Anda di halaman 1dari 12

TUGAS RESUME

PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH


RISET KEPERAWATAN

Disusun Oleh :
NOVITA ELISYA PUTRI
(14.401.18.039)

AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA


PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
KRIKILAN-GLENMORE- BANYUWANGI
TAHUN 2021
1. KONSEP DASAR ILMU PENGETAHUAN DAN KEPERAWATAN
A. Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan dan keperawatan
Sejarah keperawatan di dunia
Sejarah keperawatan di dunia diawali pada zaman purbakala (primitive culture)
sampai pada munculnya Florence Nightingale sebagai pelopor keperawatan yang
berasal dari Inggris (Alimul, 2013).
1) Florence Nightingale (1820 -1910 )
Florence Nightingale adalah seorang perawat pertama di dunia, beliah adalah
seseorang yang terlahir dari keluarga yang kaya dan cerdas. Beliau memutuskan
menjadi seorang perawat saat pertama kali dan akhirnya mendapat gelar LADY
WITH THE LAMP[ CITATION Bud16 \l 1057 ].
2) Lilian Wald (1867 – 1940 )
Lilian dan dan Mary Brewster adalah yang pertama memberika pelayanan terlatih
bagi kaum miskin dan ia juga mendirikan sekolah keperawatan (Alimul, 2013).
3) Margaret Higgins Sanger (1870 – 1966)
Tokoh ini adalah seorang perawat yang memperhatikan kesehatan wanita, dan ia
juga sebagai pendiri keluarga berencana (Dadang, 2013).
4) Hildegard E. Peplau (1952)
Hildegard E. Peplau adalah tokoh yang menekankan bahwa mengkaji proses
hubungan dengan pasien merupakan dasar bagi perawat dalam menjalin
hubungan antar manusia[ CITATION Bud16 \l 1057 ].
5) Ida Jean Orlando (1961)
Ida Jean Orlando lebih menekankan bahwa tujuan dari keperawatan adalah untuk
merespons perilaku dalam memenuhi kebutuhan pasien dengan segera [ CITATION
Bud16 \l 1057 ].
6) Virginia Handerson (1966)
Virginia Handerson adalah seseorang yang lebih menekankan pada kemandirian
pasien dengan cara membantu pasien dalam melakukan hal yang tidak dapat ia
lakukan sendiri (Denim, 2013).
7) Sister Calista Roy (1970)
Sister Calista Roy lebih menekankan pada peran perawat yaitu untuk
memberikan kemudahan untuk pasien guna mengembangkan kemampuan
penyesuaian diri pasien[ CITATION Bud16 \l 1057 ].
8) Martha E. Roger (1970)
Martha E. Roger menekankan sifat alamiah yang tidak dapat dipisahkan dari
lingkungan itu adalah manusia[ CITATION Bud16 \l 1057 ].
Sejarah keperawatan di indonesia
Perkembangan sejarah perkembangan keperawatan di Indonesia dapat
dikelompokkan yaitu masa sebelum dan setelah kemerdekaan bangsa indonesia
(Dempsey, 2013).
B. Metode penyelesaian masalah secara ilmiah
Menurut metode penyelesaian masalah secara ilmiah adalah sebagai berikut:
1) Perumusan masalah.
2) Penyusunan kerangka berfikir.
3) Menyususn hipotesis.
4) Pengujian hipotesis.
5) Penarikan kesimpulan (Budiono, 2016).
2. KONSEP DASAR RISET KEPERAWATAN
a. Hakekat riset keperawatan
Riset keperawatan adalah suatu proses ilmiah yang memvalidasi pengetahuan
yang ada dan menghasilkan pengetahuan baru yang secara langsung
mempengaruhi praktik keperawatan Kata hakekat diartikan cinta kebenaran pada
sesuatu yang bijak (Alimul, 2013). Riset diartikan mengulang pencarian atau
mencari kembali. Keperawatan yaitu suatu bentuk pelayanan kesehatan yang
didasarkan ilmu keperawatan (Nursalam, 2011).
Riset keperawatan dilakukan untuk menjawab pertanyaan atau menemukan
solusi masalah yang ada pada bidang khusus yang disebut keperawatan-yaitu,
"diagnosis dan penanganan respons manusia terhadap masalah kesehatan aktual
atau potensial"[ CITATION Drs16 \l 1057 ].

