Anda di halaman 1dari 2

Kian marak saja penjualan asuransi dengan cara MLM..

Mengapa perusahaan Asuransi tidak masuk dalam APLI jika memasarkan produknya dengan cara MLM?
Bonus yang dibayarkan kepada Member merupakan dana Akuisisi atau Pemotongan sebesar 60% dari
Premi Tahun Pertama setiap Pemegang Polis, jadi setiap Member menerima Bonus dari Uangnya Sendiri
dan Uang Orang Lain yang masuk dibawahnya.
Sisa Dana yang terkumpul dari Premi selama 5 tahun setelah Akuisisi (60% tahun ke-1, 25% tahun ke-2,
10% tahun ke-3, 5% tahun ke 4, 5% tahun ke-5) yang diinvestasikan nilainya Dapat Cenderung
Berkurang dari Pokok Simpanan dan hal tersebut tidak dijelaskan sebagai Faktor Resiko selain
Kemungkinan Berkembang – sekali lagi – masih kemungkinan BUKAN KEPASTIAN.
Seseorang yang menanamkan uang kepada Lembaga Investasi untuk dikembangkan maka Ia memiliki
Hak untuk tahu dan Lembaga tersebut Wajib memberitahukan ke mana dan dalam bentuk apa dananya
dikelola, jika saham maka saham apa perusahaan mana, demikian juga jika reksadana atau obligasi,
sehingga jelas pemanfaatan dan hasilnya, sedemikian disarankan oleh Otoritas Jasa Keuangan.
Secara Administratif memang Polis diparaf oleh Agent bersertifikasi AAJI, namun secara Prosedur
Penjualan Asuransi yang dilakukan bukan oleh seorang Agent berserfikasi AAJI melainkan oleh seorang
Member Networking apakah tidak melanggar aturan?
Kewajiban seorang Agent juga terabaikan dengan tidak adanya penjelasan rinci, jelas, dan tegas dari
setiap klausul yang tercantum dalam Pengajuan Asuransi sehingga dapat menimbulkan resiko kerugian
bagi Pemegang Polis karena ditolaknya Klaim saat terjadi Resiko Mortalitas – Kematian Tertanggung
akibat ketidakjelasan hubungan antara Leader. Member, Agent, dan Nasabah yang muncul oleh sulitnya
berhubungan dengan Agent serta akibat promosi dalam presentasi yang lebih mengutamakan iming-
iming networking untuk mengembangkan downline daripada produk asuransinya sehingga pemahaman
tentang berasuransi yang benar dan taat asaz menjadi rancu.

a. CAR 3I ini unit link (jadi ada biaya standar seperti unit link besar lainnya). Jadi jangan kaget klo misal
di tahun pertama bapak ter potong bisa sampe 70% ..jadi ya dari 700ribu bapak, mungkin skitar 180ribu
yang bisa cair..
b. CAR 3I HANYA MEMBERI asuransi Jiwa..Seperti postingan diatas, UP jiwa masih dibawah 100 juta.
nyawa seseorang lebih murah daripada Mobil bekas :=(
c. Dan karena Unit Link, tidak dijamin LPS diserahkan ke mekanisme pasar tanpa dijamin nilainya.

Kalo bole di analogikan, misal ada program beli motor gratis TV. Pertanyaan saya sederhana, bapak
lebih tertarik dapet motor atau TVnya? Jika orang memang fokus beli motor, pasti akan fokus tipe
MOTOR apa,cocok dlu ma motor, dan TV tidak jdi prioritas.

Sama seperti asuransi ini, bapak beli asuransi tabungan, Apa tujuannya?Fokus utamanya dpet GRATIS
bayarnya atau Fokus Manfaatnya ?
OPSI Pertama : Kalau Fokus dpet tabungan gratis, Apa syarat gratisnya ?
Opsi ke Dua : Kalau fokus manfaatnya-salah satunya dana tunaiApa saja manfaat/sifat dana tunai yang
diberikan oleh CAR ?gampang likuid kah?adakah ptongannya?
BAPAK MAU PILIH OPSI 1 ATAU OPSI 2 ?

