Anda di halaman 1dari 11

KARYA TULIS ILMIAH

BUDAYA DALAM MANAJEMEN ORGANISASI MAHASISWA

Dosen Pengampu mata kuliah :

Dr. Sardi Salim, M.Pd

Disusun Oleh :

Nama : Danang Setiawan

Nim : 531419062

Semester/Kelas : III/C

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Karya tulis ilmiah yang berjudul “Budaya Dalam
Manajemen Organisasi Mahasiswa” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari Karya tulis ilmiah ini adalah untuk memenuhi tugas
dari bapak Dr. Sardi Salim, M.Pd pada mata kuliah wawasan budaya. Selain itu, Karya tulis
ilmiah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Budaya Dalam Manajemen
Organisasi Mahasiswa yang dapat berguna bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr. Sardi Salim, M.Pd, selaku dosen
pada mata kuliah wawasan budaya  yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni. Saya
juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan Karya tulis ilmiah ini.
Saya menyadari, Karya tulis ilmiah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
Karya tulis ilmiah ini.

Gorontalo, 14 Desember 2020

Danang Setiawan

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................................1
1.1. Latar Belakang...........................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah......................................................................................................1
1.3. Tujuan........................................................................................................................2
1.4. Manfaat......................................................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................3
BAB 3 METODE PENELITIAN........................................................................................4
BAB 4 PEMBAHASAN.......................................................................................................5
4.1. Pengertian Budaya Organisasi...................................................................................5
4.2. Perancangan Budaya Organisasi Mahasiswa di Perguruan Tinggi............................5
4.3. Asusmsi Dasar Organisasi Perguruan Tinggi............................................................6
BAB 5 PENUTUP.................................................................................................................7
5.1. Kesimpulan................................................................................................................7
5.2. Saran...........................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................8

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Latar belakang penulisan Karya tulis ilmiah ini merujuk pada studi antropologi
organisasi yang dilakukan pada tahun 1970an. Studi itu memperkokoh konsep budaya
organisasi yang telah dikaji sejak tahun 1930 an, yang mengklasifikasikan organisasi
menjadi tiga komponen yang saling terkait, yaitu Sistem formal, Sistem informal, dan
Lingkungan eksternal organisasi.
Sistem formal menggambarkan bahwa anggota organisasi memahami dan
melaksanakan dengan baik semua peraturan organisasi. Sistem informal
menggambarkan bahwa hubungan antar individu maupun antar kelompok di dalam
organisasi dilakukan di luar ketentuan formal organisasi. Sementara komponen
lingkungan eksternal organisasi menggambarkan bahwa di luar organisasi terdapat
variabel yang tidak terkendali yaitu sistem hukum, sosial budaya dan tata nilai
masyarakat.
Komponen ini berpengaruh terhadap sistem formal dan informal ketika anggota
baru sebuah organisasi masih sulit melepaskan budaya yang dianut di masyarakat dan
diri dari sebelumnya. Budaya ini, dalam perkembangannya kemudian dipraktekkan
bersamabersama anggota lainnya dalam organisasi, sehingga apabila budaya itu
bertentangan dengan peraturan formal organisasi, maka lambat laun berkembang
menjadi sistem informal organisasi.
Perguruan tinggi sebagai sebuah organisasi, memiliki ketiga komponen tersebut
walaupun kekuatan pengaruh antar komponen pada masing-masing perguruan tinggi
berbeda beda. Jika sistem informal lebih mendominasi atas sistem formal, maka
organisasi yang sehat dalam kehidupan perguruan tinggi tidak akan terwujud.
Dampaknya adalah kinerja perguruan tinggi tidak akan maksimal, bahkan dapat
menurun jika tidak ditangani segera melalui kepemimpinan transformasional dari pihak
manajemen perguruan tinggi.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa itu budaya organisasi?
2. Bagaimana perancangan budaya organisasi mahasiswa di perguruan tinggi?
3. Apa asusmsi dasar organisasi perguruan tinggi?

1
1.3. Tujuan
1. Mengetahui budaya organisasi
2. Mengetahui perancangan budaya organisasi mahasiswa di perguruan tinggi
3. Mengetahui asusmsi dasar organisasi perguruan tinggi
1.4. Manfaat
1. Agar mengetahui budaya organisasi
2. Agar mengetahui perancangan budaya organisasi mahasiswa di perguruan tinggi
3. Agar mengetahui asusmsi dasar organisasi perguruan tinggi?