b. Manfaat riset keperawatan


Penelitian keperawatan (penelitian keperawatan) dibangun dari dua kata yaitu
penelitian (penelitian) dan keperawatan (keperawatan) .Kata atau istilah penelitian
disini merupakan terjemahan dari penelitian, dalam bahasa inggris.Banyak ahli
atau pengarang mengindonesiakan kata research menjadi riset. Kata ”penelitian”
dan “research” mempunyai makna yang sama dan selalu dipertukarkan (Nursalam,
2011).
Menurut [ CITATION Drs16 \l 1057 ] manfaat riset keperawatan yaitu:
1) Memperkuat dasar-dasar keilmuan yang nantinya akan menjadi landasan
kegiatan praktik klinik, pendidikandan menejemen keperawatan
2) Peningkatan kualitas pelayanan keperawata melelui pemanfaatan hasil
penelitian ilmiah.
3) Menghasilkan metodologi keperaw atan sehari-hari.
4) Meningkatkan efisien dan efektifitas pembiayaan pelayanan keperawatan
5) Memahami fenomena secara profesional sehingga dapat menyususn
perencanaan , memprediksi hasilpengambilan keputusandan meningkatkan
perilaku sehat klien.
6) Menyelesaikan masalah keperawatan dan pengembangan atau menvalidasi
teori.
7) Memberikan fakta yang berasal dari pelayanan keperawatan.
8) Menerapkan hasil riset untuk meningkatkan mutu pelayanan dan asuhan
keperawatan.
9) Mengevaluasi mutu pelayanan dan asuhan keperawatan.
10) Mengembangkan pengetahuan ilmiah yang menjadi landasan praktik
keperawatan.
11) Sebagai kunci untuk menyediakan pelayanan yang tepat sesuai kebutuhan
manusia.
12) Proses yang memungkinkan banyak pertanyaan muncul dalam praktik
keperawatan sehari-hari dapat dijawab.
13) Memberikan data yang mencatat efektifitas dan kualitas asuhan keperawatan
[ CITATION Drs16 \l 1057 ].
3. PROSES BERFIKIR ILMIAH
Menurut [ CITATION Drs16 \l 1057 ] proses berfikir ilmiah yaitu :
1) LOGICO, Merupakan suatu bentuk berpikir logis induktif dan berpikir
deduktif yang didasari fakta yang akurat dan kesenjangan teori dari sebuah
praktik keperawatan yang dapat dianalisis dan ditarik kesimpulan[ CITATION
Drs16 \l 1057 ].
2) HYPOTHETICO, Merupakan kesimpulan sementara dari berfikir logis yang
menganalisis suatu teori dan fakta. Kegiatan verifikasi adalah bentuk
pembuktian kebenaran dari suatu hipotesis karena hipotesis sendiri diartikan
suatu pernyataan yang lemah dan perlu dibuktikan kebenarannya [ CITATION
Drs16 \l 1057 ].
3) VERIFICATIVE, Suatu pembuktian yang diperoleh dari informasi yang sesuai
dengan hipotesis pada tempat yang dimana objek yang tersebut dalam
hipotesis berada. Kegiatan ini harus ditentukan dan dilakukan oleh
perawat[ CITATION Drs16 \l 1057 ].
Kemampuan menulis yang sederhana dan lugas harus dimiliki oleh seorang
perawat dalam melakukan Logico-Hypothetico-Verificativ[ CITATION Drs16 \l
1057 ].
4. SYARAT MELAKUKAN RISET KEPERAWATAN
Menurut [ CITATION Drs16 \l 1057 ] syarat melakukan riset keperawatan yaitu:
a) Daya nalar tinggi.
b) Ide originalitas.
c) Daya ingat.
d) Sifat waspada.
e) Pengamatan akurat.
f) Daya konsentrasi tinggi.
g) Bekerjasama.
h) Sehat.
i) Motivasi tinggi.
j) Jujur [ CITATION Drs16 \l 1057 ].
5. KETERKAITAN TEORI, PRAKTIK DAN RISET KEPERAWATAN
1) Teori keperawatan yang telah dipelajari, secara aksiologi akan bermanfaat
bagi kemaslahatan umat apabila mempunyai tempat praktik keperawatan
