Anda di halaman 1dari 35

PENELITIAN BARUAN

(MIXED METHOD)

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas untuk mata kuliah
Metodelogi Penelitian dan Olah Data Pendidikan

Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Wiyanto, M.Si.
Dr. Sri Haryani, M.Si.

Disusun Oleh:
Ahmad Musholli Qurba Maulana (NIM )

Sovi Junita Eviyanti ( NIM.0402520026)

KONSENTRASI PENDIDIKAN IPA


PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN IPA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,


Salam Sejahtera untuk Kita Semua
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena dengan rahmat,karunia serta
taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Desain Penelitian Mixed
method ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima
kasih pada Bapak Prof. Dr.Wiyanto, M.Si selaku dosen mata kuliah Metodologi Penelitian telah
memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai tata cara menyusun penelitian menggunakan Mixed method. Kami
juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah kami buat untuk masa yang akan datang,mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yangkurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan masadepan.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Semarang, Maret 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................3
BAB I. PENDAHULUAN...................................................................................4
A. Latar Belakang.....................................................................................4
B. Rumusan Masalah ...............................................................................5
C. Tujuan..................................................................................................5
BAB II. PEMBAHASAN....................................................................................6
A. Penelitian Baruan (Mixed Method) ...........................................................6
B. Tujuan Penelitian (Mixed Method) ...........................................................6
C. Karakteristik Penelitian Mixed method ....................................................8
D. Perbedaan Penelitian Mixed method, Kualitatif dan Kuantitatif ..............9
E. Kelebihan dan kelemahan Penelitian Baruan (Mixed method) .................16
F. Jenis-jenis Metode Penelitian Mixed method ...........................................18
G. Langkah-langkah Penelitian Mixed method .............................................22
H. Pentingnya Mixed method research .........................................................29
BAB III. PENUTUP............................................................................................31
A. Kesimpulan ...............................................................................................31
B. Saran .........................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................33

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam sebuah riset diperlukan sebuah desain penelitian sehingga terciptalah tujuan
penelitian yaitu kontribusi positif yakni pemecahan permasalahan yang dihadapi oleh obyek
penelitian. Seiring berkembangnya desain penelitian kualitatif dan kuantitatif dalam ilmu
sosial humaniora, penelitian dengan Mixed method yakni menerapkan kombinasi dua metode
kualitatif dan kuantitatif menjadi kian popular. Popularitas ini, salah satunya disebabkan oleh
kenyataan bahwa metodologi penelitian terus berevolusi dan berkembang, dan Mixed method
adalah salah satu wujud dari perkembangan ini yang memanfaatkan kekuatan metode
penelitian kualitatif dan kuantitatif sekaligus. Apalagi, masalah-masalah yang diangkat oleh
pakar pendidikan begitu kompleks sehingga menerapkan hanya satu metode saja tentu tidak
memadai untuk menjabarkan kompleksitas ini. Sifat interdisipliner penelitian juga turut
memengaruhi tim penelitian yang terdiri dari individu-individu yang memiliki minat dan
metode metodologis yang beragam. Pada akhirnya, ada begitu banyak manfaat yang dapat
diperoleh dari kombinasi penelitian kualitatif dan kuantitatif ini dibanding hanya menerapkan
salah satu dari kedua metode tersebut secara terpisah. Salah satu manfaatnya adalah
memberikan pemahaman yang lebih luas terhadap masalah-masalah penelitian.
Metode penelitian Mixed method adalah penggabungan antara penelitian kualitatif dan
kuantitatif. Oleh sebab itu, peneliti harus menguasai metode penelitian kualitatif dan metode
penelitian kuantitatif terlebih dahulu sebelum menggunakan metode penelitian mixed
method. Salah satu perbedaan mendasar antara metode penelitian kualitatif dan metode
penelitian kuantitatif terletak pada landasan filsafat. Metode kuantitatif berlandaskan pada
filsafat positivisme. Filsafat ini berpandangan bahwa, suatu gejala itu dapat dikelompokkan,
dapat diamati, dapat diukur, bersifat sebab-akibat, relative tetap dan bebas nilai. Karena
gejala dapat dikelompokkan, maka peneliti kuantitatif dapat memilih beberapa variable
penelitiannya. Peneliti kualitatif berlandaskan pada filsafat propositivisme.
Filsafat ini berpandangan bahwa suatu gejala bersifat holistic, belum tentu dapat diamati
dan diukur, hubungan gejala bersifat reciprocal, data bersifat dinamis dan terikat nilai.
Gejala yang holistic adalah gejala yang menyeluruh dan tidak dapat dipisahkan. Dengan

4
demikian peneliti dalam melakukan penelitian tidak meneliti hanya beberapa variabel saja,
tetapi seluruh aspek yang ada pada objek yang akan diteliti.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka yang menjadi pokok pembahasan pada
makalah ini yaitu:
1. Apa itu penelitian Mixed method?
2. Apa tujuan penelitian Mixed method?
3. Apa saja karakterisitik penelitian Mixed method?
4. Apa saja perbedaan penelitian Mixed method, Kuantitatif, dan Kualitatif?
5. Apa saja kelebihan dan kekurangan penelitian Mixed method?
6. Apa saja jenis metode Penelitian Mixed method?

C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui apa itu penelitian Mixed method
2. Untuk mengetahui tujuan penelitian Mixed method
3. Untuk mengetahui karakterisitik penelitian Mixed method
4. Untuk mengetahui perbedaan penelitian Mixed method, Kuantitatif, dan Kualitatif
5. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan penelitian Mixed method
6. Untuk mengetahui jenis metode Penelitian Mixed method

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Penelitian Baruan (Mixed method)


Penelitian campuran (mixed method) merupakan pendekatan baru dalam penelitian, meskipun
beberapa peneliti menyatakan bahwa metode penelitian ini bukanlah merupakan pendekatan baru
dalam penelitian. Hal ini disebabkan banyak peneliti yang telah melakukan pengumpulan data
kuantitatif dan kualitatif secara bersama-sama dalam satu penelitian yang yang sama. Meskipun
demikian, untuk memasukkan bentuk data dari kedua hasil penelitian tersebut terutama dalam
hal desain dan metodologi penelitiannya berbeda dan hal ini merupakan hal yang baru dalam
metode penelitian campuran ini.
Menurut Creswell dan Clark [CITATION Joh07 \n \t \l 1033 ] penelitian campuran (mixed
method research) merupakan desain penelitian dengan asumsi filosofis di samping sebagai
metode inquiry. Sebagai metodologi, penelitian campuran ini melibatkan asumsi filosofis yang
membimbing arah pengumpulan dan analisis data, serta mengolah pendekatan penelitian
kualitatif dan kuantitatif pada banyak fase proses penelitian tersebut. Sebagai metode, penelitian
campuran memfokuskan diri pada pengumpulan (collecting), analisis (analyzing), dan
mencampur data kualitatif dan kuantitatif dalam suatu studi yang tunggal atau beberapa seri
penelitian. Alasan utama penggunaan kombinasi pendekatan kualitatif dan kuantitatif adalah
memberikan pemahaman terhadap masalah penelitian yang lebih baik daripada menggunakan
pendekatan tunggal.
Menurut Tasakkori dan Teddlie [CITATION Tas98 \n \t \l 1033 ] sejarah penelitian campuran
(mixed method research) sudah dikembangkan pada masa Campbell dan Fiske yang berusaha
memposisikan penelitian mixed method sebagai pelengkap bagi penelitian tradisional
sebelumnya, yaitu kualitatif dan kuantitatif yang berlangsung selama berabad-abad tidak bisa
diakurkan satu sama lain. Hadirnya mixed method reseach merupakan paradigma baru yang
berusaha mencari titik temu, dan mengatasi pertikaian dari dua metode penelitian sebelumnya.

