Anda di halaman 1dari 12

29

TEKNIK PEMANENAN AIR HUJAN (RAIN WATER HARVESTING)


SEBAGAI ALTERNATIF UPAYA PENYELAMATAN SUMBERDAYA AIR
DI WILAYAH DKI JAKARTA

Budi Harsoyo1

Abstract
Jakarta as a metropolitan city has many complex issues related to the problem of water
resources crisis. Rain water harvesting techniques has become an important part in the global
environmental agenda water resources management in order to overcome inequality of water
in the rainy and dry (lack of water), lack of clean water supply community world, as well as
flood prevention and drought. This paper tries to analyze the descriptive induction related to
the theme of rain water harvesting techniques, starting with a description of the open view and
the data was collected from literatures relating to the themes and issues of water resources in
Jakarta area , then conducted further analysis and conclusions drawn are associated with the
aspect of water conservation and water resources crisis management in DKI Jakarta.

Intisari
Jakarta sebagai kota metropolitan memiliki masalah yang kompleks yang berhubungan dengan
masalah krisis sumber daya air. Teknik pemanenan air hujan telah menjadi bagian penting
dalam agenda pengelolaan sumber daya air dalam rangka untuk mengatasi ketimpangan
air pada kurangnya hujan dan kekeringan (kekurangan air), pasokan air bersih masyarakat
dunia, serta penanggulangan banjir dan kekeringan. Tulisan ini mencoba untuk menganalisis
induksi deskriptif terkait dengan tema teknik pemanenan air hujan, dimulai dengan deskripsi
dari pandangan terbuka dan data yang dikumpulkan dari literatur yang berkaitan dengan tema
dan isu-isu sumber daya air di wilayah Jakarta, kemudian dilakukan analisis lebih lanjut dan
kesimpulan yang diambil adalah terkait dengan aspek konservasi air dan pengelolaan sumber
daya air krisis di DKI Jakarta.

Keywords: rain water harvesting, lack of water, water resource management

1. PENDAHULUAN adalah sebanyak 8,5 juta jiwa (Tabel 1), dan pada
siang hari angka tersebut akan bertambah seiring
Sebagai Ibukota Negara Repubik Indonesia, datangnya para pekerja dari kota satelit seperti
Kota Jakarta mengalami perkembangan Bekasi, Tangerang, Bogor, dan Depok. Bila dikaitkan
pembangunan yang luar biasa pesat dari tahun ke dengan beban utilitas perkotaan, jumlah total
tahun. Kota metropolitan Jakarta selain sebagai penduduk yang harus dilayani untuk pemenuhan
pusat pemerintahan juga merupakan pusat segala kebutuhan dasarnya bisa mencapai 11 juta jiwa
aktivitas ekonomi, industri, perdagangan dan lebih, hal ini terutama karena relatif tingginya jumlah
sosial. Dengan segala kelengkapan fasilitasnya, penduduk yang beraktifitas di wilayah DKI Jakarta
Kota Jakarta selalu menjadi daya tarik bagi kaum tetapi bukan merupakan penduduk terdaftar dan
urban, baik yang hanya untuk sekedar mencari bermukim di wilayah ini (commuters).
aktifitas keseharian maupun bagi pendatang dari Pesatnya laju pembangunan fisik dan
luar daerah yang datang untuk tinggal menetap. semakin bertambah padatnya penduduk Kota
Akibatnya jumlah penduduk Kota Jakarta semakin Jakarta memberikan dampak pada semakin
bertambah padat dari waktu ke waktu. berkurangnya daya dukung lahan dan lingkungan
Jumlah penduduk DKI Jakarta berdasarkan di wilayah tersebut. Dalam proses transisi dari kota
data dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil metropolitan menjadi megapolitan, Pemda DKI
Propinsi DKI Jakarta per bulan Januari 2009 Jakarta terus menghadapi tantangan berat untuk
dapat mewujudkan cita-cita atau harapan bersama
1
Peneliti Pertama UPT Hujan Buatan BPP Teknologi,
Jalan MH. Thamrin no. 8, Gd.I Lt.19, Jakarta Pusat
menjadi sebuah kota yang layak untuk dihuni
E-mail : buhar04@yahoo.com (livable city) dalam rangka mendukung produktifitas
30 Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca, Vol. 11, No. 2, 2010: 29-39

Tabel 1. Jumlah Kepadatan Penduduk DKI Jakarta per Wilayah Kotamadya ; bulan Januari 2009
WNI WNA Total
Wilayah
LK PR Jumlah LK PR Jumlah
Jakarta Pusat
Jakarta Utara
Jakarta Barat
Jakarta Selatan
Jakarta Timur
Kep. Seribu
TOTAL

Sumber : Suku Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kotamadya, Propinsi DKI Jakarta (2009)