untuk penerapan dan harus diyakini setiap teori keperawatan memiliki
keterbatasan sehingga keterbatasan yang telah diidentifikasi harus dilakukan
riset agar dapat menyelesaikan masalah.
2) Praktik keperawatan adalah sebagai tempat pelayanan kepada pasien atau
klien.
3) Riset keperawatan merupakan suatu kegiatan yang dapat menghasilkan teori
baru dan hasilnya harus diterapkan pada praktik keperawatan untuk menilai
efektifitas untuk dicarikan alternatif penyelesaian masalah.
[ CITATION Drs16 \l 1057 ]
6. PERAN PERAWAT DALAM RISET
a) Berperan sebagai perancang dan penghasil riset
Proses identifikasi masalah yang memerlukan studi menjabarkan, kemudian
merancang suatu projek yang akan menjawab pertanyaan penyelidikan.
Merancang dan menghasilkan riset memerlukan keterampilan yang mendasar
menentukan ketepatan dan keterkaitan masalah untuk review studi
keperawatan (Denim, 2013).
Contoh: seorang perawat bekerja pada unit bedah memeperhatikan bahwa
klien yang menantikan biopsy setelah mendapatkan masa dalam payudara
mengalami tingkat setelah pani k . Perawat berminat pengaruh protokol
relaksasi progresif pada wanita-wanita ini . Perawat suatu studi yang
didasrkan pada masalah yang diidentifikasi. Protocol dilaksanakan pada
individu yang mau berpartisipasi dalam studi (Sastroasmoro, 2012).
b) Berperan sebagai replikator
Proses pengulangan suatu penelitian yang telah dilakukan disebut sebagai
replikasi suatu studi. Replikasi menyangkut pengulangan suatu studi dengan
kondisi-kondisi yang sama dan peserta naik yang serupa dengan penyelidikan
awal. Studi replikasi also can menyangkut penggunaan sempel, tempat waktu
yang berbeda, tetapi sesungguhnya sama. Pengulangan studi dalam kondisi
yang berbeda dapat membuat riset dapat digeneralisasi dan menepakan
validasi hasil riset (Dadang, 2013).
Contoh: seorang perawat yang unit bekerja hearts maternitas membaca sebuah
laporan riset yag menggambarkan penggunan sentuhan terapeutik dapat
meningkatkan relakasasi dan menyebabkan tidur pada pasien
pascakoleksistektomi.perawat berminat melakukan reflikasi studi dengan
using sekelompok ibu-ibu pasca sectio cesarea (Sastroasmoro, 2012).
c) Berperan sebagai pengumpul data
Berpasrtisipasi dalam riset sebagai soran pengumpul data berarti bahwa
perawat membantu dalam implementasi riset yang direncanakan oleh peneliti
lain (Nursalam, 2011).
Contoh: seorang dokter melakukan suatu riset untuk menentukan salah satu
dari duatindakan yang pada kondisi ortopdik yang lebih efektif. Demikian
pula, seorang peneliti prawat yang meneliti rancangan rancangan prosedur
baru untuk pemulihan sakit setelah amputsi anggota badan bagian
bawah.Perawat dapat ditinjau oleh perawat peneliti atau peneliti dari disiplin
kesehatan lainnya untuk memasukkan protokol riset (Sastroasmoro, 2012).
Menurut [ CITATION Drs16 \l 1057 ] peran perawat dalam riset yaitu:
1) Menyadari nilai dan relevansi riset keperawatan.
2) Membantu mengidentifikasi area masalah riset keperawatan.
3) Membantu pelaksanaan pengumpulan data dalam riset keperawatan.
4) Menerapkan hasil penemuan riset dalam praktik klinik keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Alimul H, Aziz. (2013). Riset Keperawatan Dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta : Salemba
Medica.