B. Tujuan Penelitian Mixed method


Tujuan keseluruhan dari penelitian mixed method menggabungkan komponen penelitian
kualitatif dan kuantitatif adalah untuk memperluas dan memperkuat kesimpulan penelitian dan

6
penggunaan metode ini berkontribusi dalam menjawab pertanyaan penelitian seseorang. Sehingga
pada akhirnya penelitian dengan metode campuran memperoleh pengetahuan dan validasi yang
tinggi. Desain ini sebagai produk yang memiliki kualitas yang memadai untuk mencapai beberapa
validitas, yang mengacu pada studi penelitian metode campuran yang memenuhi kombinasi yang
relevan atau serangkaian validitas kuantitatif, kualitatif, dan metode campuran.
Mengingat tujuan menjawab pertanyaan penelitian dengan validasi , seorang peneliti dapat
memakai berbagai alasan atau tujuan untuk memperkuat studi penelitian dan kesimpulannya.
Berikut ini ini adalah dimensi desain pertama yang perlu di pertimbangkan ketika merancang
penelitian ; mengingat pertanyaan penelitian yaitu apa tujuan dari studi metode campuran ?
Klasifikasi yang populer dari tujuan penelitian metode campuran pertama kali
diperkenalakan tahun 1989 oleh Greene, Caracelli, dan Graham (dalam [ CITATION Sho18 \l 1033 ])
membedakan lima tujuan berikut untuk pencampuran dalam campuran metode penelitian:

1. Triangulasi mencari konvergensi, pembuktian, korespondensi hasil dari metode yang


berbeda : Triangulasi metode yaitu penggunaan lebih dari satu metode saat mempelajari
pertanyaan penelitian yang sama untuk memeriksa dimensi yang sama dari masalah
penelitian. Triangulasi memungkinkan peneliti untuk mencari konvergensi data yang
dikumpulkan untuk meningkatkan validitas temuan penelitian. Triangulasi akhirnya
memperkuat dan memperkaya kesimpulan penelitian, membuatnya lebih dapat diterima oleh
pendukung metode kualitatif dan kuantitatif
2. Komplementaritas mencari elaborasi, peningkatan, ilustrasi, klarifikasi hasil dari satu metode
dengan hasil dari metode lainnya; saling melengkapi, yang memungkinkan peneliti
memperoleh pemahaman yang lebih dalam dan lengkap tentang masalah penelitian dan / atau
memperjelas hasil penelitian yang diberikan. Kombinasi data kuantitatif dan kualitatif
memberikan pemahaman yang lebih baik tentang masalah penelitian daripada jenis itu sendiri.
Misalnya, sebelum membuat kuesioner untuk mengumpulkan data numerik, mewawancarai
beberapa responden dapat memberikan banyak informasi naratif, dan informasi naratif ini
dapat memberikan wawasan untuk membuat kuesioner menjadi lebih baik.
3. Pengembangan berusaha menggunakan hasil dari satu metode untuk membantu
mengembangkan atau menginformasikan metode lain, di mana pembangunan secara luas
ditafsirkan untuk memasukkan pengambilan sampel dan implementasi, serta keputusan
pengukuran

7
4. Untuk menggunakan metode campuran adalah inisiasi. Terkadang, hasil penelitian
bertentangan dengan temuan penelitian sebelumnya sehingga perlu dilakukan penelitian baru
untuk mengklarifikasi kontradiksi tersebut.
5. Ekspansi berusaha untuk memperluas luas dan jangkauan penyelidikan dengan menggunakan
metode yang berbeda untuk komponen penyelidikan yang berbeda. Penelitian ini
diproyeksikan untuk memperluas luas dan jangkauan penyelidikan. Integrasi data kuantitatif
dan kualitatif memberikan temuan yang lebih kaya dan lebih rinci, dan temuan semacam itu
memfasilitasi kegiatan penelitian di masa depan dan memungkinkan para peneliti untuk terus
menggunakan metode yang berbeda dan beragam dalam mencari pertanyaan penelitian baru
atau yang dimodifikasi.

C. Karakterisitik Penelitian Mixed method


Penelitian mixed method memiliki karakter yang berbeda dengan penelitian lain. Berikut
beberapa karakter dari penelitian mixed method menurut Creswell [CITATION Cre12 \n \t \l 1033 ].
1. Memberikan dasar pemikiran untuk desain campuran
Pada penelitian yang menggunakan metode kombinasi, peneliti harus memberikan kerangka
dan alasan yang jelas mengapa memilih desain penelitian campuran (kuantitatif dan
kualitatif). Kerangka atau penjelasan ini biasanya disebutkan di awal sebelum penelitian
dilakukan. Alasan untuk melakukan studi metode campuran adalah untuk menjelaskan secara
lebih rinci melalui penelitian statistik kuantitatif awal yang diperoleh dari data sejumlah
besar orang dan menyamaratakan hasil, sedangkan kualitatif memungkinkan eksplorasi
mendalam terhadap beberapa individu

2. Mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif


Data dalam penelitian mixed method, terdiri dari data kuantitatif dan kualitatif. Metode
pengumpulan data dikaitkan dengan angka atau data numerik dan kata-kata atau teks dan
data gambar

3. Penentuan Prioritas
Penentuan prioritas pada kedua data yang diperoleh dalam penelitian mixed method
tergantung pada tujuan penelitian yang akan dilakukan.Prioritasnya adalah bahwa dalam
desain metode campuran, peneliti lebih menekankan pada satu jenis data daripada jenis data

8
lain dalam penelitian dan laporan tertulis.Penekanan ini dapat dihasilkan dari pengalaman
pribadi dengan pengumpulan data, kebutuhan untuk memahami satu bentuk data sebelum
melanjutkan tahap berikutnya.

4. Pengurutan dan Pengumpulan Data


Penggunaan data kuantitatif dan kualitatif dalam penelitian kombinasi memungkinkan
adanya data pengurutan dalam penggunaan kedua jenis data. Ada beberapa kemungkinan
pengurutan dalam pengumpulan data pada metode penelitian kombinasi, yaitu: (1) data
kuantitatif dan data kualitatif diambil secara bersamaan; (2) data kuantitatif diambil terlebih
dahulu sebelum data kualitatif; (3) data kualitatif dikumpulkan terlebih dahulu sebelum data
kuantitatif.

5. Analisis data dengan desain


Metode penelitian kombinasi memiliki tantangan yang cukup sulit terutama dalam
menganalisa data dari metode kuantitatif dan kualitatif. Analisis data pada penelitian
kombinasi harus disesuaikan dengan model penelitian kombinasi yang dipilih.

6. Diagram Prosedur
Metode penelitian kombinasi memiliki diagram khas yang menunjukkan proses penggunaan
kedua jenis data (kuantitatif dan kualitatif), urutan penggunaan data, serta menunjukkan
prioritas data yang digunakan dalam penelitian

D. Perbedaan Penelitian Mixed method, Kualitatif, dan Kuantitatif


1. Mixed method
Menurut Creswell [CITATION Cre08 \n \t \l 1033 ] ada enam karakteristik utama dari metode
penelitian kombinasi, yaitu:
a. Dasar/alasan desain penelitian
Dasar ini merupakan suatu pendekatan penelitian yang memiliki dasar filosofis tersendiri dari
penelitian kuantatif ataupun kualitatif. Setidaknya ada tiga alasan mendasar dari penelitian
kombinasi. Pertama, digunakan untuk menguji hasil dari penelitian pada tahap awal saat akan
meneruskan ke tahap berikutnya. Kedua, menjelaskan secara lebih rinci hasil penelitian dan
menggambarkannya secara utuh. Ketiga, memberikan pengertian yang lebih utuh daripada
penelitian kuantitatif ataupun kualitatif yang berdiri sendiri-sendiri [ CITATION Put17 \l 1033 ]

9
b. Pengumpulan Data Kuantitatif dan Kualitatif
Pengumpulan data kualitatif dan kuantitatif dalam rangka untuk menjawab pertanyaan
penelitian. Prioritas pengumpulan data ini dapat digolongkan menjadi dua model :
1) Eksplanatif yaitu peneliti memprioritaskan pada pengumpulan data secara kuantitatif
terlebih dahulu, baru kemudian data kualitatif .
2) Eksploratif yaitu peneliti menekankan pada data kualitatif daripada kuantitatif,
pengumpulan data kualitatif didahulukan, baru kemudian data kuantitatif. Data kuantitatif
berupa data numerik, semetara data kualitatif berupa data teks.
c. Prioritas
Dalam prioritas ini, metode kualitatif maupun kuantitatif memiliki bobot yang sama. Namun,
dapat juga ditentukan salah satu lebih prioritas dan memiliki bobot yang lebih besar dari yang
lain.
d. Urutan
Urutan dalam penelitian mixed method dapat dibedakan menjadi tiga, yakni:
1) Pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif dapat dilakukan secara bersamaan.
2) Data kuantitatif dikumpulkan terlebih dahulu, lalu diikuti oleh pengumpulan data
kualitatif.
3) Data kualitatif dikumpulkan terlebih dahulu, lalu diikuti oleh pengumpulan data
kuantitatif.
e. Analisis data sesuai desain penelitian
Persepsi paling umum dari metode Kombinasi adalah bahwa proses yang terjadi merupakan
suatu proses modular, di mana komponen kualitatif dan kuantitatif dilaksanakan, baik secara
bersamaan maupun berurutan. Walaupun secara umum persepsi ini dapat dikatakan benar,
persepsi ini juga memberi kesan bahwa analisa data harus dilakukan secara terpisah dan
terpilah untuk setiap tahapan kuantitatif dan kualitatif, serta pengkombinasian hanya dapat
terjadi di tahap interpretasi akhir
f. Diagram dari prosedur penelitian
Diagram dari prosedur penelitian dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu : a) Penggunaan
sistem notasi b) Mengidentifikasi prioritas c) Mengidentifikasi urutan

