Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam
Dosen Pengampu : Dr. Chakam Failasuf, M.Pd.
Oleh:
Kelompok 7
1. Erfina Damayanti Firdaus 1304620013
2. Meiza Nurazizah 1304620073
3. Nazhifah Qurratu’ain 1304620023
4. Tabitha Qotrunnada Sulistiyanto 1304620076
5. Tiara Putri Chaerunnisa 1304620001
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Peran
Agama dalam Kehidupan Manusia ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Mata kuliah Pendidikan Agama Islam. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang peran agama dalam kehidupan manusia bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Chakam Failasuf, M.Pd.
selaku Dosen mata kuliah pendidikan agama islam yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang ditulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................1
1.3 Tujuan............................................................................................................1
1.4 Manfaat..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1 Makna Agama..............................................................................................3
2.2 Kedudukan dan Fungsi Simbol serta Ritual Keagamaan........................4
2.3 Keanekaragaman Pemahaman dan Sikap Beragama...............................6
2.4 Nilai Agama di Lingkungan Pendidikan, Keluarga, dan Pekerjaan.......6
2.5 Ta’abbudi dengan Ta’aquli dalam Agama................................................7
2.6 Elemen-Elemen Peradaban dalam Agama.................................................8
2.7 Praktik Keberagaman dan Implikasinya Terhadap Peradaban...........10
Kehidupan tidak pernah lepas dengan agama, agama merupakan petunjuk dan
arah untuk orang orang yang tersesat dan buta akan nilai-nilai, moral agama yang
berada di masyarakat. Dengan memiliki dan berpegang teguh kepada agama
seseorang akan selalu berada pada di jalan yang benar dan dapat bermanfaat bagi
orang di sekitarnya. Agama adalah segalanya, agama adalah fondasi dari segala
fondasi.
Agama dalam kehidupan manusia memiliki peran yang sangat penting karena
dengan turunya agama untuk kehidupan manusia adalah agar manusia menjadi
pribadi yang lebih baik. Peran agama dalam kehidupan manusia adalah memberikan
nilai moralitas yang baik, menghidupi nilai moralitas dalam kehidupan sehari-harinya
serta memiliki prinsip berkehidupan yang baik. Menumbuhkan sifat kejujuran, sikap
keadilan serta mengerti makna toleransi yang baik. Proses kehidupan manusia tidak
akan terlepas dari peran agama dikarenakan agama memiliki peran yang sangat
mendukung untuk manusia agar bertindak kebaikan dihidupnya.
4. Apa saja nilai agama dalam lingkungan pendidikan, keluarga dan pekerjaan?
1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui makna agama.
2. Dapat memahami kedudukan dan fungsi simbol serta ritual keagamaan.
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam yang diberikan oleh
Dosen Pembimbing.
2. Untuk mengetahui lebih dalam maksud dari peran agama dalam kehidupan
manusia.
3. Untuk memberikan informasi kepada pembaca mengenai peran agama dalam
kehidupan manusia.
BAB II PEMBAHASAN
Dalam bahasa Arab, Agama disebut Din yang memiliki arti pemaknaan banyak.
Pemaknaan pokok menurut istilah Din dapat disimpulkan sebagai 4, yaitu keadaan
berutang, penyerahan diri, kuasa peradilan dan kecenderungan alami. Dalam
perspektif berbeda, agama dapat membangunkan kebahagiaan dalam batin yang
paling sempurna dan juga perasaan takut. Menurut Fachruddin al-Kahin (1936: 6),
agama secara etimologi berasal dari a dan gama, artinya tidak kocar-kacir, atau
berasal dari aa dan gam (Rangkuti: 2013) yang berarti cara-cara sampai kepada
keridhaan Allah, cara-cara berjalan.
Agama untuk manusia memiliki fungsi sebagai sistem nilai atau norma dalam
kehidupannya. Umumnya norma-norma tersebut menjadi sebuah acuannya untuk
bersikap, bertingkah laku dan menjalani kehidupannya agar selaras dengan keyakinan
agama yang dianutnya. Dengan begitu, agama merupakan sebuah makna yang
dimana setiap orang memiliki kebebasan menentukan hak untuk beragama, karena
didalamnya manusia menemukan pandangan hidup dan inspirasi yang dapat menjadi
landasan yang kokoh untuk pembentukan nilai, harkat dan martabat manusia.
Pernyataan tersebut sebagaimana ditafsirkan dalam Surat Al-Kafirun (109): 6.
Agama memberikan doktrin kepada penganutnya dan sebagai sebuah nilai moral.
Agama juga berfungsi sebagai motivasi dalam kehidupan manusia dalam menjalani
aktivitas, karena setiap perbuatan yang didasari dengan keyakinan agama dinilai
memiliki unsur keberkahan, serta bentuk ketaatan. Hubungan ini akan memberikan
suatu pengaruh seseorang untuk berbuat sesuatu berdasarkan keyakinannya.