warganya mencapai tingkat kesejahteraan ekonomi giliran permasalahan kelangkaan air baku yang
dan sosial yang maksimal. Sementara itu, dalam harus dihadapi oleh penduduk Kota Jakarta.
saat bersamaan perubahan tataguna lahan dan Kondisi demikian menyebabkan banyak penduduk
perubahan iklim (climate change) akibat dampak Kota Jakarta mengeksploitasi air tanah secara
dari pemanasan global (global warming) telah tak terkendali, yang secara tidak sadar justru
secara signifikan menimbulkan akumulasi masalah menimbulkan masalah lain yaitu penurunan muka
lingkungan bagi Kota Jakarta. air tanah yang diikuti dengan penurunan permukaan
Berdasarkan penelitian para ahli International tanah dan terjadinya instrusi air laut. Buruknya
Institute for Environment and Development Britinia kualitas air akibat tingginya tingkat pencemaran
bekerjasama dengan City University of New York air oleh limbah industri maupun domestik semakin
dan Colombia University, Jakarta dikategorikan memperparah krisis air di wilayah DKI Jakarta.
sebagai salah satu kota di dunia yang bakal Permasalahan sumberdaya air di wilayah
merasakan dampak pemanasan global yaitu akan DKI Jakarta yang sudah sedemikian kompleks
tenggelam paling lambat hingga akhir abad ini. tersebut perlu mendapat perhatian khusus tidak
Berdasarkan hasil pemantauan kualitas lingkungan hanya oleh Pemerintah Daerah Propinsi DKI
yang dilakukan sejumlah lembaga lingkungan, Jakarta saja, tetapi juga oleh Pemerintah Pusat,
dilaporkan bahwa kualitas lingkungan di wilayah karena bagaimanapun Kota Jakarta merupakan
Jakarta makin menurun dan kian hari semakin citra bangsa Indonesia di mata dunia internasional.
mengkhawatirkan. Penanganan semua permasalahan tersebut
Permasalahan lingkungan yang paling krusial tidak dapat dilakukan secara parsial, tetapi harus
di wilayah DKI Jakarta adalah permasalahan yang dilakukan secara menyeluruh dan terpadu.
terkait dengan aspek sumberdaya air, seperti Tabel 2 berikut menyajikan perhitungan neraca
permasalahan banjir, krisis ketersediaan air baku, air dan hasil proyeksi kebutuhan air baku PAM
pencemaran air dan penurunan muka air tanah. DKI Jakarta sampai tahun 2025 yang disusun oleh
Kejadian banjir di wilayah Jakarta seolah menjadi Badan Regulator Pelayanan Air Minum Jakarta
topik berita setiap hari setiap kali musim hujan (2006).
tiba. Sebaliknya pada saat musim kemarau tiba,
Teknik Pemanenan Air Hujan (Rain Water Harvesting) ... (Budi Harsoyo ) 31

Tabel 2. Neraca Air dan Proyeksi Kebutuhan Air Baku PAM DKI sampai tahun 2025
Tahun
No. Design Parameter Satuan Catatan
2010 2015 2020 2025
1. Total Penduduk (1000) Capita 11,437 12,333 13,272 14,258 Termasuk Komuter
2. Target Cakupan Layanan % 70 80 90 100
3. Target Pend Terlayani (1.000) Capita 8,006 9,866 11,945 14,258
4. Tingkat Penggunaan Air Tanah % 30 20 10 0
5. Tingkat Konsumsi Jiwa 1/c/h 160 175 225 250
6. Total Kebutuhan Air Bersih 1/dt 16,217 22,839 31,108 41,256
7. Non Revenye Water (NRW) % 40 35 30 25
8. Total Kebutuhan Air Baku 1/dt 27,028 35,138 44,440 55,008
9. Air Baku Tersedia Saat ini 1/dt 16.000 16.000 16.000 16.000
10. DEFISIT AIR BAKU 1/dt 11,028 19,138 28,440 39,008
11. Potensi Reklamasi L. Cair 1/s 9,730 13,703 18,665 24,754 60% Konsumsi AB
12. Potensi Cadangan Air Hujan 1/s 47,500 47,500 47,500 47,500 Rata-2 Tahunan
Sumber : Hasil Analisa BRPAM Jakarta (2006)

Dari tabel di atas secara makro terlihat bahwa 2.1. Bencana Banjir dan Upaya
defisit air baku di wilayah DKI Jakarta sebesar 11,028 Pengendaliannya
l/dt pada tahun 2010 akan terus membengkak
menjadi 39,008 l/dt pada akhir tahun 2025. Hasil Pengelolaan sumberdaya air yang selalu
proyeksi ini harus segera disikapi agar krisis air melahirkan kekhawatiran masyarakat dan
yang sekarang sudah dirasakan oleh penduduk pemerintah setiap musim hujan datang adalah
yang tinggal di wilayah DKI Jakarta tidak semakin ancaman banjir. Perubahan tataguna lahan,
bertambah parah dampaknya. Berdasarkan itu, semakin terbatasnya kemampuan saluran drainase
maka tindakan konservasi air merupakan suatu kota dalam menerima limpasan air hujan ditambah
kegiatan yang mutlak harus dilakukan sebagai dengan prilaku masyarakat yang menjadikan
upaya penyelamatan sumberdaya air di wilayah saluran air atau sungai sebagai tempat pembuangan
DKI Jakarta. sampah serta akibat dampak dari perubahan iklim
Tulisan ini merupakan hasil review dari global semakin memperberat upaya pengendalian
beberapa pustaka yang terkait dengan topik banjir di wilayah ibu kota ini.
dalam tulisan ini yaitu dengan fokus pembahasan Sebagian besar wilayah di DKI Jakarta tidak
mengenai bentuk upaya konservasi air yang bersifat luput dari ancaman bahaya banjir yang frekuensi
konvensional menggunakan teknik pemanenan air dan intensitasnya semakin tinggi. Setiap musim
hujan (rain water harvesting). Berdasarkan hasil hujan pada beberapa daerah yang merupakan
review tersebut, selanjutnya dibahas secara detail pusat aktifitas bisnis dan pemerintahan selalu
mengenai berbagai permasalahan sumberdaya terjadi genangan air akibat merosotnya kapasitas
air di wilayah DKI Jakarta yang sangat kompleks. saluran drainase yang ada di tengah-tengah
Pembahasan yang dituliskan merupakan tinjauan perubahan tata guna lahan yang memperbesar air
penulis dari sudut pandang suatu konsep limpasan (run off).
pengelolaan sumberdaya air secara terpadu untuk Berdasarkan kondisi topografinya, hampir 50%
suatu wilayah perkotaan (Integrated Urban Water dari wilayah Ibu Kota Jakarta berada pada dataran
Resources Management ; IUWRM). banjir dari 13 sungai yang melewati Kota Jakarta.
Diantara ke-13 sungai tersebut, Sungai Ciliwung
2. MASALAH KRUISAL merupakan sungai yang paling memberikan
PENGELOLAAN SUMBER DAYA kontribusi terbesar bagi kejadian banjir yang
AIR DI WILAYAH DKI JAKARTA menggenangi wilayah Kota Jakarta dan luapan
Sungai Ciliwung sangat fatal karena langsung
Ali (2009) menyebutkan beberapa hal krusial menggenangi daerah pusat kota Jakarta bahkan
yang terkait dengan masalah pengelolaan sampai ke Istana Negara.
sumberdaya air di DKI Jakarta diantaranya adalah
sebagai berikut :
32 Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca, Vol. 11, No. 2, 2010: 29-39