2
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Berbagai penelitian mengenai Budaya Dalam Manajemen Organisasi Mahasiswa telah


banyak diteliti sebelumnya. Jurnal dan penelitian yang membahas kemiripan teori maupun
subjek penelitian dijadikan sebagai acuan dalam penelitian ini. Berikut merupakan penelitian
terdahulu yang membahas Budaya Dalam Manajemen Organisasi Mahasiswa :
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Triyono (2013), dalam penelitiannya yang
berjudul Budaya Organisasi (Studi Eksplorasi Pada Universitas Muhammadiyah Semarang)
menjelaskan terkait bagaimana UNIMUS (Universitas Muhammadiyah Semarang)
menggambarkan budaya organisasinya untuk meningkatkan kemampuan mengembangkan
diri sebagai Perguruan Tinggi berbasis Muhammadiyah, dan Apakah budaya organisasi
UNIMUS (Universitas Muhammadiyah Semarang) mampu menyelesaikan beragamnya nilai
identitas individu, juga institusi (semua Fakultas dan unit) yang ada.
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu teknik analisa data. Hasil
penelitian ini menunjukan banyak mahasiswa yang melestarikan budaya organisasi.
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Salfen Hasri (2014), dalam penelitiannya yang
berjudul Budaya Organisasi di Perguruan Tinggi: Studi di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
(STIE) “Abdi Bangsa Indonesia” menjelaskan terkait terbentuknya budaya organisasi di
STIE.
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan rancangan
kualitatatif yang ditopang oleh pendekatan etnografi dan fenomenologi. Pendekatan etnografi
dalam penelitian ini digunakan untuk mempelajari, mengungkapkan, dan menggambarkan
makna dari suatu peristiwa yag dikaji dalam konteks budaya berdasarkan kepada aspek atau
dimensi keyakinan etnis yang menjadi latar peristiwa tersebut.

3
BAB 3
METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah studi kepustakaan yang bersifat obyektif,
sistematis, analitis, dan deskriptif.
Dalam metode penelitian kepustakaan, metode yang digunakan untuk mengumpulkan
data penelitian berupa data-data kepustakaan yang telah dipilih, dicari, disajikan dan
dianalisis. Sumber data penelitian ini mencari data-data kepustakaan yang substansinya
membutukan tindakan pengolahan secara filosofis dan teoritis. Studi pustaka di sini adalah
studi pustaka tanpa disertai uji empirik.
Data yang disajikan adalah data yang berbentuk kata yang memerlukan pengolahan
supaya ringkas dan sistematis (Muhadjir, 1998: 29). Pengumpulan data yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah dengan mengumpulkan buku-buku tentang nilai, pendidikan dan ṭahārah.
Kemudian dipilih, disajikan dan dianalisis serta diolah supaya ringkas dan sistematis.

4
BAB 4
PEMBAHASAN

4.1. Pengertian Budaya Organisasi


Menurut Garet R. Jones dan Jennifer M. George (2003:348) bahwa budaya
organisasi merupakan seperangkat nilai, norma, standar perilaku dan harapan bersama
yang mengontrol caracara di mana individu dan kelompok di dalam organisasi saling
berinteraksi dan bekerja untuk mencapai tujuan organisasi. Sementara menurut Edgar
H. Schein (dalam Gibson dkk, 2006:31) bahwa budaya organisasi adalah pola asumsi
dasar yang diciptakan, ditemukan, atau dikembangkan oleh kelompok tertentu sebagai
pembelajaran untuk mengatasi masalah integrasi internal dan adaptasi eksternal yang
telah bekerja cukup baik hingga menjadi sahih dipertimbangkan dan oleh karena itu
perlu diajarkan kepada anggotaanggota baru sebagai cara yang benar untuk berpersepsi,
berpikir, dan mengungkapkan perasaannya dalam kaitannya dengan
permasalahanpermasalahan organisasi.
Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi adalah pola
asumsi dasar, nilainilai, normanorma, standarstandar perilaku, dan pengharapan
bersama yang dikembangkan oleh sekelompok orang dalam organisasi secara
bersamasama setelah sebelumnya dipelajari dan diyakini kebenarannya sebagai cara
yang tepat dan benar untuk menyelesaikan berbagai persoalan integrasi internal dan
adaptasi eksternal sehingga perlu disosialisasikan kepada anggota organisasi yang baru
sebagai cara yang benar untuk berpersepsi, berpikir dan mengungkapkan perasaannya
yang terkait dengan permasalahanpermasalahan organisasi. Jadi budaya organisasi
menjadi kepribadian kolektif yang mengikat seluruh anggota dan berfungsi mengontrol
perilaku individu maupun kelompok di dalam organisasi sebagai sebuah keluarga besar
agar selalu mengarah kepada dan mencapai tujuan organisasi yang menjadi harapan
bersama.
4.2. Bagaimana perancangan budaya organisasi mahasiswa di perguruan tinggi
Dalam rangka pengembangan budaya organisasi pada perguruan tinggi, maka hal
pertama yang harus dilakukan adalah merancang postur budaya organisasinya,
meliputi:
1) Asumsi dasar yang menjadi akar yang melandasi atau roh yang mengalir pada
seluruh aktivitas organisasi perguruan tinggi.
2) Nilai-nilai organisasi, baik nilainilai kerja (work related values), nilai-nilai

