Ba‟i al-murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan
tambahan keuntungan yang disepakati, sehingga penjual harus
memberi tahu harga pokok yang disepakati, dan berapa
keuntungan sebagai tambahannya.
Nah maka dari itu , Ketika Nasabah sama Perbankan syariah sudah
melakukan akad, sama sama tau nilai keuntungannya , nilai emasnya dan
Penjual dalam arti disini adalah Bank syariahnya diharapkan jujur
begitupun sebaliknya . Karena dasar transaksi ini adalh kepercayaan ..
maka disitu status sudah dinamakan Murabahah
Biaya tambahan di bank syariah itu ,kalo bank syariah memberi tahu
ada biaya tambahan kepada nasabah katakanlah biaya tambahan itu
untuk proses Administrasi biaya pencetakan Emas . dan di sepakati oleh
nasabah … dikarenakan ada proses Administrasi biaya pencetakan
emas .. maka itu sebut keuntungan bagi bank syariah.
bahwa didalam akad murabahah itu sendiri suatu perjanjian jual beli
yang diketahui spesifikasi harga, barang, biaya-biaya yang harus
dikeluarkan, dan keuntungan yang didapatkan oleh pihak penjual.
dan terkait Masalah Mencetak Emas termasuk riba Atau bukan?kita lihat
dulu transaksi nya seperti apa ? tunai atau non tunai
Dari Ubdah bin shamit dari Nabi Shallahu alaihi wa sallam bersabda
yang artinya . . .
Jika emas dibarter dengan emas , perak dengan perak, Gandum Halus
dengan Gandum halus , Gandum sya’ir dengan gandum sya’ir, Kurma
dengan Kurma , Garam dengan Garam . Maka Takarannya Harus sama
dan Harus Tunai . Jika benda yang diperturkan Berbeda, Maka
Takarannya boleh sesuka Hati Kalian, Asalkan Tunai (Hadist riwayat
Muslim).
Dari yang sudah disampaikan tadi , Ada 2 tahapan akad yang terjadi agar
tidak terjadi riba
1. Akad jual beli emas , Akad jual emas dibolehkan selama dilakukan
secara tunai. Karena itu jika Bank syariah hanya mnyediakan Emas
batangan Ukuran 5 Gram, maka nasabah yang ingin membeli emas
harus menyediakan uang yang cukup , Untuk menebus emas 5
gram itu . Artinya emas 5 Gram Ini harus dibeli secara tunai . dan
ini tidak termasuk riba karena dibayar secara tunai . Seandainya
jika nasabah tidak memiliki dana yang cukup senilai Emas 5
Gram , Bisa dipastikan dia akan membeli emas 5 Gram itu secara
tidak tunai .
Apabila emas yang diperdagangkan nasabah dalam produk cicilan emas itu
dititipkan di bank syariah, pastikan emas tersebut berwujud dan bisa diambil
atau dicairkan sesuai kesepekatan bersama.
Dari konsultasi syariah di atas dapat disimpulkan bahwa produk cicilan
emas di bank syariah tidak termasuk riba, artinya diperkenankan sesuai
syarat dan ketentuan secara syaraih . Karena dalam hadis dan menurut
Imam Syafi’i dan Imam Malik, emas bukanlah sebuah alat pembayaran
atau alat tukar melainkan sebagai komoditas . Jadi, produk cicilan emas
syariah masih aman.
Wallahu ‘alam