Anda di halaman 1dari 12

JIEP-Vol.

16, No 2, November 2016


ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA SEKTOR


INDUSTRI
DI PROVINSI JAWA TENGAH
Tanti Siti Rochmani1, Yunastiti Purwaningsih2, Agustinus Suryantoro2
1
BPS Kota Surakarta, Indonesia
2,3
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret
Email: tsitirochmani@yahoo.com, yst_stm@yahoo.com,
tinus_surya@yahoo.com

Abstract

The purpose of this study was to analyze the factors affecting employment in the
industrial sector of Central Java province. Research backdrop that aspects of
employment is a fundamental aspect in the economy. The economy is growing
through the process of industrialization, should be able to absorb a lot of labor.
With more and more workers absorbed there will be an increase in welfare of the
population. This study is an analysis of secondary data such as time series data
tahun2010-2014. The analysis technique used is the panel data regression. The
results showed the rate of economic growth and the minimum wage Regency / City
positive effect on employment, while the number of un t of industrial enterprises
have no effect on employment in the industrial sector of Central Java province.

Keywords: employment, economic growth, minimum wage, industrial, Central Java


JEL Classification: E23, J61

1. PENDAHULUAN tungkan, serta menciptakan nilai


tambah yang besar dibanding produk-
Proses pembangunan sering-
produk sektor lain. Salah satu tujuan
kali dikaitkan dengan proses indus-
penting dalam pembangunan ekonomi
trialisasi. Proses industrialisasi meru-
melalui proses industrialisasi adalah
pakan satu jalur kegiatan untuk me-
penyediaan lapangan kerja yang cukup
ningkatkan kesejahteraan rakyat dalam
untuk mengejar pertambahan angkatan
arti tingkat hidup yang lebih maju
kerja yang pertumbuhannya lebih
maupun taraf hidup yang lebih
cepat dari pertumbuhan kesempatan
bermutu. Arsyad (2010) menyatakan
kerja. Hal ini menunjukkan bahwa
bahwa pembangunan industri me-
salah satu permasalahan utama yang
rupakan suatu fungsi dari tujuan
dihadapi sampai dengan saat ini, dan
pokok kesejahteraan rakyat, bukan
masih belum teratasi adalah relatif
merupakan kegiatan yang mandiri
masih tingginya angka pengangguran.
untuk hanya sekedar mencapai fisik
Jawa Tengah merupakan pro-
saja. Sektor industri diyakini sebagai
vinsi dengan nilai PDRB terbesar
sektor yang dapat memimpin sektor-
keempat se-Indonesia. Selama periode
sektor lain dalam sebuah pereko-
tahun 2009-2013 kinerja pereko-
nomian menuju kemajuan (Dumairy,
nomian di Provinsi Jawa Tengah me-
1996). Produk-produk industrial
nunjukkan kondisi yang cukup baik,
memiliki "dasar tukar" (term of trade)
dilihat dari laju pertumbuhan ekonomi.
yang tinggi atau lebih mengun-
Data Bappenas (2014) menunjukkan
50
JIEP-Vol. 16, No 2, November 2016
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

laju pertumbuhan ekonomi Jawa Te- penyerapan tenaga kerja. Sementara


ngah tahun 2009 lebih tinggi diban- itu upah yang berlaku, yaitu upah mi-
ding laju pertumbuhan ekonomi nasi- nimum yang ditetapkan setiap tahun-
onal, dan pada tahun 2013 menun- nya oleh bupati dan gubernur akan
jukkan angka laju pertumbuhan eko- berdampak pada jumlah tenaga kerja
nomi yang hampir sama (gambar 1). yang dipekerjakan oleh perusahaan.
Berdasar uraian tersebut, maka perma-
Gambar 1. salahan penelitian ini adalah :
Laju Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah Bagaimana pengaruh pertumbuhan
dan Nasional (2009-2013)
ekonomi, upah minimum Kabupa-
ten/kota (UMK) dan jumlah unit usaha
industri terhadap penyerapan tenaga
kerja di Jawa Tengah ?

