A. PEKERJAAN PERSIAPAN
B. PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI
C. PEKERJAAN KONTRUKSI BETON / PAS.BATA/PLESTERAN
D. PEKERJAAN KONSTRUKSI KAYU
E. PEKERJAAN KERAMIK
F. PEKERJAAN PEKERJAAN INSTALASI AIR BERSIH/KOTOR
G. PEKERJAAN PENUTUP ATAP
H. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
I. PEKERJAAN PENGECATAN
A. PEKERJAAN PERSIAPAN
Bowplank kayu dipasak pada setiap rencana sudut bangunan pada jarak sekitar 1
meter diluar area rencana bangunan. Bowplank terdiri dari dua bagian vertikal yang
dipasak serta bagian horizontal berupa papan kurang lebih 1.5 m yang dipaku pada bagian
atas kedua tiang vertikal dengan tinggi antara 50-80 cm. Posisi sudut bangunan bagian
luar ditandai dengan menggunakan benang/tali panjang, bagian ujungnya kemudian
ditandai dengan menggunakan pakuyang ditanam pada
bagian atas papan horizontal. Benang/tali kemudiandiikatkan pada paku tersebut dan
dihubungkan ke sudut bangunan lainnya. Sebelum melakukan proses tata letak selanjutnya,
adalah penting sekali garisluar (outline) bangunan diperiksa sudutnya untuk membentuk
sudut 900 yang akurat. Cara paling mudah untuk melakukan hal ini adalah memeriksa
diagonalnya. Bila sudut bangunan sudah 900 maka perhitungan phytagorasnya akan tepat
(32+42=52). Bila setelah diperiksa sudutnya tidak tepat makaposisi tanda pada sudut tersebut
harus diatur kembali sampai perhitungan diagonal yang benar dan garis luar bangunan
membentuk posisi sudut dengan tepat 90˚. Benang/tali yang terikat pada paku kemudian
dapat digunakan sebagai tanda bagian luar dan batas dinding bangunan serta pondasi.
Bowplank yanglain kemudian dapat diletakkan dengan perlakuan yang sama pada tiapsudut.
Bowplank diperlukan untuk pengerjaan tembok antara, kolom, dan pondasi. Bowplank
harus lurus dan sejajar dengan permukaan laut. Bila permukaantanahnya turun atau
naik maka ketinggian bowplank harus disesuaikan sehingga cara menaikkan atau
menurunkannya. Bowplank yang saling berseberangan harus sejajar pada seluruh tapak
bangunan. Yang perlu perhatikan pemasangan bouwplank:
Semua bowplank harus lurus dan sejajar dengan bowplank yang berseberangan. ¸
Peletakkan sudut-sudut bangunan harus akurat .
Tata letak bangunan pada tapak harus diperiksa secara cermat untuk membentuk
90˚ pada tiap sudutnya.
Direksikeet dibangun untuk kantor sementara yang lokasinya tidak jauh dari lokasi
pekerjaan. Direksikeet dilengkapi dengan meja, kursi, perangkat computer, transportasi 1
unit.
Material bangunan utama seperti semen, batu-bata, besi, kawat beton, paku, kayu dan
peralatan lainnya di datangkan dari Tapaktuan, menggunakan jalan darat. Sementara
material alam, seperti, pasir, kerikil, batu kali/belah, tanah timbun, kayu, dan material alam
lainnya juga diperoleh dari lokal setempat .
Semua material utama produksi pabrikan disimpan dalam gudang, dan setiap jenis material
diberi tanda (Mark). Prinsip penggunaan adalah material pertama masuk, material yang
terlebih dahulu keluar. Material lokal seperti; kayu, pasir, kerikil, batu, tanah; di stock pile
dan disimpan di lokasi batching plan dan ditutup dengan plastic terpal untuk perlindungan
dari iklim dan cuaca. Sistem administrasi penyimpanan dan pengeluaran material
diatur dan dikelola oleh personil Logistics. Sementara untuk kuantitas dan kualitas
material yang masuk dan yang digunakan, Site Manager akan memastikan material yang
digunakan proyek benar-benar baik mutunya. Material yang digunakan untuk keperluaan
lapangan berdasarkan sistem invois/permintaan oleh Mandor yang disetujui oleh Site
Manager, ditindaklanjuti oleh Logistics Gudang untuk dikeluarkan dari gudang.
Material yang di stock di lokasi proyek (pasir, kerikil, tanah timbun, batu bata, kayu, dll),
yang akan distockpile harus terlindung dari cuaca( panas dan hujan), dengan cara ditutup
dengan platik/terpal. Sekeliling material dibuat blok platik/kayu, agar material tidak
berserakan.
5. Papan Nama Proyek
Papan nama proyek dibuat pada bidang datar yang berukuran standard dan tulisannya mudah
dibaca, papan nama tersebut di pajang pada lokasi pembangunan dan 100 m pada jalan
masuk menuju lokasi proyek pembangunan harus diberi tanda arah menuju lokasi.
B. PEKERJAAN TANAH
Untuk mendapatkan lubang yang horizontal yang rata akan di gunakan digital
waterpas (theodolite waterpass). Jika kemiringan lahan besar, maka bangunan harus
dibagi menjadi 2 bagian dengan ketinggian lantai yang berbeda, untuk menjaga
agarpondasi letaknya tidak terlalu tinggi. Tinggi permukaan pondasi yang muncul diatas
tanah, sedangkan kedalaman pondasi digali sesuai dengan petunjuk gambar. Gali pondasi
sampai permukaan tanah keras. Pondasi harus selalu dibuat diatas permukaan tanah keras.