Ancaman banjir merupakan pekerjaan rumah turunnya kemampuan Waduk Jatiluhur dalam
yang tidak mudah bagi Pemda DKI Jakarta. mengalirkan air baku melalui Saluran Tarum Barat
Bencana banjir besar pada awal tahun 2002 dan yang berjarak ± 70 km dari Jakarta akibat semakin
2007 di wilayah Jabodetabek telah menyebabkan tingginya kebutuhan air untuk keperluan pertanian,
total kerugian mencapai Rp. 18,7 triliun dengan perkotaan dan industri di sepanjang saluran Tarum
korban jiwa mencapai 159 jiwa. Bisa dibayangkan Barat/Kali Malang serta akibat perubahan iklim
kerugian yang diperoleh masyarakat setiap dan tataguna lahan pada wilayah tangkapan air
tahunnya akibat bencana banjir apabila tidak (catchment area) Waduk Jatiluhur, Cirata dan
segera dilakukan upaya penanganan terpadu dan Saguling di bagian hulu.
menyeluruh. Kondisi dan keberlanjutan suplai air bersih dari
luar wilayah Jakarta dalam perjalanan waktu terus
2.2. Kelangkaan Air Baku dan mengalami perubahan baik secara teknis akibat
Cakupan Pelayanan penurunan debit (mata air Ciburial - Bogor sebagai
contoh) maupun akibat perubahan orientasi politik
Penyediaan air bersih yang memenuhi dan ekonomi dalam era otonomi daerah dewasa
persyaratan standar pelayanan merupakan ini, seperti yang terjadi dengan kasus pengurangan
tantangan serius yang dihadapi oleh Pemda DKI suplai air curah dari PDAM Kabupaten Tangerang
Jakarta dewasa ini. Sistem pelayanan air bersih pada awal tahun 2007.
dengan sistem perpipaan di DKI Jakarta sejak Kondisi ini haruslah menjadi pertimbangan
tahun 1998 dipercayakan oleh Perusahan Air dalam rencana pengembangan dan peningkatan
Minum (PAM) DKI Jaya kepada dua mitra swasta sistem pelayanan air bersih di masa yang akan
asing, yaitu : datang. Karena daerah-daerah seperti Bogor dan
1. PT. Garuda Dipta Semesta (Salim Group & Tangerang akan terus berkembang dan akan terus
Lyonnaise Des Eaux), sekarang berubah lebih membutuhkan air bersih untuk pemenuhan
nama menjadi PT. PAM Lyonnaise Jaya kebutuhan di wilayah mereka. Karena dalam
atau PALYJA (untuk wilayah barat Sungai menghadapi kecenderungan perubahan ekologi
Ciliwung); dan akibat aktifitas manusia dan gangguan siklus
2. PT. Kekarpola Thames Airindo (PT. hidrologi akibat adanya perubahan iklim global
Kekarpola Airindo dan Thames Water yang mengancam ketersediaan air, tentunya
Overseas, Ltd), sekarang berubah nama sistem penyediaan air bersih yang saat ini ada dan
menjadi Thames PAM JAYA atau TPJ belum sepenuhnya dimanfaatkan untuk melayani
(untuk wilayah timur Sungai Ciliwung) kebutuhan di daerah-daerah tersebut di waktu
Sampai saat ini keduanya baru mampu melayani yang akan datang tentunya akan diprioritaskan
44% dari total jumlah penduduk Jakarta. Kondisi untuk memenuhi kebutuhan di daerah tersebut.
pelayanan yang terkait dengan kualitas, kuantitas,
kontinuitas dan tekanan air masih mendominasi 2.3. Penanganan Limbah Cair
keluhan atau komplain dari masyarakat pelanggan
Palyja dan TPJ. Sebagai kota metropolitan, Jakarta saat ini
Dua faktor yang menyebabkan keterbatasan belum memiliki Sistem Penanganan Air Limbah
tersebut yang satu sama lain semakin memperburuk (wastewater treatment system) perkotaan yang
kinerja pelayanan air bersih di Jakarta adalah memenuhi standar kesehatan lingkungan. Fasilitas
semakin tingginya tingkat inefisiensi (kebocoran) penanganan limbah cair yang merupakan proyek
yang saat ini mencapai 50% lebih dalam bentuk percontohan bantuan Pemerintah Jepang pada
kehilangan air (Uncounted for Water atau UFW) dekade 80 dan 90-an untuk melayani wilayah
dan akibat semakin terbatasnya suplai air baku Setiabudi dan Tebet dengan memanfaatkan
yang berasal dari sumber utama Waduk Serbaguna Waduk Pengendali Banjir Setiabudi hingga saat
Jatiluhur. ini baru mampu melayani 2,8% dari total populasi
Berdasarkan perhitungan dari Badan Regulator dan wilayah yang ada. Dari segi pilihan teknologi
Pelayanan Air Minum (BR-PAM) DKI Jakarta, defisit sistem pengolahan limbah cair tersebut masih
air baku terhadap total kebutuhan air bersih dalam sangat sederhana atau sudah ketinggalan zaman
5 tahun terakhir sudah dalam keadaan yang sangat untuk sebuah kota metropolitan sebesar Jakarta.
mengkhawatirkan. Pada tahun 2005, total air Akibat rendahnya komitmen Pemda DKI
bersih yang harus diproduksi dari seluruh instalasi maupun pemerintah pusat terhadap sektor air
produksi yang masih beroperasi (7 instalasi) limbah, maka sampai saat ini sebagian besar limbah
adalah sebesar 25,8 m3/dt sementara suplai air cair domestik yang dihasilkan masih terus dibuang
baku yang tersedia rata-rata 14,6 m3/dt. Defisit air ke saluran terbuka (sungai/kali/selokan) sehingga
baku tahun 2005 sebesar 11.2 m3/dt akan terus menyebabkan badan air penerima tersebut terus
meningkat disebabkan adanya kecenderungan mengalami kontaminasi. Kondisi septic tank yang
Teknik Pemanenan Air Hujan (Rain Water Harvesting) ... (Budi Harsoyo ) 33