Dalam Sugiyono [CITATION Sug13 \n \t \l 1033 ] ada beberapa catatan yang perlu diperhatikan
apabila ingin menerapkan metode kombinasi yaitu sebagai berikut :

10
a. Dapat digunakan bersama untuk meneliti pada obyek yang sama tetapi tujuan yang berbeda.
Kualitatif digunakan untuk menemukan hipotesis sedangkan kuantitatif digunakan untuk
menguji hipotesis.
b. Digunakan secara bergantian. Pada tahap pertama menggunakan kualitatif sehingga
ditemukan hipotesis. Selanjutnya hipotesis tersebut diuji dengan metode kuantitatif.
c. Metode penelitian tidak dapat digabungkan karena paradigmanya berbeda. Tetapi dalam
penelitian kuantitatif dapat menggabungkan penggunaan teknik pengumpulan data (bukan
metodenya), seperti penggunaan trianggulasi dalam penelitian kualitatif.
d. Dapat menggunakan metode tesebut secara bersamaan, asal keduanya telah difahami degan
jelas dan seseorang telah berpengalaman luas dalam melakukan penelitian.

Aspek Karakteristik
Dasar teori Konfirmasi dan Eksplorasi
Hal yang paling umum dari tujuan
Beberapa tujuan
penelitian
Fokus Beberapa focus
Desain Beberapa desain
Mempelajari perilaku lebih dari satu
Sifat pengamatan
konteks
Teknik pengumpulan data Beberapa Teknik
Sampel Kombinasi kualitatif dan kuantitatif
Campuran angka dan data yang
Sifat data
bersifat deskriptif
Analisis data Kombinasi Kualitatif dan Kuantitatif
Tabel 2.1 Karakteristik Mixed method

2. Penelitian Kualitatif
Karakteristik penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Biklen (1982) dalam Sugiyono [CITATION
Sug13 \n \t \l 1033 ] adalah sebagai berikut :
a. Qualitative Research had the natural setting as the direct source of data and researcher
is the key isntrumen ( Dilakukan pada kondisi yang alamiah, langsung ke sumber data
dan peneliti adalah instrumen kunci)

11
b. Qualitative research is descriptive. The data collected is in the form of words of pictures
rether than number (Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif, data yang terkumpul
berbentuk kata-kata atau gambar sehingga tidak menekankan pada angka)
c. Qualitative research are concerned with process rather than simply with outcomes or
products (Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses dari pada produk atau hasil)
d. Qualitative research tend to analyze their data inductively (Penelitian kualitatif
menganlisi data secara induktif)
e. “Meaning” is of essential to qualitative approach (Penelitian kualitatif lebih menekankan
makna.)

Selanjutnya dalam Sugiyono [CITATION Sug13 \n \t \l 1033 ] dikemukakan karakteristik penelitian


kualitatif berdasarkan beberapa aspek yang dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Aspek Karakteristik
a. Umum
b. Fleksibel
A. Desain
c. Berkembang dan muncul dalam proses
penelitian
a. Menentukan pola hubungan yang bersifat
interaktif
B. Tujuan b. Menemukan teori
c. Menggambarkan realitas yang kompleks
d. Memperoleh pemahaman data
a. Participant observation
b. In depth Interview
C. Teknik pengumpulan data
c. Dokumentasi
d. Triangulasi
a. Peneliti sebagai Instrumen (Human
instrument)
D. Instrumen Penelitian
b. Buku catatan, tape-recorder, camera,
handycam, dan lain-lain
E. Data a. Deskriptif kualitatif
b. Dokumen pribadi, catatan lapangan,

12
ucapan dan Tindakan responden, dll
a. Kecil
b. Tahap representative
F. Sampel/Sumber Data
c. Purposive, snowball
d. Berkembang selama proses penelitian
a. Terus-menerus sejak awal sampai akhir
penelitian
G. Analisis
b. Induktif
c. Mencari pola, model, tema dan teori
a. Empati, akrab supaya diperoleh
pemahaman yang mendalam
b. Kedudukan sama, bahkan sebagai guru,
H. Hubungan dengan responden
konsultan
c. Jangka lama, sampai datanya jenuh, dapat
ditemukan hipotesis
a. Singkat, umum bersifat sementara
b. Tidak dirumuskan hipotesis karena justru
akan menemukan hipotesis
c. Prosedur bersifat umum, seperti
I. Usulan desain merencanakan
d. Literatur yang digunakan bersifat
sementara, tidak menjadi pegangan utama
e. Focus penelitian ditetapkan setelah
diperoleh data awal dari lapangan
Setelah tidak ada data yang dianggap
J. Kapan penelitian dianggap selesai?
baru/jenuh
K. Kepercayaan terhadap hasil Pengujian kredibilitas, depenabilitas, proses
penelitian dan hasil penelitian
Tabel 2.2 Karakteristik Penelitian Kualitatif

Berikut ini beberapa alasan yang perlu diperhatikan sehingga kita harus menggunakan metode
kualitatif [CITATION Sug13 \t \l 1033 ]

13
1) Bila masalah penelitian belum jelas, masih remang-remang atau mungkin masih gelap.
Melalui penelitian model ini, peneliti akan melakukan eksplorasi terhadap suatu objek.
Ibarat orang akan mencari sumber minyak atau tambang emas, dan lain – lain.
2) Gejala sosial sering tidak bisa difahami berdasarkan apa yang diucapkan dan dilakukan
orang. Setiap ucapan dan tindakan orang sering mempunyai makna tertentu. Data untuk
mencari makna dari setiap perbuatan tersebut hanya cocok diteliti dengan metode
kualitatif melalui teknik wawancara mendalam dan observasi serta dokumentasi.
3) Untuk memahami interaksi sosial. Interaksi sosial yang kompleks hanya dapat diurai
kalau peneliti melakukan penelitian dengan metode kualitatif dengan cara ikut berperan
serta, wawancara mendalam terhadap interaksi sosial tersebut sehingga dapat ditemukan
pola-pola hubungan yang jelas.
4) Untuk mengembangkan teori melalui data yang diperoleh di lapangan
5) Untuk memastikan kebenaran data melalui teknik pengumpulan dengan secara
trianggulasi/gabungan maka kepastian data akan lebih terjamin.
6) Meneliti sejarah perkembangan, termasuk sejarah perkembangan seseorang tokoh atau
masyarakat akan dapat dilacak melalui metode kualitatif.

3. Penelitian Kuantitatif
Sugiyono [CITATION Sug13 \n \t \l 1033 ] mengemukakan karakteristik penelitian kuantitatif
berdasarkan beberapa aspek yang dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Aspek Karakteristik
a. Spesifik, jelas dan terperinci
b. Ditentukan secara mantap sejak awal
A. Desain
c. Menjadi pegangan Langkah demi
langkah
a. Menunjukkan hubungan antar variable
b. Menguji teori
B. Tujuan
c. Mencari generalisai yang mempunyai
nilai prediktif
a. Kuesioner
C. Teknik Pengumpulan data
b. Observasi dan wawancara terstruktur

14
a. Tes, angket, wawancara terstruktur
D. Instrumen Penelitian
b. Instrumen yang telah terstandar
a. Kuantitatif
b. Hasil pengukuran variable yang
E. Data
dioperasionalkan dengan
menggunakan instrumen
a. Besar
b. Representative
F. Sampel/Sumber data
c. Sedapat mungkin random
d. Ditentukan sejak awal
a. Setelah selesai pengumpulan data
b. Deduktif
G. Analisis
c. Menggunakan statistic untuk menguji
hipotesis
a. Setelah selesai pengumpulan data
b. Deduktif
H. Analisis
c. Menggunakan statistic untuk menguji
hipotesis
a. Dibuat berjarak, bahkan sering tanpa
kontak supaya objektif
b. Kedudukan peneliti lebih tinggi dari
I. Hubungan dengan responden
responden
c. Jangka pendek sampai hipotesis dapat
dibuktikan
J. Usulan desain a. Luas dan rinci
b. Literatur yang berhubungan dengan
masalah, dan variable yang diteliti
c. Prosedur yang spesifik dan rinci
Langkah-langkahnya
d. Masalah dirumuskan dengan spesifik
dan jelas
e. Hipotesis dirumuskan dengan jelas
f. Ditulis secara rinci sebelum terjun ke

15
lapangan. Singkat, umum bersifat
sementara
Setelah semua kegiatan yang direncakan dapat
K. Kapan penelitian dianggap selesai?
diselesaikan

L. Kepercayaan terhadap hasil penelitian Pengujian validitas dan reliabilitas instrumen

Tabel 2.3 Karakteristik Penelitian Kuantitatif

Penelitian kuantitatif dapat digunakan / diterapkan dengan mempertimbangkan beberapa hal


berikut :

1) Bila masalah yang merupakan titik tolak penelitian sudah jelas.