2. TINJAUAN PUSTAKA DAN


HIPOTESIS
Perkembangan roda pereko-
nomian suatu daerah secara cepat
mencerminkan aktivitas produksi yang
tinggi. Kapasitas produksi yang tinggi
Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah, 2015. membutuhkan tingginya faktor pro-
duksi, di antaranya adalah tenaga
Struktur perekonomian Provin- kerja. Dengan demikian dapat dinya-
si Jawa Tengah tahun 2013 didominasi takan bahwa pertumbuhan ekonomi
sektor industri pengolahan, perdaga- yang meningkat, akan menaikkan pe-
ngan, dan pertanian. Sektor industri nyerapan tenaga kerja (Simanjuntak,
pengolahan memberikan kontribusi 2001).
terbesar terhadap pembentukan nilai Sementara itu, hubungan
PDRB, diikuti sektor perdagangan dan antara upah dan penyerapan tenaga
sektor pertanian (Bappenas, 2014). kerja dapat digambarkan bahwa
Dengan berkembangnya sektor indus- semakin tinggi tingkat upah akan
tri pengolahan dan perdagangan, diha- berdampak pada meningkatnya biaya
rapkan mampu menyerap tenaga kerja produksi, dan akibat selanjutnya
yang ada di Jawa Tengah. Berdasar perusahaan akan melakukan efisiensi
kondisi tersebut, maka penelitian ini dengan mengurangi tenaga kerja yang
mengkaji faktor yang berpengaruh ter- dipekerjakan (Simanjuntak, 2001).
hadap penyerapan tenaga kerja di Pro- Kondisi ini mengakibatkan rendahnya
vinsi Jawa Tengah. tingkat kesempatan kerja. Dengan
pernyataan lain, upah berpengaruh
PERUMUSAN MASALAH negatif terhadap penyerapan tenaga
Pertumbuhan ekonomi men- kerja. Jumlah unit usaha industri
cerminkan kegiatan produksi, dimana berkaitan erat dengan penyerapan
kegiatan produksi memerlukan faktor tenaga kerja. Semakin banyak jumlah
produksi, di antaranya tenaga kerja. unit usaha, maka semakin banyak pula
Kegiatan produksi dilakukan oleh para jumlah tenaga kerja yang diperlukan
pengusaha, utamanya yang bergerak di dalam suatu industri (Karib, 2012).
bidang industri, sehingga banyaknya Dapat disimpulkan bahwa jumlah unit
industri akan berpengaruh terhadap usaha industri mempunyai pengaruh

51
JIEP-Vol. 16, No 2, November 2016
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

positif terhadap penyerapan tenaga litian menunjukkan bahwa PDRB riil


kerja. dan harga modal di bidang pertanian
Penelitian terdahulu mengenai berpengaruh positif terhadap penye-
penyerapan tenaga kerja sektor industri rapan tenaga kerja, upah riil berpe-
telah dilakukan banyak peneliti. ngaruh negatif terhadap penyerapan
Indradewa (2015) meneliti tentang tenaga kerja.
pengaruh inflasi, Produk Domestik Yunani & Mursinto (2014)
Regional Bruto (PDRB) dan upah meneliti pertumbuhan ekonomi dan
minimum terhadap penyerapan tenaga lapangan kerja serta kesejahteraan so-
kerja di Provinsi Bali periode tahun sial di kabupaten/kota Kalimantan Se-
1994-2013. Teknik analisis yang latan dengan menggunakan metode
digunakan adalah regresi linear analisis jalur (path analisis). Hasil
berganda. Hasil penelitian menun- penelitian menunjukkan pertumbuhan
jukkan bahwa PDRB dan upah mini- ekonomi secara signifikan mempe-
mum berpengaruh terhadap penye- ngaruhi lapangan kerja, dan bekerja
rapan tenaga kerja, sedangkan inflasi mempengaruhi kesejahteraan masya-
tidak berpengaruh terhadap penyera- rakat. Tambunsaribu (2013) meneliti
pan tenaga kerja. Munasriah (2015) pengaruh produktivitas tenaga kerja,
meneliti pengaruh jumlah unit usaha upah riil dan pertumbuhan ekonomi di
dan investasi terhadap penyerapan pasar tenaga kerja Provinsi Jawa
tenaga kerja pada industri kecil di Tengah. Teknik analisis yang digu-
kabupaten Wajo Sulawesi Selatan nakan regresi berganda. Hasil pene-
dengan metode regresi two stage least litian ini menunjukkan bahwa produk-
squares (2SLS). Hasil penelitian tivitas tenaga kerja berpengaruh nega-
menunjukkan bahwa jumlah unit usaha tif terhadap penyerapan tenaga kerja,
dan investasi berpengaruh positif ter- upah riil dan pertumbuhan ekonomi
hadap penyerapan tenaga kerja pada berpengaruh positif terhadap penyer-
industri kecil. apan tenaga kerja.
Greer, Castrejon & Lee (2014) Saputri & Rejekiningsih (2008)
meneliti hubungan antara upah menganalisis faktor yang berpengaruh
minimum dan tingkat pengangguran terhadap penyerapan tenaga kerja di
dengan menggunakan metode analisis kota Salatiga dengan menggunakan
regresi sederhana. Penelitian ini meng- metode analisis regresi berganda. Hasil
gunakan data negara-negara dengan penelitian menunjukkan bahwa upah
basis di Amerika Serikat pada tahun memiliki pengaruh positif terhadap
2002 sampai 2012. Hasil penelitian penyerapan tenaga kerja, produktivitas
menunjukkan upah minimum memiliki tenaga kerja memiliki pengaruh negatif
dampak yang signifikan terhadap terhadap penyerapan tenaga kerja di
pengangguran ketika ekonomi tidak Kota Salatiga. Zamrowi (2007) me-
stabil, yaitu selama resesi dan pasca- nganalisis penyerapan tenaga kerja
resesi, bahwa peningkatan upah pada industri kecil mebel di kota
minimum meningkatkan pengang- Semarang dengan menggunakan meto-
guran. Sobita & Saputra (2014) de analisis regresi berganda. Hasil pe-
meneliti pengaruh PDRB riil, upah riil, nelitian menunjukkan bahwa variabel
harga modal bidang pertanian, dan upah, produktivitas modal dan non
Indeks Harga Implisit terhadap upah berpengaruh terhadap penyerapan
Penyerapan Tenaga Kerja di Provinsi tenaga kerja .
Lampung. Analisis yang diguanakan Dari uraian tentang kajian teo-
aalah regresi data panel. Hasil pene- ritis dan empiris tersebut, penelitian ini
52
JIEP-Vol. 16, No 2, November 2016
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