Pembuatan pondasi pada tanah yang lunak sering menyebabkan pondasi tidak berfungsi
baik dan mengakibatkan runtuhnya dinding atau kolom. Dasar dari galian harus dijaga
kebersihannya, bebas dari reruntuhan sisa-sisa bahan bangunan. Jika terjadi hujan sebelum
pondasi jadi, keringkan dasar pondasi dari sisa-sisa air hujan, dan kotoran-kotoran
lainnya.Tumpuk sisa-sisa tanah dari penggalian pondasi didalam garis tapak, yang akan
digunakan kemudian untuk menimbun kembali di sekeliling lubang pondasi dan
dibawah lantai.
Tanah yang digunakan adalah tanah bekas galian, timbunan tanah tersebut harus
dipadatkan, pemadatan dapat dilakukan menggunakan stamper kapasitas 0.5-1 ton.
Elevasi atau ketinggian timbunan harus menjadi perhatian dan didasari pada gambar kerja
dan hasil pengukuran menggunakan alat ukur. Posisi elevasi timbunan dan bahan yang
digunakan harus berdasarkan spesifikasi dan atas persetujuan Direksi, setelah dilakukan
inspeksi lapangan.
Pasir yang digunakan adalah pasir urug biasa, timbunan pasir tersebut juga harus
dipadatkan, pemadatan dapat dilakukan juga menggunakan stamper. Urugan pasir juga
digunakan untuk lantai kerja pasangan batu kosong. Tebal urugan pasir dilaksanakan
sesuai dengan petunjuk di lapangan (gambar bestek)
C. PEKERJAAN KONTRUKSI BETON / PAS.BATA/PLESTERAN
Untuk mendapatkan lubang yang horizontal yang rata akan di gunakan digital
waterpas (theodolite waterpass). Jika kemiringan lahan besar, maka bangunan harus
dibagi menjadi 2 bagian dengan ketinggian lantai yang berbeda, untuk menjaga
agarpondasi letaknya tidak terlalu tinggi. Tinggi permukaan pondasi yang muncul diatas
tanah, sedangkan kedalaman pondasi digali sesuai dengan petunjuk gambar. Gali pondasi
sampai permukaan tanah keras. Pondasi harus selalu dibuat diatas permukaan tanah keras.
Pembuatan pondasi pada tanah yang lunak sering menyebabkan pondasi tidak berfungsi
baik dan mengakibatkan runtuhnya dinding atau kolom. Dasar dari galian harus dijaga
kebersihannya, bebas dari reruntuhan sisa-sisa bahan bangunan. Jika terjadi hujan
sebelum pondasi jadi, keringkan dasar pondasi dari sisa-sisa air hujan, dan kotoran-
kotoran lainnya.Tumpuk sisa-sisa tanah dari penggalian pondasi didalam garis tapak, yang
akan digunakan kemudian untuk menimbun kembali di sekeliling lubang pondasi dan
dibawah lantai.
Tanah yang digunakan adalah tanah bekas galian, timbunan tanah tersebut harus
dipadatkan, pemadatan dapat dilakukan menggunakan stamper kapasitas 0.5-1 ton. Elevasi
atau ketinggian timbunan harus menjadi perhatian dan didasari pada gambar kerja dan hasil
pengukuran menggunakan alat ukur. Posisi elevasi timbunan dan bahan yang digunakan
harus berdasarkan spesifikasi dan atas persetujuan Direksi, setelah dilakukan inspeksi
lapangan.
Pasir yang digunakan adalah pasir urug biasa, timbunan pasir tersebut juga harus
dipadatkan, pemadatan dapat dilakukan juga menggunakan stamper. Urugan pasir juga
digunakan untuk lantai kerja pasangan batu kosong. Tebal urugan pasir dilaksanakan
sesuai dengan petunjuk di lapangan (gambar bestek)
Untuk menjaga keseimbangan dan dudukan Pasangan Bata Trasram 1 : 2 yang rata
maka setelah lapisan pasir urug di diberi, maka adukan beton cor lantai kerja di tuangkan
kedalam lobang pondasi. Campuran adukan lantai kereja adalah 1Pc : 3Ps : 5 Kr.
Sebelum menyusun bata trasram, dibersihkan dan diratakan dahulu permukaan lantai
kerja sehingga permukaannya bersih dan rata. Dalam pemasangan bata disini
menggunakan adukan semen (perbandingan 1 semen : 2 pasir) untuk melekatkan susunan
bata. Bata direndam dahulu sebelum dipasang sampai titik jenuh air. Hal ini untuk
mencegah bata menyerap air terlalu banyak dari adukan semen pelekatnya. Susunlah bata
mulai dari tengah dinding diantara kolom, sehingga jika terdapat retakan kecil antara
kolom dengan susunan bata tidak tampak. Susunlah bata dengan menggunakan bantuan
benang yang ditarik antar kolom (dengan bantuan water pass) agar mendapat susunan
bata yang sejajar. Ketebalan adukan semen pelekat (spesi) antara bata maksimum 10 mm.
Menggunakan susunan setengah bata dengan ketebalan spesi vertikal sama yaitu maksimal 10
mm. Permukaan susunan bata harus diratakan untuk memudahkan pengerjaan plesteran.