2) Bila peneliti ingin mendapatkan informasi yang luas dari suatu populasi. Metode ini
cocok digunakan untuk mendapatkan informasi yang luas tetapi tidak mendalam. Bila
populasi terlalu luas maka dapat menggunakan sampel.
3) Bila ingin diketahui pengaruh perlakuan/treatment tertentu terhadap yang lain. Metode
eksperimen paling cocok digunakan.
4) Bila peneliti bermaksud menguji hipotesis penelitian.
5) Bila peneliti ingin mendapatkan data yang akurat, berdasarkan fenomena empiris dan
dapat diukur.
6) Bila ingin menguji terhadap adanya keragu-raguan tentang validitas pengetahuan, teori
atau produk tertentu.

E. Kelebihan dan kelemahan Penelitian baruan (Mixed method)


Penelitian mixed method merupakan jenis, pendekatan atau paradigma penelitian yang
menggabungkan antara penelitian kualitatif dengan kuantitatif dalam satu bidang penelitian
tertentu. Dalam penelitian ini apakah peneliti mengggabungkan penelitian dengan menggunakan
penelitian kualitatif sebagai data utama, sedangkan data penelitian kuantitatif sebagai data
pendukung. Jika demikian, maka penelitian ini disebut penelitian explanatory research design,
atau sebaliknya data penelitian kuantitatif sebagai data utama, sedangkan data penelitian
kualitatif sebagai data pendukung. Jika demikian, maka penelitian ini disebut dengan exploratory
research design, atau malah terserah dari mana mulainya, dan ini disebut sebagai penelitian
embedded. Penelitian apakah menggunakan explanatory research design, exploratory research

16
design, atau embedded, ketiga-tiga memiliki keunggulan, yaitu menjustifikasi ‘mengapa temuan
tersebut seperti itu’. Dengan kata lain, jawaban penelitian explanatory research design secara
kuantitatif tidak diterima begitu saja, akan tetapi dicarikan jawabannya secara kualitatif,
sehingga temuannya dalam bentuk angka-angka (numerical) diperkuat dengan temuan kualitatif
melalui kesimpulan dari wawancara.
Menurut Cresswell [CITATION Cre12 \n \t \l 1033 ] kelebihan penelitian campuran adalah sebagai
berikut:

1. Mixed method research menghasilkan fakta yang lebih komprehensif dalam meneliti
masalah penelitian, karena peneliti memiliki kebebasan untuk menggunakan semua alat
pengumpul data sesuai dengan jenis data yang dibutuhkan. Sedangkan kuantitatif atau
kualitatif hanya terbatas pada jenis alat pengumpul data tertentu saja.
2. Mixed method research dapat menjawab pertanyaan penelitian yang tidak dapat dijawab
oleh penelitian kuantitatif atau kualitatif. Contoh : apakah pendapat partisipan yang
diperoleh dari wawancara dan hasil pengukuran dengan instrument tertentu harus
dipisah ? (pertanyaan inilah yang akan dijawab oleh mixed method research, bahwa alat
pengumpul data tidak hanya terbatas pada satu alat saja. “Apa yang dapat menerangkan
atau memperjelas hasil penelitian kuantitatif ? (mixed method research menjawab, data
kualitatif menerangkan/memperjelas hasil penelitian kuantitatif).
3. Mixed method research mendorong peneliti untuk melakukan kolaborasi, yang tidak
banyak dilakukan oleh penelitian kuantitatif maupun kualitatif. Kolaborasi dimaksud
adalah kolaborasi social, behavioral, dan kolaborasi humanistic.
4. Mixed method research mendorong untuk menggunakan berbagai pandangan atau
paradigma.
5. Mixed method research itu “praktis” karena peneliti memiliki keleluasaaan menggunakan
metoda untuk meneliti masalah.

Disamping itu, penelitian campuran kuantitatif dan kualitatif juga memiliki kelemhan.
Menurut Morse [CITATION Mor10 \n \t \l 1033 ] dalam praktiknya peneliti dapat kurang ketat
menerapkan prosedur-prosedur yang ada sehingga data yang diperolehnya menjadi
dipertanyakan dan menimbulkan ancaman serius terhadap validitas penelitian karena asumsi-

17
asumsi dasar dari kedua metode rawan dilanggar ketika memadukan atau mencampurkannya
yaitu
1. dibutuhkan pengetahuan prasayarat yang baik dan mendalam terkait dengan metode
kuantitatif serta kualitatif karena keduanya digunakan dalam satu penelitian,
2. diperlukan pengambilan banyak data dalam penelitiannya, menghabiskan banyak waktu
dan tenaga dalam proses penelitiannya

F. Jenis Metode Penelitian Mixed method


Menurut Creswell [CITATION Joh07 \n \t \l 1033 ] ada empat jenis desain metode penelitian
campuran (mixed method), yaitu triangulation design, the embedded design, explanatory design,
dan exploratory design. Masing-masing jenis desain metode penelitian tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut.
1. Triangulation Design
Pendekatan yang paling umum dalam mixed method adalah desain trianggulasi [CITATION
Cre03 \t \l 1033 ] . Tujuan dari desain trianggulasi ini adalah untuk mendapatkan data yang
berbeda, dari topik yang sama [CITATION Mor91 \t \l 1033 ] untuk memahami masalah penelitian
dengan baik. Intensitas penggunaan desain trianggulasi ini adalah untuk mempertemukan
kekuatan dan ketidaksimpangsiuran kelemahan yang muncul dalam metode kuantitatif misalnya
besarnya ukuran sampel, trend, dan generalisasi dengan metode kualitatif yaitu kecilnya ukuran
jumlah subyek, kerincian, dan kedalaman penelitian.
Menurut pakar, desain trianggulasi dapat dibagi menjadi lima, yaitu 1) interpretasi
didasarkan pada penggabungan antara hasil penelitian kualitatif dan kuantitatif [ CITATION Joh07 \l
1033 ] , 2) model konvergensi yaitu penggabungan (pengumpulan data, analisis data dan hasil
penelitian kualitatif-kuantitatif) kemudian hasilnya dibandingkan dan dipertentangkan,
selanjutnya dari hasil perbandingan dan pertentangan tersebut diinterpretasikan secara kualitatif
dan kuantitatif [CITATION Cre99 \t \l 1033 ] , 3), desain trianggulasi dengan model transformasi
data (memindahkan data kualitatif ke dalam data kuantitatif), yaitu dengan membandingkan dan
saling menghubungkan perangkat data kuantitatif selanjutnya diinterpretasikan penelitian data
kualitatif dan kuantitatif [CITATION Cre04 \t \l 1033 ] , 4), desain trianggulasi dengan model
validasi data kuantitatif, yaitu penggabungan (pengumpulan data kuantitatif melalui survey
dengan data kualitatif melalui survey terbuka dan tertutup), trianggulasi analisis data kualitatif

18
dan kuantitatif, serta trianggulasi hasil penelitian kualitatif dengan kuantitatif, selanjutnya
dilakukan validasi hasil penelitian kuantitatif dengan hasil penelitian kualitatif, kemudian
dilakukan interpretasi kuantitatif dan kualitatif [ CITATION Web02 \l 1033 ], dan 5) desain
trianggulasi dengan model multilevel, yaitu level pertama dilakukan pengumpulan data, analisis
data dan hasil penelitian kuantitatif, level kedua dilakukan dengan pengumpulan data, analisis
data dan hasil penelitian kualitatif, dan level ketiga pengumpulan data, analisis data dan hasil
penelitian kuantitatif. Dari masing-masing level ini dilakukan interpretasi secara keseluruhan
[ CITATION Tas98 \l 1033 ].