digunakan pada daerah yang sudah semakin air tanah dalam dengan menggunakan sistem
padat juga menyebabkan kontaminasi air tanah pemompaan dalam kapasitas yang relatif besar
dangkal/sumur yang semakin mengkhawatirkan. yang dapat berakibat terganggunya ketersediaan
Tidak mengherankan hingga saat ini, kasus wabah dan keseimbangan air tanah untuk mendukung
penyakit yang disebabkan oleh penggunaan fungsi ekosistem yang ada.
sumber air yang terkontaminasi masih terhitung Sebagaimana diketahui, penurunan muka
tinggi di beberapa daerah di wilayah Ibukota air tanah merupakan salah satu faktor yang
Jakarta (PBHD-DKI, 2007). menyebabkan penurunan muka tanah di wilayah
Jakarta. Akibat tingkat ekstraksi air tanah yang
2.4. Pengelolaan Kualitas Air berlebihan tersebut, yang melebihi kemampuan
Permukaan pengisian kembali (recharge) secara alami, masalah
ekologi yang sedang berlangsung adalah terjadinya
Kualitas 13 sungai yang melewati wilayah kencenderungan penurunan muka air tanah secara
DKI Jakarta dari waktu ke waktu terus mengalami drastis yang berakibat pada penurunan elevasi
pencemaran oleh buangan rumah tangga dan permukaan tanah pada beberapa daerah di Jakarta
industri. Program perbaikan kualitas sungai dan pergerakan signifikan intrusi air laut dari utara
melalui Program Kali Bersih (Prokasih) pada ke selatan. Penurunan permukaan tanah ini dapat
awal tahun 90-an yang kemudian terhenti karena menyebabkan potensi volume dan permukaan
krisis moneter dan ekonomi melanda Indonesia genangan air pada musim hujan (banjir) bertambah
ternyata tidak mampu memenuhi target yang secara signifikan, sedangkan pada saat musim
ditetapkan. Akibat perubahan kualitas air yang kemarau, karena perubahan tekanan hidrolis pada
sangat signifikan tersebut, bisa dipastikan bahwa sistem geohidrologis air tanah di wilayah dekat
hampir tidak ada sungai-sungai dalam kota yang pantai dan akibat tingkat ektraksi air tanah sedang
bisa dijadikan sebagai sumber air baku bagi PAM dan dalam yang sangat tinggi, intrusi air laut
DKI. Beberapa instalasi pengolahan air bersih bergerak dengan sangat cepat dari utara ke arah
skala kecil (mini water treatment plant) yang pada selatan bahkan sudah hampir mencapai wilayah
awalnya menggunakan beberapa sungai yang Jakarta Selatan.
ada di dalam kota sebagai sumber air bakunya Sementara itu, khususnya pada air tanah
sudah tidak dapat difungsikan lagi akibat buruknya dangkal karena belum tersedianya sistem
kualitas airnya serta semakin berkurangnya debit penangan limbah cair yang memenuhi persyaratan
air, terutama selama musim kemarau. sanitasi, sebagian besar air tanah di wilayah DKI
Keinginan Pemda DKI Jakarta untuk Jakarta tercemar oleh limbah cair rumah tangga
mengembangkan wisata dan transportasi air (Water yang terlihat dari indikasi kandungan Fecal Coli
Way) tentunya akan terkendala akibat jeleknya Form yang sangat tinggi. Hasil pemantauan yang
kondisi kualitas sungai-sungai yang ada termasuk dilakukan oleh BPLHD DKI Jakarta pada tahun
bantarannya. Disamping dibutuhkan komitmen 2004 dan 2005 menunjukkan bahwa 67% dari
yang tinggi dari pemerintah dan masyarakat untuk sumur yang dipantau mengandung bakteri coliform
tidak lagi menjadikan sungai sebagai tempat dan 58% diantaranya mengandung fecal coli
pembuangan limbah (cair dan padat) tentunya melebihi baku mutu.
diperlukan biaya yang sangat besar untuk bisa
merestorasi untuk memulihkan kembali kondisi 3. ALTERNATIF SOLUSI MASALAH
dan kualitas sungai-sungai tersebut. SUMBER DAYA AIR MELALUI
UPAYA KONSERVASI AIR DENGAN
2.5. Pengendalian Eksploitasi dan TEKNIK PEMANENAN AIR HUJAN
Pencemaran Air Tanah (RAIN WATER HARVESTING)