5
pelayanan, nilai-nilai komunikasi organisasi, maupun nilai-nilai individual.
3) Norma-norma perguruan tinggi, yang mengatur apa yang boleh dan apa yang tidak
boleh untuk dikerjakan.
4) Artefak, sebagai unsur budaya organisasi kasat mata yang mewadahi nilai untuk
dikomunikasikan.
5) Vehicle, untuk mewadahi dan penanaman nilainilai perilaku.
4.3. Apa asusmsi dasar organisasi perguruan tinggi
Asusmsi dasar organisasi perguruan tinggi adalah seperangkat nilai inti (core
values) yang terkandung di dalam visinya. Oleh karena itu, visi perguruan tinggi
merupakan asumsi dasar dari organisasi perguruan tinggi. Artinya, kandungan nilai
pada visi perguruan tinggi menjadi keyakinan dasar (basic belief), dan senantiasa
melandasi perilaku setiap warga kampus. Asumsi dasar dimaksud, bukanlah asumsi
dasar kerja yang menjadi elemen terpenting dalam budaya kerja, akan tetapi asumsi
dasar organisasi yang merupakan elemen utama dari seluruh elemen budaya organisasi.
Oleh karena itu, keberadaannya adalah sebagai sebuah pendirian utama perguruan
tinggi yang harus mewarnai seluruh perilaku organisasi peguruan tinggi.
Visi menurut Gaffar (dalam Danim, 2005:81) adalah daya pandang jauh ke depan,
mendalam dan luas yang merupakan daya pikir abstrak yang memiliki kekuatan amat
dahsyat dan dapat menerobos segala batasbatas fisik, waktu, dan tempat. Jika visi ini,
diletakkan dalam konteks keorganisasian, maka menurut McLaunghlin (dalam Danim,
2005:82) bahwa visi adalah keinginan jangka panjang keadaan organisasi ke depan,
biasanya dinyatakan dalam jangka waktu antara 7–20 tahun, seringkali termasuk di
dalam pernyataan visi adalah area kebutuhan organisasi untuk memelihara tatanan kerja
bagi pencapaian keberhasilan, visi akan memberi semangat dan motivasi kerja.
Dengan demikian, maka visi sebagai asumsi dasar organisasi perguruan tinggi,
posisinya sebagai sumber nilai dari seluruh nilai organisasi yang lain termasuk asumsi
dasar kerja, pelayanan, komunikasi, dan lain-lain.

6
BAB 5
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Pengembangan budaya organisasi pada perguruan tinggi penting, karena sejalan
dengan. kebijakan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi tentang peningkatan
kesehatan organisasi perguruan tinggi yang sampai dengan saat ini masih terus
diupayakan.
Kehadiran budaya organisasi pada perguruan tinggi memiliki dua fungsi yang
sama dengan kriteria kesehatan organisasi, yaitu pertama, untuk membangun integrasi
internal berupa meredam konflik dan membangun kebersamaan, dan kedua, melakukan
adaptasi eksternal berupa penyesuaian diri dengan berbagai perubahan lingkungan yang
sedang dan bakal terjadi. Apabila budaya organisasi perguruan tinggi kuat dalam
perkembangannya, maka organisasi perguruan tinggi menjadi sehat dengan sendirinya
sehingga dapat melaksanakan visi dan misinya dengan baik.
5.2. Saran
Bertolak dari pentingnya pengembangan budaya organisasi pada perguruan tinggi,
maka diperlukan kemauan dan komitmen yang kuat dari pihak manajemen perguruan
tinggi untuk dapat mengembangkan manajemen budaya organisasi perguruan tinggi
sebagai bagian tak terpisahkan dari praktek manajemen perguruan tinggi secara
keseluruhan.
Jika pihak manajemen perguruan tinggi memiliki kemauan kuat untuk
menyehatkan organisasi perguruan tinggi yang menjadi kebijakan Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi selama ini, maka seyogiyanya dengan menggunakan pola
pengembangan budaya organisasi, karena antara kesehatan organisasi dan budaya
organisasi memiliki tujuan yang sama.
Oleh karena tujuan organisasi merupakan bagian dari rute operasionalisasi budaya
organisasi, maka dalam rangka pengembangan budaya organisasi perguruan tinggi
diharapkan agar tujuan perguruan tinggi yang ditetapkan harus realistik, yakni tujuan
yang menunjukan kesetaraan antara harapan semua pihak yang terlibat dalam
pencapaiannya dengan kepuasan dan motivasi kerja untuk mencapai tujuan.

7
DAFTAR PUSTAKA
Syuaiban Muhammad, 2017. Pentingnya Pengembangan Budaya Organisasi Pada
Perguruan Tinggi. Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (Uhamka). Jurnal
Ilmiah widya. Vol.4. no.1.
Triyono, 2013. Budaya Organisasi (Studi Eksplorasi Pada Universitas Muhammadiyah
Semarang). Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Semarang. Value Added,
Vol. 9, No.1,
Salfen Hasri, 2014. Budaya Organisasi di Perguruan Tinggi: Studi di Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi (STIE) “Abdi Bangsa Indonesia”.

Anda mungkin juga menyukai