Plesteran Bata 1 : 2
Semua bagian pada bangunan yang baru dibangun akan mengalami pergerakan pada
saat adukan semen/beton mulai mengering dan pondasi mulai stabil. Ini merupakan hal
yang normal. Maka akan lebih baik bila memberi plesteran pada dinding setelah
semua bagian bangunan selesai, sehingga memberi waktu bagi bagian-bagian bangunan
tersebut untuk kuat dan stabil (tidak terjadi lagi pergerakan-pergerakan). Hal ini
dilakukan untuk mencegah timbulnya retakan-retakan pada plesteran jika terjadi
pergerakan pada bagian bangunan. Sebelum memulai pekerjaan, pekerja membersihkan dulu
dinding yang akan diplester dari kotoran dan debu, dan bila terdapat lubang-lubang yang
cukup besar pada susunan bata, tutup dengan adukan semen. Dinding tersebut harus
dibasahi terlebih dahulu
sebelum diplester, yang bertujuan untuk mencegah susunan bata menyerap terlalu
banyak air dari plesteran saat dikerjakan. Jika tidak dilakukan maka plesteran
akan cepat kering hingga mengurangi kekuatannya dan dapat menimbulkan retakan-
retakan.Adukan untuk plesteran adalah 1 semen : 2 pasir, dan pasir yang digunakana
dalah pasir yang bersih dan halus. Pekerja membuat adukan pada suatu wadah
dangunakan volume air yang tepat. Adukan dibuat sebanyak yang habis dipakai
dalam satu jam. Hasil akhir (finishing) plesteran dapat menggunakan bilah perata dari
kayu (dengan hasil yang permukaan dinding yang agak kasar) maupun bilah perata
dari besi (dengan hasil permukaan dinding yang halus). Pekerja yang sudah ahli yang
dapat menggunakan bilah perata besi hingga menghasilkan permukaan yang halus,
karena pada permukaan tersebut bila terdapat perbedaan sedikit saja akan tampak.
Oleh sebab itu penggunaan bilah perata kayu lebih dianjurkan walaupun akan
memerlukan cat yang lebih banyak dalam pengerjaan berikanlah lapisan plesteran
yang merata pada semua bagian dengan ketebalan yang tepat. Salah satu cara untuk
mendapat ketebalan yang tepat adalah dengan membuat garis –garis plesteran/patok
pada dinding dengan arah vertikal dari atas ke bawah dengan jarak 1 - 1.5m
sepanjang dinding, dengan bantuan papan/bilah perata yang dipindahkan dari satu
area dinding ke area, patok ini kemudian menjadi panduan bagi area plesteran
seluruh dinding. Bila terdapat dinding yang tidak berakhir pada kolom, untuk
meratakan plesteran pada sisi ujungnya letakkan papan padakedua sisinya yang
dijepit dengan menggunakan besi sisa tulangan ukuran 6 mm. Memulai pengerjaan
plesteran dari atas dinding dan terus ke bawah. Untuk menampung runtuhan sisa
campuran plaster, pekerja menaruh papan kayu dibawah dinding yang sedang
diplester untuk menampung adukan-adukan plesteran yang jatuh, adukan ini dapat
digunakan kembali asalkan masih baru (belum mengering). Pada bagian sudut
pengerjaan plesteran tidak dihentikan, diteruskan hingga 15cm ke dinding sebelahnya.
Bila kondisi memungkinkan, pengerjaan plesteran akan dilakukan secara keseluruhan
(sekaligus). Pada area dinding yang luas, dinding akan terbagi dengan adanya
kolom maupun balok sehingga akan memudahkan pengerjaan plesteran pada daerah-
daerah tersebut karena area yang diplester menjadi kecil.
Untuk mendapatkan lubang yang horizontal yang rata akan di gunakan digital
waterpas (theodolite waterpass). Jika kemiringan lahan besar, maka bangunan harus
dibagi menjadi 2 bagian dengan ketinggian lantai yang berbeda, untuk menjaga
agarpondasi letaknya tidak terlalu tinggi. Tinggi permukaan pondasi yang muncul diatas
tanah, sedangkan kedalaman pondasi digali sesuai dengan petunjuk gambar. Gali pondasi
sampai permukaan tanah keras. Pondasi harus selalu dibuat diatas permukaan tanah keras.
Pembuatan pondasi pada tanah yang lunak sering menyebabkan pondasi tidak berfungsi
baik dan mengakibatkan runtuhnya dinding atau kolom. Dasar dari galian harus dijaga
kebersihannya, bebas dari reruntuhan sisa-sisa bahan bangunan. Jika terjadi hujan
sebelum pondasi jadi, keringkan dasar pondasi dari sisa-sisa air hujan, dan kotoran-
kotoran lainnya.Tumpuk sisa-sisa tanah dari penggalian pondasi didalam garis tapak, yang
akan digunakan kemudian untuk menimbun kembali di sekeliling lubang pondasi dan
dibawah lantai.
Tanah yang digunakan adalah tanah bekas galian, timbunan tanah tersebut harus
dipadatkan, pemadatan dapat dilakukan menggunakan stamper kapasitas 0.5-1 ton. Elevasi
atau ketinggian timbunan harus menjadi perhatian dan didasari pada gambar kerja dan hasil
pengukuran menggunakan alat ukur. Posisi elevasi timbunan dan bahan yang digunakan
harus berdasarkan spesifikasi dan atas persetujuan Direksi, setelah dilakukan inspeksi
lapangan.
Pasir yang digunakan adalah pasir urug biasa, timbunan pasir tersebut juga harus
dipadatkan, pemadatan dapat dilakukan juga menggunakan stamper. Urugan pasir juga
digunakan untuk lantai kerja pasangan batu kosong. Tebal urugan pasir dilaksanakan
sesuai dengan petunjuk di lapangan (gambar bestek)
Untuk menjaga keseimbangan dan dudukan Pasangan Bata Trasram 1 : 2 yang rata
maka setelah lapisan pasir urug di diberi, maka adukan beton cor lantai kerja di tuangkan
kedalam lobang pondasi. Campuran adukan lantai kereja adalah 1Pc : 3Ps : 5 Kr.
Pasangan Bata Trasram 1 : 2
Sebelum menyusun bata trasram, dibersihkan dan diratakan dahulu permukaan lantai
kerja sehingga permukaannya bersih dan rata. Dalam
pemasangan bata disini menggunakan adukan semen (perbandingan 1 semen : 2 pasir) untuk
melekatkan susunan bata. Bata direndam dahulu sebelum dipasang sampai titik jenuh air.
Hal ini untuk mencegah bata menyerap air terlalu banyak dari adukan semen pelekatnya.
Susunlah bata mulai dari tengah dinding diantara kolom, sehingga jika terdapat retakan
kecil antara kolom dengan susunan bata tidak tampak. Susunlah bata dengan menggunakan
bantuan benang yang ditarik antar kolom (dengan bantuan water pass) agar mendapat
susunan bata yang sejajar. Ketebalan adukan semen pelekat (spesi) antara bata maksimum 10
mm. Menggunakan susunan setengah bata dengan ketebalan spesi vertikal sama yaitu
maksimal 10 mm. Permukaan susunan bata harus diratakan untuk memudahkan pengerjaan
plesteran.
Plesteran Bata 1 : 2
Semua bagian pada bangunan yang baru dibangun akan mengalami pergerakan pada
saat adukan semen/beton mulai mengering dan pondasi mulai stabil. Ini merupakan hal
yang normal. Maka akan lebih baik bila memberi plesteran pada dinding setelah
semua bagian bangunan selesai, sehingga memberi waktu bagi bagian-bagian bangunan
tersebut untuk kuat dan stabil (tidak terjadi lagi pergerakan-pergerakan). Hal ini
dilakukan untuk mencegah timbulnya retakan-retakan pada plesteran jika terjadi
pergerakan pada bagian bangunan. Sebelum memulai pekerjaan, pekerja membersihkan dulu
dinding yang akan diplester dari kotoran dan debu, dan bila terdapat lubang-lubang yang
cukup besar pada susunan bata, tutup dengan adukan semen. Dinding tersebut harus
dibasahi terlebih dahulu sebelum diplester, yang bertujuan untuk mencegah susunan bata
menyerap terlalu banyak air dari plesteran saat dikerjakan. Jika tidak dilakukan maka
plesteran akan cepat kering hingga mengurangi kekuatannya dan dapat menimbulkan
retakan-retakan.Adukan untuk plesteran adalah 1 semen : 2 pasir, dan pasir yang digunakana
dalah pasir yang bersih dan halus. Pekerja membuat adukan pada suatu wadah dangunakan
volume air yang tepat. Adukan dibuat sebanyak yang habis dipakai dalam satu jam. Hasil
akhir (finishing) plesteran dapat menggunakan bilah perata dari kayu (dengan hasil yang
permukaan dinding yang agak kasar) maupun bilah perata dari besi (dengan hasil
permukaan dinding yang halus). Pekerja yang sudah ahli yang dapat menggunakan bilah
perata besi hingga menghasilkan permukaan yang halus, karena pada permukaan tersebut
bila terdapat perbedaan sedikit saja akan tampak. Oleh sebab itu penggunaan bilah perata
kayu lebih dianjurkan walaupun akan memerlukan cat yang lebih banyak dalam pengerjaan
berikanlah
lapisan plesteran yang merata pada semua bagian dengan ketebalan yang tepat. Salah satu
cara untuk mendapat ketebalan yang tepat adalah dengan membuat garis –garis
plesteran/patok pada dinding dengan arah vertikal dari atas ke bawah dengan jarak 1 -
1.5m sepanjang dinding, dengan bantuan papan/bilah perata yang dipindahkan dari satu
area dinding ke area, patok ini kemudian menjadi panduan bagi area plesteran seluruh
dinding. Bila terdapat dinding yang tidak berakhir pada kolom, untuk meratakan plesteran
pada sisi ujungnya letakkan papan padakedua sisinya yang dijepit dengan menggunakan
besi sisa tulangan ukuran 6 mm. Memulai pengerjaan plesteran dari atas dinding dan
terus ke bawah. Untuk menampung runtuhan sisa campuran plaster, pekerja menaruh
papan kayu dibawah dinding yang sedang diplester untuk menampung adukan-adukan
plesteran yang jatuh, adukan ini dapat digunakan kembali asalkan masih baru (belum
mengering). Pada bagian sudut pengerjaan plesteran tidak dihentikan, diteruskan hingga
15cm ke dinding sebelahnya. Bila kondisi memungkinkan, pengerjaan plesteran akan
dilakukan secara keseluruhan (sekaligus). Pada area dinding yang luas, dinding akan
terbagi dengan adanya kolom maupun balok sehingga akan memudahkan pengerjaan
plesteran pada daerah-daerah tersebut karena area yang diplester menjadi kecil.