mengambil variabel laju pertumbuhan Tengah pada tahun t (dalam


ekonomi, upah minimum dan jumlah jiwa)
LPEit : Pertumbuhan ekonomi setiap
unit industri, sebagai variabel yang Kabupaten/kota Provinsi
mempengaruhi penyerapan tenaga ker- Jateng pada tahun t (dalam
ja di provinsi Jawa Tengah. Variabel persen).
laju pertumbuhan ekonomi sebagai va- UMKit : Nilai Upah Minimum di setiap
riabel yang mempengaruhi penyerapan Kabupaten/kota di Provinsi
Jawa Tengah pada tahun t
tenaga kerja digunakan oleh Indradewa (dalam rupiah)
(2015), Miar (2014), dan Sobita & Sa- UUIit : Jumlah Unit Usaha Industri
putra (2014). Variabel upah minimum setiap Kabupaten/kota di
sebagai variabel yang mempengaruhi provinsi Jawa Tengah pada
penyerapan tenaga kerja digunakan tahun t (dalam unit)
εit : Komponen error
oleh Indradewa (2015), Sobita & Sa- I : Kabupaten/Kota
putra (2014), Tambunsaribu (2013), T : Tahun
Saputri & Rejekiningsih (2008), dan
Zamrowi (2007). Selanjutnya variabel
upah minimum dihubungkan dengan 4. ANALISIS DATA DAN PEM-
pengangguran dilakukan oleh Greer, BAHASAN
Castrejon & Lee (2014). Variabel jum-
lah unit usaha industri sebagai variabel Gambaran Data Penelitian
yang mempengaruhi penyerapan tena- PDRB Atas Dasar Harga Kon-
ga kerja digunakan oleh Munasriah stan Provinsi Jawa Tengah menun-
(2015). jukkan peningkatan dari tahun 2010
(sebesar Rp 186.992.985,50 juta) sam-
3. METODE PENELITIAN pai dengan 2014 (sebesar Rp
Penelitian ini merupakan anali- 235.298.299,13 juta). Dilihat dari laju
sis data sekunder mengenai pengaruh pertumbuhannya setiap tahun mening-
laju pertumbuhan ekonomi, upah mi- kat dengan rata-rata 5,9 %. Secara
nimum Kabupaten/kota (UMK) dan rinci data PDRB Atas Dasar Harga
jumlah unit usaha industri terhadap Konstan daan laju pertumbuhannya
penyerapan tenaga kerja sektor dari tahun 2010-2014 dapat dilihat
industri di Provinsi Jawa Tengah. Data pada tabel 1.
yang digunakan adalah data panel
Tabel 1
yang meliputi 35 kabupaten/kota di PDRB Atas Dasar Harga Konstan dan Laju
seluruh wilayah Provinsi Jawa Tengah Pertumbuhannya
dengan periode waktu lima tahun, dari Provisni Jawa Tengah Tahun 2010-2014
tahun 2010 sampai dengan 2014. Data
bersumber dari BPS Jawa Tengah. Laju
PDRB Atas Dasar
Teknik analisis yang digu- Pertumb
Tahun Harga Konstan
uhan
nakan adalah regresi data panel (juta Rp)
(%)
dengan model persamaan regresi seba- 2010 186.992.985,50 5,84
gai berikut :
2011 198.270.117,94 6,03
TKit = β0 + β1LPEit + β2UMKit + β3UUIit + εit 2012 210.848.424,04 6,34
................................... (1)
2013 223.099.740,34 5,81
Keterangan : 2014 235.298.299,13 5,47
TKit : Jumlah tenaga kerja setiap
Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2015
Kabupaten/kota provinsi Jawa

53
JIEP-Vol. 16, No 2, November 2016
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

Distribusi persentase PDRB menurut nurut lapangan usaha di Provinsi Jawa


lapangan usaha atas dasar harga Tengah menunjukkan sektor industri
konstan di Provinsi Jawa Tengah merupakan sektor ketiga penyerap te-
2008–2014 memperlihatkan bahwa naga kerja terbanyak selama periode
sektor ekonomi yang memberikan 2010–2014, setelah sektor pertanian
kontribusi terbesar dalam dan sektor perdagangan (Badan Pusat
perekonomian Jawa Tengah adalah Statistik Provinsi Jawa Tengah, 2015).
sektor industri pengolahan (tabel 2). Selengkapnya dapat dilihat pada tabel
3.
Tabel 2
Distribusi Persentase PDRB Menurut Tabel 3
Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan di Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang
Provinsi Jawa Tengah 2008 - 2014 Bekerja Menurut
Lapan
Lapangan Pekerjaan Utama di Jawa Tengah
gan 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Usaha Tahun 2010 – 2014
Lapangan Tahun
19,8 19,9 19,4 19,0 Pekerjaan
1.Pert 18,74 18,30 15,77
5 4 9 6 2010 2011 2012 2013 2014
anian