Karena rendahnya cakupan layanan air Maryono dan Santoso (2006) menyebutkan
bersih perpipaan yang tersedia disamping terkait bahwa di dunia internasional saat ini upaya
dengan masalah tarif air minum, penggunaan air memanen hujan telah menjadi bagian penting dalam
tanah dangkal, sedang dan dalam telah merupakan agenda global environmental water resources
suatu fenomena umum yang tidak dapat dihindarkan. management dalam rangka penanggulangan
Karena tidak adanya jaminan dan kepastian ketimpangan air pada musim hujan dan kering
pelayanan air bersih yang diberikan oleh PAM- (lack of water), kekurangan pasokan air bersih
Jaya melalui 2 mitra swastanya (terutama dalam penduduk dunia, serta penanggulangan banjir
segi kualitas, kuantitas dan kontinuitas), beberapa dan kekeringan. Teknik pemanenan air hujan atau
institusi komersial (industri, perkantoran, hotel dan disebut juga dengan istilah rain water harvesting
apartemen) melakukan pengambilan (ekstraksi) didefinisikan sebagai suatu cara pengumpulan atau
34 Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca, Vol. 11, No. 2, 2010: 29-39

penampungan air hujan atau aliran permukaan air hujan dengan atap bangunan (roof top rain
pada saat curah hujan tinggi untuk selanjutnya water harvesting) pada prinsipnya dilakukan
digunakan pada waktu air hujan rendah. dengan memanfaatkan atap bangunan (rumah,
Dilihat dari ruang lingkup implementasinya, gedung perkantoran, atau industri) sebagai daerah
teknik ini dapat digolongkan dalam 2 (dua) kategori, tangkapan airnya (catchment area) dimana air
yaitu : hujan yang jatuh di atas atap kemudian disalurkan
1. Teknik pemanenan air hujan dengan melalui talang untuk selanjutnya dikumpulkan
atap bangunan (roof top rain water dan ditampung ke dalam tangki (Gambar 1) atau
harvesting), dan bak penampung air hujan (Gambar 2). Selain
2. Teknik pemanenan air hujan (dan aliran berbentuk tangki atau bak, tempat penampungan
permukaan) dengan bangunan reservoir, air hujan juga dapat berupa tong air biasa (Gambar
seperti dam parit, embung, kolam, situ, 3) ataupun dalam suatu kolam/taman di dalam
waduk, dan sebagainya. rumah (Gambar 4). Teknik pemanenan air hujan
Perbedaan dari kedua kategori di atas adalah yang memanfaatkan atap bangunan ini umumnya
bahwa untuk kategori yang pertama, ruang lingkup dilakukan di daerah permukiman / perkotaan.
implementasinya adalah pada skala individu Al Amin et al (2008) menyebutkan bahwa
bangunan rumah dalam suatu wilayah permukiman konstruksi untuk bangunan pemanen air hujan
ataupun perkotaan ; sementara untuk kategori dapat dibuat dengan cepat karena cukup sederhana
yang kedua skalanya lebih luas lagi, biasanya dan mudah dalam pembuatannya. Komponen-
untuk suatu lahan pertanian dalam suatu wilayah komponen utama konstruksi tampungan air hujan
DAS ataupun subDAS. Untuk selanjutnya, tulisan seperti yang digambarkan dalam Gambar 5, terdiri
ini hanya akan membahas kategori yang pertama dari : atap rumah, saluran pengumpul (collector
saja berkaitan dengan ruang lingkupnya yang channel), filter untuk menyaring daun-daun atau
sesuai untuk wilayah permukiman atau perkotaan. kotoran lainnya yang terangkut oleh air, dan bak
Sesuai dengan namanya, teknik pemanenan penampung air hujan.

Gambar 1. Bangunan tangki penampung air hujan Gambar 2. Bangunan bak penampung air hujan di
di Kabupaten Pidie, NAD Kabupaten Gunung Kidul, DIY.

Gambar 3. Tempat penampung air hujan dengan Gambar 4. Tempat penampung air hujan berbentuk
tong taman/kolam di dalam rumah
Teknik Pemanenan Air Hujan (Rain Water Harvesting) ... (Budi Harsoyo ) 35

Roof

Gutter

Nownspouts

Cover

Concrete or
cinderblock Tap Roof
sistem washer (filter)
Gambar 5. Skema teknik panen hujan dengan atap rumah

Gambar 6. Ilustrasi bangunan penampung air hujan dari atap rumah

Heryani (2009) dalam tulisannya yang berjudul maka jumlah air yang dapat dipanen ditetapkan
Teknik Panen Hujan : Salah Satu Alternatif Untuk sebagai berikut :
Memenuhi Kebutuhan Air Domestik menjelaskan Dengan luas area = 200 m2 dan jumlah
bahwa potensi jumlah air yang dapat dipanen (the curah hujan tahunan = 500 mm, maka
water harvesting potential) dari suatu bangunan volume air hujan yang jatuh di area tersebut:
atap dapat diketahui melalui perhitungan s ecara = 20.000 dm2 x 5 dm = 100.000 liter
sederhana, sebagai berikut:
Jumlah air yang dapat dipanen = Luas area X Dengan asumsi hanya 80% dari total hujan
curah hujan X koefisien runoff yang dapat dipanen (20% hilang karena
Sebagai ilustrasi (seperti disajikan pada evaporasi atau kebocoran), maka volume
Gambar 6), untuk suatu areal tangkapan hujan yang dapat dipanen :
dengan luas 200 m2, curah hujan tahunan 500 mm, = 100.000 x 0.8 = 80.000 liter/tahun.
36 Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca, Vol. 11, No. 2, 2010: 29-39