2. Desain Embedded (The Embedded Design)


Desain embedded merupakan salah satu desain penelitian mixed method dimana seperangkat
data memberikan peran sebagai pendukung dalam studi yang didasarkan pada jenis data yang
lain [CITATION Cre03 \t \l 1033 ]. Pernyataan dalam desain embedded ini merupakan seperangkat
data tunggal yang tidak cukup, perbedaan pertanyaan diperlukan untuk dijawab, dan masing-
masing jenis pertanyaan diperlukan untuk jenis data yang berbeda tersebut. Para peneliti
umumnya, menggunakan desain embedded ini ketika perlu untuk memasukkan data kualitatif
dan kuantitatif untuk menjawab pertanyaan penelitian pada studi kualitatif dan kuantitatif yang
besar. Desain Penelitian ini secara khusus berguna ketika para peneliti perlu menyocokkan
komponen kualitatif dengan desain kuantitatif seperti kasus-kasus eksperimental atau desain
korelasi. Sebagai contoh dalam eksperimental, para investigator memasukkan data kualitatif
untuk beberapa alasan seperti mengembangkan penilaian (treatment), untuk menguji proses
intervensi atau mekanisme yang berhubungan dengan variabel, atau untuk mengembangkan hasil
eksperimen.
Prosedur desain embedded dilakukan dengan mencampur perangkat data yang berbeda,
dengan jenis data yang berbeda yang dicocokkan dengan kerangka metodologi pada jenis data
yang lain [ CITATION Car07 \l 1033 ]. Sebagai contoh, peneliti dapat menyocokkan data kualitatif
dengan metodologi kuantitatif, seperti yang mungkin dilakukan dalam desain eksperimental, atau
data kuantitatif dapat dicocokkan dengan metodologi kualitatif, sebagaimana dapat dilakukan
dalam desain fenomenologi. Desain embedded meliputi pengumpulan data kualitatif dan
kuantitatif, tetapi salah satu dari jenis data tersebut berperan sebagai data suplemen dalam desain
penelitian secara keseluruhan.

19
3. Explanatory Design
Desain penelitian explanatory merupakan desain penelitian mixed method yang terdiri dari
dua fase, yaitu desain penelitian yang dimulai dengan pengumpulan dan analisis data. Fase
pertama ini diikuti dengan bagian pengumpulan dan analisis data kuantitatif. Fase kedua, fase
penelitian kualitatif dirancang mengikut hubungan atau hasil kuantitatif pada fase pertama.
Karena, desain explanatory ini dimulai dengan kuantitatif, maka para peneliti menempatkan
penekanan yang lebih besar pada metode kuantitatif daripada metode kualitatif. Tujuan desain
explanatory ini secara keseluruhan adalah bahwa data kuantitatif membantu menjelaskan atau
membangun hasil penelitian kuantitatif [CITATION Cre03 \t \l 1033 ].
Varian atau model desain explanatory ini terdiri dari dua model, yaitu 1) Follow-up
Explanation Model (menekankan kuantitatif), 2) Participant Selection Model (menekankan
kualitatif). Masing-masing model explanatory ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Follow-up Explanation Model (menekankan kuantitatif)
Tahapan model ini diawali dengan pengumpulan data kuantitatif, kemudian data tersebut
dianalisis secara kuantitatif, dan hasilnya bersifat kuantitatif. Dari hasil tersebut
diidentifikasi hasilnya untuk ditindaklanjuti (follow up). Bentuk follow up tersebut
dilakukan dengan cara mengumpulkan data secara kualitatif, dianalisis secara kualitatif
pula, dan hasilnya bersifat kualitatif. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa model ini
menjelaskan bahwa interpretasi hasil kuantitatif sebagai data utama, dianalisis sehingga
menghasilkan kesimpulan secara kualitatif.
b) Participant Selection Model (Menekankan Kualitatif)
Adapun tahapan model participant selection model ini diawali dengan pengumpulan data
kuantitatif, kemudian data tersebut dianalisis secara kuantitatif, dan hasilnya bersifat
kuantitatif. Dari hasil tersebut selanjutnya dilakukan seleksi partisipan secara kualitatif
untuk memperoleh data melalui pengumpulan data secara kualitatif, kemudian data yang
terkumpul dianalisis secara kualitatif pula, sehingga hasilnya bersifat kualitatif. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa model ini menjelaskan bahwa interpretasi hasil
kuantitatif dilakukan untuk memperoleh data utama secara kualitatif.

4. Exploratory Design
Desain penelitian exploratory merupakan desain penelitian mixed method yang merupakan
hasil dari metode penelitian yang pertama (kualitatif) yang dapat membantu mengembangkan

20
atau menginformasikan metode kedua (kuantitatif) [ CITATION Gre89 \l 1033 ]. Desain penelitian
ini didasarkan pada pernyataan bahwa eksplorasi diperlukan untuk satu dari beberapa alasan:
mengukur (measures) atau instrumen tidak tersedia (not available), variabel adalah tidak dikenal,
atau tidak ada kerangka bimbingan atau teori. Karena desain penelitian ini dimulai dengan
kualitatif, maka desain penelitian ini cocok untuk mengungkap fenomena [CITATION Cre03 \t \l
1033 ].
Desain penelitian ini khususnya berguna ketika peneliti perlu untuk mengembangkan dan
menguji (test) suatu instrumen karena salah satu instrumen tersebut tidak tersedia [CITATION
Cre99 \t \l 1033 ], atau untuk mengidentifikasi variabel yang penting untuk diteliti secara
kuantitatif ketika variabelnya tidak diketahui. Desain penelitian ini juga dilakukan ketika peneliti
ingin untuk mengeneralisasi hasil penelitian untuk kelompok yang berbeda [CITATION Mor91 \t \l
1033 ], untuk menguji aspek-aspek teori atau klasifikasi yang muncul [ CITATION Mor98 \l 1033 ],
atau untuk mengungkap (explore) fenomena secara mendalam, dan kemudian mengukur
kelazimannya.
Desain exploratory ini terdiri dari dua varian umum, yaitu 1) Model pengembangan instrumen
(instrument development model), 2) model pengembangan taksonomi (taxonomy development
model). Masing-masing model desain penelitian exploratory ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Model Pengembangan Instrumen (Instrument Development Model)
Peneliti menggunakan model ini ketika mereka perlu untuk mengembangkan dan
mengimplementasikan instrument kuantitatif yang didasarkan pada temuan kualitatif.
Dalam desain penelitian ini, pertama-tama peneliti mengungkap topik penelitian dengan
beberapa partisipan. Temuan kualitatif kemudian membimbing pengembangan item-item
pertanyaan dan skala untuk instrumen survey kuantitatif. Pada fase kedua pengumpulan
data, peneliti mengimplementasikan dan memvalidasi instrumen yang bersifat kuantitatif.
Pada desain ini, metode kualitatif dan kuantitatif adalah dihubungkan melalui
pengembangan item-item instrumen. Para peneliti menggunakan varians ini sering
menekankan pada aspek penelitian.
b) Model Pengembangan Taksonomi (Taxonomy Development Model)
Model pengembangan taksonomi terjadi ketika fase awal kualitatif adalah dilakukan
untuk mengidentifikasi variabel-variabel yang penting, mengembangkan taksonomi, atau
sistem klasifikasi, atau mengembangkan suatu teori yang muncul, dan selanjutnya fase

21
tes secara kuantitatif atau meneliti hasil-hasil ini secara lebih rinci [ CITATION Mor98 \l
1033 ]. Pada model pengembangan taksonomi ini, fase kualitatif menghasilkan kategori
atau relasi khusus. Kategori atau relasi khusus ini kemudian digunakan untuk
melanjutkan pertanyaan penelitian dan pengumpulan data yang digunakan pada tahap
kedua, yaitu fase kauntitatif.
Model ini digunakan ketika peneliti merumuskan pertanyaan penelitian kuantitatif atau hipotesis
yang didasarkan pada temuan penelitian kualitatif dan diproses untuk menjalankan penelitian
kuantitatif untuk menjawab pertanyaan yang ada.