2.Pert 5.37 5.06 4.92


5.616. 5.173.
amba 6.45 4.37 6.62
ngan 0,96 0,97 0,97 0,95 0,94 0,96 1,13 1. Pertanian 529 986
2 7 9
&
Pengg
2. Pertamba
alian
ngan,
13 1 8
3.Ind 108 115
34,0 32,7 32,8 33,2
32,83 32,56 33,05
Galian,L 6.62 17.7 7.14
ustri
5 6 6 5 istrik, .592 .201
Pengo 5 72 3
Gas dan
lahan Air
4.List 2.81 3.04 3.29 3.04 3.17
rik, 1,02 1,03 1,04 1,02 1,02 1,06 0,89
Gas & 5.29 6.72 7.70 4.42 3.21
3. Industri
Air 2 4 7 8 7
Bersih
5.Ban 5,77 6,14 6,10 5,99 5,99 5,96 6,03 1.04 1.09 1.20 95 1.26
gunan 4. Konstruks 6.74 7.38 7.06 0.57 9.11
6.Perdag.,19,5 19,6 19,5 19,7 i 1 0 7 8 3
20,29 20,73 22,92
Hotel & 1 7 6 4
Restoran 3.38 3.40 3.44 3.58 3.71
7.Pen 5. Perdagan 8.45 2.09 7.14 5.59 5.48
gangk gan 0 1 7 6 8
utan 5,74 5,99 5,91 5,85 5,92 6,03 5,60
& 54 60 58
Komu 664 563
nikasi 6. Transport 7.94 3.86 7.39
.080 .44
8.Keu asi 4 2 1
angan
, sewa, 3,44 3,63 3,58 3,55 3,59 3,73 4,19 26 28 31 32
179
& 4.68 2.81 4.24 2.40
Jasa 7. Keuangan .804
1 0 6 2
Perus
ahaan
1.96 2.05 2.16 2.45
10,4 10,5 2.93.
9.Jasa 9,66 9,86 10,67 10,67 10,42 1.92 7.07 8.06 1.56
8 9 8. Jasa 884
-Jasa 6 1 6 6
100, 100, 100, 100, 100,0 100,0 100,0
PDRB 15.8 16.1 15.9
00 00 00 00 0 0 0 15.916. 16.550
Jumlah 09.4 32.8 64.0
135 .682
47 90 48
Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2015.
Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2015.
Selanjutnya data mengenai
jumlah tenaga kerja yang bekerja me-

54
JIEP-Vol. 16, No 2, November 2016
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

Badan Penanaman Modal Dae- 271 81 52 86 13


rah Jawa Tengah melihat bahwa para
investor asing tertarik untuk ber-
 Be 501 495 528 534 542
investasi di Jawa Tengah dengan kon- sar
sep usaha yang bersifat padat karya.  Ke
Sumber daya manusia yang tersedia di cil 316.0
Jawa tengah sangat kompetitif diban- dan 320. 319.6 315.7
52
309.6
dingkan daerah yang lain, di antaranya Me 770 86 24 71
dari segi upah dan kemampuan. Sep- nen
gah
aruh populasi masyarakat Jawa Te- 644. 644.8 645.1 645.8 645.9
ngah merupakan usia produktif untuk Jumlah 469 64 59 40 95
angkatan kerja. Sementara itu, melihat
kondisi geografis Jawa Tengah, masih  Be 789 764 825 835 847
banyak daerah yang bisa dijadikan se- sar
bagai kawasan industri. Hal ini yang  Ke
cil
menjadi daya tarik investor asing un- 643. 644.1 644.3 645.0 645.1
dan
tuk membangun perusahaan yang ber- me
680 01 34 05 48
sifat padat karya. Keberadaan Sektor nen
industri pengolahan mampu menyerap gah
angkatan kerja baru. Industri manu- Sumber: Dinas Perindustrian Provinsi Jawa
faktur merupakan salah satu penopang Tengah, 2014.
perekonomian yang dianggap tangguh
Seiring dengan meningkatnya
di Provinsi Jawa Tengah. Perkem-
jumlah unit usaha industri di Jawa
bangan jumlah perusahaan/unit usaha
Tengah, jumlah tenaga kerja yang
menurut jenis industri di Jawa Tengah
bekerja di sektor industri, juga
Tahun 2009 - 2013 disajikan pada
meningkat dari tahun ke tahun. Pada
tabel 4.
tahun 2004 sebesar 14,9 juta jiwa,
Tabel 4 bertambah menjadi 16,2 juta jiwa di
Jumlah Perusahaan/Unit Usaha Menurut Jenis tahun 2013, atau meningkat sekitar
Industri 8,7 %. Data jumlah tenaga kerja di
di Jawa Tengah Tahun 2009 – 2013 sektor industri dihubungkan dengan
besaran upah minimum, maka besaran
Jenis
upah minimum provinsi juga menun-
Industr 2009 2010 2011 2012 2013
jukkan peningkatan dari tahun ke ta-
i
hun, dari sebesar Rp 359.210 per bu-
lan pada tahun 2004 menjadi sebesar
329.2 Rp 643.960 per bulan pada tahun
Agro 323. 324.6 328.9 335.7
54 2013, atau meningkat sekitar 179,3
Industri 198 84 07 82
%. Dapat dinyatakan bahwa meskipun
upah meningkat, jumlah tenaga kerja
 Be 288 269 297 301 305 yang terserap pun juga meningkat.
sar Selengkapnya data mengenai besaran
 Ke
cil
upah minimum provinsi dan jumlah
328.9 tenaga kerja yang bekerja di sektor
dan 322. 324.4 328.6 335.4
53 industri dapat dilihat pada tabel 5.
Me 910 15 10 77
nen
gah
Industri 316.5
321. 320.1 316.2 310.2
55
JIEP-Vol. 16, No 2, November 2016
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