Budiono. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan KONSEP DASAR


KEPERAWATAN. jakarta: pusdik SDM kesehatan

Dadang . (2013). Makalah Riset Keperawatan . Yogyakarta; Graha Ilmu.

Dempsey . (2012). Riset Keperawatan : Buku Ajar Dan Latihan . Jakarta : EGC.

Denim,Sudarwan . (2013). Riset Keperawatan . EGC, Jakarta.

Dr. suprayitno, M. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Pengantar Riset Keperawatan. jakarta:
Pusdik SDM Kesehatan.

Nursalam. (2011). Konsep Dan Penrapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan .


Salemba Medika,Jakarta.

Sastroasmoro . (2012). Rise Keperawatan Dasar Metodologi Penelitian.Edisi ke-3. Jakarta :


Sagung Seto.
PLAGIARISM
SCAN REPORT
Words 620 Date February 13,2021

Characters 5089 Excluded URL

0% 100% 0 26
Plagiarized
Plagiarism Unique Unique Sentences
Sentences

Content Checked For Plagiarism


1. KONSEP DASAR ILMU PENGETAHUAN DAN KEPERAWATAN
A. Sejarah perkembangan ilmu
pengetahuan dan keperawatan
Sejarah keperawatan di dunia
Sejarah keperawatan di dunia diawali pada zaman purbakala (primitive culture) sampai
pada munculnya Florence Nightingale sebagai pelopor keperawatan yang berasal dari
Inggris (Alimul, 2013).
1) Florence Nightingale (1820 1910 )
Florence Nightingale adalah seorang perawat pertama di dunia, beliah adalah seseorang
yang terlahir dari keluarga yang kaya dan cerdas. Beliau memutuskan menjadi seorang
perawat saat pertama kali dan akhirnya mendapat gelar LADY WITH THE LAMP (Budiono,
2016).
2) Lilian Wald (1867 – 1940 )
Lilian dan dan Mary Brewster adalah yang pertama memberika pelayanan terlatih bagi
kaum miskin dan ia juga mendirikan sekolah keperawatan (Alimul, 2013).
3) Margaret Higgins Sanger (1870 – 1966)
Tokoh ini adalah seorang perawat yang memperhatikan kesehatan wanita, dan ia juga
sebagai pendiri keluarga berencana (Dadang, 2013).
4) Hildegard E. Peplau (1952)
Hildegard E. Peplau adalah tokoh yang menekankan bahwa mengkaji proses hubungan
dengan pasien merupakan dasar bagi perawat dalam menjalin hubungan antar manusia
(Budiono, 2016).
5) Ida Jean Orlando (1961)
Ida Jean Orlando lebih menekankan bahwa tujuan dari keperawatan adalah untuk
merespons perilaku dalam memenuhi kebutuhan pasien dengan segera (Budiono, 2016).
6) Virginia Handerson (1966)
Virginia Handerson adalah seseorang yang lebih menekankan pada kemandirian pasien
dengan cara membantu pasien dalam melakukan hal yang tidak dapat ia lakukan sendiri
(Denim, 2013).
7) Sister Calista Roy (1970)
Sister Calista Roy lebih menekankan pada peran perawat yaitu untuk memberikan kemudahan
untuk pasien guna mengembangkan kemampuan penyesuaian diri pasien (Budiono, 2016).
8) Martha E. Roger (1970)
Martha E. Roger menekankan sifat alamiah yang tidak dapat dipisahkan dari lingkungan itu
adalah manusia (Budiono, 2016).
Sejarah keperawatan di indonesia