Sedangkan agama sebagai nilai moral karena dalam melakukan sesuatu tindakan
ataupun perilaku seseorang akan terikat dan terhubung pada suatu ketentuan antara
mana yang baik untuknya ataupun buruk untuk dirinya sesuai dengan ajaran agama
yang dianutnya.
2.2 Kedudukan dan Fungsi Simbol serta Ritual Keagamaan
A. Kedudukan Agama
1. Menurut pengetahuan
3. Menurut filsafat
Kebenaran yang sesuai dengan logika serta diperkuat oleh dalil naqli ataupun
aqli.
4. Menurut Agama
2. Simbol secara kultural akibat pola tafsir dan konstruksi social yang berupa sikap
dan perilaku beragama setiap penganutnya.
C. Ritual Agama
Ritual adalah sebuah proses kegiatan yang dilaksanakan oleh seseorang yang
menganut suatu agama yang dimana ritual tersebut sudah diatur didalamnya. Ritual
keagamaan ditujukan pada setiap manusia yang memiliki serta menganut agama yang
sesuai dengan keyakinannya masing – masing, yang bertujuan untuk memperkuat
iman mereka masing – masing. Ritual keagamaan memiliki makna lain yaitu ibadah,
ibadah kepada tuhan yang memiliki tujuan yaitu seseorang dapat merasakan bahwa
dia lebih dekat dengan tuhan dan merasa memiliki hati yang tenang setelah
melaksanakan ibadah.
2.3 Keanekaragaman Pemahaman dan Sikap Beragama
Nilai agama, khususnya agama Islam bersumber pada keimanan terhadap keesaan
Tuhan. Nilai-nilai tersebut pada hakikatnya merupakan kumpulan prinsip-prinsi
hidup, ajaran mengenai bagaimana manusia menjalani kehidupannya yang saling
terkait membentuk suatu kesatuan.
1. Lingkungan Pendidikan
Terdapat nilai agama yang terkandung pada ingkungan pendidikan, yaitu
menanamkan akhlak kebaikan kepada anak-anak yang berada pada
lingkungan sekolah terutama dalam hal ajaran agama. Tujuan dari akhlak
kebaikan yang telah ditanamkan melalui pendidikan yaitu agar menjadi
manuia yang dapat membawa kebaikan bagi alam sekitar, mengenal mana
yang baij dan buruk, mengontrol emosi, mengendalikan hawa nafsu serta
mengambil hikmah dari setiap hal yang dilakukan.
2. Lingkungan Keluarga
Nilai-nilai agama yang terdapat pada lingkungan keluarga diantaranya:
A. Menumbuhkan potensi fitriyah, dilalukan dengan tahapan orang tua yang
menempatkan dirinya pada proses peltakan dan menumbuh kembangkan
potensi fitriyah yang ada pada anaknya.
B. Menanamkan nilai-nilai pendidikan islam. Nilai-nilai pendidikan islam
yang harus diperhatikan antara lain Pendidikan iman, pendidika akhlakul
karimah serta pendidikan ibadah. Pendidikan iman merupakan sesuatu
yang telah ditetapkan berupa keimanan. Pendidikan ibadah merupakan
seluruh tingkah laku dalam bentuk penyerahan kepada tuhan, contohnya
adalah shalat, puasa dan zakat.
3. Lingkungan Pekerjaan
Nilai agama yang terdapat pada lingkungan pekerjaan yaitu
menukbuhkan sikap etos kerja. Etos kerja adalah sebuah sikap atau nilai
norma yang diyakini oelh seseorang sebagai wujud baik dan menjadi ciri khas
pada dunia kerja. Agama menggambarkan bahwa etos kerja adalah bentuk
dari pekerjaan yang efisien, rajin, teratu, disiplin, serta tepat waktu.
Bahkan, hingga kini, berbagai jenis peradaban Islam itu masih dapat
disaksikan disejumlah negara bekas kekuasaan Islam dahulu. Dari dalam Islam,
perkembangan kebudayaan dan peradaban Islam itu karena bersumber langsung
dari Alquran dan sunnah yang mempunyai kekuatan luar biasa. Adapun elemen-
elemen peradaban islam yaitu sebagai berikut:
a. Pengembangan kota
b. Terorganisirnya pemerintah
d. Kelas sosial
2. Makna Peradaban
Dalam bahasa Arab, peradaban biasa diderivasi dari kata hadârah. Dan
hadârah ini diartikan dengan: “Peradaban, dalam pengertian yang umum, adalah
buah dari setiap usaha yang dilakukan oleh manusia untuk memperbaiki kondisi
hidupnya. Sama saja, apakah usaha yang dilakukan untuk mencapai buah tersebut
benar-benar yang dituju, atau tidak. Baik buah tersebut dalam bentuk materi
(mâddiyyah) atau imateri (ma‘nawiyyah).”