Tabel 5 Tabel 6
Besaran Upah Minimum Propinsi dan Jumlah Hasil Regresi Penyerapan Tenaga
Tenaga Kerja Sektor Industri Di Provisni Jawa Kerja di Provinsi Jawa Tengah
Tengah Tahun 2004 – 2013 Tahun 2010 – 2014

Tahun Upah Minimum Jumlah Tenaga N Varia Not Common Fixed Random
Provinsi Kerja Sektor o bel asi Effect Effect Effect
(Rp/bln) Industri
(orang) 1 Konst β0 40.56
anta 7,
58.799,1 20.192,6
2004 359.210 14.930.097 2900
400 400
2005 356.394 15.655.303 (2,80
(1,8896) (1,3914)
89)
2006 371.376 15.210.931
0,0605 0,1659
0,005
2007 397.948 16.304.058 7
2008 455.457 15.463.658 2 Laju LP - 3.809 3.891,67
Pertu E 3.381,83 ,1490 60
2009 522.585 15.835.382
mbuh 10
an (2,69 (2,7671)
2010 556.070 15.809.447
Ekon (-0,8338) 32)
0,008 0,0063
2011 557.943 15.916.135 omi
0,4056 0
2012 614.705 16.132.890
3 Upah UM 0,023
2013 643.960 16.232.000 Mini K 9
0,0020 0,0270
mum
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2014. Kabu (2,96
(0,0849) (3,3941)
paten/ 19)
Hasil Analisis Regresi Kota 0,9325 0,0009
Model estimasi regresi data 0,003
panel terhadap faktor yang 6
mempengaruhi penyerapan tenaga 4 Unit (U 62,89
kerja sektor industri di Jawa Tengah usaha UI) 417,7122 75
meliputi Common Effect, Fixed Effect 223,1974
indust
dan Random Effect. Faktor yang ri (11,2360 (0,86
(4,1610)
mempengaruhi penyerapan tenaga ) 87)
kerja sektor industri di Jawa Tengah 0,0001
meliputi pertumbuhan ekonomi, upah 0,0000 0,386
5
minimum Kabupaten/Kota dan jum-
lah unit usaha industri. Hasil analisis R- squared 0,961
regresi tersebut disajikan dalam tabel 0,4331 0,1432
2
6.
Adjusted R- 0,950
0,4231 0,1282
squared 8

F-statistik 43,5420 91,87 9,5270


27
0,0000 0,0000
0,000

56
JIEP-Vol. 16, No 2, November 2016
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

0 estimasi effect

Keterangan : angka dalam kurung adalah


nilai t hitung, angka yang dicetak miring
adalah nilai probabilitas.
Sumber : analisis data sekunder, 2016.
Sumber : analisis data sekunder, 2016.
Hasil pengujian model dapat dilihat
Berdasar hasil yang sudah disajikan
pada tabel 7, meliputi uji statistik F,
dalam tabel 6 untuk model fixed effect
Uji Lagrange Multiplier (LM) dan uji
dapat ditulis persamaan regresinya
Hausman. Berdasarkan pengujian
sebagai berikut :
tersebut, disimpulkan bahwa model
estimasi terhadap faktor yang
mempengaruhi penyerapan tenaga
kerja sektor industri di Jawa Tengah
adalah model fixed effect.