4. PEMBAHASAN secara serius. Memang sudah banyak orang yang


menyalurkan air hujan dari atap rumahnya dengan
Sebelum membahas lebih jauh mengenai sistem paralon, namun sayangnya air itu langsung
solusi untuk permasalahan sumberdaya air di diarahkan untuk dibuang ke selokan. Padahal
wilayah DKI Jakarta, perlu diketahui terlebih dahulu jika air hujan dari atap tersebut ditampung dan
kondisi curah hujan untuk wilayah DKI Jakarta dan dikumpulkan untuk dimanfaatkan, teknik ini dapat
sekitarnya. Berdasarkan data curah hujan historis mengurangi krisis air yang umumnya terjadi di
sejak tahun 1989 – 2008 dari beberapa lokasi kota-kota besar yang padat penduduknya, seperti
stasiun penakar hujan yang berada di sekitar halnya Kota Jakarta.
DAS Ciliwung (Gambar 7 dan Tabel 3), wilayah
DKI Jakarta (DAS Ciliwung Hilir) mempunyai
nilai curah hujan tahunan sebesar 1.929 mm/
tahun. Sementara itu, DAS Ciliwung Hulu yang
juga memberikan kontribusi terhadap pasokan air
di wilayah DKI Jakarta mempunyai curah hujan
tahunan 3.502 mm/tahun.
Dengan kondisi curah hujan seperti yang
ditunjukkan dalam Tabel 3, penduduk yang tinggal
di Kota Jakarta semestinya tidak perlu mengalami
krisis ketersediaan air bersih. Inflow air untuk
wilayah Jakarta dari air hujan sebenarnya masih
tergolong tinggi, namun daya dukung lahan yang
sudah menurun dan kondisi lingkungan (DAS) yang
sudah rusak menyebabkan wilayah ini mengalami
krisis air baku ditinjau dari segi kuantitasnya.
Dari hasil studi pustaka, teknik konservasi air
dengan metode Roof Top Rain Water Harvesting
dinilai mempunyai potensi yang cukup besar untuk
mengatasi permasalahan krisis ketersediaan
air baku di Jakarta jika saja masyarakatnya mau
untuk mulai melakukan upaya konservasi air
dengan memanen air hujan di lingkungan rumah
masing-masing. Meski sudah cukup lama dikenal
di Indonesia, namun pada kenyataannya teknik
konservasi ini belum banyak diimplementasikan
Gambar 7. Peta DAS Ciliwung
Tabel 3. Curah Hujan Historis (1989-2008) DAS Ciliwung
Stasiun JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOP DES ANNUAL
Ciliwung Hulu
Gunung Mas 567 659 436 346 238 180 102 82 152 252 387 379 3,778
Citeko 454 536 334 272 164 99 78 61 102 283 295 303 2,981
Pasir Muncang 467 399 311 227 153 136 94 77 109 207 274 235 2,688
Gadog 462 391 350 303 247 187 182 140 195 365 327 235 3,382
Katulampa 472 439 421 366 326 218 212 187 358 391 454 291 4,035
Kebun Raya 359 370 397 436 296 237 221 137 170 412 389 275 3,699
Empang 402 409 350 418 433 268 187 180 238 373 416 279 3,951
Rerata Hulu 455 457 371 338 265 189 154 124 175 326 363 285 3,502
Ciliwung Hilir ANNUAL
BMG Jakarta 342 336 142 142 110 52 98 44 26 135 132 166 1,726
Cwngkareng 320 309 127 99 93 52 71 39 42 89 113 134 1,487
Ciledug 345 299 245 250 203 65 93 59 116 163 178 210 2,227
Depok 418 356 246 382 178 143 124 74 92 384 326 241 2,914
Halim 312 287 225 219 138 75 85 33 49 183 178 158 1,944
Pakubuwono 320 262 213 189 157 127 86 36 49 104 166 189 1,897
Rasela 380 272 156 196 114 119 97 41 50 102 132 158 1,817
Rawamangun 363 321 156 163 111 116 66 25 65 153 124 116 1,778
Tanjung Priuk 366 382 131 87 65 46 62 28 47 86 87 188 1,574
Rerata Hilir 352 314 182 193 130 88 87 42 60 150 160 173 1,929
Sumber : UPT Hujan Buatan – BPPT
Teknik Pemanenan Air Hujan (Rain Water Harvesting) ... (Budi Harsoyo ) 37

Berikut ini ilustrasi untuk menunjukkan jiwa), maka :