Perkembangan sejarah perkembangan keperawatan di Indonesia dapat dikelompokkan
yaitu masa sebelum dan setelah kemerdekaan bangsa indonesia (Dempsey, 2013).
B. Metode penyelesaian masalah secara ilmiah
Menurut metode penyelesaian masalah secara ilmiah adalah sebagai berikut:
1) Perumusan masalah.
2) Penyusunan kerangka berfikir.
3) Menyususn hipotesis.
4) Pengujian hipotesis.
5) Penarikan kesimpulan (Budiono, 2016)
2. KONSEP DASAR RISET KEPERAWATAN
a. Hakekat riset keperawatan
Riset keperawatan adalah suatu proses ilmiah yang memvalidasi pengetahuan yang ada dan
menghasilkan pengetahuan baru yang secara langsung mempengaruhi praktik keperawatan
Kata hakekat diartikan cinta kebenaran pada sesuatu yang bijak (Alimul, 2013).
Riset diartikan mengulang pencarian atau mencari kembali. Keperawatan yaitu suatu bentuk
pelayanan kesehatan yang didasarkan ilmu keperawatan (Nursalam, 2011).
Riset keperawatan dapat dilakukan untuk menjawab pertanyaan atau menemukan solusi
masalah pada bidang khusus yang disebut keperawatan, yaitu "diagnosis dan penanganan
respons manusia terhadap masalah kesehatan aktual atau potensial" (Dr. suprayitno, 2016).
b. Manfaat riset keperawatan
Penelitian keperawatan (penelitian keperawatan) dibangun dari dua kata yaitu penelitian
(penelitian) dan keperawatan (keperawatan) .Kata atau istilah penelitian disini merupakan
terjemahan dari penelitian, dalam bahasa inggris.Banyak ahli atau pengarang
mengindonesiakan kata research menjadi riset. Kata ”penelitian” dan “research” mempunyai
makna yang sama dan selalu dipertukarkan (Nursalam, 2011).
Menurut (Dr. suprayitno, 2016) manfaat riset keperawatan yaitu:
1) Memperkuat dasar keilmuan yang nantinya akan menjadi landasan kegiatan praktik klinik,
pendidikan dan dalam menejemen keperawatan
2) Peningkatan kualitas pelayanan keperawata melelui pemanfaatan hasil penelitian ilmiah.
3) Menghasilkan metodologi keperaw atan seharihari.
4) Meningkatkan efisien dan efektifitas pembiayaan pelayanan keperawatan
5) Memahami kejadian nyata secara profesional sehingga dapat menyususn perencanaan ,
memprediksi hasil pengambilan keputusan dan meningkatkan perilaku sehat klien.
6) Menyelesaikan masalah keperawatan dan pengembangan atau menvalidasi teori.
7) Memberikan fakta yang berasal dari pelayanan keperawatan.
8) Menerapkan hasil riset untuk meningkatkan mutu pelayanan dan asuhan keperawatan.
9) Mengevaluasi mutu pelayanan dan asuhan keperawatan.
10) Mengembangkan pengetahuan ilmiah yang menjadi landasan praktik keperawatan.
11) Sebagai kunci untuk menyediakan pelayanan yang tepat sesuai kebutuhan manusia.
12) Proses yang memungkinkan banyak pertanyaan muncul dalam praktik keperawatan sehari-
hari dapat dijawab.
13) Memberikan data yang mencatat efektifitas dan kualitas asuhan keperawatan (Dr.
suprayitno, 2016
PLAGIARISM
SCAN REPORT
Words 697 Date February 14,2021