Tabel 7.
Hasil Uji Signifikansi Model
Uji Fixed Uji Random Uji Fixed
Hasil analisis regresi tersebut menun-
Effect : Effect : atau
jukkan bahwa secara bersama-sama
Random variabel laju pertumbuhan ekonomi,
Uji F Uji Effect : upah minimum dan jumlah unit usaha
Statistik LM/Breusch- Hausman industri berpengaruh terhadap peny-
Pagan Test erapan tenaga kerja di Provinsi Jawa
Tengah. Secara parsial, variabel laju
F hitung : LM (X2) hitung X2hitung : pertumbuhan ekonomi dan upah mini-
54,9358 267,7629 14,6019 mum berpengaruh positif terhadap
penyerapan tenaga kerja, sedangkan
F tabel (= X2 tabel (= 0,05, X2 tabel (=
jumlah unit usaha industri tidak
0,05, df df(3)) : 7.8147 0,05,
berpengaruh terhadap penyerapan
(34,137)) :
df(3)) : tenaga kerja di Provinsi Jawa Tengah.
1,5152
7.8147 Pengaruh positif laju pertum-
buhan ekonomi terhadap penyerapan
F tabel (= X2 tabel (= 0,01, X2 tabel (= tenaga kerja mempunyai arti bahwa
0,01, df(3)) : 11,3449 0,01, df(3)) : semakin tinggi pertumbuhan ekonomi
df(34,137)) : 11,3449 di Jawa Tengah, maka akan semakin
1,7945 banyak penyerapan tenaga kerja.
Besarnya koefisien regresi sebesar
Kesimpulan Kesimpulan : Kesimpulan
3.809,1490 menunjukkan bahwa ke-
: :
X2 hitung > X2 naikan laju pertumbuhan ekonomi
F hitung > F tabel, maka X2 hitung > sebesar 1% akan meningkatkan
tabel, maka random effect X2 tabel, penyerapan tenaga kerja sebesar 3.809
signifikan, Adalah model maka fixed jiwa dengan asumsi variabel lain tetap.
sehingga estimasi yang effect adalah Hasil ini sesuai dengan penelitian
fixed effect tepat model yang yang dilakukan oleh Miar (2014) dan
adalah tepat Tambunsaribu (2013), bahwa pertum-
model yang dibanding buhan ekonomi berpengaruh positif
tepat untuk random terhadap penyerapan tenaga kerja.
57
JIEP-Vol. 16, No 2, November 2016
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

Pengaruh positif laju pertumbuhan Pengaruh upah minimum ka-


ekonomi terhadap penyerapan enaga bupaten/kota terhadap penyerapan
kerja sektor industri ditunjukkan oleh tenaga kerja adalah positif. Ini artinya,
tingkat aktivitas ekonomi yang selalu naiknya upah minimum akan mening-
mengalami trend positif sebagaimana katkan penyerapan tenaga kerja dan
grafik 2. Terjadinya pertumbuhan begitu juga sebaliknya, turunnya upah
ekonomi akan menggerakan sektor- minimum akan menurunkan jumlah
sektor lainnya, sehingga dari sisi pro- penyerapan tenaga kerja di sektor
duksi akan memerlukan tenaga kerja. industri. Besarnya nilai koefisien re-
Kemampuan dalam menghasilkan out- gresi adalah 0,0239 menunjukkan bah-
put oleh sektor industri tersebut tentu- wa apabila upah minimum naik satu
nya tidak terlepas dari peran tenaga rupiah maka nilai penyerapan tenaga
kerja dalam proses produksinya, se- kerja juga akan meningkat sebesar
hingga semakin besar output yang 0,0239 jiwa, atau jika upah minimum
dihasilkan maka menggambarkan se- naik 10.000 rupiah maka nilai pe-
makin besar jumlah tenaga kerja yang nyerapan tenaga kerja juga akan me-
dibutuhkan untuk menghasilkan out- ningkat sebesar 239 jiwa dengan
put tersebut. Perkembangan ekonomi asumsi variabel lain konstan. Temuan
selanjutnya di Provinsi Jawa Tengah ini bertolak belakang dengan teori dan
juga nampak pada Pendapatan Regi- beberapa hasil penelitian teradahulu.
onal perkapita atas dasar harga berlaku Teori hubungan upah minimum dan
dari Tahun 2010-2013 meningkat se- penyerapan tenaga kerja menjelaskan
tiap tahunnya sebagaimana grafik 3. bahwa pemberlakuan upah minimum
dapat menyebabkan pengangguran,
Grafik 2. namun dalam beberapa kasus per-
Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah 2010- geseran ini pada kenyataannya dapat
2014
menyebabkan perusahaan yang ber-
sangkutan meningkatkan masukan te-
naga kerja yang memaksimumkan la-
ba. Artinya untuk memaksimalkan
laba, perusahaan terus menarik tenaga
kerja sampai pada titik dimana produk
marjinal tenaga kerja sama dengan
upah riil (Mankiw, 2003:51). Semen-
tara itu Sumarsono (2003) menyatakan
Sumber : BPS Jawa Tengah, 2015 upah akan mempengaruhi tinggi ren-
dahnya biaya produksi yang dapat me-
Grafik 3
Pendapatan Regional perkapita Atas Dasar
ngakibatkan pengurangan ataupun pe-
Harga Berlaku nambahan jumlah penyerapan tenaga
Provinsi Jawa Tengah, Tahun 2008-2013 kerja.
Beberapa hasil penelitian ter-
dahulu yang bertolak belakang dengan
temuan penelitian ini adalah hasil pe-
nelitian Greer, Castrejon & Lee (2014)
dan penelitian Sobita & Saputra
(2014). Hasil penelitian Greer, Castre-
jon & Lee (2014) menyimpulkan bah-
Sumber : BPS Jawa Tengah, 2015
wa upah minimum memiliki dampak
yang signifikan terhadap pengang-
58
JIEP-Vol. 16, No 2, November 2016
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