G. Langkah-langkah Penelitian Mixed method


1. Langkah-langkah penelitian campuran model Triagulation
Menurut Creswell [CITATION Cre12 \n \t \l 1033 ] metode penelitian dapat dimulai dari
rumusan masalah kualitatif atau kuantitatif yang sejenis. Rumusan masalah kualitatif
adalah pertanyaan penelitian yang memerlukan jawaban dengan data kualitatif, dan
rumusan masalah kuantitatif adalah pertanyaan penelitian yang memerlukan data
kuantitatif. Rumusan masalah yang sejenis adalah rumusan masalah yang isi dan
bentuknya sama. Bentuk rumusan masalah adalah deskriptif, komparatif, asosiatif,
dan komparatif asosiatif. Penelitian dapat dilakukan berdasarkan satu bentuk masalah,
dua bentuk masalah atau seluruh bentuk masalah. Saat peneliti menggunakan metode
kualitatif, maka peneliti harus memperkuat diri menjadi human instrument agar bisa
mengumpulkan, dan menganalisis data kualitatif, dan pada saat menjadi peneliti
kuantitatif, peneliti melakukan kajian teori untuk dapat dirumuskan hipotesis dan
instrument penelitian. Instrument penelitian digunakan untuk mengumpulkan data
kuantitatif. Data kualitatif yang telah terkumpul dianalisis secara kualitatif, dan data
kualitatif dianalisis dengan statistik. Kedua kelompok data hasil analisis kualitatif dan
kuantitatif selanjutnya dianalisis lagi dengan meta analisis (analisis data hasil
penelitian kualiatif dan kuantitatif atau sebaliknya) untuk dapat dikelompokan,
dibedakan, dan dicari hubungan satu data dengan data yang lain sehingga dapat
diketahui apakah kedua data saling memperkuat, memperlemah atau bertentangan

2. Langkah-langkah penelitian campuran model embedded

22
Ada dua model dalam penelitian concurrent embedded, yaitu metode kuantitatif yang
menjadi metode primer dan atau metode kualitatif yang menjadi metode primer.
a) Langkah-langkah penelitian metode kuantitatif sebagai metode primer
Penelitian berangkat dari masalah atau potensi. Potensi yang ingin diberdayakan, tetapi
tidak tahu cara memberdayakan juga akan menimbulkan masalah. Setelah masalah
yang melatarbelakangi dikemukakan dengan fakta, selanjutnya dibuat rumusan masalah
yang berbentuk pertanyaan penelitian. Rumusan masalah bisa berbentuk rumusan
deskriptif, komparatif, asosiatif, dan komparatif asosiatif.
1) Setelah masalah dirumuskan maka, selanjutnya peneliti memilih teori yang dapat
digunakan untuk memperjelas masalah, merumuskan hipotesis dan menyusun
instrument penelitian. Setelah instrument disusun diuji validitas dan reliabilitasnya.
Setelah instrument terbukti valid dan reliabel, selanjutnya digunakan untuk
mengumpulkan data guna menjawab rumusan masalah kuantitatif dan menguji
hipotesis yang telah dirumuskan. Pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan
pengumpulan data kualitatif. Pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan
menggunakan instrument dan pengumpulan data kualitatif dengan observasi, dan
wawancara. Data kuantitatif diperoleh berdasarkan sample penelitian yang diambil
secara random dan pengumpulan data kualitatif dikumpulkan dengan sample
purposive dan snowball. Data kuantitatif yang telah terkumpul dianalisis dengan
statistik dan data kualitatif dianalisis secara kualitatif [ CITATION Pan15 \l 1033 ].
2) Data kuantitatif yang telah terkumpul dengan teknik pengumpulan data kuantitatif
dan data kualitatif yang telah terkumpul dengan teknik pengumpulan data kualitatif,
selanjutnya dianalisis untuk digabungkan dan dibandingkan, sehingga dapat
ditemukan data kualitatif mana yang memperkuat, memperluas dan mengugurkan
data kuantitatif. Data kuantitatif yang bersifat deskriptif atau hasil pengujian
hipotesis berikut data kualitatif sebagai pelengkapnya, selanjutnya disajikan dalam
bentuk tabel atau grafik dan dilengkapi dengan data kualitatif. Data tersebut
selanjutnya diberikan pembahasan, sehingga hasil penelitian menjadi semakin jelas
dan mantap.
3) Langkah terakhir dari proses penelitian ini adalah membuat laporan penelitian yang
bagian akhirnya ada kesimpulan dan saran. Apabila kesimpulan memberikan

23
informasi yang baik, maka tidak perlu diberikan saran, sehingga jumlah saran tidak
harus sama dengan jumlah kesimpulan.

b) Langkah-langkah metode kualitatif sebagai metode primer


1) Seperti telah banyak dikemukakan bahwa, metode penelitian kualitatif digunakan
bisa berangkat dari potensi, keingintahuan di suatu obyek, dan bisa dari masalah
yang bersifat sementara. Masalah tersebut akan berkembang setelah peneliti
memasuki lapangan. Setelah peneliti melakukan penjelajahan umum (grand tour
observation) ke obyek yang diteliti, maka peneliti baru dapat menemukan fokus
penelitian. Berdasarkan fokus penelitian tersebut, selanjutnya peneliti dapat
membuat rumusan masalah yang berupa pertanyaan penelitian sebagai panduan
untuk mengumpulkan data di lapangan. Penelitian kualitatif tidak menggunakan
landasan teori sebagai bahan untuk perumusan hipotesis, tetapi melakukan kajian
berbagai teori perspektif yang sesuai dengan konteks penelitian [ CITATION Ros16 \l
1033 ]. Kajian tersebut akan dapat memperkuat peneliti kualitatif sebagai “human
instrument” sehingga peneliti kualitatif mampu melakukan penjelajahan umum
pada obyek yang diteliti, menetapkan fokus, menetapkan sumber data,
mengumpulkan dan analisis data kualitatif.
2) Teori yang digunakan oleh peneliti kualitatif juga bersifat sementara dan akan
berkembang sesuai dengan fakta-fakta yang ditemukan peneliti di lapangan.
Penelitian kualitatif lebih dipandu oleh fakta-fakta yang diperoleh dilapangan
(bukan teori) untuk membangun hipotesis atau teori baru [CITATION Sug17 \t \l
1033 ].

3. Langkah-langkah penelitian campuran model Explanatory


Metode kombinasi explanatory memiliki karakteristik dimana tahap pertama penelitian
menggunakan metode kuantitatif dan tahap kadua menggunakan metode kualitatif
[ CITATION Tay15 \l 1033 ]. Sedemikian itu, penelitian kombinasi dilakukan untuk
menjawab rumusan masalah yang berbeda, tetapi saling melengkapi.
a. Metode Kuantitatif

24
Menurut Tashakkori & Teddlie [CITATION Tas03 \n \t \l 1033 ] langkah-langkah
dalam metode kuantitatif adalah menentukan masalah dan membuat rumusan
masalah, melakukan kajian teori dan merumuskan hipotesis, mengumpulkan, dan
menganalisis data serta menyusun kesimpulan untuk menguji hipotesis
1) Menentukan masalah
Penelitian kuantitatif berangkat dari masalah atau potensi yang sudah jelas.
Adapun pengertian masalah ialah penyimpangan dari apa yang diharapkan
dengan apa yang terjadi. Misalnya, penyimpangan antara kebijakan dengan
pelaksanaan atau penyimpangan antara perencanaan dan pelaksanaan di
lapangan. Namun, suatu penelitian juga bisa diangkat dari adanya potensi.
Penelitian yang dimulai dari potensi cenderung lebih baik daripada penelitian
yang berangkat dari masalah [ CITATION Jon97 \l 1033 ]. Jika penelitian berangkat
dari masalah, maka hasil penelitian lebih berguna untuk memecahakan masalah,
sedangkan jika penelitian berangkat dari potensi, hasil penelitian berguna untuk
pengembangan atau peningkatan kemajuan. Potensi adalah segala sesuatu yang
bila dikembangkan akan dapat meningkatkan nilai tambah. Sebagai contoh,
potensi sumber daya pertanian di Indonesia yang dapat dijadikan sumber energi
alternatif
2) Landasan teori dan hipotesis
Setelah menentukan masalah, selanjutnya peneliti mencari dan memilih teori
yang relevan sehingga dapat digunakan untuk memperjelas masalah, memberi
definisi operasional, merumuskan hipotesis dan mengembangkan
instrumen[ CITATION Ham16 \l 1033 ]. Jumlah teori yang digunakan tergantung
pada jumlah variabel yang diteliti. Hipotesis yang dikemukakan dapat berbentuk
hipotesis deskriptif, komparatif, dan asosiatif
3) Pengumpulan dan Analisis data kuantitatif
Setelah hipotesis dirumuskan, maka hipotesis tersebut selanjutnya dibuktikan
kebenarannya berdasarkan data [ CITATION Obe16 \l 1033 ]. Maka sebelum
dikumpulkan, perlu ditetapkan populasi dan sampelnya beserta instrumen
penelitiannya. Jumlah instrumen tergantung pada variabel yang diteliti. Sebelum
digunakan, instrumen juga perlu diuji validitas dan reabilitasnya. Setelah data

25
terkumpul, selanjutnya dianalisis untuk menjawab rumusan masalah dan
menguji hipotesis yang telah dirumuskan.
4) Hasil Pengujian Hipotesis
Tahap ini merupakan langkah akhir dari metode kuantitatif. Data kuantitatif
yang telah dianalisis dan hipotesis yang telah diuji selanjutnya disajikan dalam
bentuk tabel, grafik, gambar, dan narasi singkat. Penyajian data meliputi
deskripsi data kuantitatif nilai setiap variabel, setiap indikator, bahkan setiap
butir instrumen. Dengan demikian nilai setiap variabel, setiap indikator dan
setiap butir instrumen dapat diketahui.

b. Metode Kualitatif
Jika dalam penelitian kuantitatif, penelitian berakhir setelah hipotesis terbukti atau
tidak terbukti [CITATION Yin17 \t \l 1033 ] . Pada penelitian campuran model
sequential explanatory, penelitian masih berlanjut dengan metode kualitatif dengan
tujuan untuk membuktikan, memperkuat, memperdalam, memperluas,
memperlemah, dan mengugurkan data kuantitatif yang telah diperoleh pada tahap
awal.
1) Penentuan Sumber data
Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian kuantitatif pada tahap awal,
selanjutnya peneliti menentukan sumber data yang diharapkan agar dapat
memberi informasi untuk melengkapi data kuantitatif yang telah diperoleh pada
penelitian tahap I. Sesuai dengan metodenya, pengambilan sampel sumber data
dilakukan secara kualitatif, misalnya melaui purposive (narasumber yang paling
tahu tentang informasi yang dibutuhkan) dan bersifat snowball (jumlahnya
berkembang semakin banyak).
2) Pengumpulan dan Analisis data kualitatif
Setelah sumber data ditetapkan, selanjutnya peneliti melakukan pengumpulan
data dengan metode kualitatif seperti wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Analisis data dan pengujian kredibilitas data dapat dilakukan bersamaan dengan
proses pengumpulan data dan setelah selesai pengumpulan data. Berdasarkan

26
hasil analisis kualitatif diharapkan akan diperoleh data kualitatif yang kredibel
untuk melengkapi data kuantitatif
3) Analisis data kuantitatif dan kualitatif
Setelah kedua data (kuantitatif dan kualitatif) diperoleh, langkah selanjutnya
adalah menganalisis kembali kedua kelompok data tersebut. Analisis data dapat
dilakukan dengan menggabungkan kedua data yang sejenis sehingga data
kuantitatif diperluas dan diperdalam dengan data kualitatif. Analisis juga dapat
dilakukan dengan membandingkan kedua kelompok data, sehingga dapat
ditemukan perbedaan dan persamaan diantara dua kelompok data tersebut.
4) Kesimpulan Hasil Penelitian
Langkah terakhir penelitian adalah membuat laporan penelitian yang
didalamnya terdapat kesimpulan dan memberikan saran. Kesimpulan yang
diberikan, harus menjawab rumusan masalah penelitian secara singkat
berdasarkan fakta yang ditemukan di lapangan. Jumlah butir kesimpulan harus
sama dengan jumlah rumusan masalah. Berdasarkan kesimpulan tersebut,
selanjutnya dibuat saran untuk memperbaiki keadaan. Saran yang diberikan
tentunya berdasarkan pada hasil penelitian [CITATION Ang17 \l 1033 ].

4. Langkah-langkah penelitian campuran model Exploratory


Tahap pertama penelitian menggunakan metode kualitatif, langkahnya yaitu menetukan
masalah atau potensi. Selanjutnya peneliti melakukan kajian teori perspektif yang
berfungsi untuk memandu peneliti dalam mengumpulkan dan menganalisis data.
Setelah itu peneliti melakukan pengumpulan yang utuh dari objek penelitian tersebut,
mengkonstruksi makna dari hipotesis. Pada tahap kedua peneliti menggunakan metode
kuantitatif yang berfungsi untuk menguji hipotesis yang ditemukan pada penelitian
tahap pertama. Langkah-langkah dalam penggunaan metode kuantitatif adalah
menetukan populasi dan sampel sebagai tempat untuk menguji hipotesis,
mengembangkan dan menguji instrumen untuk mengumpulan data, menganalisis data,
selanjutnya peneliti membuat laporan yang diakhiri dengan kesimpulan dan saran.
a. Metode Kualitatif

27
Langkah pertama dalam metode penelitian kombinasi model/desain exploratory
adalah melakukan penelitian dengan metode kualitatif [CITATION Yin13 \t \l 1033 ] .
Seperti telah dikemukakan langkahnya adalah menetukan masalah atau potensi.
Selanjutnya peneliti melakukan kajian teori perspektif yang berfungsi untuk
memandu peneliti dalam mengumpulkan data dan analisis data. Setelah itu peneliti
masuk ke setting penelitian dengan melakukan pengumpulan data dan analisis data
kualitatif, sampai akhirnya peneliti dapat menemukan gambaran yang utuh dari
objek penelitian tersebut, mengkonstruksi makna dari hipotesis.
1) Masalah dan judul penelitian
Setiap penelitian dimulai dari masalah tetentu. Masalah dalam penelitian
kualitatif berbeda dengan masalah dalam penelitian kuantitatif [ CITATION ONy18
\l 1033 ]. Masalah dalam penelitian kualitatif belum jelas, masih remang-
remang bahkan masih gelap, sehingga masalah yang dibawa peneliti kualitatif
masih bersifat sementara. Penelitian kualitatif juga tidak harus berangkat dari
masalah, tetapi bisa dari dugaan adanya potensi, bahkan bisa berangkat dari
rasa keingintahuan di suatu objek. Setelah masalah, potensi atau keinginan
untuk mengetahui sesuatu yang di situasi sosial/tempat/objek penelitian
ditetapkan, maka selanjutnya dapat dibuat rumusan masalah yang bersifat
sementara. Rumusan masalah dapat bersifat rumusan masalah deskriptif,
komparatif, asosiatif. Pada penelitian kualitatif, akan terjadi tiga kemungkinan
terhadap “masalah” yang dibawa oleh peneliti.
a) Pertama, masalah yang dibawa oleh peneliti tetap, sehingga sejak awal
sampai akhir penelitian masalahnya sama, dengan demikian judul proposal
dengan judul laporan penelitian sama.
b) Kedua, “masalah” yang dibawa peneliti setelah memasuki penelitian
berkembang. Jadi masalah diperluas atau diperdalam, dengan demikian
antara judul dalam proposal dengan judul laporan penelitian tidak sama
sehingga judulnya diganti. Pada institusi tertentu, judul yang diganti ini
sering mengalami kesulitan administrasi. Oleh karena itu institusi yang
menangani penelitian kualitatif, harus mau dan mampu menyesuaikan
dengan karakteristik masalah kualitatif ini.

28
Contoh judul penelitian: factor-faktor yang mempengaruhi produktivitas
kerja pegawai di PT. Sinar jaya.
2) Kajian Teori
Teori dalam penelitian kualitatif sering disebut dengan teori lensa atau teori
perspektif. Teori berfungsi membantu peneliti untuk membuat berbagai
pertanyaan penelitian, memandu bagaimana mengumpulkan data dan analisis
data. Apabila dalam penelitian kuantitatif teori diuji berdasarkan data lapangan,
dalam penelitian kualitatif teori berfungsi untuk memandu peneliti dalam
bertanya, mengumpulkn dan menganalisis data.
Berdasarkan contoh judul diatas, maka teori yang perlu diuji dan diperdalam
oleh peneliti adalah tentang produktivitas dan faktor-faktor yang
mempengaruhi produktivitas kerja berdasarkan data di lapangan.
3) Pengumpulan dan analisis data
Setelah peneliti memahami permasalahan yang diteliti serta memperhatikan
rumusan masalah penelitian maka, peneliti selanjutnya masuk dalam tempat
yang diteliti (setting penelitian) untuk melakukan penelitian [ CITATION Bry17 \l
1033 ]. Pada penelitian kualitatif pengumpulan data, analisis dan pengujian
kredibilitas data lebih banyak dilakukan secara bersamaan. Sesuai contoh diatas
pengumpulan data dilakukan terkait produktivitas dan faktor yang
mempengaruhinya. Sebelum pengumpulan data lebih mendalam maka peneliti
melakukan penjelajahan terlebih dahulu untuk meperoleh gambaran umum
tentang situasi sosial atau setting yang diteliti

b. Metode Kuantitatif
Penentuan sampel dan populasi untuk menguji hipotesis. Pada suatu penelitian
perlu dijelaskan populasi dan sampel yang dapat digunakan sebagai sumber data.
Selain itu populasi dan sampel juga digunakan untuk menguji hipotesis yang telah
ditemukan [CITATION Sug16 \t \l 1033 ]