bagaimana teknik Roof Top Rain Water Harvesting Jika diasumsikan rata-rata tiap keluarga
dapat memberikan kontribusi dengan hasil terdiri atas 6 orang, maka jumlah bangunan
yang cukup signifikan untuk dijadikan sebagai rumah di DKI Jakarta diperkirakan kurang
solusi alternatif terhadap permasalahan krisis lebih ada sejumlah :
ketersediaan air baku di Jakarta : = 8.511.168 / 6
Misalnya, untuk suatu atap bangunan = 1.418.528 bangunan rumah.
dengan luas area 100 m2 (= 10.000 dm2) ; Jika diasumsikan seluruh bangunan rumah di
dan Jumlah curah hujan tahunan untuk DKI Jakarta sudah melakukan upaya
wilayah DKI Jakarta berdasarkan data pada konservasi air dengan teknik Roof Top Rain
Tabel 3 adalah 1.929 mm/tahun (19,29 dm); Water Harvesting, maka total volume air
maka hujan yang tertampung di atap rumah warga
Volume air hujan yang jatuh di satu atap di wilayah DKI Jakarta dalam setahun adalah
rumah dengan luas atap 100 m2 dalam satu sebanyak :
tahun adalah sebanyak : = 1.418.528 x 154.320 liter/tahun
= 10.000 dm2 x 19,29 dm = 218.907.240.960 liter/tahun
= 192.900 liter/tahun atau setara dengan :
Dengan asumsi hanya 80% dari total hujan = 218.907.240.960 liter/tahun : 365
yang dapat dipanen (sesuai ilustrasi yang = 599.745.866 liter/hari
dicontohkan pada Gambar 2.10 Jika hasil perhitungan total volume air hujan
sebelumnya;20% hilang karena evaporasi yang tertampung di atap rumah warga di
atau kebocoran), maka volume air yang seluruh wilayah DKI Jakarta dibandingkan
dapat dipanen : dengan total kebutuhan air bersih penduduk
= 80% x 192.900 liter Jakarta yang mengacu pada keterangan
= 154.320 liter/tahun. sebelumnya sebanyak 2,099 milyar liter /
Dari volume air tampungan yang dapat hari, maka rasio persentasenya adalah
dipanen sebanyak 154.320 liter/tahun atau sebesar :
setara dengan 40.763 galon air (1 liter = (599.745.866 / 2.099.000.000) x 100%
= 0,264 galon), jika air galonan = 28.6 %
diasumsikan seharga Rp.1.000,00 Volume air sebanyak 599.745.866 liter/hari
galon air saja, maka dari segi pengeluaran atau sekitar 28,6% dari total kebutuhan air bersih
satu keluarga sudah terjadi penghematan penduduk Jakarta per harinya, merupakan suatu
sebanyak Rp.40.763.000,000/ tahun. jumlah yang cukup signifikan untuk dijadikan
Menurut Ali (Kompas, 10 Mei 2009), standar sebagai tambahan suplai kebutuhan air baku di
setiap orang membutuhkan 190 liter air per hari wilayah DKI Jakarta, disaat suplai utama yang
dan dunia usaha membutuhkan 30 persen dari berasal dari Waduk Jatiluhur saat ini sudah tidak
total kebutuhan domestik. Secara total, masyarakat mampu lagi mencukupi kebutuhan air baku warga
Jakarta membutuhkan air bersih 2,099 miliar liter DKI Jakarta.
per hari atau 24.300 liter per detik. Berdasarkan Semua ilustrasi perhitungan yang telah
keterangan tersebut maka : dibuat di atas baru memperhitungkan kontribusi
Jika diasumsikan rata-rata dalam satu dari bangunan perumahan saja, belum lagi jika
keluarga terdiri atas 6 orang, maka volume memperhitungkan juga bangunan lainnya seperti
air tampungan mampu untuk mencukupi industri, perkantoran, perhotelan, pertokoan, dan
kebutuhan air satu keluarga selama : lain-lain. Dengan manfaat yang telah diilustrasikan
= 154.320 / (190 x 6) di atas, hendaknya kantor-kantor pemerintah dan
= 135 hari (sekitar 4 bulan lebih) swasta dapat mulai memanen air hujan untuk
Jika melihat pada kondisi historis curah hujan mengurangi anggaran air bersih dari PDAM. Untuk
wilayah DKI Jakarta pada Tabel 3, maka menurut komplek-komplek industri juga sangat disarankan
hasil perhitungan di atas volume air yang mampu untuk menerapkan metode ini. Kebutuhan air untuk
disimpan dari penampungan air hujan untuk tiap industri sebagian besar dapat ditopang dengan
rumah sudah cukup untuk mengatasi kondisi memakai air hujan. Tampungan air hujan dapat
kekurangan air pada saat musim kemarau terjadi didistribusikan pada setiap unit bangunan atau
di wilayah Jakarta (curah hujan < 100 mm terjadi dikonsentrasikan dengan membuat tampungan
selama 4 bulan, yaitu untuk periode Juni sampai besar atau kolam/danau buatan. Di komplek
dengan September). perhotelan, pertokoan dan komplek-komplek
Selanjutnya masih berdasarkan keterangan di lainnya juga sangat relevan sekali jika menerapkan
atas dan mengacu pada data jumlah penduduk DKI konsep memanen air hujan ini. Kebutuhan air
Jakarta pada Tabel 1 (terhitung sebanyak 8.511.168 untuk keperluan-keperluan di luar air minum dapat
38 Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca, Vol. 11, No. 2, 2010: 29-39