guran ketika ekonomi tidak stabil, se- minimum berpengaruh positif terha-
lama resesi dan pasca-resesi, yaitu dap penyerapan tenaga kerja.
bahwa peningkatan upah minimum Jumlah unit usaha industri
meningkatkan pengangguran, atau tidak berpengaruh terhadap penye-
upah minimum mempunyai pengaruh rapan tenaga kerja. Hal ini terkait de-
negatif terhadap penyerapan tenaga ngan kondisi industri di Provinsi Jawa
kerja. Selanjutnya hasil penelitian So- Tengah yang bersifat padat karya
bita & Saputra (2014) menyatakan sehingga penyerapan tenaga kerja ti-
bahwa upah riil secara signifikan ber- dak terpengaruh dengan banyak atau
pengaruh negatif terhadap penyerapan sedikitnya keberadaan unit usaha. Pa-
tenaga kerja. da kenyataannya dengan jumlah unit
Beberapa penelitian yang men- usaha yang terbatas telah mampu me-
dukung upah berpengaruh positif ter- nyerap tenaga kerja dalam jumlah
hadap penyerapan tenaga kerja adalah yang relatif banyak.
penelitian yang dilakukan oleh Saputri
& Rejekiningsih (2008), variabel upah
5. KESIMPULAN, IMPLIKASI,
berpengaruh positif terhadap penye-
SARAN, DAN BATASAN
rapan tenaga. Hal ini dikarenakan
Berdasarkan hasil penelitian
upah yang digunakan dalam penelitian
dapat ditarik kesimpulan bahwa
adalah upah minimum kota (UMK),
secara bersama-sama variabel laju
dimana UMK memiliki pergerakan
pertumbuhan ekonomi, upah mini-
yang relatif stabil dan ditentukan oleh
mum Kabupaten/kota dan jumlah unit
Tripartit (Pengusaha, Serikat Pekerja
usaha ndustri berpengaruh terhadap
dan Pemerintah). Selain itu, di-
penyerapan tenaga kerja di Provinsi
mungkinkan adanya kinerja yang aktif
Jawa Tengah. Secara parsial laju
dari serikat pekerja, yang tidak hanya
pertumbuhan ekonomi dan upah mi-
melindungi pekerja tetapi juga mem-
nimum kabupaten/kota berpengaruh
perhatikan hidup pengusaha, sehingga
positif terhadap penyerapan tenaga
ada hubungan yang baik antara serikat
kerja sektor industri, sedangkan jum-
kerja dan pengusaha. Pengaruh positif
lah unit usaha industri tidak ber-
UMK teradap penyerapan tenaga kerja
pengaruh terhadap penyerapan tenaga
di Provinsi Jawa Tengah didukung
kerja.
fakta bahwa Jawa Tengah memiliki
Berdasarkan hasil penelitian,
faktor produksi tenaga kerja relatif
beberapa saran yang direkomenda-
banyak, sehingga memproduksi ba-
sikan dalam rangka memberikan ma-
rang yang padat karya. Sumber daya
sukan terhadap kebijakan ketenega-
manusia yang tersedia di Jawa tengah
kerjaan di Provinsi Jawa Tengah ada-
sangat kompetitif dibandingkan daerah
lah perlunya upaya pemerintah untuk
yang lain di antaranya dari segi upah
mendorong laju pertumbuhan ekono-
dan kemampuan. Separuh populasi
mi. Pemerintah dan para pelaku usaha
masyarakat Jawa Tengah merupakan
perlu lebih memperhatikan dan meng-
usia produktif untuk angkatan kerja.
galakkan dukungan ekonominya terha-
Sementara itu, melihat kondisi geo-
dap sektor industri pengolahan, per-
grafis Jawa Tengah, masih banyak
dagangan hotel dan restoran, serta per-
daerah yang bisa dijadikan sebagai
tanian dibanding dengan sektor lain.
kawasan industri padat karya. Industri
Hal ini mengingat ketiga sektor ini
yang bersifat padat karya dan
menempati urutan tiga besar dalam
berorientasi ekspor inilah yang diduga
kontribusinya terhadap laju pertum-
menjadi penyebab kenaikan upah
59
JIEP-Vol. 16, No 2, November 2016
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

