Pedoman Pengorganisasian Spi
Pedoman Pengorganisasian Spi
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rumah Sakit Nur Hidayah merupakan rumah sakit yang siap bersaing dalam pasar
dimana rumah sakit yang mampu bersaing dalam pasar adalah rumah sakit yang mampu
menyediakan produk atau jasa berkualitas. Oleh karena itu, rumah sakit dituntut untuk terus
melakukan perbaikan terutama pada kualitas pelayanannya. Hal ini dimaksudkan agar seluruh
barang atau jasa yang ditawarkan akan mendapat tempat yang baik di mata masyarakat selaku
konsumen dan calon konsumen.
Agar kualitas pelayanan prima dapat tercapai, Rumah Sakit Nur Hidayah sebagai
sebuah organisasi juga memiliki tujuan – tujuan yang harus dicapai, dalam hal ini adalah
pemberian pelayanan kesehatan yang bermutu terhadap para pelanggan baik internal maupun
eksternal. Undang – undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit mengisyaratkan
bahwa Rumah Sakit harus memiliki standar pelayanan yang harus dicapai dalam setiap aspek
kegiatannya. Untuk mencapai standar ini Rumah Sakit harus memiliki organisasi yang
efektif, efisien dan akuntabel. Organisasi Rumah Sakit disusun dengan tujuan untuk
mencapai visi dan misi Rumah Sakit dengan menjalankan tata kelola perusahaan dan tata
kelola klinis yang baik.
2
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT NUR HIDAYAH
Yayasan Nur Hidayah berdiri dengan akte notaris Umar Samhudi, SH nomor
tanggal akte 38/21 November 1996. Dengan ketua adalah bapak Thohayandi, BA yang
beralamatkan di Dusun Ngibikan Canden Jetis Bantul. Yayasan keluarga ini bergerak di
bidang pendidikan, kesehatan, keagamaan. Pada tahun 2009 diresmikannya penggantian
nama dan struktur Yayasan Nur Hidayah menjadi Yayasan Nur Hidayah Mandiri Sejahtera
dengan ketua yaitu dr. Sagiran Sp B, M Kes. Kegiatan bidang keagamaan mulai dirintis
dengan diresmikannya balai Pengobatan Nur Hidayah di Ngibikan Canden Jetis Bantul pada
tanggal 22 Juni 1997 diresmikan oleh Bupati Bantul Jenis layanannya berupa rawat jalan oleh
paramedis 24 jam home visite dan home care. Usaha dikembangkan dengan membuka
pelayanan kesehatan berupa praktek pribadi di Jl. Imogiri Timur 11,5 Blawong Jetis Bantul
sejak akhir tahun 1999.
Seiring dengan permintaan masyarakat mulai datang untuk dilayani setiap saat
baik diruang praktek maupun kunjungan rumah jumlah pasien terus meningkat. Gagasan
untuk mendirikan klinik 24 jam semakin kuat ketika kian disadari bahwa masyarakat amat
membutuhkan pelayanan kesehatan secara keseluruhan yang islami dan bermutu tinggi.
Dilokasi setempat belum didapatkan pelayanan buka 24 jam.
Pelayanan 24 jam dimulai dengan ijin Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Nomor
503/476/2003 berupa praktek berkelompok. Dengan layanan Poli umum UGD dan perawatan
IMC. Usaha ini tetap dengan nama Klinik Nur Hidayah sesuai dengan yayasan dan benar-
benar menjadi cahaya bagi umat menuju petunjukNya. Pelayanan dikembangkan baik berupa
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif dengan tujuan supaya dapat berperan aktif
membantu program pemerintah untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat serta
memberi peluang lapangan kerja dan ibadah bagi sumber daya insani yang terkait.
Selanjutnya dikembangkan dengan jenis layanan : Klinik 24 jam, poli umum, UGD, spesialis
penyakit Dalam, Spesialis Anak, Spesialis saraf (konsultan), Spesialis Mata (konsultan),
Obsgyn (konsultan), ijin praktek bidan, perawatan IMC, home care home visite, fisioterapi,
kerjasama dengan lab “CITO”, dan bhakti sosial Klinik Nur Hidayah diresmikan pada hari
Ahad tanggal 29 Juni 2003 oleh bapak Bupati Bantul Drs. H. M. Idham Samawi dengan
motto 24 jam selalu bersama anda, menuju hidup sehat dan islami.
Pada tahun 2005 Penyelenggaraan laboratorium secara mandiri. Diselenggarakan
pelayanan radiology dengan bekerjasama dengan perorangan. Dijalin kerja sama dengan
beberapa lembaga pendidikan sebagai tempat PKL atau magang.
Pada tahun 2006 Gempa bumi melanda Bantul dan sekitarnya di penghujung
bulan Mei 2006. Klinik Nur Hidayah yang berada di salah satu daerah terparah akibat gempa
ditunjuk oleh Dinas Kesehatan propinsi DIY menjadi Rumah Sakit Lapangan sebagai salah
3
satu pusat penanganan korban gempa, menyebabkan perubahan jenis layanan dan perubahan
jenis ruangan dengan pengurangan ruang IMC, pembangunan bangsal sementara, dan
pembangunan ruang operasi mayor, serta terjadinya lonjakan pasien pada semua jenis
layanan. Sampai akhir tahun 2006, peningkatan pasien tetap stabil sehingga manajemen
memutuskan untuk mengintensifkan pengembangan Klinik menjadi rumah sakit agar dapat
memberikan layanan yang optimal kepada pasien.
Pada tahun 2007 dengan jumlah pasien yang kian meningkat dari tahun ke tahun,
Mei 2007 diputuskan untuk memulai pembangunan gedung pengembangan Klinik menjadi
Rumah Sakit Bedah Nur Hidayah.
Atas doa dan support dari berbagai pihak, akhir Oktober 2007 pembangunan
gedung pengembangan Klinik menjadi Rumah Sakit selesai dilaksanakan. 13 Januari 2008
RSK Bedah Nur Hidayah diresmikan. Dengan motto Professional-Bersahabat-Terjangkau-
Peduli Ibadah, seluruh keluarga besar RS Nur Hidayah berkomitmen untuk memberikan
pelayanan kesehatan yang lebih optimal kepada seluruh lapisan masyarakat.
Pada pertengahan tahun 2009 yaitu pada bulan Juni tahun 2009, direncanakan
pembangunan rumah sakit seperti ruangan bersalin, kamar bayi, dan bangsal anak untuk
proses konversi menjadi Rumah Sakit Umum tipe D. Dan atas doa dan suposrt dari berbagai
pihak, RSK Bedah Nur Hidayah akhirnya menjadi Rumah Sakit Umum dengan Surat Ijin
Penyelenggaraan Rumah Sakit yang dikeluarkan oleh Dinas Perijinan Kabupaten Bantul No :
445/DP/P.RSU/01/NUR HIDAYAH/2010.
4
BAB III
VISI MISI, FALSAFAH, NILAI DAN TUJUAN RUMAH SAKIT NUR HIDAYAH
B. Tujuan
1. Sebagai media ibadah melalui pelayanan kesehatan Islami untuk
meraih ridho Allah SWT.
2. Terwujudnya profesionalisme dan komitmen karyawan melalui
pembinaan dan pemberdayaan yang berkesinambungan.
3. Meningkatnya produktivitas kerja melalui manajemen yang efektif dan
efisien sehingga terselenggara pelayanan kesehatan bermutu tinggi dengan tarif
terjangkau.
4. Berperan dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui
upaya promotif dan preventif serta mewujudkan pelayanan prima melebihi harapan
pelanggan.
5. Kinerja keuangan yang sehat dan berjangka panjang sehingga
memberikan manfaat bagi semua stakeholder.
C. Motto
1. Moto layanan : Profesional, Bersahabat, Terjangkau
2. Moto kerja : Rumah sakitku surgaku
5
Bekerja dengan cerdas dan trampil sesuai standar profesi, selalu mengikuti
perkembangan ilmu terkini.
3. Tanggungjawab
Disiplin dan bertanggung jawab terhadap amanah yang diberikan, bisa bekerjasama dan
mencari solusi untuk mengatasi masalah yang dihadapi.
4. Jujur
Kesesuaian antara lisan, hati dan perbuatan, tidak berbohong serta tidak melanggar hak
orang lain.
5. Beradab
Menghargai dan menghormati setiap individu yang berhubungan dengan Rumah Sakit
Umum Nur Hidayah, selalu memperhatikan nilai-nilai agama, norma dan etika.
6
BAB VI
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT NUR HIDAYAH
DEWAN
PENGAWAS
DIREKTUR
KOMITE SYARIAH
PFT
KASUBAG VK & KASUBAG KASUBAG
KIA REKAM SANITASI, K3 &
PKRS
7
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI SATUAN PEMERIKSAAN INTERNAL
PENGURUS RS
DEWAN
PENGAWAS
DIREKTUR
KETUA SPI
SEKRETARIS
ANGGOTA
Struktur organisasi SPI terdiri dari Ketua SPI yang dijabat oleh seorang sarjana
keperawatan profesi ners. Dalam menjalankan fungsi jabatannya dibantu oleh seorang
sekretaris yang sekaligus merangkap sebagai anggota. Kualifikasi sekretaris SPI dijabat oleh
seorang yang berpendidikan sarjana kesehatan masyarakat. Pejabat struktura SPI harus
memiliki kompetensi dalam melakukan audit, baik yang berkaitan dengan keuangan maupun
non keuangan.
