan
Pelaksanaan timbang terima mulai dilaksanakan pada minggu kedua.
6. Kelebihan
a) Timbang terima yang dilaksanakan oleh perawat ruangan IRNA RS UNRAM
sesuai teori dan mengacu pada SBAR.
7. Hambatan
a. Timbang terima yang dilakukan oleh mahasiswa
1) Minimnya pengalaman dari mahasiswa dalam pelaksanaan timbang terima
2) Kurang optimalnya penyampaian imformasi instruksi mahasiswa dari tim
sebelumnya ke tim berikutnya karena kurangnya kemampuan dari
mahasiswa dalam melaksanakan timbang terima.
8. Konsep Solusi
a. Timbang terima dilaksanakan secara bersamaan dari tim 1 dan tim 2 sehingga
semua perawat akan mengetahui semua kondisi pasien
b. Timbang terima dilaksanakan tepat waktu sehingga pemberian asuhan
keperawatan bisa dilaksanakan lebih komprehensif dan optimal selama 24 jam
D. Rencana asuhan keperawatan
1. Persiapan
a. Menyusun rencana asuhan keerawatan dan standart ashan keperawaan standar
SDKI dan SIKI
b. Sosialisasi penerapan rencana asuhan keperawatan dan standart asuhan
keperawatan
2. Pelaksanaan
Penerapan Rencana asuhan keperawatan standar SDKI dan SIKI dilaksanakan
selama proses rollplay yaitu minggu ke 2 s/d Minggu ke 3 Kelebihan
Perawa dipermudah dalam menentukan rencana asuhan keperawatan
3. Hambatan
Terkadang terdapat keluhan pasien yang belum ada pada form rencana asuhan
keperawatan dan ada beberapa poin yang tidak ada di form pengkajian pasien.
4. Konsep solusi
Berdasarkan dari hambatan yang ditemukan solusi yang dapat dilakukan adalah
dengan mengkaji lagi format Rencana asuhan keperawatan standar SDKI dan SIKI
agar dapat menemukan format yang lebih fleksibel.
BAB V
EVALUASI
Pada bab ini akan diuraikan evaluasi dari aplikasi model asuhan keperawatan
profesional yang dilaksanakan pada praktik manajemen keperawatan di ruang Irna RS
UNRAM dengan implementasi yang dilakukan pada tanggal 19 s/d 24 April 2021. Evaluasi
MAKP ditekankan pada beberapa komponen yaitu; timbang terima, ronde keperawatan dan
discharge palaning
A. Evaluasi Proses
Berdasarkan rencana kegiatan yang telah disusun Maka kegiatan yang dapat
dilakukan antara lain
1. Pembuatan struktur organisasi
2. Analisa situasi
3. Pembuatan jadwal dan rencana pembagian peran dalam menerapkan MAKP
4. Pelaksanaan timbang terima
5. Pelaksanaan discharge planning
6. Pelaksanaan ronde keperawatan
7. Evaluasi penerapan dischrage planing
8. Penyusunan laporan
9. Persiapan seminar
B. Evaluasi Hasil
1. Discharge Planing
a. Evaluasi Struktur
Sistem Discharge Planing dapat berjalan dengan baik dengan Tersedianya
format discharge planing resume keperawatan. Pengisian lembar Discharge
planing diisi oleh ketua tim, resume keperawatan juga diisi oleh ketua tim.
b. Evaluasi Proses.
Pelaksanaan discharge planing dimulai pada minggu kedua. pelaksanaan bisa
pendek ini melibatkan kepala ruangan, ketua tim, perawat pelaksana, pasien
dan keluarga.
c. Evaluasi Hasil
Informasi yang disampaikan pada saat discharge planing dapat diterima dan
dipahami oleh pasien dan keluarga. Selama kegiatan masing-masing
mahasiswa sudah berperan sesuai dengan tugasnya
2. Timbang terima
a. Evaluasi Struktur
Pada pelaksanaan timbang terima baik Karu, ketua tim dan perawat pelaksana
sudah memahami tugas dan tanggung jawab masing-masing sehingga tidak
terjadi kesalahan prosedur peran dalam pelaksanaan timbang terima
keperawatan. Sarana dan prasarana sudah tersedia dan siap digunakan saat
melakukan timbang terima keperawatan, meliputi buku timbang terima status
klien kepala ruangan memimpin. Kegiatan timbang terima keperawatan
dilakukan pada setiap pergantian shift dengan berdasarka pada SBAR.
b. Evaluasi Proses
Proses pelaksanaan timbang terima yang diterapkan sudah sesuai
dengan teori dan konsep timbang terima keperawatan. Timbang terima
dilaksanakan setiap pergantian shift atau operan. Dinner fashion perawat
berdiskusi untuk melakukan timbang terima dengan mengkaji secara
komprehensif yang berkaitan tentang masalah keperawatan klien, rencana
tindakan yang sudah ada dan belum dilaksanakan serta hal-hal penting
lainnya yang seru dilimpahkan. Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan
perincian yang lengkap sebaiknya dicatat untuk kemudian diserahterimakan
kepada perawat jaga berikutnya
Proses timbang terima pada pagi hari dipimpin oleh Karu dan diikuti
oleh ketua tim dan seluruh perawat yang bertugas sebelumnya maupun yang
akan ganti dinas. Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan
klarifikasi tanya jawab terhadap hal-hal yang ditimbang terimakan dan berhak
menanyakan mengenai hal-hal yang kurang jelas. Penyampaian saat timbang
terima secara jelas dan singkat. Lama timbang terima untuk setiap pasien
tidak lebih dari 5 menit kecuali pada kondisi khusus dan memerlukan
penjelasan yang lengkap dan rinci. Kepala ruangan perawat primer dan semua
perawat melakukan timbang terima di setiap ruangan pasien untuk
menjelaskan operan pasien. Laporan timbang terima ditulis secara langsung
pada format laporan ruangan oleh ketua tim.
c. Evaluasi Hasil
Hasil yang dapat disimpulkan adalah cukup bagus dan sudah sesuai
dengan alur, konsep dan teori baik dari segi persiapan dan pelaksanaan.
Namun saat melakukan timbang terima, sop untuk keruangan pasien belum
dapat dilaksanakan secara optimal dikarenakan kondisi yang tidak
memungkinkan.
DAFTAR PUSTAKA
Salemba Medika
LAMPIRAN
1. Jadwal Piket
Tanggal
NO
NAMA 20/0
. 19/04 21/04 22/04 23/04 24/04
4
1. M. Badrin S P S M L P
2. Putri Ningsih S P S M L P
3. Tita Rosa Anggriani S P S M L P
4. Dimas Jamalia S. M L M L P P
5. Yusnita Febrikayanti M L M L P P
6. Baiq Yunita Isna M L M L P P
7. Sultan Among Alaika M L S S M L
8. Gita Purwandini S M L P S P
9. Winda Ayu Lestari S M L P S P
10. Novrizal Zaensyah S M L P S P
11. Lestari Ananda P S P S M L
12. Aufa Husnul Syam P S P S M L
13. M. Hidayatullah P S P S M L
14. Sastra Alam Graha M L P M L P
= Perawat Pelaksana
= Hijau
KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN SBAR
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL