Anda di halaman 1dari 54

0

JUDUL YANG TEPAT UNTUK TEMA PTS DI BAWAH INI ADALAH :

GAGASAN KONSEPTUAL SUPERVISOR PENDIDIKAN


TENTANG PEMBELAJARAN INOVATIF MODEL LINGKUNGAN SEKITAR
SEBAGAI SUMBER BELAJAR GUNA MENINGKATKAN MUTU GURU
MENGAJAR DI SDN ___________
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah PTS

Salah satu setrategi pembelajaran yang sesuai dengan pendekatan Pakem

yang memungkinkan bisa mengembangkan kreativiats, motivasi dan partisipasi

siswa dalam pembelajaran adalah dengan memanfaatkan lingkungan sekolah

sebagai sumber belajar. Hal ini juga sesuai dengan salah satu pilar dari pendekatan

contekstual yaitu masyarakat belajar (learning commonity). Untuk mencapai

tujuan tersebut, salah satu cara belajar yang disarankan dalam KTSP sebagai upaya

mendekatkan aktivitas belajar siswa pada berbagai fakta kehidupan sehari-hari di

sekitar lingkungan siswa. Memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber

belajar menjadi alternatif setrategi pembelajaran untuk memberikan kedekatan

teoritis dan praktis bagi pengembangan hasil belajar siswa secara optimal. Ekowati

(2001) mengatakan, memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar

merupakan bentuk pembelajaran yang berfihak pada pembelajaran melalui

penggalian dan penemuan (experiencing) serta keterkaitan (relating) antara materi

pelajaran dengan konteks pengalaman kehidupan nyata melalui kegiatan proyek.

Pada pembelajaran dengan setrategi ini guru bertindak sebagai pelatih

metakognitif yaitu membantu pebelajar dalam menemukan materi belajar,


2

mengintegrasikan pengetahuan dan ketrampilan dalam pembuatan laporan dan

dalam penampilan hasil dalam bentuk presentasi.

Dari hasil pantauan peneliti selaku pengawas sekolah di SDN _______

Kecamatan _______ Kabupaten ________ Tahun Pelajaran ______/______,

selama ini para guru masih sangat jarang memanfaatkan lingkungan sekolah

sebagai sumber belajar. Lingkungan sekolah tidak lebih hanya digunakan

sebagai tempat bermain-main siswa pada saat istirahat. Kalau tidak jam istirahat,

guru lebih sering memilih mengkarantina siswa di dalam kelas, walaupun

misalnya siswa sudah merasa sangat jenuh berada di dalam kelas.

Seperti observasi awal yang dilakukan di SDN _______ Kecamatan

_______ Kabupaten ________ Tahun Pelajaran ______/______, guru-guru di

sekolah tersebut memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar hanya

dua sampai tiga kali dalam satu semester. Guru lebih sering menyajikan pelajaran

di dalam kelas walaupun materi yang disajikan berkaitan dengan lingkungan

sekolah. Dari wawancara yang dilakukan calon peneliti, sebagian besar guru

mengaku enggan mengajak siswa belajar di luar kelas, karena alasan susah

mengawasi. Selain itu ada guru yang menyampaikan bahwa mereka tidak bisa dan

tidak tahu dalam memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.


3

Untuk mengatasi hal itu perlu adanya diskusi kelompok diantara para guru

kelas dalam bentuk KKG untuk mendiskusikan masalah pemanfaatan lingkungan

sekolah sebagai sumber belajar.

Dalam kegiatan diskusi tersebut para guru bisa membagi pengalaman dalam

pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar untuk mencapai hasil

belajar yang optimal. Penelitian Nur Mohamad dalam Ekowati (2001)

menunjukkan diskusi kolompok memiliki dampak yang amat positif bagi guru

yang tingkat pengalamannya rendah maupun yang tingkat pengalamannya tinggi.

B. Identifikasi Masalah Dalam PTS.

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, serta hasil pengamatan peneliti

melalui supervisi dalam kegiatan Penelitian Tindakan Sekolah, maka dapat

diidentifikasi masalahnya sebagai berikut:

1. Pendekatan pembelajaran lebih banyak didominasi oleh peran guru, dan guru

satu-satunya sumber belajar,selain buku paket.

2. Pembelajaran yang dikembangkan di kelas – kelas kelihatannya lebih

ditekankan pada pemikiran reproduktif, menekankan pada hafalan dan mencari

satu jawaban benar terhadap soal-soal yang diberikan

3. Dalam kegiatan pembelajaran guru belum mampu menerapkan model, motode

atau setrategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi yang

diajarkan sehingga kurang mengembangkan daya nalar siswa secara optimal.


4

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka dalam penelitian tindakan

sekolah ini difokuskan pada penelitian masalah memanfaatkan lingkungan sekolah

sebagai sumber belajar yang dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah kemampuan guru dalam memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai

sumber belajar dapat ditingkatkan melalui diskusi Kelompok Kerja Guru di

SDN _______ Kecamatan _______ Kabupaten ________ Tahun Pelajaran

______/______ ?

2. Apakah terjadi peningkatan kemampuan guru dalam PBM dengan

memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar di SDN _______

Kecamatan _______ Kabupaten ________ Tahun Pelajaran ______/______ ?

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan pada rumusan masalah diatas, dapat ditentukan hipotesis tindakan

dalam penelitian tindakan sekolah ini adalah : Diskusi Kelompok Kerja Guru

(KKG), dapat meningkatkan kemampuan guru dalam memanfaatkan

lingkungan sekolah sebagai sumber belajar di SDN _______ Kecamatan

_______ Kabupaten ________ Tahun Pelajaran ______/______.


5

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tindakan

1. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari dilaksanakan

penelitian tindakan sekolah ini adalah :

a. Untuk meningkatkan kemampuan guru dalam memanfaatkan lingkungan

sekolah sebagai sumber belajar melalui diskusi Kelompok Kerja Guru

(KKG) di SDN _______ Kecamatan _______ Kabupaten ________

Tahun Pelajaran ______/______

b. Guru SDN _______ Kecamatan _______ Kabupaten ________ Tahun

Pelajaran ______/______ dapat menyempurnakan metode pembelajaran

yang diterapkan di sekolah sehingga dapat meningkatkan kreativiats,

motivasi dan hasil belajar siswa.


6

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pemanfaatan Lingkungan Sekolah sebagai Sumber Belajar

Nilai-nilai kegunaan sumber belajar masyarakat adalah : (1)

menghubungkan kurikulum dengan kegiatan-kegiatan masyarakat akan

mengembangkan kesadaran dan kepekaan terhadap masalah sosial; (2)

menggunakan minat-minat pribadi peserta didik akan menyebabkan belajar lebih

bermakna baginya;

(3) mempelajari kondisi-kondisi masyarakat merupakan latihan berpikir ilmiah

(scientif methode); (4) mempelajari masyarakat akan memperkuat dan

memperkaya kurikulum melalui pelaksanaan praktis didalam situasi

sesungguhnya; (5) peserta didik memperoleh pengalaman langsung yang kongkrit,

realistis dan verbalisme. (Douglas dan Mill dalam Rusyan 2001 : 152)

Pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar mengarahkan anak

pada peristiwa atau keadaan yang sebenarnya atau keadaan yang alami sehingga

lebih nyata, lebih faktual dan kebenarannya lebih dapat dipertanggungjawabkan.

Manfaat nyata yang dapat diperoleh dengan memanfaatkan lingkungan ini adalah :

(1) menyediakan berbagai hal yang dapat dipelajari anak, (2) memungkinkan

terjadinya proses belajar yang lebih bermakna (meaningful learning), (3)


7

memungkinkan terjadinya proses pembentukan kepribadian anak, (4) kegiatan

belajar akan lebih menarik bagi anak, dan (5) menumbuhkan aktivitas belajar anak

(learning aktivities). (Badru Zaman, dkk. 2005)

B. Diskusi Kelompok Kerja Guru.

Kelompok Kerja Guru (KKG) adalah bentuk kegiatan yang beranggotakan

guru-guru kelas, dimana tujuan kegiatannya adalah untuk meningkatkan

kemampuan dan kompetensi mereka sesuai kelas yang dipegang. Bentuk kegiatan

KKG bisa berupa diklat, simulasi, diskusi atau yang lainnya.

Kemudian diskusi kelompok adalah suatu kegiatan belajar yang dilakukan

secara bersama-sama. Diskusi kelompok pada dasarnya memecahkan persoalan

secara bersama-sama. Artinya setiap anggota turut memberikan sumbangan

pemikiran dan pendapat dalam memecahkan persoalan tersebut. Diskusi kelompok

adalah suatu kegiatan belajar untuk memecahkan persoalan secara bersama-sama,

sehingga akan memperoleh hasil yang lebih baik. (Tabrani dan Daryani dalam

Kasianto,2004)

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa diskusi kelompok

adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan

tingkah laku sebagai pengalaman individu dalam interaksinya dengan lingkungan

yang dilakukan secara bersama-sama atau berkelompok.


8

Ischak.SW dan Warji R. (dalam Kasianto,2004) mengemukakan beberapa

petunjuk dalam pelaksanaan diskusi kelompok, yaitu :

a. Pilihlah teman yang cocok untuk bergabung dalam belajar kelompok.

Jumlah setiap kelompok terdiri dari 5 hingga 7 orang.

b. Tetapkan siapa sebagai pemimpin yang akan memimpin jalannya diskusi

atau belajar kelompok.

c. Hentaskan persoalan satu persatu dengan memberi kesempatan kepada

anggota untuk mengajukan pendapatnya. Dari pendapat yang masuk

dikaji bersama-sama mana yang paling tepat.

(Ischak.SW dan Warji R. dalam Kasianto,2004)

Dari uraian di atas,maka di dalam pelaksanaan diskusi kelompok perlu

diperhatikan pembentukan kelompok,penetapan pimpinan kelompok,penetapan

masalah yang akan dibahas dan pencatatan kesimpulan hasil diskusi kelompok.

C. Pengertian Proses Belajar Mengajar

Hasan Shadily (Ensiklopedi, 2003:435) mengungkapkan belajar adalah :

“Perubahan yang terjadi pada tingkah laku potensial yang secara relatif tetap

dianggap sebagai hasil dari pengamatan latihan”. Atas perumusan ini ditemukan :

a) Tingkah laku potensial dipergunakan untuk membedakan pengertian belajar

dan prestasi. Seseorang dapat mempelajari sesuatu, sehingga ia mempunyai


9

pengetahuan tentang sesuatu hal yang baru yang secara potensial memungkinkan

ia untuk berprestasi; b) Perubahan yang secara relatif tetap, dimaksudkan untuk

membedakan dengan perubahan tingkah laku lain yang sifatnya sementara,

seperti perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh karena kelelahan atau

pemuasan kebutuhan yang sifatnya sementara: c) Latihan, dimaksudkan karena

perubahan tingkah laku dapat juga terjadi bukan sebagai hasil belajar (latihan),

melainkan semata-mata oleh karena proses kematangan alamiah yang terjadi

dengan wajar dan semestinya; d) Penguat (an), merupakan istilah teknis yang

dicantumkan dalam perumusan belajar, oleh karena belajar dianggap

mengandung pemberian hadiah dan hukuman.

Oemar Hamalik (2001:27) mengungkapkan belajar adalah "Modifikasi atau

memperteguh kelakuan melalui pengalaman". Pengertian ini dapat dimaknai

bahwa belajar merupakan suatu proses, bukan suatu tujuan. Belajar bukan hanya

mengingat sejumlah pengetahuan, tetapi proses mengalami sehingga dapat terjadi

perubahan perilaku.

Konsep lain dari belajar adalah proses perubahan tingkah laku akibat

interaksi individu dengan lingkungan. (Suprayekti, 2003:4). Pengertian belajar

ini menekankan pada faktor interaksi lingkungan dengan individu sehingga

terjadi perubahan tingkah laku.


10

Dari kedua pengertian belajar tersebut, inti dari proses belajar adalah

perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dapat

diklasifikasikan dalam lima ranah kemampuan, yaitu :

1. Keterampilan intelektual; sejumlah pengetahuan mulai dari baca-tulishitung

sampai kepada pemikiran yang rumit. Kemampuan intelektual tergantung

kepada kapasitas intelektual kecerdasan seseorang dan pada kesempatan

belajar yang tersedia.

2. Strategi kognitif; mengatur cara belajar dan berpikir seseorang dalam arti

yang seluas-luasnya termasuk di dalamnya kemampuan memecahkan

masalah.

3. Informasi verbal; pengetahuan dalam arti informasi dan fakta.

4. Keterampilan motorik; yang diperoleh di sekolah antara lain keterampilan

menulis, mengetik dan sebagainya.

5. Sikap dan nilai (afektif); berhubungan dengan arah serta intensitas emosional

yang dimiliki seseorang, sebagaimana dapat disimpulkan dari kecenderungan

bertingkah laku tcrhadap orang, barang atau kejadian.

(Mulyani Sumantri dan Johan Permana, 2003:16).

Dalam konteks operasional di sekolah, pembelajaran mengandung

pengertian proses menjadikan siswa belajar, artinya karena adanya interaksi

dengan komponen guru, kurikulum dan lingkungan belajar, dalam diri siswa
11

terjadi perubahan perilaku sehingga mampu mengoptimalkan kemampuan-

kemampuannya untuk menyikapi perubahan di lingkungannya ataupun pengaruh

lingkungan terhadap dirinya.

Selain istilah pembelajaran, di dalam sistem pendidikan terdapat istilah

pengajaran. Pengertian kedua istilah tersebut identik dalam hal terjadinya proses

interaksi guru dan murid. Konsep pengajaran lebih mendeskripsikan hubungan

satu arah dimana guru memberikan materi pelajaran dan murid menerima

pengetahuan. Pengertian pembelajaran memiliki makna yang lebih luas yaitu

usaha guru untuk membimbing dan memahami karakteristik murid dalam proses

belajarnya sehingga potensi-potensi yang dimilikinya dapat berkembang secara

optimal.

D. Pengertian Lingkungan

Lingkungan adalah sesuatu yang ada di alam sekitar yang memiliki makna

dan atau pengaruh tertentu kepada individu. (Oemar Hamalik, 2001-195).

Lingkungan merupakan salah satu komponen pembelajaran yang sangat penting

dan dapat mempengaruhi tingkah laku seseorang. Lingkungan pembelajaran

dapat dikelompokan sebagai berikut :

1. Lingkungan sosial adalah lingkungan masyarakat baik kelompok besar atau

kelompok kecil.

2. Lingkungan personal meliputi individu-individu sebagai suatu pribadi


12

berpengaruh terhadap individu pribadi lainnya.

3. Lingkungan alam (fisik) meliputi sumber daya alam yang dapat diberdayakan

sebagai sumber belajar.

4. Lingkungan kultural mencakup hasil budaya dan teknologi yang dapat

dijadikan sumber belajar dan yang dapat menjadi faktor pendukung

pengajaran. Dalam konteks ini termasuk sistem nilai, norma dan adat

kebiasaan.

Kania Tresnajati et. al. (2003:2) membagi lingkungan ke dalam dua

kelompok, yaitu :) Lingkungan dalam, yaitu hal-hal yang pada mulanya berada di

luar individu yang akhirnya masuk ke dalam tubuh individu dan bersatu dengan

sel-sel tubuh melalui makanan / minum dan pernapasan; 2) Lingkungan luar,

yaitu lingkungan yang berada di luar tubuh individu di antaranya lingkungan

alam (physical environment), lingkungan sosial (social environment) dan

lingkungan spiritual (spiritual environment), yakni : a) Lingkungan alam ialah

segala sesuatu yang ada / di luar individu, seperti makanan, minuman,

perumahan, tumbuh-tumbuhan, hewan, udara, cuaca, batuan serta keaneka-

ragaman hayati dan non hayati; b) Lingkungan sosial, ialah akibat dari proses

interaksi dengan individu lainnya, termasuk ke dalam lingkungan sosial adalah

lingkungan kultural; c) Lingkungan spiritual, ialah berupa agama atau

kepercayaan yang dianut oleh individu atau masyarakat.


13

Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2001:212) membagi lingkungan ke dalam

tiga kelompok yang lebih sederhana, yaitu :

a) Lingkungan sosial, yaitu lingkungan yang berkenaan dengan interaksi

manusia dengan kehidupan bermasyarakat, seperti organisasi sosial, adat

kebiasaan, mata pencaharian, kebudayaan, pendidikan, kependudukan,

struktur pemerintahan, agama dan sistem nilai.

b) Lingkungan alam, yaitu lingkungan yang berkenaan dengan segala sesuatu

yang sifatnya alamiah seperti keadaan geografis, iklim, suhu udara, musim,

curah hujan, flora (tumbuhan), fauna (hewan), sumber daya alam (air, hutan,

tanah, batu-batuan dan lain-lain).

c) Lingkungan buatan, yaitu lingkungan yang sengaja diciptakan atau dibangun

manusia untuk tujuan-tujuan tertentu yang bermanfaat bagi kehidupan

manusia. Lingkungan buatan antara lain irigasi atau pengairan, bendungan,

pertamanan, kebun binatang, perkebunan dan pembangkit tenaga listrik.

Perbedaan pengelompokan jenis lingkungan pada dasarnya tergantung

kepada sudut pandang dan luas sempitnya cakupan seseorang dalam memandang

lingkungan. Ada yang menekankan pada aspek fisik, ada yang memasukan unsur

biologis, juga ada yang memandang aspek spiritual manusia merupakan bagian

dari lingkungan. Ketiga pendapat di atas dalam pengelompokan lingkungan


14

memberikan definisi yang jelas tentang lingkungan sosial yaitu lingkungan

masyarakat serta segala hasil dari interaksi individu yang ada di dalamnya.

E. Pengertian Model Pembelajaran dengan Pendekatan Lingkungan

Model pembelajaran dengan pendekatan lingkungan adalah strategi

pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan sebagai sasaran belajar, sumber

belajar dan sarana belajar. (Hilda Karli dan Margaretha S.Y., 2002 : 97).

Pengertian tersebut dapat dimaknai bahwa lingkungan merupakan fokus belajar

siswa dan sumber juga alat yang memberikan fasilitas belajar bagi siswa.

Dalam pembelajaran di kelas, lingkungan yang dimaksud mengandung

pengertian lingkungan sosial, termasuk di dalamnya aspek masyarakat.

Pengertian model pembelajaran dengan pendekatan lingkungan selaras dengan

konsep pengajaran yang berpusat pada masyarakat.

Pengajaran yang berpusat pada masyarakat yaitu suatu bentuk pengajaran

yang memadukan antara sekolah dan lingkungan masyarakat dengan cara

membawa sekolah ke dalam masyarakat dan atau membawa masyarakat dalam

sekolah guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan (Oemar

Hamalik, 2001:197). Pembelajaran yang berpusat pada masyarakat memiliki ciri-

ciri sebagai berikut :

1. Pengajaran berorientasi pada masyarakat.

2. Pengajaran bertujuan untuk memperbaiki kehidupan masyarakat.


15

3. Kurikulum yang menjadi landasan pengajaran terdiri dan proses-proses dan

masalah sosial.

4. Kegiatan belajar memadukan antara kegiatan serba langsung di masyarakat

dengan kegiatan belajar yang bersumber dari buku teks.

5. Disiplin kelas berdasarkan tanggung jawab bersama bukan berdasarkan

paksaan atau kebebasan mutlak.

6. Metode mengajar terutarna dititik-beratkan pada pemecahan masalah untuk

memenuhi kebutuhan perorangan dan kebutuhan sosial atau kelompok.

7. Bentuk hubungan dan kerja sama sekolah dan masyarakat adalah mempelajari

sumber-sumber masyarakat, menggunakan sumber-sumber tersebut dan

memperbaiki masyarakat tersebut.

F. Arti Pendidikan

Pengertian kita ketahui pendidikan merupakan tanggung jawab bersama

baik itu keluarga, masyarakat dan negara. Didalam membicarakan masalah

pendidikan kita harus mengetahui terlebih dahulu tentang pengertian atau

definisi dari pendidikan.

Menurut Umar Tirtaraharja dan La Sula bahwa pendidikan adalah suatu untuk

menyiapkan peserta didik agar dapat berperan aktif dan positif dalam hidupnya

sekarang dan akan datang (2000:263).


16

Menurut M.J. Langeveld (Tim MKDK) bahwa pendidikan adalah memberi

pertolongan secara sadar dan sengaja kepada seorang anak (yang belum dewasa)

dalam pertumbuhannya menuju ke arah kedewasan dalam arti dapat berdiri dan

bertanggung jawab atas segala tindakan – tindakan menurut puluhannya sendiri

(1988:78).

Menurut Soemadi Tjiptojoewono bahwa pendidikan sebagi suatu proses dimana

pendidikan diartikan sebagai tuntunan terhadap proses pertumbuhan dan proses

sosialisasi. Yang dimaksudkan proses sosialisasi ialah proses untuk

menyesuikan diri ke dalam masyarakat yang penuh dengan problem yang

senantiasa berubah atau berkembang secara dinamis (1981:43).

Dari pendapat – pendapat para ahli tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa

pendidikan pada umumnya berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang

terhadap perkembangan orang lain menuju kesuatu arah cita cita atau tujuan

tertentu.

G. Tujuan Pendidikan Nasional

Didalam Pembukaan Undang – Undang Dasar Tahun 1945 alinea keempat

dijelaskan tentang tujuan Negara Republik Indonesia dalam bidang pendidikan

yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan nasional

tersebut juga dijelaskan di dalam Garis – Garis Besar Haluan Negara Repubulik
17

Indonesia tahun 1998-2003 pada Bab IV tentang Pembangunan lima tahun

ketujuh.

Tujuan Pendidikan Nasional juga dinyatakan di dalam UU RI No2 Th 1989

pasal 4 yang berbunyi “ Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan

kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu

manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan

berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan

jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung

jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Sedangkan meurut M. Ngalim Purwanto M. P bahwa tujuan umum dari

pendidikan adalah membawa kepada kedewasannya dalam arti bahwa ia harus

dapat menentukan diri sendiri dan bertanggung jawab sendiri (1990:19).

Tujuan pendidikan nasional yang dimaksudkan ini adalah tujuan akhir yang

akan dicapai oleh semua lembaga pendidikan baik formal, non formal maupun

informal yang berada dalam masyarakat dan negara Indonesia.

H. . Peningkatan Prestasi Belajar Di Sekolah

Dalam kamus umum Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa " Prestasi

adalah hasil yang dicapai/dilakukan atau dikerjakan ". ( WJS Poerwodarminto,


18

1986 : 412 ). Sedangkan makna atas pengertian belajar ada dua pandangan

yakni menurut pandangan tradisional dan pandangan modern.

Menurut pandangan tradisional, " Belajar adalah usaha

memperoleh sejumlah ilmu pengetahuan ". sedangkan menurut

pandangan modern, " Belajar adalah proses perubahan tingkah

laku berkat interaksi dengan lingkungan ". ( Oemar Hamalik, 1987

: 27 ).

Dengan demikian pengertian prestasi belajar adalah hasil yang

dicapai dengan proses kegiatan belajar yakni usaha untuk memperoleh

sejumlah ilmu pengetahuan atau perubahan tingkah laku.

Seseorang telah dinyatakan melaksanakan kegiatan belajar

setelah memperoleh hasil misalnya dari tidak mengerti menjadi mengerti

atau dari tidak tahu menjadi tahu dan sebagainya.

Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

adalah sebagai berikut :

1. Faktor yang ada pada organisma itu sendiri yanng disebut faktor

individual, yang termasuk didalamnya adalah faktor kematangan/

pertumbuhan kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor pribadi.

2. Faktor yang ada di luar individu, sering disebut faktor sosial, di

antanya adalah : faktor keluarga atau keadaan rumah tangga, guru


19

dan cara mengajarnya, lingkungan dan kesempatan yang tersedia

serta motivasi sosial.

( Thamrin Nasution dan Nurhalijah Nasution, 1986 : 33 ).

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar.

Pada dasarnya faktor yang mempengaruhi belajar dapat dikelomppokkan

menjadi dua yaitu : Faktor endogen, ialah faktor yang dating dari anak itu sendiri

dan dapat bersifat biologis dan psikologis, dan faktor eksogen adalah hambatan

yang dapat timbul dari luar diri anak, meliputi faktor lingkungan keluarga,

lingkungan masyarakat dan lingkungan sekolah.

( Dewa Ketut Sukardi, 1983 : 49 ).

a. Faktor Endogen meliputi :

1. Faktor biologis yakni faktor yang berhubungan dengan jasmani anak,:

a. Kesehatan

b. Cacat Badan

2. Faktor Psikologis yakni faktor yang berhubungan dengan kejiwaan (psikis)

atau rohaniah yang termasuk faktor ini adalah :

a. Intelegensi yakni kesanggupan jiwa untuk dapat menyesuaikan diri dengan

cepat dan tepat dengan keadaan baru.

b. Perhatian

c. Minat
20

d. Bakat

e. Emosi

b. Faktor eksogen meliputi :

1. Lingkungan keluagra meliputi :

a. Faktor orang tua

b. Suasana rumah tangga

c. Keadaan sosial ekonomi keluarga

2. Lingkungan sekolah meliputi :

a. Faktor interaksi guru dan murid

b. Standart pelajaran diatas ukuran

c. Media Pendidikan

d. Keadaan gedung

e. Cara penyampaian materi

f. Hubungan antar murid

g. Disiplin sekolah

h. Metode belajar dan sebagainya

3. Lingkungan Masyarakat meliputi :

a. Mass media

b. Teman bergaul

c. Kegiatan dalam masyarakat


21

d. Cara hidup lingkungan

e. Status sosial ekonomi masyarakat

f. Kondisi alam dan geografi masyarakat

g. Dan sebagainya

Faktor belajar yang tidak dapat diabaikan adalah faktor instrumen

belajar, yakni berupa fasilitas belajar atau sarana belajar.

Faktor –faktor yang Mempengaruhi prestasi belajar

Di atas telah dijelaskan bahwa kegiatan belajar sangat dipengaruhi

oleh beberapa faktor baik faktor endogen maupun eksogen. Satu faktor eksogen

yang memegang peranan penting adalah lingkkungan keluarga. Apabila faktor

lingkungan keluarga mendukung, maka akan berpengaruh positif terhadap

prestasi belajar siswa.

Seperti kita ketahui bersama, bahwa pada saat sekarang ini negara

kita sedang mengalami krisis ekonomi dan moneter, sehingga harga-harga

kebutuhan untuk sekolah menjadi mahal. Hal tersebut dapat mengakibatkan

bertambahnya biaya penyelenggaraan program belajar mengajar di sekolah.


22

BAB. III

METODE PENELITIAN TINDAKAN

A. Lokasi Penelitian Tindakan

Penelitian Tindakan Sekolah ini berlokasi di SDN _______ Kecamatan

_______ Kabupaten ________ Tahun Pelajaran ______/______, yang

ditujukan pada guru-guru kelas dan guru bidang studi.Adapun alasan utamanya

adalah dari hasil pengamatan dan informasi dari guru,bahwa hampir semua guru

jarang dan bahkan tidak pernah memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai

sumber belajar.

B. Perencanaan Tindakan

Bentuk tindakan dalam penelitian ini berupa supervisi (bimbingan

kelompok) kepada guru-guru melalui KKG, agar mampu menyusun skenario

pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan

sekolah sebagai sumber belajar secara efektif. Secara rinci bentuk tindakan dalam

penelitian ini adalah :

1. Menyampaikan informasi tentang pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai


sumber belajar.

2. Membimbing guru menyusun skenario pembelajaran yang berkaitan


dengan pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.
23

3. Membimbing guru dalam memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber


belajar.

4. Membimbing guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan

lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.

Prosedur penelitian yang dilakukan adalah menggunakan model penelitian

tindakan sekolah yang dikembangkan oleh Kemmis & Taggart (2000), dimana

pada prinsipnya ada empat tahap kegiatan yaitu, perencanaan tindakan

(planning), pelaksanaan tindakan (action), observasi dan evaluasi proses

tindakan (observation and evaluation) dan melakukan refleksi (reflecting).

. Alur penelitian secara keseluruhan dapat digambarkan sebagai berikut :


24

Siklus I Siklus II

Perencanaan Perencanaan

Tindakan Tindakan

Observasi Observasi

Refleksi Refleksi
Gambar 0.1. Alur Penelitian

Secara rinci prosedur tindakan yang dilakukan adalah :

1. Membagi guru dalam dua kelompok kecil.

2. Peneliti memberi penjelasan tentang pemanfaatan lingkungan sekolah

sebagai sumber belajar.

3. Guru menyusun skenario pembelajaran dengan memanfaakan

lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dalam diskusi kelompok.

4. Peneliti membimbing kelompok guru dalam menyusun skenario

pembelajaran.

5. Wakil kelompok guru mempresentasikan skenario pembelajaran.


25

6. Peneliti memberi masukan terhadap skenario pembelajaran yang telah dibuat

kelompok guru.

7. Guru melaksanakan skenario pembelajaran dalam proses pembelajaran yang

sebenarnya.

8. Peneliti mengevaluasi kemampuan guru dalam mengimplementasikan

skenario pembelajaran.

9. Dalam kelompok diskusi guru berbagi pengalaman terkait dengan

pelaksanaan pembelajaran yang memanfaakan lingkungan sekolah sebagai

sumber belajar.

10. Target yang diharapkan:

a. Guru mampu membuat skenario pembelajaran dengan memanfaakan

lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.

b. Guru mampu melaksanakan pembelajaran dengan memanfaakan

lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.

c. Guru mampu berdiskusi secara aktif dan kreatif,dan mampu

memanfaatkan diskusi kelompok kerja guru secara efektif dan efesien

dalam memecahkan masalah yang terkait dengan kegiatan

pembelajaran.
26

C. Pelaksanaan Tindakan.
1. Siklus I
a. Perencanaan Penelitian.

Kegiatan penelitian ini direncanakan berlangsung selama dua siklus,mulai

bulan

______ s/d bulan ______ _____ di SDN _______ Kecamatan _______

Kabupaten ________ Tahun Pelajaran ______/______, pada jam sekolah

07.30-12.50.

Perencanaan penelitian meliputi:

1). Pertemuan dengan Kepala Sekolah dan guru - guru, menginformasikan

tentang pelaksanaan penelitian.

2). Peneliti menyiapkan skenario diskusi kelompok yang akan dilaksanakan

selama proses tindakan.

3). Peneliti menyiapkan instrumen penelitian ( lembar observasi, lembar

penilaian kemampuan guru).

b. Pelaksanaan Penelitian.

Pada tahap pelaksanaan merupakan tahap inti dimana pelaksanaan diskusi

KKG berlangsung dengan langkah-langkah berikut.


27

1). Pertemuan I

a). Peneliti selaku pengawas sekolah memberi arahan umum pemanfaatan

lingkungan sekolah sebagai sumber belajar

2). Pertemuan II

a). Guru melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan

sekolah sebagai sumber belajar sesuai skenario pembelajaran yang

dimiliki.

b). Peneliti melakukan penilaian pada guru terkait dengan implementasi

pembelajaran sesuai skenario yang dibuat.

3). Pertemuan III

a). Kelompok kerja guru melakukan diskusi tentang kendala-kendala

pelaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekolah

sebagai sumber belajar.

b). Peneliti melakukan bimbingan dalam kelompok, terkait dengan

pembelajaran yang diterapkan guru. dan merevisi skenario

pembelajaran sehingga menghasilkan skenario pembelajaran yang

sesuai dengan pakem.


28

c. Observasi dan Evaluasi

Kegiatan observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan

tindakan yaitu pada saat diskusi KKG baik pada pertemuan I, II dan III.

Tahap observasi bertujuan untuk mengetahui kerjasama ,kreativitas,perhatian,

maupun presentasi yang dilakukan guru dalam menyusun skenario

pembelajaran maupun dalam melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan

lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.

Pelaksanaan observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi:

Tabel. 3.1.Format Observasi

Jumlah

Aspek yang diobservasi Skor


NO Nama Guru Mak.100
Kerjasama Aktivitas Perhatian Presentasi
(1- 10 ) (1 – 40) (1 – 20) (1- 30)

Adapun skala penilaian yang digunakan adalah skala Likert dengan 5

katagori sikap yaitu:sangat tinggi, tinggi, rendah, sedang dan sangat rendah. Penilaian
29

dilakukan dengan memberi skor pada kolom yang tesedia dengan ketentuan sebagai

berikut : skor 5 = sangat tinggi, skor 4 = tinggi, skor 3 = sedang, skor 2 = rendah, dan

skor 1 = sangat rendah. Untuk mendapatkan nilai digunakan Error: Reference

source not found

Setelah diperoleh nilai,maka nilai tersebut ditransfer ke dalam bentuk

kualitatif untuk memberikan komentar bagaimana kualitas sikap guru yang

diamati dalam diskusi KKG, penyusunan skenario pembelajaran dan penilaian

pelaksanaan pembelajaran dengan kriteria penilaian acuan patokan skala lima

sebagai berikut:

Tabel. 3. 2. Kreteria Penilaian Acuan Patokan Skala Lima

N Rentang Nilai Kreteria


1 90 – 100 A=Baik Sekali
2 80 – 89 B=Baik
3 65 – 79 C=Cukup
4 55 – 64 D=Kurang
5 0 - 54 E=Sangat kurang
Sutrisno Hadi (2000).

Tahap evaluasi dilakukan pada akhir tindakan yang bertujan untuk

mengetahui tingkat kemampuan guru dalam memanfaatkan lingkungan sekolah

sebagai sumber belajar.


30

Pelaksanaaan evaluasi dilakukan dengan menggunakan lembar penilaian

skenario pembelajaran dan lembar penilaian pelaksanaan pembelajaran sebagai

berikut:

Tabel.3.3. Format Penilaian Skenario Pembelajaran

Aspek yang dinilai Jumlah


NO Nama Guru 1 2 3 4 Skor
(1-5)

Keterangan :

1. Skenario pembelajaran sekurang-kurangnya memuat standar kompetensi,

kompotensi dasar, indikator, materi pelajaran, alat/media, sumber belajar dan

penilaian.

2. Kesesuaian antara materi pelajaran dengan media dan setrategi

pembelajaran

3. Kaitan antara materi pelajaran dengan pemilihan sumber belajar

4. Kesesuaian antara tujuan pembelajaran dengan sumber bahan dan penilaian.


31

Tabel. 3. 4. Format Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran

Jumlah
Aspek yang dinilai Skor
NO Nama Guru (1-5)
1 2 3 4 5 6

Keterangan :

1. Kegiatan pendahuluan ( apersepsi dan motivasi )

2. Kegiatan inti pelaksanaan pembelajaran secara keseluruhan

3. Kemampuan guru mengkaitkan materi pelajaran dengan lingkungan sekolah.

4. Kemampuan guru memberi contoh-contoh riil yang ada di lingkuan sekolah.

5. Kemampaun membuat evaluasi berkaitan dengan pemanfaatan lingkungan

sekolah

sebagai sumber belajar.

6. Penutup pelajaran (memberi penguatan, memberi PR tentang pemanfaatan

lingkungan sekolah.)
32

d. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi selama berlangsungnya kegiatan dan hasil

evaluasi pada akhir pertemuan siklus dilakukan refleksi. Hasil refleksi ini

dijadikan acuan untuk merencanakan penyempurnaan dan perbaikan siklus

berikutnya. Semua tahap kegiatan tersebut mulai dari tahap perencanaan,

pelaksanaan maupun observasi dan evaluasi dilakukan secara berulang-ulang

melalui siklus–siklus sampai ada peningkatan sesuai yang diharapkan yaitu

mencapai angka katagori”baik” dengan rentang skor 80 - 89. Jika skor yang

diperoleh kurang dari 80-89,berarti belum memenuhi target yang ditetapkan,

maka perlu bimbingan pada siklus II

2. Siklus II

a. Perencanaan Penelitian.

Pada tahap ini direncanakan supervisi (pembinaan) dengan

menggunakan tehnik diskusi kelompok kerja guru, tentang pemanfaatan

lingkungan sekolah sebagai sumber belajar oleh guru kelas maupun guru

bidang studi di SDN _______ Kecamatan _______ Kabupaten ________

Tahun Pelajaran ______/______ yang belum mencapai hasil optimal dalam

siklus I.

Berdasarkan hasil observasi dan refleksi siklus I,dilakukan perbaikan

terhadap strategi dan penyempurnaan pelaksanaan bimbingan di siklus II.


33

b. Pelaksanaan Penelitian.

Pada prinsipnya langkah-langkah pelaksanaan tindakan pada siklus I

diulang pada siklus II dengan memodifikasi dan perbaikan-perbaikan

berdasarkan hasil refleksi pada siklus I.

Kegiatan pada siklus II terdiri dari 2 (dua) kali pertemuan dengan

mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :

1). Pertemuan I

a). Melalui kelompok kerja, guru mendiskusikan tentang permasalahan-

permasalan atau hambatan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai

sumber belajar,dalam menyusun skenario pembelajaran yang

selanjutnya dicarikan pemecahannya. Kegiatan ini dibantu oleh guru

yang dianggap sudah cukup mampu dalam hal tersebut..

b). Guru mempresentasikan dan mensimulasikan hasil diskusi

kelompoknya.

c). Guru merevisi dan menyempurnakan skenario pembelajaran


dengan mengoptimalkan pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai

sumber belajar.

2). Pertemuan II

a). Guru melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas dengan

menggunakan skenario pembelajaran yang sudah direvisi.


34

b). Guru mendiskusikan dan menyempurnakan skenario pembelajaran

yang lengkap dengan pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai

sumber belajar.

c). Guru mencatat kekurangan pembelajaran yang perlu diperbaiki dan

disempurnakan.

c. Observasi dan Evaluasi.

Observasi dilakukan peneliti saat guru berdiskusi tentang masalah atau

hambatan dan pemecahannya dalam kegiatan kelompok kerja guru baik

secara individu maupun kelompok.Observasi terhadap aspek sikap guru

dilakukan dengan menggunakan format observasi yang sama dengan format

observasi yang digunakan pada siklus I.

Evaluasi dilakukan pada akhir pertemuan siklus II,dengan

menggunakan format penilaian yang sama dengan format penilaian yang

digunakan pada siklus I. Adapun aspek yang dinilai, serta cara menilai juga

sama dengan penilaian pada siklus I

d. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi selama berlangsungnya kegiatan dan hasil

evaluasi pada akhir pertemuan siklus II,maka dilanjutkan dengan mengadakan

refleksi terhadap kegiatan dan hasil kegiatan yang sudah berlangsung.


35

BAB IV

HASIL PENELITIAN TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian Tindakan

1. Siklus I

Berdasarkan pengamatan awal di SDN _______ Kecamatan _______

Kabupaten ________ Tahun Pelajaran ______/______, semua guru kelas

dan guru bidang studi jarang dan bahkan tidak pernah memanfaatkan

lingkungan sekolah sebagai sumber belajar,hal ini disebabkan oleh kurangnya

pemahaman dan kemampuan guru untuk memanfaatkan lingkungan sekolah

sebagai sumber belajar.Selama ini guru lebih banyak menggunakan buku

paket dan alat peraga yang dimiliki sekolah sebagai sumber belajar untuk

melengkapi kegiatan pembelajaran di kelas. Demikian pula kegiatan

pembelajaran di luar kelas sangat jarang dan bahkan tidak pernah dilakukan

dengan alasan tidak cukup waktu, masalah keamanan dan keselamatan

siswa.Hal ini sudah tentu kurang sesuai dengan pembelajaran yang

menggunakan pendekatan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan

menyenangkan (Pakem) yang harus dilaksanakan dalam penterapan

kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Kegiatan dalam siklus I ini,


36

diawali dengan kegiatan diskusi kelompok kerja guru (KKG) tentang

permasalahan yang dihadapi dalam pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai

sumber belajar, dilanjutkan dengan informasi tentang manfaat lingkungan

sekolah sebagai sumber belajar bagi siswa dan implementasinya dalam

proses belajar mengajar. Saat guru berdiskusi dalam kelompok kerja guru

(KKG) pada siklus I, peneliti mengadakan observasi tentang sikap guru

dalam berdiskusi yang hasilnya sebagai berikut :

Tabel. Data Hasil Observasi Siklus I

Aspek yang diobservasi Jumlah

Skor Kata
Nama Guru
Mak. Gori
No
(Sampel Responden) 100
Kerjasama Aktivitas Perhatian Presentasi
(1- 10) (1 – 40) (1– 20) (1- 30)

1 A 8 30 15 27 80 B
2 B 8 30 16 26 80 B
3 C 8 30 15 27 80 B
4 D 8 30 15 27 80 B
5 E 8 31 16 26 81 B
6 F 8 33 16 22 79 C
7 G 8 29 18 23 78 C
8 H 8 30 14 25 77 C

Penilaian terhadap skenario pembelajaran dalam bentuk program

perencanaan pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disusum guru dalam

siklus I,didapatkan hasil sebagai berikut :


37

Tabel. : Data Hasil Penilaian Skenario Pembelajaran I

Jumlah Jumlah
Nama Guru Aspek yang dinilai Skor Nilai
Katagori
No
(Sampel Responden) 1 2 3 4
1 A 4 4 4 5 17 85 B
2 B 5 4 4 3 16 80 B
3 C 5 4 3 5 17 85 B
4 D 4 4 4 5 17 85 B
5 E 4 4 3 4 15 75 C
6 F 4 4 3 4 15 75 C
7 G 4 3 3 3 13 65 C
8 H 5 4 3 4 16 80 B

Sedangkan penilaian implementasi pemanfaatan lingkungan sekolah

sebagai sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran di kelas pada siklus I

didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel. Data Hasil Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

Aspek yang dinilai Katagori


No Nama Guru 1 2 3 4 5 6

1 A 5 4 5 4 4 4 B
2 B 4 3 4 4 3 4 C
3 C 5 4 4 4 5 5 A
4 D 4 3 4 4 3 4 C
5 E 4 3 4 3 4 3 C
6 F 5 4 4 4 4 5 B
7 G 4 3 3 4 3 3 C
8 H 4 4 4 4 4 4 B
38

Data penelitian tindakan sekolah yang diperoleh dari hasil observasi

sikap guru dalam kegiatan diskusi kelompok kerja guru tentang pemanfaatan

lingkungan sekolah sebagai sumber belajar pada siklus I,hasilnya termasuk

katagori “kurang” dengan rata-rata nilai 61,1. Hal ini menunjukkan bahwa

guru dalam berdiskusi belum menampakkan kerjasama,aktivitas dan perhatian

yang baik terhadap permasalahan pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai

sumber belajar ,sehingga diperlukan bimbingan yang lebih intensif.

Penilaian implementasi pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai

sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran di kelas,hasilnya termasuk

katagori “kurang” dengan rata-rata nilai 68.4. Hal ini menunjukkan bahwa

guru dalam mengimplementasikan pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai

sumber belajar melalui kegiatan pembelajaran di kelas belum

optimal,sehingga perlu peningkatan.

Dengan adanya hasil observasi dan penilaian pada kegiatan siklusI

maka peneliti melakukan refleksi. Dari refleksi terhadap seluruh kegiatan

pada siklus I, maka ditemukan beberapa hambatan yang mengakibatkan

belum optimalnya kemampuan guru memanfaatkan lingkungan sekolah

sebagai sumber belajar.

Adapun hambatan-hambatan tersebut,antara lain guru belum

sepenuhnya memahami manfaat lingkungan sekolah sebagai sumber

belajar, dan guru dalam memilih sumber belajar dan memilih strategi
39

pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekolah belum sesuai dengan

yang diharapkan. Hal ini terlihat dalam skenario pembelajaran guru pada:

aspek 1. jenis sumber belajar dari lingkungan sekolah tidak tercantum,

padahal materi pelajaran ada kaitannya dengan lingkungan sekolah;. aspek 2.

Kesesuaian antara materi pelajaran dengan media dan setrategi pembelajaran

masih kurang; aspek 4. Kesesuaian antara tujuan pembelajaran dengan sumber

bahan,lebih banyak hanya mencantumkan buku paket sebagai satu-satunya

sumber belajar.

Dari hasil refleksi pelaksanaan pembelajaran di kelas, hambatan-

hambatan yang ditemukan adalah sebagai berikut : aspek 1.dalam kegiatan

awal, guru tidak memberi informasi tujuan pembelajaran dan waktunya belum

sesuai dengan perencanaan; aspek 2. kegiatan inti, langkah - langkah

pembelajaran didominasi guru dengan metode ceramah sehingga kurang

sesuai dengan pembelajaran aktif,kreatif,efektip dan menyenangkan (Pakem);

aspek 3. Kemampuan guru mengkaitkan materi pelajaran dengan lingkungan

sekolah belum optimal; aspek 6. Penutup pelajaran, guru kurang memberi

penekanan tentang lingkungan sekolah. Hambatan-hambatan tersebut akan

disempurnakan pada kegiatan siklus II.

2. Siklus II.
40

Pada siklus II, kegiatan yang dilaksanakan adalah mendiskusikan

hambatan- hambatan yang dialami dalam menyusun skenario pembelajaran

dan pelaksanaan pembelajaran di kelas pada siklus I melalui kegiatan

kelompok kerja guru (KKG). Adapun secara rinci uraian kegiatannya sebagai

berikut :

Dalam penyusunan skenario pembelajaran khususnya pada aspek 1, 2

dan 4 guru melakukan revisi, dipandu oleh guru yang sudah mampu,dengan

bimbingan peneliti/pengawas. Dalam pelaksanaan pembelajaran di

kelas,terkait dengan hambatan pada aspek 1. kegiatan awal, aspek 2. kegiatan

inti, aspek 3. kemampuan guru mengkaitkan materi pelajaran dengan

lingkungan sekolah ,dan aspek 6. penutup pelajaran, maka guru

mendiskusikan kembali hambatan tersebut dalam kelompok kerja guru (KKG)

dibimbing pengawas/peneliti. Sebelum pelaksanaan pembelajaran di kelas,

terlebih dahulu dilakukan simulasi atau modeling dengan menggunakan

anggota kelompok guru sebagai siswa.

Sebagaimana kegiatan peneliti pada siklus I, maka kegiatan pada siklus

keduapun dilakukan observasi,evaluasi dan penilaian. Hasil observasi

terhadap sikap guru dalam berdiskusi pada siklus II dapat disajikan sebagai

berikut :
41

Tabel.. Data Hasil Observasi Pada Siklus II

Aspek yang diobservasi Jumlah


Kata
Skor
Nama Guru Gori
Mak.100
No
(Sampel Responden) Kerjasama Aktivitas Perhatian Presentasi
(1- 10) (1 – 40) (1– 20) (1- 30)
1 A 8 35 15 28 86 B
2 B 8 33 16 26 83 B
3 C 8 38 18 28 92 A
4 D 8 35 15 27 85 B
5 E 8 32 16 26 82 B
6 F 8 33 16 26 83 B
7 G 8 36 15 27 86 B
8 H 8 34 14 26 82 B

Hasil penilaian terhadap skenario pembelajaran dalam bentuk rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) dapat disajikan sebagai berikut :

Tabel. Data Hasil Penilaian Skenario Pembelajaran Siklus II

Nama Guru Aspek yang dinilai Jumla


Jumlah
No h
Nilai
(Sampel Responden) 1 2 3 4 Skor

1 A 4 4 4 5 17 85
2 B 5 4 4 4 17 85
3 C 4 4 4 5 17 85
4 D 4 4 4 5 17 85
5 E 4 4 4 4 16 80
6 F 4 4 4 4 16 80
7 G 4 4 4 4 16 80
8 H 4 4 4 4 16 80

Hasil penilaian terhadap Pelaksanaan Pembelajaran dapat disajikan

sebagai berikut:
42

Tabel. : Data Hasil Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

Jumlah Jumlah Kata


Aspek yang dinilai Skor Nilai gori
No Nama Guru
1 2 3 4 5 6
1 A 5 4 5 4 4 4 26 86.67 B
2 B 4 4 4 4 4 4 24 80.00 B
3 C 5 4 4 5 4 5 27 90.00 A
4 D 4 3 4 4 4 4 23 76.67 C
5 E 4 4 4 4 4 4 24 80.00 B
6 F 5 4 4 4 4 5 26 86.67 B
7 G 4 4 4 4 4 4 24 73.33 C
8 H 4 4 4 4 4 4 24 80.00 B

Data yang diperoleh dari observasi sikap guru pada siklus II, setelah

dianalisis ada peningkatan kearah perbaikan yaitu berada pada katagori

“baik”, dengan rata-rata nilai 74.18. Sedangkan untuk penilaian skenario

pembelajaran dan penilaian pelaksanaan pembelajaran,masing-masing juga

ada peningkatan yang ke arah yang lebih baik yaitu: untuk skenario

pembelajaran berada pada katagori “baik” dengan nilai rata-rata 72.5, dan

untuk penilaian pelaksanaan pembelajaran di kelas berada pada katagori

“baik” dengan nilai rata-rata 70.8. Dengan melihat hasil pada siklus II, maka

refleksi terhadap hasil yang diperoleh peneliti pada siklus II ini adalah adanya

peningkatan kemampuan guru memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai

sumber belajar. Hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata yang diperoleh dalam
43

memprogramkan pembelajaran serta dalam implementasinya di kelas yang

sudah menunjukkan adanya peningkatan kemampuan guru untuk

memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar yang lebih

baik.Sedangkan dari jumlah guru ,75% sudah mencapai kriteria yang

ditetapkan.