SPI bekerja secara independen dan tidak dapat diintervensi oleh direktur. Secara
struktural SPI memiliki garis koordinasi yang berhubungan dengan Dewan Pengawas rumah
sakit. Hal ini berkaitan tanggung jawab pengawasan yang dilakukan oleh Dewan Pengawas.
SPI sebagai auditor internal rumah sakit menjadi salah satu bagian yang menghasilkan hasil
evalusai / audit dan rekomendasi terkait dengan operasional rumah sakit. Data laporan hasil
audit SPI menjadi salah satu data penting yang digunakan oleh Dewan Pengawas untuk
melihat kinerja rumah sakit.
8
BAB VI
URAIAN JABATAN
A. DEFINISI
Satuan pemeriksaan internal (SPI) Rumah Sakit Nur Hidayah merupakan perangkat
organisasi non struktural yang dibentuk, diangkat dan diberhentikan oleh Direktur dalam
rangka membantu Direktur melakukan pemeriksaan kinerja rumah sakit..
B. FUNGSI
Fungsi SPI RS Nur Hidayah adalah untuk melakukan pemeriksaan kinerja rumah sakit.
C. RUANG LINGKUP
Monitoring dan evaluasi, audit kinerja mendalam, dan memberikan usulan perubahan
yang inovatif terhadap peningkatan kinerja Rumah Sakit Nur Hidayah.
D. TUGAS POKOK
E. WEWENANG
9
F. KUALIFIKASI JABATAN
1. Seorang muslim atau muslimah yang taat sesuai alquran dan sunnah.
10
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, SPI dapat berhubungan dengan semua unit
bagian di rumah sakit. Hal ini berkaitan dengan tugas SPI sebagai auditor dalam melaksanakan
penillaian kinerja di seluruh unit bagian di rumah sakit. Namun dalam menjalankan tugasnya
SPI tetap harus mematuhi standar dan regulasi yang ditetapkan, salah satunya adalah standar
audit yang merupakan acuan bagi SPI untuk menjalankan tugas.
Standar audit merupakan syarat yang harus dipenuhi untuk menjaga kualitas kinerja
auditor internal dan hasil auditnya dalam pelaksanaan tugas. Standar audit sangat
menekankan tidak hanya terhadap pentingnya kualitas profesional auditor internal tetapi
juga terhadap bagaimana auditor internal mengambil pertimbangan dan keputusan waktu
melakukan audit dan pelaporan. Standar audit yang digunakan sebagai acuan untuk
pelaksanaan tugas. Hasil auditor internal yang memenuhi standar sangat membantu
pelaksanaan tugas manajemen unit kerja yang diaudit dan audit eksternal. Standar audit
mencakup:
a. Profesionalisme auditor internal.
b. Lingkup kerja audit.
c. Perencanaan audit.
d. Pelaksanaan audit.
e. Pelaporan audit.
f. Tindak lanjut hasil audit.
17
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL
Jumlah 3
18
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI
Kegiatan orientasi dilakukan setiap ada pejabat atau anggota SPI yang baru saja
menjabat dalam structural SPI. Kegiatan orientasi dilakukan dengan memberikan pemahaman
kepada pejabat baru tentang regulasi yang berkaitan dengan tugas SPI. Daftar regulasi dasar
yang harus dipelajari dan dipahami oleh pejabat baru dalam structural SPI adalah sebagai
berikut:
Setelah lulus evaluasi pemahaman regulasi tingkat dasar, selanjutnya pejabat baru akan
diberikan materi tentang regulasi tingkat lanjut yang harus dipelajari dan dipahami. Daftar
regulasi tingkat lanjut tersebut sebagaimana tercantum dibawah ini.
Evaluasi terhadap kegiatan orientasi dilakukan dengan metode wawancara atau tanya
jawab untuk mengetahui tingkat penguasaan terhadap reguasi yang sudah dipelajari. Pejabat
baru akan dinyatakan lulus apabila mampu memahami minimal 75% dari regulasi dasar dan
lanjut yang dipelajari.
21
BAB X
PERTEMUAN DAN RAPAT
22
BAB XI
PELAPORAN
23
DAFTAR PUSTAKA
24