Sebelum menyusun bata trasram, dibersihkan dan diratakan dahulu permukaan lantai
kerja sehingga permukaannya bersih dan rata. Dalam pemasangan bata disini menggunakan
adukan semen (perbandingan 1 semen : 2 pasir) untuk melekatkan susunan bata. Bata
direndam dahulu sebelum dipasang sampai titik jenuh air. Hal ini untuk mencegah bata
menyerap air terlalu banyak dari adukan semen pelekatnya. Susunlah bata mulai dari tengah
dinding diantara kolom, sehingga jika terdapat retakan kecil antara kolom dengan
susunan bata tidak tampak. Susunlah bata dengan menggunakan bantuan benang yang
ditarik antar kolom (dengan bantuan water pass) agar mendapat susunan bata yang sejajar.
Ketebalan adukan semen pelekat (spesi) antara bata maksimum 10 mm. Menggunakan
susunan setengah bata dengan ketebalan spesi vertikal sama yaitu maksimal 10 mm.
Permukaan susunan bata harus diratakan untuk memudahkan pengerjaan plesteran.
2. Plesteran Bata 1 : 2
3. Pasangan Bata 1 : 4
Sebelum menyusun bata, dibersihkan dan diratakan dahulu permukaan sloof sehingga
permukaannya bersih dan rata. Dalam pemasangan bata disini menggunakan adukan semen
(perbandingan 1 semen : 4 pasir) untuk melekatkan susunan bata. Bata direndam dahulu
sebelum dipasang sampai titik jenuh air. Hal ini untuk mencegah bata menyerap air terlalu
banyak dari adukan semen pelekatnya. Susunlah bata mulai dari tengah dinding diantara
kolom, sehingga jika terdapat retakan kecil antara kolom dengan susunan bata tidak
tampak. Susunlah bata dengan menggunakan bantuan benang yang ditarik antar kolom
(dengan bantuan water pass) agar mendapat susunan bata yang sejajar. Ketebalan adukan
semen pelekat (spesi) antara bata maksimum 10 mm. Menggunakan susunan setengah bata
dengan ketebalan spesi vertikal sama yaitu maksimal 10 mm. Permukaan susunan bata harus
diratakan untuk memudahkan pengerjaan plesteran.
4. Plesteran 1 : 4
(dengan hasil yang permukaan dinding yang agak kasar) maupun bilah perata dari besi
(dengan hasil permukaan dinding yang halus). pekerja yang sudah ahli yang dapat
menggunakan bilah perata besi hingga menghasilkan permukaan yang halus, karena pada
permukaan tersebut bila terdapat perbedaan sedikit saja akan tampak. Oleh sebab itu
penggunaan bilah perata kayu lebih dianjurkan walaupun akan memerlukan cat yang lebih
banyak dalam pengerjaan. Berikan lapisan plesteran yang merata pada semua bagian dengan
ketebalan yang tepat. Salah satu cara untuk mendapat ketebalan yang tepat adalah dengan
membuat garis –garis plesteran/patok pada dinding dengan arah vertikal dari atas ke bawah
dengan jarak 1 - 1.5m sepanjang dinding, dengan bantuan papan/bilah perata yang
dipindahkan dari satu area dinding ke area, patok ini kemudian menjadi panduan bagi area
plesteran seluruh dinding. Bila terdapat dinding yang tidak berakhir pada kolom, untuk
meratakan plesteran pada sisi ujungnya letakkan papan pada kedua sisinya yang dijepit
dengan menggunakan besi sisa tulangan ukuran 6mm. Memulai pengerjaan plesteran dari
atas dinding dan terus ke bawah. Untuk menampung runtuhan sisa campuran plaster,
pekerja menaruh papan kayu dibawah dinding yang sedang diplester untuk
menampung adukan-adukan plesteran yang jatuh, adukan ini dapat digunakan kembali
asalkan masih baru (belum mengering). Pada bagian sudut pengerjaan plesteran tidak
dihentikan, diteruskan hingga 15 cm ke dinding sebelahnya. Bila kondisi
memungkinkan, pengerjaan plesteran akan dilakukan secara keseluruhan sekaligus). Pada
area dinding yang luas, dinding akan terbagi dengan adanya kolom maupun balok sehingga
akan memudahkan pengerjaan plesteran pada daerah-daerah tersebut karena area yang
diplester menjadi kecil.
Pelaksanaan pengecoran beton bertulang, dimulai dengan memasang besi yang telah
dirakit pada posisi konstruksi. Selanjutnya dipasang beton tahu pada sekeliling pembesian.
Berikutnya pemasangan bekisting yang telah dilapisi oleh oli/pelumas pada bagian
permukaan serta pemasangan stutwerk/pengaku. Pastikan bahwa posisi pemasangan
pembesian dan bekisting/stutwerk benar-benar tegak lurus dan leveling, lapisan permukaan
area yang akan dicor benar-benar bersih (tidak terdapat potongan kayu, potongan kawat
beton, dan kotoran lainnya). Selanjutnya Supervisor Konstruksi mengajukan permohonan
(Requst for Checking dan Request for Works) untuk dilakukan inspeksi oleh Direksi
Lapangan untuk pekerjaan pemasangan besi dan bekisting, berikut izin untuk melakukan
pengecoran beton.