Klo saya ringkas dengan kata2 saya sendiri —>


Program ini memberi Bonus referal networking(Referensi yang beli dari bapak- referensi bpak ga beli, ya
bapak ga dapet bonus)bukan berbentuk tahapan bca tapi Unit Link dengan bonus referensi . Di saat
asuransi lain TIDAK MENCANTUMKAN BENEFIT yang didapat oleh agentnya, CAR 3i malah
melakukan sebaliknya sebagai iming2 bonus bagi yang berjuang memasarkan, tapi karena program
yang dirancang sederhana, untuk manfaat yang lebih komplek tidak disarankan mengambil CAR.
Kesimpulan : bahwa 3i Network sesungguhnya adalah produk asuransi bukan tabungan, karena
dikelola oleh PT AJ CAR, yang jelas2 perusahaan asuransi, dan sesuai ketentuan perusahaan asuransi
tidak diperkenankan melakukan kegiatan pengumpulan dana publik berupa tabungan/simpanan,
melainkan pegumpulan dana publik berupa premi sebagai pengikat antara penanggung dan
tertanggung sebagaimana objek yang dipertanggungkan dalam sebuah perjanjian, hal itu dijelaskan
sebagaimana ketentuan UU No. 2 Th.1992 tentang usaha perasuransian

BAB II BIDANG USAHA PERASURANSIAN

Pasal 2

Usaha perasuransian merupakan kegiatan usaha yang bergerak di bidang:

a.Usaha asuransi, yaitu usaha jasa keuangan yang dengan menghimpun dana masyarakat melalui
pengumpulan premi asuransi memberikan perlindungan kepada anggota masyarakat pemakai jasa
asuransi terhadap kemungkinan timbulnya kerugian karena suatu peristiwa yang tidak pasti atau
terhadap hidup atau meninggalnya seseorang. 
b.Usaha penunjang usaha asuransi, yang menyelenggarakan jasa keperantaraan, penilaian kerugian
asuransi dan jasa akturia.

BAB III JENIS USAHA PERASURANSIAN

Pasal 3

Jenis usaha perasuransian meliputi:

a.Usaha asuransi terdiri dari: 1.Usaha asuransi kerugian yang memberikan jasa dalam penanggulangan
risiko atas kerugian, kehilangan manfaat, dan tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga, yang timbul
dari peristiwa yang tidak pasti; 2.Usaha asuransi jiwa yang memberikan jasa dalam penanggulangan
risiko yang dikaitkan dengan hidup atau meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan. 3.Usaha
reasuransi yang memberikan jasa dalam pertanggungan ulang terhadap risiko yang dihadapi oleh
Perusahaan Asuransi Kerugian dan atau Perusahaan Asuransi Jiwa. 
b.Usaha penunjang usaha asuransi terdiri dari: 1.Usaha pialang asuransi yang memberikan jasa
keperantaraan dalam penutupan asuransi dan penanganan penyelesaian ganti rugi asuransi dengan
bertindak untuk kepentingan tertanggung; *6279 2.Usaha pialang reasuransi yang memberikan jasa
keperantaraan dalam penempatan reasuransi dan penanganan penyelesaian ganti rugi reasuransi
dengan bertindak untuk kepentingan perusahaan asuransi; 3.Usaha penilai kerugian asuransi yang
memberikan jasa penilaian terhadap kerugian pada obyek asuransi yang dipertanggungkan; 4.Usaha
konsultan akturia yang memberikan jasa konsultasi akturia; 5.Usaha Agen Asuransi yang memberikan
jasa keperantaraan dalam rangka pemasaran jasa asuransi untuk dan atas nama penanggung.

BAB IV RUANG LINGKUP USAHA PERUSAHAAN PERASURANSIAN

Pasal 4

Usaha asuransi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a hanya dapat dilakukan oleh perusahaan
perasuransian, dengan ruang lingkup kegiatan sebagai berikut:

a.Perusahaan Asuransi Kerugian hanya dapat menyelenggarakan usaha dalam bidang asuransi
kerugian, termasuk reasuransi; 
b.Perusahaan Asuransi Jiwa hanya dapat menyelenggarakan usaha dalam bidang asuransi jiwa, dan
asuransi keschatan, asuransi kecelakaan diri, dan usaha anuitas, serta menjadi pendiri dan pengurus
dana pensiun sesuai dengan peraturan perundang-undangan dana pensiun yang berlaku; 
c.Perusahaan Reasuransi hanya dapat menyelenggarakan usaha pertanggungan ulang.

Anda mungkin juga menyukai