Characters 5667 Excluded URL

0% 100% 0 26
Plagiarized
Plagiarism Unique Unique Sentences
Sentences

Content Checked For Plagiarism


3. PROSES BERFIKIR ILMIAH
Menurut (Dr. suprayitno, 2016) proses berfikir ilmiah yaitu :
1) LOGICO, Merupakan suatu bentuk berpikir logis induktif dan berpikir deduktif yang didasari
fakta yang akurat dan kesenjangan teori dari sebuah praktik keperawatan yang dapat dianalisis
dan ditarik kesimpulan (Dr. suprayitno, 2016).
2) HYPOTHETICO, Merupakan kesimpulan sementara dari berfikir logis yang menganalisis
suatu teori dan fakta. Kegiatan verifikasi adalah bentuk pembuktian kebenaran dari suatu
hipotesis karena hipotesis sendiri diartikan suatu pernyataan yang lemah dan perlu dibuktikan
kebenarannya (Dr. suprayitno, 2016).
3) VERIFICATIVE, Suatu pembuktian yang diperoleh dari informasi yang sesuai dengan
hipotesis pada tempat yang dimana objek yang tersebut dalam hipotesis berada. Kegiatan ini
harus ditentukan dan dilakukan oleh perawat (Dr. suprayitno, 2016).
Kemampuan menulis yang sederhana dan lugas harus dimiliki oleh seorang perawat dalam
melakukan Logico HypotheticoVerificativ (Dr. suprayitno, 2016).
4. SYARAT MELAKUKAN RISET KEPERAWATAN
Menurut (Dr. suprayitno, 2016) syarat melakukan riset keperawatan yaitu:
a) Daya nalar tinggi.
b) Ide originalitas.
c) Daya ingat.
d) Sifat waspada.
e) Pengamatan akurat.
f) Daya konsentrasi tinggi.
g) Bekerjasama.
h) Sehat.
i) Motivasi tinggi.
j) Jujur (Dr. suprayitno, 2016).
5. KETERKAITAN TEORI, PRAKTIK DAN RISET KEPERAWATAN
1) Teori keperawatan yang telah dipelajari, secara aksiologi akan bermanfaat bagi
kemaslahatan umat apabila mempunyai tempat praktik keperawatan untuk penerapan dan
harus diyakini setiap teori keperawatan memiliki keterbatasan sehingga keterbatasan yang di
identifikasikan harus dilakukan riset agar dapat menyelesaikan suatu masalah.
2) Praktik keperawatan adalah sebagai tempat pelayanan kepada pasien atau klien.
3) Riset keperawatan merupakan suatu kegiatan yang dapat menghasilkan teori baru dan
hasilnya harus diterapkan pada praktik keperawatan untuk menilai efektifitas untuk dicarikan
alternatif penyelesaian masalah.
(Dr. suprayitno, 2016)
6. PERAN PERAWAT DALAM RISET
a) Berperan sebagai perancang dan penghasil riset
Proses identifikasi masalah yang memerlukan studi menjabarkan, kemudian merancang suatu
projek yang akan menjawab pertanyaan penyelidikan. Merancang dan menghasilkan riset
memerlukan keterampilan yang mendasar menentukan ketepatan dan keterkaitan masalah
untuk review studi keperawatan (Denim, 2013).
Contoh: seorang perawat bekerja pada unit bedah memeperhatikan bahwa klien yang menantikan
biopsy setelah mendapatkan masa dalam payudara mengalami tingkat setelah pani k . Perawat
berminat pengaruh protokol relaksasi progresif pada wanitawanita ini . Perawat suatu studi yang
didasrkan pada masalah yang diidentifikasi. Protocol dilaksanakan pada individu yang mau
berpartisipasi dalam studi (Sastroasmoro, 2012).
a) Berperan sebagai replikator
Proses pengulangan suatu penelitian yang telah dilakukan disebut sebagai replikasi suatu studi.
Replikasi menyangkut pengulangan suatu studi dengan kondisikondisi yang sama dan peserta naik
yang serupa dengan penyelidikan awal. Studi replikasi also can menyangkut penggunaan sempel,
tempat waktu yang berbeda, tetapi sesungguhnya sama.
Pengulangan studi dalam kondisi yang berbeda dapat membuat riset dapat digeneralisasi dan
menepakan validasi hasil riset (Dadang, 2013).
Contoh: seorang perawat yang unit bekerja hearts maternitas membaca sebuah laporan riset yag
menggambarkan penggunan sentuhan terapeutik dapat meningkatkan relakasasi dan menyebabkan
tidur pada pasien pascakoleksistektomi.perawat berminat melakukan reflikasi studi dengan using
sekelompok ibuibu pasca sectio cesarea (Sastroasmoro, 2012).
b) Berperan sebagai pengumpul data
Berpasrtisipasi dalam riset sebagai soran pengumpul data berarti bahwa perawat membantu dalam
implementasi riset yang direncanakan oleh peneliti lain (Nursalam, 2011).
Contoh: seorang dokter melakukan riset untuk menentukan salah satu dari dua tindakan yang pada
kondisi ortopedik yang lebih efektif. Demikian pula, seorang peneliti prawat yang meneliti rancangan
rancangan prosedur baru untuk pemulihan sakit setelah amputsi anggota badan bagian
bawah.Perawat dapat ditinjau oleh perawat peneliti atau peneliti dari disiplin kesehatan lainnya
untuk memasukkan protokol riset (Sastroasmoro, 2012).
Menurut (Dr. suprayitno, 2016) peran perawat dalam riset yaitu:
1) Menyadari nilai dan relevansi riset keperawatan.
2) Membantu mengidentifikasi area masalah riset keperawatan.
3) Membantu pelaksanaan pengumpulan data dalam riset keperawatan.
4) Menerapkan hasil dari penemuan riset dalam praktik klinik keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA
Alimul H, Aziz. (2013). Riset Keperawatan Dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta : Salemba Medica.
Budiono. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan KONSEP DASAR KEPERAWATAN.
jakarta: pusdik SDM kesehatan
Dadang . (2013). Makalah Riset Keperawatan . Yogyakarta; Graha Ilmu. Dempsey . (2012). Riset
Keperawatan : Buku Ajar Dan Latihan . Jakarta : EGC. Denim,Sudarwan . (2013). Riset
Keperawatan . EGC, Jakarta.
Dr. suprayitno, M. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Pengantar Riset Keperawatan. jakarta: Pusdik
SDM Kesehatan. Nursalam. (2011). Konsep Dan Penrapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan
. Salemba Medika,Jakarta.
Sastroasmoro . (2012). Rise Keperawatan Dasar Metodologi Penelitian.Edisi ke3. Jakarta : Sagung
Seto.

Sources Similarity

Anda mungkin juga menyukai