Lingkup pekerjaan ini dilaksanakan sesuai dengan item pekerjaan garis mutu, dan
dimensi sesuai petunjuk dalam gambar kerja. Semua penggunaan bahan/material dan
pelaksanaan dilakukan sesuai dengan spesifikasi teknis (PBBI: NI-2, 1971; SII; SNI; ACI;
AASHTO; dan ASTM). Mutu beton yang direkomendasikan yang tertuang dalam
spesifikasi teknis.
Semua material (semen, air, agregat halus/pasir, agregat kasar/kerikil, besi, dan bahan
tambahan lainnya) yang digunakan harus berdasarkan spesifikasi teknis dan gambar
kerja.
Prosedure Kerja:
Semua besi dipotong, dibengkokkan, dan dirakit sesuai dengan gambar kerja.
Pekerjaan ini dilakukan secara rutin di workshop hingga kebutuhan volume telah
mencukupi. Pekerjaan ini dilakukan oleh 3 Group Pembesian yang sesuai dengan jumlah
pekerjaan yang akan dikerjakan yang terdiri dari 4 orang pekerja, 2 orang tukang besi, dan
1 orang kepala tukang besi. Pengawasan dilakukan oleh Pengawas dan Mandor,
serta design ukuran/dimensi potongan disiapkan oleh Site Manager. Diwaktu yang
bersamaan Group Bekisting/Perancah mempersiapkan bekisting/formwork untuk
penutup/cover pengecoran beton. Group ini terdiri dari 4 orang pekerja, 2 orang tukang
dan 1 orang kepala tukang. Site Manager Kontraktor akan mempersiapkan dimensi
bekisting berdasarkan gambar kerja dan atas persetujuan Direksi Lapangan.
1. Timbunan Tanah Bawah Lantai
Tanah yang digunakan adalah tanah timbun biasa yang didatangkan ke lokasi
pekerjaan dengan menggunakan Dump Truck, timbunan tanah tersebut juga harus
dipadatkan agar tidak terjadi longsor dikemudian hari, pemadatan dapat dilakukan
menggunakan stamper dan penyiraman dengan air. Elevasi atau ketinggian
timbunan juga harus menjadi perhatian dan didasari pada gambar kerja dan hasil
pengukuran menggunakan alat ukur.
Pasir yang digunakan adalah pasir urug biasa, timbunan pasir tersebut juga harus
dipadatkan, pemadatan dapat dilakukan juga menggunakan stamper serta disarami air.
Pasir yang digunakan harus bersih dari kotoran sampah dll.
Adukan rabat beton(1 semen: 3 pasir: 5 kerikil) adalah untuk lantai dalam dan
selasar bangunan. Setelah Adukan rabat beton selesai dicampur dituangkan pada lantai kerja
kemudian ratakan permukaannya dengan bilah perata untuk mendapatkan hasil permukaan
lantai yang datar dan halus. Memisahkan rabat beton tersebut perbagian; ruangan dan
selasar sehingga memiliki slab lantai yang terpisah. Hal ini dilakukan untuk menghindari
terjadinya retakan pada lantai. Sebagai sambungan kedua slab lantai tersebut gunakan
sambungan „V‟ diantara slab beton.
Pada lantai rabat beton, untuk mencapai kekuatan maksimal sebaiknya beton
dibiarkan hingga mencapai kekuatan maksimal setidaknya selama 2minggu (proses curing).
Tutupi dengan kantong semen atau lembaran plastik dan jagalah kelembapannya dengan
cara diperciki air setidaknya satu kali setiap hari selama 2 minggu. Jika beton terlalu cepat
kering akan mengurangi kekuatannya dan memperbesar kemungkinan terjadinya retakan.
4. Acian Lantai
Acian lantai dikerjakan di atas permukaan lantai yang kasar, sebelum pengacian
dilakukan terlebih dahulu permukaan yang hendak diaci dibersihkan dari kotoran dll, hal ini
dilakukan agar permukaan yang akan diaci rapi dan halus.