dipasok langsung dari air hujan, sedang kebutuhan tanah sangat sedikit karena daerah tangkapan air
air minum, mandi dan cuci dapat dipasok dari air (di daerah hulu) telah terganggu dan rusak. Dengan
hujan dengan pengolahan (treatment) secukupnya ditampungnya sebagian air hujan pada sejumlah
terlebih dahulu. Pemerintah dapat mengimbau atap rumah warga, maka berarti ada sebagian
bahkan mewajibkan pada komplek-komplek air hujan yang tertahan dan tidak menjadi surface
tersebut untuk melakukan upaya memanen air runoff, sehingga memperkecil peluang terjadinya
hujan dengan memberi ijin pembangunan atau ijin genangan di wilayah Kota Jakarta.
usaha sekaligus dengan memberikan keringanan-
keringanan pajak tertentu bagi yang telah 5. KESIMPULAN
melaksanakannya.
Hal yang perlu diperhatikan jika ingin Aplikasi konsep Integrated Urban Water
memanfaatkan air yang tertampung dari hasil Resources Management (IUWRM) untuk mengatasi
pemanenan air hujan sebagai substitusi air dari masalah krisis sumberdaya air perkotaan sudah
PDAM adalah bahwa selama 5 menit pertama air merupakan keharusan sebagai solusi pemecahan
hujan masih mengandung asam yang berbahaya terhadap masalah terkait dengan pengelolaan
bagi tubuh, tapi setelah 5 menit, air hujan sudah sumberdaya air di daerah perkotaan secara
cocok untuk ditampung ke tempat penampungan. terintegrasi, efektif dan efisien. Tidak hanya
Air hujan yang tertampung mempunyai kualitas bagi Kota Jakarta, tetapi juga bagi kota-kota
yang layak minum setelah air itu diendapkan besar lainnya yang mengalami permasalahan
dan disaring. Sebagai tambahan, pada tempat serupa dengan Kota Jakarta, seperti Semarang
penampungan air hujan tersebut perlu juga dan Surabaya. Alternatif upaya konservasi air
diberikan Abate untuk mencegah berkembangnya dengan teknik pemanenan air hujan (rain water
bintik-bintik nyamuk. harvesting) memiliki kemampuan untuk mengatasi
Teknik pemanenan air hujan selain ramah permasalahan pengelolaan sumberdaya air sesuai
lingkungan juga dapat menjadi jalan keluar bagi dengan prinsip-prinsip dalam konsep IUWRM.
permasalahan sumberdaya air bagi masyarakat Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis juga
yang tinggal di wilayah perkotaan, khususnya di merekomendasikan kepada pemerintah (dalam hal
DKI Jakarta. Tidak saja dalam hal menambah ini Pemerintah Daerah Propinsi DKI Jakarta dan
cadangan suplai ketersediaan air baku seperti Pemerintah Pusat) agar serius dalam menyikapi
yang telah diilustrasikan di atas, tetapi juga dalam krisis sumberdaya air yang sudah sedemikian
hal lainnya seperti menambah suplai air tanah, kompleksnya. Upaya konservasi dengan teknik
mengurangi resiko semakin turunnya permukaan pemanenan air hujan merupakan alternatif pilihan
tanah dan terjadinya banjir. yang patut untuk diimplementasikan. Caranya
Dengan menampung dan menyimpan air hujan, adalah dengan menghimbau kepada warganya
beban PDAM juga bisa berkurang dan sebagai untuk membuat penampungan air hujan di rumah
multiplier effect dari itu adalah berkurangnya masing-masing. Jika memungkinkan dapat juga
intensitas pengambilan (ekstraksi) air tanah dalam memberikan bantuan subsidi kepada warga untuk
oleh rumah tangga atau perkantoran yang terbukti pembuatan tempat penampungan di rumah masing-
telah mengakibatkan penurunan permukaan tanah masing. Demikian pula himbauan serupa untuk
di wilayah DKI Jakarta. komplek perkantoran, industri, dan sektor usaha.
Dalam kaitannya dengan pencegahan banjir, Untuk sektor-sektor ini, mungkin diperlukan suatu
teknik pemanenan air hujan juga dapat memiliki regulasi agar mereka terpicu untuk melakukan
peran yang cukup signifikan terutama dalam hal upaya konservasi air dengan teknik rain water
mengurangi potensi air permukaan yang menjadi harvesting ini.
surface runoff. Hal yang perlu dipahami adalah Dengan demikian, harapan agar Kota Jakarta
bahwa kejadian banjir dapat terjadi terutama karena yang juga merupakan citra bangsa Indonesia di
air hujan lebih banyak menjadi air permukaan yang mata dunia internasional dapat menjadi livable city
mengalir di selokan dan sungai daripada yang sekaligus juga menjaga citra sebagai kota masa
meresap ke dalam tanah. Untuk kasus di wilayah depan yang bewawasan lingkungan (green city).
DKI Jakarta, air hujan yang meresap ke dalam
Teknik Pemanenan Air Hujan (Rain Water Harvesting) ... (Budi Harsoyo ) 39

DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2009. Integrated Water Resources


Management. Diktat Kuliah Pengelolaan
Al Amin, Muhammad Baitullah., Lau, Victor M., Sumberdaya Air Terpadu. Fakultas Teknik
Safari, Hanjar., dan Tabarid, Mansur. P. Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
2008. Teknik Panen hujan dengan Atap Environment Parliament Watch (EPW)
Usaha Konservasi Air di Daerah Kering. www Jakarta. 2007. Potret Lingkungan Hidup
BebasBanjir2015.wordpress.com Jakarta. www.epwjakarta.multiply.com
Ali, Firdaus. 2005. Suatu Konseptual Desain: Heryani, Nani. 2009. Teknik Panen Hujan: Salah
Deep Tunnel Reservoir, Jakarta Green Plan Satu Alternatif Untuk Memenuhi Kebutuhan
2020. Seminar Badan Regulator Pelayanan Air Domestik. Balai Penelitian Agroklimat dan
Air Minum Jakarta, Pan Sari-Pacific Hotel, Hidrologi. Departemen Pertanian. Jakarta.
Jakarta. 12 Desember 2005. Kompas. 1 September 2008. Kualitas Air di DKI
Ali, Firdaus. 2007. Implementasi Konsep Jakarta. www.kompas.com
IUWRM Untuk Keterpaduan Pengelolaan Kompas. 10 Mei 2009. Penduduk Bertambah;
Sumberdaya Air dan Penanganan Kemacetan DKI Krisis Air Bersih. www.kompas.com
Lalu Lintas di Wilayah Metropolitan DKI \ Koran Jakarta. 23 Maret 2009. Menangkal Krisis
Jakarta. Program Studi Teknik Lingkungan, Air di DKI Jakarta. Koalisi Rakyat Untuk Hak
Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik - Atas Air (KRUHA). www.kruha.org
Universitas Indonesia. Jakarta.
Ali, Firdaus. 2009. Strategi Terpadu Pengelolaan
Sumber Daya Air di DKI Jakarta Untuk
Mencegah Bencana Ekologi Perkotaan dan
Krisis Air. Kemitraan Air Indonesia. www
inawater.org

Anda mungkin juga menyukai