buhan ekonomi. Ketiga sektor ini juga Diakses 28 Desember 2015 pukul
memberikan andil terbesar dalam pe- 09.17 WIB.
nyerapan tenaga kerja. Pemerintah
perlu melakukan pendataan dan me- Indradewa, I Gusti Agung. (2015).
metakan daerah mana yang cocok “Pengaruh Inflasi, Produk Domestik
untuk pengembangan kawasan indus- Regional Bruto (PDRB), dan Upah
tri, untuk itu pemerintah perlu bersi- Minimum Terhadap Penyerapan Tena-
nergi dengan pengusaha khususnya ga Kerja di Provinsi Bali Periode
dalam hal meningkatkan industri yang Tahun 1994-2013”. Skripsi. Univer-
banyak menyerap tenaga kerja. Pe- sitas Udayana. Denpasar.
merintah hendaknya memberi duku-
ngan strategis berupa penataan dan Mankiw, N. Gregory. (2003). Teori
penyelesaian masalah pembebasan la- Makro Ekonomi. Terjemahan. Jakar-
han, perizinan, dan mempercepat pe- ta: PT. Gramedia Pustaka Utama
laksanaan proyek investasi sebagai
dukungan terhadap perkembangan in- Miar Piter. (2014). “Influence of
dustri padat karya di Provinsi Jawa Economic Growth to Manpower
Tengah. Absorption and People elfare in
Regencies/Cities in Central Kaliman-
tan Province”. Journal of Economics
DAFTAR PUSTAKA
and Sustainable Development Vol.5,
No.21, www.iiste.orgISSN2222-1700
Arsyad, Lincolin. (2010). Ekonomi
(Paper) ISSN 2222-2855 (Online),
Pembangunan. Yogyakarta: STIE
Diakses Tanggal 6 Nopember 2015
YKPN
pukul 16.48 WIB.
Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa
Muana, Nanga. (2001). Makro Eko-
Tengah. Jawa Tengah Dalam Angka
nomi, Masalah dan Kebijakan. Jakar-
2009-2016.
ta: PT. Raja Grafindo Persada
--------------------. (2012). Hasil Re-
konsiliasi PDRB se Jawa Tengah.
Munasriah. (2015). “Pengaruh Jumlah
Unit Usaha dan Investasi Terhadap
---------------------. (2015). Profil
Penyerapan Tenaga Kerja Pada Indus-
Ketenagakerjaan Jawa Tengah Hasil
tri Kecil Di Kabupaten Wajo.” Tesis.
Sakernas Agustus 2014. Mei Tahun
Program Pasca Sarjana, Universitas
2015.
Hasanudin.Makasar.http://repository.
unhas.ac.id:4001/digilib/files/disk1/4
Bappenas. (2014). Perkembangan
00. Diakses Tanggal 27 April 2016
Pembangunan Provinsi Jawa Tengah
pukul 22.12 WIB.
2014.
Karib, Abdul MS. (2012). “Analisis
Dumairy. (1996). Perekonomian Indo-
Pengaruh Produksi, Investasi Dan Unit
nesia. Jakarta: Erlangga
Usaha Terhadap Penyerapan Tenaga
Kerja Pada Sektor Industri Sumatera
Greer, Scott & Castrejon, Isai & Lee
Barat”. Jurnal Manajemen dan
Sarah. (2014). “The Effect of Mini-
Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 3,
mum Wage and Unemployment
September 2012 ISSN : 2086 -5031.
Across Varying Economic Climates”.
Universitas Andalas. Padang, Diakses
Georgia Institute of Technology.

60
JIEP-Vol. 16, No 2, November 2016
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851

Tanggal 6 Maret 2016 pukul 21.20 Program Pascasarjana Universitas Di-


WIB. ponegoro. Semarang, Diakses 6
Nopember 2015 pukul 16.00 WIB.
Saputri, Oktaviana Dwi &
Rejekiningsih, Tri Wahyu. (2008).
“Analisis Penyerapan Tenaga Kerja di
Kota Salatiga ”Jurnal Analisis.
http://eprints.undip.ac.id/29404/1/.
Diakses tanggal 27 April 2016 pukul
23.43 WIB.

Sobita, Nindya Eka & Suparta, I


Wayan. (2014). “Pertumbuhan Ekono-
mi dan Penyerapan Tenaga Kerja di
Provinsi Lampung” JEP. Vol. 3, No.
2, Juli 2014,Diakses 19 Maret 2016
pukul 21.54 WIB.

Simanjuntak, Payaman J. (2001).


Ekonomi Sumber Daya Manusia.
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia : Jakarta.

Tambunsaribu, Romas Yossia. (2013).


“Analisis Pengaruh Produktivitas
Tenaga Kerja, Upah Riil dan Pertum-
buhan Ekonomi terhadap Penyerapan
Tenaga Kerja di 35 Kabupaten/Kota
Jawa Tengah.” Diponegoro Journal of
Economics,http://ejournal-
s1.undip.ac.id/index.php/jme. Diakses
7 Maret 2016 pukul 23.21 WIB.

Yunani, Achmad & Djoko Mursinto.


(2014). ”Influence of Government
Investment and Private Investment to
Economic Growth, Manpower
Absorption and Amount of Poor
Population in Regencies/Cities in
South Kalimantan Province in 2002-
2012”Journal of Economics and
Sustainable Development.
www.iiste.org ISSN 2222-1700
(Paper) ISSN 2222-2855.

Zamrowi, M. Taufik. (2007).


“Analisis Penyerapan Tenaga Kerja
Pada Industri Kecil (Studi di Industri
Kecil Mebel Kota Semarang)”. Tesis.
61

Anda mungkin juga menyukai