D. KONSTRUKSI KAYU
bangunan dan bentangkan benang (tali kecil) antara batang miring sebelah kanan dengan
batang miring sebelah kiri, benang ini akan menjadi acuan bagi pemasangan batang miring
lainnya yang berada di bagian tengah atap. Pada beberapa kasus pada bagian batang
miring di kiri-kanan bangunan inidapat dibuat dari beton bertulang dengan lebih dulu
memasang susunan bata pada bagian dinding kiri - kanan bangunan tersebut. Kemudian
pasang rangka baja ringan balok atap di bagian tengah bangunan yang bertumpu pada
kolom, pastikan balok tersebut telah horizontal (dengan bantuan waterpass). Setelah balok
ditaruh pada kolom, pasang bagian-bagian kuda- kuda atap berikutnya, pastikan letak
bagian-bagian tersebut telah dapat dipasang dengan baik (batang vertikal, dsb). Sesuaikan
letak dan ketinggian (dinaikkan, diturunkan, dsb) dari rangka atap bagian tengah (batang
miring, dsb) dengan meng gunakan benang yang telah dibentangkan sebelumnya sebagai
acuan. Sambung bagian-bagian rangka kayu rangka atap tersebut Ikat bagian kuda-kuda
atap tersebut pada kolom dengan cara membengkokkan besi tulangan yang muncul dari
ujung kolom beton (stek/starter bars)tersebut sehingga membentuk ikatan yang mengikat
balok kayu tersebut pada kolom. Jika telah terpasang baut angkur maka bagian balok dan
kaki kuda-kuda kayu dibor terlebih dahulu untuk sehingga angkur dapat menembus bagian
kayu rangka kuda-kuda tersebut kemudian dipasang mur. Pada saat rangka kuda-kuda atap
telah terpasang dengan baik, maka gording rangka baja ringan yang akan menjadi tempat
pemasangan lembaran atap dapat dipasang. Jarak maksimum antar balok gording adalah 80
cm. Gording tersebut harus keluar melewati batang miring paling luar sejauh minimal 80cm,
jarak yang sesungguhnya tergantung pada panjang bangunan dan jumlah lembaran penutup
atap yang akan digunakan
PEKERJAAN PLAFOND
3. Tripleks = 4 mm (luar)
- Papan Jalusi
- Papan Jalusi
- Papan Jalusi
- Papan Jalusi
- Papan Jalusi
- Papan Jalusi
- Papan Jalusi
Pemasangan rangka (kusen) pintu dan jendela dapat dilakukan pada saat
penyusunan dinding bata. Pemasangan rangka (kusen) pintu/jendela tersebut bersamaan
dengan penyusunan dinding bata maka harus dilakukan pemasangan besi angkur 100 mm
yang dimasukkan ke dalam rangka kayu dari sisi luar rangka (jangan sampai menembus
kayu agar tidak terlihat dari luar) yang diletakkan diantara susunan batayang berfungsi
memperkuat pemasangan rangka pintu/jendela tersebut pada dinding. Hal ini harus dipastikan
bahwa rangka tersebut telah lurus dan sejajar (dengan bantuan waterpass). Jika rangka
(kusen) pintu dipasang setelah dinding selesai, dapat menggunakan potongan kayu yang
telah dipasang pada kolom/ring balok. Maka rangka (kusen) pintu/jendela tersebut disekrup
pada potongan kayu ini setelah itu bagian depan sekrup tersebut diberi dempul sehingga
tidak tampak dari luar, pastikan dahulu bahwa rangka tersebut telah lurus dan sejajar
(dengan bantuan waterpass). Jika potongan kayu tersebut belum dipasang pada
kolom/ring balk, maka kolom/ring balk tersebut dapat dibor dan dipasang rumah sekrup dari
plastik atau dapat pula rangka (kusen) jendela/pintu tersebut dipasang dengan menggunakan
paku beton yang langsung menembus rangka (kusen) kayu dan dinding bata setelah itu diberi
dempul pada bagian permukaannya untuk menutupi paku beton tersebut. Baik pintu maupun
jendela dirancang memiliki bukaan ventilasi berupa jalusi yang terbuat dari kayu pada
bagian atasnya. Jendela ruang kelas yang menghadap bagian muka bangunan (pada area
teras) memiliki ukuran yang berbeda dari jendela pada bagian belakang bangunan. Jendela
pada bagia nmuka bangunan memiliki ketinggian dinding dibawah jendela yang lebih Baik
rangka (kusen) pintu maupun jendela harus dibuat di lokasi pembangunan (bengkel Kerja)
mengikuti gambar kerja yang telah dibuat. Sesuaikan ukuran rangka tersebut dengan keadaan
di lapangan. Buatlah rangka (kusen) pintu/jendela ini pada daerah yang terlindung
(memiliki atap). Kerangka (kusen) pintu/jendela ini pada Saat pemasangan harus
menggunakan penguat (penahan) sementara pada bagian bawahnya untuk memastikan
bahwa letaknya sudah benar dan tidak bergeser lagi pada saat dipasang. Untuk
menghindari kerusakan pada pintu, hindari memasang daun pintu sebelum bangunan selesai,
hanya rangka (kusen) pintu/jendela saja yang dipasang. Pintu dirancang dengan daun
pintu kayu yang mengayun ke arah luar ruangan (bukan pintu geser karena cepat rusak)
dan jenis jendela ayun keluar dengan panel kaca dan rangka kayu. Semua pintu dan
jendela dibuat dari bahan yang berkualitas baik, haluskan dahulu permukaan kayu untuk
rangka pintu/jendela dan daun pintu dengan amplas sebelum dipasang. Kaca yang
digunakan untuk jendela adalah kaca dengan ketebalan 5 mm. Pada saat memesan kaca
tersebut diukur dahulu ukuran kusen (rangka) jendela dan ditambahkan 5 mm pada
sekeliling ukuran dimensinya agar panel kaca tersebut dapat dipasang dengan mudah dan
kokoh pada rangka (kusen).
Setelah daun pintu dan jendela siap maka dilaksanakan pemasangan asesories
anatara lain: Sloot Pintu Double, Penganggan Pintu Double, Kunci Tanam 2 Slaag,
Engsel Pintu, Engsel Jendela, Grendel Jendela, Hak Angin Jendela dan Tarikan Jendela.
Pada tahap pekerjaan ini dilakukan paling terakhir agar tidak menggangu proses pekerjaan
lain, dan pekerjaan ini dilakukan oleh tenaga kerja yang ahli dibidangnya, pemasangan ini
juga memerlukan baut dan paku sekrup.
E. PEKERJAAN GRANIT/KERAMIK
Tempat diatas detalasi sub lantai, pasangan ubin harus diberi nad selebar 1 cm,
kemudian kedalaman mad selebar 1 cm tersebut dimasukkan grouting dari silikon rubber
sealant.