B. Pembahasan Atas Hasil Tindakan .

. Dari 8 orang guru yang terlibat, 5 orang guru sudah mendapat skor

dengan katagori “baik” sedangkan 3 orang dengan katagori “cukup”.Oleh karena

itu dilanjutkan dengan tindakan siklus II yang hasilnya secara umum ada

peningkatan ke arah yang lebih baik yaitu 75% guru sudah mendapatkan katagori

baik dengan skor rata-rata 80 – 89.Hal ini sudah sesuai dengan kriteria

keberhasilan yang ditetapkan. Secara rinci perolehan nilai rata-rata peningkatan

kemampuan guru memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar yaitu

nilai rata-rata observasi hasil kegiatan diskusi 79,38 di siklus I menjadi 84,88 di

siklus II ada peningkatan 5,5. kegiatan penyusunan skenario pembelajaran nilai

rata-rata 78,75 di siklus I menjadi 82,50 di siklus II ada peningkatan 3,75,

kegiatan pembelajaran atau dalam proses belajar mengajar nilai rata-rata 78,33 di

sklus I menjadi 82,08 di siklus II, ada peningkatan 3,75.

BAB V
44

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan siklus I dan siklus II tersebut di

atas, maka dapat disimpulkan bahwa: Ada peningkatan kemampuan guru dalam

memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar melalui pendekatan

diskusi kelompok kerja guru (KKG) di SDN _______ Kecamatan _______

Kabupaten ________ Tahun Pelajaran ______/______.

B. Saran

Dari simpulan tersebut di atas, penulis selaku peneliti sekaligus supervisor

kependidikan di SDN tersebut, menyarankan :

Kepada.guru-guru khususnya guru di SDN _______ Kecamatan _______

Kabupaten ________ Tahun Pelajaran ______/______, di dalam menyusun

skenario pembelajaran agar memanfaatkan semaksimal mungkin lingkungan

sekolah dan lingkungan siswa yang sesuai dengan materi pembelajaran sebagai

sumber belajar,dan mengintensifkan diskusi KKG dalam memecahkan masalah

yang dihadapi.
45

DAFTAR PUSTAKA

Badru Zaman, dkk. 2005. Media dan Sumber Belajar TK. Buku Materi Pokok PGTK

2304. Modul 1-9. Jakarta Universiats Terbuka.

Ekowati, Endang. 2001. Stategi Pembelajaran Kooperatif. Modul Pelatihan Guru

Terintegrasi Berbasis Kompetensi. Jakarta : Depdiknas.

Kasianto, I Wayan 2004 Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa dengan Pendekatan

Diskusi Kelompok. Laporan Penelitian Kelas. Tidak dipublikasikan

Rusyan Tabrani. 2001. Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung

Remaja Rosdakarya.

Sarman, Samsuni S.Pd. 2005. Implementasi Pendekatan Works Based Learning pada

Sumber Belajar Masyarakat dalam Pembelajaran PS-Ekonomi. Laporan

Penelitian Tindakan Kelas. Banjarmasin. Tidak dipublikasikan.

Sutrisno Hadi, 2000. Metodelogi Penelitian. Yogyakarta : Andi

Lampiran I
46

Tabel : Format Observasi Dalam PTS

Aspek yang diobservasi Jumlah


Kerjasama Aktivitas Perhatian Presentasi Kata
No Nama Guru Skor
(1- 10) (1 – 40) (1– 20) (1- 30) Gori
Mak.100

Jumlah
Rata-rata

Lampiran II

Tabel. : Data Hasil Observasi (Siklus I)

Aspek yang diobservasi Jumlah

Skor Kata
Nama Guru
Mak. Gori
No
(Sampel Responden) 100
Kerjasama Aktivitas Perhatian Presentasi
(1- 10) (1 – 40) (1– 20) (1- 30)
47

1 A 8 30 15 27 80 B
2 B 8 30 16 26 80 B
3 C 8 30 15 27 80 B
4 D 8 30 15 27 80 B
5 E 8 31 16 26 81 B
6 F 8 33 16 22 79 C
7 G 8 29 18 23 78 C
8 H 8 30 14 25 77 C

Tabel. : Data Hasil Penilaian Skenario Pembelajaran


Melalui Model Pemanfaatan Lingkungan Sekolah (Siklus I)

Jumlah Jumlah
Nama Guru Aspek yang dinilai Skor Nilai
Katagori
No
(Sampel Responden) 1 2 3 4
1 A 4 4 4 5 17 85 B
2 B 5 4 4 3 16 80 B
3 C 5 4 3 5 17 85 B
4 D 4 4 4 5 17 85 B
5 E 4 4 3 4 15 75 C
6 F 4 4 3 4 15 75 C
7 G 4 3 3 3 13 65 C
8 H 5 4 3 4 16 80 B
48
49

Lampiran III

Tabel. : Data Hasil Observasi (Siklus II)

Nama Guru Aspek yang diobservasi Jumlah


Kata
No Kerjasama Aktivitas Perhatian Presentasi Skor
Gori
(Sampel Responden) (1- 10) (1 – 40) (1– 20) (1- 30) Mak.100
1 A 8 35 15 28 86 B
2 B 8 33 16 26 83 B
3 C 8 38 18 28 92 A
4 D 8 35 15 27 85 B
5 E 8 32 16 26 82 B
6 F 8 33 16 26 83 B
7 G 8 36 15 27 86 B
8 H 8 34 14 26 82 B
50

Tabel. : Data Hasil Penilaian Skenario Pembelajaran


Melalui Model Pemanfaatan Lingkungan sebagai Sumber belajar

Nama Guru Aspek yang dinilai Jumla


Jumlah Katag
No h
Nilai ori
(Sampel Responden) 1 2 3 4 Skor

1 A 4 4 4 5 17 85 B
2 B 5 4 4 4 17 85 B
3 C 4 4 4 5 17 85 B
4 D 4 4 4 5 17 85 B
5 E 4 4 4 4 16 80 B
6 F 4 4 4 4 16 80 B
7 G 4 4 4 4 16 80 B
8 H 4 4 4 4 16 80 B

Lampiran IV

DATA DOKUMENTASI P T S
DI SDN ________ KEC. _________ KAB. ________
51
52

Lampiran V

DAFTAR HADIR KEGIATAN P T S


GURU SDN ________ KEC. ______ KAB. __________

No NAMA GURU TTD KETERANGAN


1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8

Lampiran VI

FORM : SURAT KETERANGAN IDZIN PENELITIAN


DI SDN __________ KEC. _______ KAB. ___________
53

Anda mungkin juga menyukai