Definisi yang lebih ringkas dan padat diberikan oleh Yusuf al-Qaradawi
dalam bukunya al-Sunnah Masdaran li al-Ma‘rifah wa al-Hadârah: “Sekumpulan
bentuk-bentuk kemajuan, baik yang berbentuk kemajuan materi, ilmu
pengetahuan, seni, sastra, ataupunsosial, yang ada dalam satu masyarakat atau
pada masyarakat yang serupa.”Dengan begitu, peradaban memiliki dua sisi
penting: pertama,sisi kemajuan materi (al-ruqiy al-mâddî), yang meliputi seluruh
lini kehidupan semacam: industri (sinâ’ah), perdagangan (tijârah), pertanian
(zirâ‘ah), kerajinan (ikhtirâ‘), dan seni (funûn). Kedua, sisimaknawi (al-ruqiy al-
ma‘nawî), yang berkaitan dengan nilai-nilai spiritualitas (al-qiyam al-rûhiyyah),
kaidah-kaidah moral (al-qawâ‘idal-akhlâqiyyah), produk pemikiran (al-intâj al-
fikrî), dan karya sastra (al-ibdâ‘ al-adabî).
Melihat definisi tersebut, maka peradaban harus memilikidua sisi penting ini.
Nilai ketinggian materil dan spiritual suatuperadaban seperti dua sisi mata uang
yang tak terpisahkan. Maka, jika ada satu peradaban yang hanya menonjol dalam
satu sisi saja,maka dia tak layak disebut sebagai sebuah peradaban yangsempurna.
Karena bisa jadi dia maju secara industri, tekonologi,informasi, dan lain
sebagainya, namun secara “kemanusiaan” dia gagal disebut sebagai sebuah
peradaban. Karena ternyata dia tidakmemberikan apa-apa kepada manusia.
3. Hakikat Peradaban
Didefinisikan konsep sejarah dari kata al-hadârah, di mana Islam juga layak
disebut sebagai al-hadârah,tidak hanya sebagai dîn (agama). Untuk itu, penting
dijelaskan mengenai makna “peradaban” yang diderivasi dari kata dîn itu sendiri,
yaitu al-madaniyyah. Karena harus dicatat bahwa, sejatinya,Islam memiliki satu
konsep peradaban yang terkait erat denganagamanya, yaitu al-madaniyyah atau
al-tamaddun.Kata dîn, secara leksikal, berasal dari kata kerja (fi‘l) dâna-yadînu
yang bermakna atâ’a wa dhalla (taat dan merendahkan diri).Sebagai wujud dari
peradaban inilah kemudian muncul istilah dîwân (plural: dawâwîn), yakni daftar
atau buku, yang di dalamnya dicatat nama-nama prajurit dan orang-orang
dermawan. Kemudian, dîwânjuga merupakan kumpulan bait-bait syair seorang
penyair (majmû‘ahsyi‘r syâ‘ir). Atau,kata dîwân semakna dengan kitâb (buku).
Dari sana kemudian seruan al-Qur’an terus berjalan, memancar dari aktivitas
membaca dan berpikir, menggunakan nalar (al-ta’aqqul), kontemplasi (al-
tadabbur), dan seterusnya, memancardalam “tenunan” Kitabullah. Pancarannya
tidak padam, baik di Periode Makkah maupun Periode Madinah. Maka, bukan
suatukebetulan jika kata iqra’ menjadi kata pertama dalam al-Qur’an. Danbukan
tanpa makna jika ia berulang sebanyak 2 kali dalam 3 ayat.Dan bukan tanpa
tujuan penting pula jika kata ‘ilm diulang sebanyak3 kali, kemudian disusul
dengan kata qalam (pena): alat yangdengannya manusia belajar.
Agama dipeluk dan dihayati oleh manusia, praktek dan penghayatan agama
tersebut diistilahkan sebagai keberagamaan (religiusitas). Keberagamaannya,
manusia menemukan dimensi terdalam dirinya yang menyentuh emosi dan jiwa.
Oleh karena itu, keberagamaan yang baik akan membawa tiap individu memiliki
jiwa yang sehat dan membentuk kepribadian yang kokoh dan seimbang.
Agama bersumber pada wahyu Tuhan. Oleh karena itu, keberagamaan pun
merupakan perilaku yang bersumber langsung atau tidak langsung kepada wahyu
Tuhan juga. praktek agama atau syariah menunjuk pada seberapa jauh kepatuhan
seorang muslim dalam mengerjakan kegiatan-kegiatan ritual sebagaimana
diperintahkan oleh agama. Syariah adalah peraturan-peraturan yang diciptakan
pokok-pokoknya agar manusia berpegang kepadanya dalam melakukan hubungan
dengan Tuhan, dengan saudara sesama muslim, dengan saudara sesama manusia,
dalam alam semesta dan dengan kehidupan.
1.1 Kesimpulan
Hadiyanto, Andy, dkk. 2020. Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi.
Jakarta: Fitra Publika.
Muhajarah, Kurnia dan Muhammad Nuqlir. 2021. Religion, Science and Philosophy.
Mu’allim Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 3, No. 1, Hal. 3. Semarang: UIN Walisongo.
Zaelani, Abdul Qodir. (2014). Konsep Ta’aqquli dan Ta’abbudi dalam Konteks
Hukum Keluarga Islam. ASAS. Volume 6 (1) : 46