Instalasi Pipa Air Bersih PVC ½” dan PVC 1” Persyaratan bahan : a. Pipa air
bersih adalah PVC dengan testing Pressure 15 kg/cm2, produk danmerk akan di
tentukan kemudian, dimensi pipa sesuai dengan gambar kerja. b. Fitting harus dari
pabrik yang sama (direkomendasikan untuk itu)
c. Perlengkapan lainnya (stop kran, valve, clean out dan sebagainya) disesuaikan dengan
kebutuhan, produk/merk akan ditentukan kemudian.
Pelaksanaan :
a. Pemasangan instalasi-instalasi air bersih akan dilakukan oleh tenaga yang ahli
dibidangnya
b. Kami akan menyiapkan shop drawing sebelum pekerjaan dimulai dan membuat asbuilt
sesuai dengan apa yang dipasang
c. Pengyambungan pipa dengan menggunkan lem sehingga kuat dan tahan terhadap
tekanan air
e. Pipa-pipa air yang sudah terpasang baru akan ditimbun/ditutup, setelah disetujui oleh site
engineer dan pemasangn pupa didalam ruangan bersifat inbaw.
f. Semua instalasi air bersih akan kami test dengan perconbaan tekanan 6 Atm selama
minimal 24 jam terus menerus atas persetujuan lain dari site aengineer.
Syarat-syarat
Persyaratan Bahan.
a. Pipa air kotor adalah PVC, Kelas AW, tekanan kerja 8 kg/cm2, sdimensi pipa sesuai
dengan gambar, produk dan merk ditentukan kemudian. b. Septitank dan resapan terbuat
dari buis beton, dimensi dan spesifikasi sesuai dengan gambar rencana.
Pelaksanaan :
a. Pemasangan pipa instalasi air kotor horizontal dan mempunyai kemiringan kearah
pembuangan minimum 2 % b. Pipa saluran air kotor dipasang sedemikian rupa, sehingga
tidak ada hawa busuk yang keluar dari pipa tersebut. Dan tidak ada rngga udara. c. Pipa
saluran air kotor dan asmbunagn-sambungan akan dibuat dengan rapi, kuat dan cermat,
sehingga menjamin bahwa air kotor/buangan dapat mengalir dengan lancar. d. Sebelum
semua pekerjaan instalasi air kotor diserahkan akan dilakukakn pengetesan terhadap
kelancaran dan ada tidaknya kebocoran pada saluran.
Akan sangat berguna bila septic tankmemiliki aksesbukaan pada tanah diatas pipa saluran
air kotordari toilet sebelum masuk ke septic tank, untukmemudahkan pekerjaan perbaikan
bila ter jadipenyumbatan. Akses bukaan ini juga harus ada setiap jarak 6m (jika septic
tank jauh letaknya) ataupada pipa yang membelok (jika ada). Semua bukaanini harus
memiliki tutup yang dapat dibuka terbuatdari semen.
- Pasir pasang
- Semen portlan
- Kerikil
- Besi beton
- Batu gunung
- Campuran Kerikil
- Ijuk
- Pipa dan
- Tanah urug
Pelaksanan pembuatannya sama dengan pelaksanaan membuat dinding bata kedap air serta
lantai batu kedap air. Jadi pasangan bata adukan 1 semen 2 pasir. Adapun tutup septicktank
dari plat beton bertulang yang pembuatannya dilakukan dapat diluar ( pra cetak ) atau
langsung diatas septictank dengan papan acuan yang tidak diperlukan dibongkar, satu dan
lain hal agar ditentukan oleh pengawas. Batu bata harus diplester dengan adukan 1 : 2
baik dari sisi dalam maupun luar. Untuk membuat resapan air kotor dari septictank dan
kamar mandi, bahan pokoknya adalah batu belah, pasir dan ijuk.
Pekerjaan instalasi arus listrik dikerjakan oleh mekanik yang ahli pada bagian
kelistrikan, hal itu dilakukan agar menghidari hal-hal yang tidak diinginkan, proses
instalasi ini dilakukan sesuai dengan gambar dan disetujui oleh direksi. Material-material
yang digunakan dipesan langsung dari daerah setempat agar proses pengangkutannya tidak
lama. Pekerjaan yang dilaksanakan adalah :
3. Instalasi Titik Penerangan, Instal termasuk kabel NYA 2,5 mm dalam pipa PVC, fitting
lampu dan kelengkapan terpasang.
4. Instalasi Titik Kontak, Instal termasuk kabel NYA 2,5 mm dalam pipa PVC, kotak-
kotak dan kelengkapan instalasi terpasang.
5. Stop Kontak.
6. Saklar Tunggal .
7. Saklar Ganda .
I. PEKERJAAN PENGECATAN
Apabila ada hal-hal yang kurang jelas maka kami akan berpedoman Kepada
Gambar Rencana dan Rencana Anggaran Biaya serta akan berkonsultasi dengan Direksi dan
Pengawas Lapangan
SURAT KUASA
NO : 06/SK-AW/MRK/VIII/2020
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama CV.SARANA SOLUSI PAPUA dengan ini
menunjukan:
Jabatan :-
Memberikan kuasa direktur kepada David Lindung Kurniawan Sitompul untuk mendatangani
segala yang berkaitan dengan CV.SARANA SOLUSI PAPUA
Dengan demikian surat kuasat ini kami sampaikan, agar dapat di pergunakan sebagai mana
mestinya.
FRANSISKUS MANGGAIMU
Direktur