H. Pentingnya Mixed method Research

29
Penelitian yang menghasilkan kesimpulan berdasarkan temuan di lapangan hanya akan
menjadi suatu konstruksi sosial penelitian pada lapangan tertentu, apabila didekati secara
kualitatif semata, sedangan penelitian yang dilakukan secara kuantitatif, hanya akan
memberikan/membeberkan fakta atau data dari lapangan secara angka-angka, tidak
menggambarkan, aksi, reaksi dan tindakan psikologis mengenai setuju atau tidaknya kesimpulan
penelitian yang dilakukan. Dengan kata lain, data yang dihasilkan dari penelitian hanya
merupakan kumpulan data sesaat bukan sebagai reaksi mengapa pernyataan itu muncul sebagai
temuan.
Bagi Creswell, penelitian mixed method ini penting karena dilator belakangi oleh tidak
adanya kata sepakat dari masing-masing penganut metode penelitian kualitatif dan kuantitatif,
sehingga muncullah metode penelitian campuran (mixed method) sebagai jalan tengah untuk
menjembatani perdebatan kedua penganut faham kualitatif dan kuantitatif. Dalam pandangan
Creswell, penelitian yang dilakukan tidak cukup hanya dengan mengandalkan hanya salahj satu
paradigm penelitian (kualitatif, kuantitatif) tersebut, tetapi perlu dibangun paradigm baru
penelitian yang lazim disebut dengan “mixed method”.

30
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada makalah ini, Adapun kesimpulan pada makalah ini yaitu:
1. Penelitian campuran (mixed method research) merupakan desain penelitian dengan
asumsi filosofis di samping sebagai metode inquiry dimana penelitian ini memberikan
pemahaman terhadap masalah penelitian yang lebih baik daripada menggunakan
pendekatan tunggal
2. Tujuan keseluruhan dari penelitian mixed method menggabungkan komponen penelitian
kualitatif dan kuantitatif adalah untuk memperluas dan memperkuat kesimpulan
penelitian dan penggunaan metode ini berkontribusi dalam menjawab pertanyaan
penelitian seseorang
3. Penelitian mixed method memiliki karakter yang berbeda dengan penelitian lain, yang
dapat ditinjau dari segi; a) Memberikan dasar pemikiran untuk desain campuran; b)
mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif; c) Penentuan prioritas; d) Pengurutan dan
pengumpulan data; e) Analisis data dengan desain; f) Diagram prosedur
4. Perbedaan yang mendasar antara penelitian mixed method, kualitatif dan kuantitatif yaitu
dari segi desain mixed method memiliki beberapa desain, kualitatif memiliki desain yang
bersifat umum, fleksibel dan berkembang serta muncul selama proses penelitian, dan
untuk kuantitatif memiliki desain yang bersifat spesifik, jelas, terperinci serta sudah
ditentukan sejak awal.
5. Kelebihan penelitian mixed method yaitu mixed method research menghasilkan fakta
yang lebih komprehensif dalam meneliti masalah penelitian, mixed method research

31
dapat menjawab pertanyaan penelitian yang tidak dapat dijawab oleh penelitian
kuantitatif atau kualitatif, mixed method research mendorong peneliti untuk melakukan
kolaborasi, yang tidak banyak dilakukan oleh penelitian kuantitatif maupun kualitatif,
mixed method research mendorong untuk menggunakan berbagai pandangan atau
paradigma, dan mixed method research itu “praktis” karena peneliti memiliki
keleluasaaan menggunakan metoda untuk meneliti masalah. sedangkan kelemahan
penelitian mixed method yaitu dibutuhkan pengetahuan prasayarat yang baik dan
mendalam terkait dengan metode kuantitatif serta kualitatif karena keduanya digunakan
dalam satu penelitian dan diperlukan pengambilan banyak data dalam penelitiannya,
menghabiskan banyak waktu dan tenaga dalam proses penelitiannya.
6. ada empat jenis desain metode penelitian campuran (mixed method), yaitu triangulation
design, the embedded design, explanatory design, dan exploratory design.

B. Saran
Penyusun tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak kesalahan
dan jauh dari kesempurnaan. Penyusun akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca.

32
DAFTAR PUSTAKA

Anggoro, T. (2017). Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka.


Bryman, A. (2017). Quantitative and Qualitative Research: Further Reflections on Their
Integration In Mixing Methods. USA: Routledge.
Caracelli, V., & Greene, J. (2007). Crafting Mixed Method Evaluation Design . California: Sage .
Creswell, J. (1999). Mix Method Research: Introduction and Application. In G. J Cizek Ed.
Handbook of Educational Policy. San Diego: Academic Press.
Creswell, J. (2012). Educational Research Planning, Conducting and Evaluate Quantitative in
Research 4th Ed. USA: Pearson Education inc.
Creswell, J. W. (2007). Designing and Conducting Mixed Methods Research. USA: Sage
Publication.
Creswell, J. W. (2008). Educational Research: Planning, Conducting, and Evaluating
Quantitative and Qualitative Research. London: Sage Publications.
Creswell, J., & Fetters, M. D. (2004). Designing a Mixed Methods Study in Primary Care.
Annals of Family, 2(1) 7-12.
Creswell, J., Plano Clark, V. G., & Hanson, W. (2003). Advanced Mixed Methods Research
Design. Thousand Oaks, California: Sage Publications.
Greene, J., & Caracelli, V. &. (1989). Toward a Conceptual Framework For Mixed Method
Evaluation Design. Educational Evaluation and Policy Analysis, 11(3), 255-274.
Hammerg, K., & Kirkman, M. &. (2016). Qualitative Research Methods: When to use therm and
How to judge them. Human Reproduction, 31(3) 498-501.
Jones, I. (1997). Mixing Qualitative and Quantitative. Methods In sports Fun Research: The
Qualitative report, 3(4), 1-8.

33
Morgan, D. L. (1998). Practical Strategies For Combining Qualitative and Quantitative Methods:
Applications to health research. Qualitative Health Research, 8 (3), 362-376.
Morse, J. (1991). Approaches to qualitative-quantitative methodological triangulation. Nursing
Research, 120-123.
Morse, J. (2010). Prinsip-prinsip Metode Campuran dan Rancangan Penelitian Multimetode.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
O Nyumba, T., Wilson, K., & Derrick, C. &. (2018). The use of Focus Group Discussion
Methodology: Insight From Two Decades of Application in Conservation. Methods in
Ecology and Evolution , 9(1), 20-32.
Obeng, R. (2016). An Exploration of The case study Methodological Approach Through
Research and Development. Canada: Northeastern University Publisher.
Pandey, P. &. (2015). Research Methodology: Tools and Techniques. Romania: Bridge Centre.
Putra, M. F. (2017). Mixed Methods: Pengantar Dalam Penelitian Olahraga. Jurnal
Pembelajaran Olahraga, 3(1), 530-548.
Rosenthal, M. (2016). Qualitative Research Methods: Why, When and How to conduct
Interviews and Focus Groups in Pharmacy Research. Journal of Pharmacy Teaching and
Learning, 8(4), 509-516.
Shoonenboom, J., & Johnson, R. &. (2018). Combining Multiple Purposes of Mixing Within a
Mixed Methods Research Design. International Journal of Multiple Research
Approaches, 10 (1), 271-282.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: CV. Alfabeta.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV. Alfabeta.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta.
Tashakkori, A. &. (1998). Mixed Methodology: Combining Qualitative and Quantitative
Approaches. Thousand Oaks, CA: Sage.
Tashakkori, A. &. (2003). Mixed Methods In Social and Behavioral Research. London, UK:
Sage Publications.
Taylor, S. J., & Bogdan, R. &. (2015). Intorduction to Qualitative Research Methods: A
Guidebook and Resource. USA: Sage Publication.
Webb, D. A., & Sweet, D. &. (2002). The Emotional and Psychological Impact of mass casualty
Incidents on Forensic Odontologists. Journal of Forensic Sciences, 47 (3). 539-541.
Yin, R. (2013). Qualitative Research Methodology. Journal of American, Vol.3 No.1.
Yin, R. (2017). Case study Research and Applications: Design and Methods. Journal of
Psychoeducational Assessment, Sage.

34
35

Anda mungkin juga menyukai