Anda di halaman 1dari 9

Nama : Setiawan Budi Santoso

Nim : C.431.13.0110

Dasar‐Dasar Osiloskop

1. Cara kerja Osiloskop

Osciloskop dikelompokkan menjadi dua bagian berdasarkan cara kerjanya,


yaitu:
1) osiloskop analog
2) osiloskop digital

A. Osiloskop analog
a) .Osiloskop analog menggunakan tegangan yang diukur untuk menggerakkan
berkas elektron dalam tabung gambar ke atas atau ke bawah sesuai dengan bentuk
gelombang yang diukur. Pada layar osiloskop dapat langsung ditampilkan bentuk gelombang
tersebut.Pada saat osiloskop dihubungkan dengan sirkuit, sinyal
tegangan bergerak melalui probe ke sistem vertical.
Bergantung kepada pengaturan skala vertikal (volts/div),attenuator akan memperkecil sinyal
masukan sedangkan amplifier akan memperkuat sinyal masukan. Selanjutnya sinyal tersebut
akan bergerak melalui keping pembelok vertikal dalam CRT (Cathode Ray Tube). Tegangan
yang diberikan pada pelat tersebut akan mengakibatkan titik
cahaya bergerak (berkas elektron yang menumbuk fosfor dalam CRT akan menghasilkan
pendaran cahaya). Tegangan positif akan menyebabkan titik tersebut naik sedangkan
tegangan negatif akan menyebabkan titik tersebut turun.Osiloskop digital mencuplik bentuk
gelombang yang diukur dan dengan menggunakan ADC (Analog to Digital Converter) untuk
mengubah besaran teganganyang dicuplik menjadi besaran digital.Sinyal akan bergerak
juga ke bagian sistem trigger untuk memulai sapuan horizontal (horizontal sweep). Sapuan
horizontal ini menyebabkan titik cahaya bergerak melintasi layar. Jadi, jika sistem horizontal
mendapat trigger, titik cahaya melintasi layar dari kiri ke kanan dengan selang waktu
tertentu. Pada kecepatan tinggi titik tersebut dapat melintasi layar hingga 500.000 kali
perdetik.Secara bersamaan kerja sistem penyapu horizontal dan pembelok vertikal akan
menghasilkan pemetaan sinyal
pada layar. Trigger diperlukan untuk menstabilkan sinyal berulang. Untuk meyakinkan
bahwa sapuan dimulai pada titik yang sama dari sinyal berulang.
B. .Bagian Osiloskop analog

1) Probe
adalah kabel penghubung yang ujungnya diberi penjepit dengan penghantar, p j p g p g ,
yang dapat meredam sinyal gangguan, seperti sinyal radio atau noise yang kuat. Ada
dua terminal penghubung pada probe, yaitu ujung probe dan kabel ground yang
biasanya dipasangi capit buaya yang dihubungkan dengan bagian ground pada
rangkaian, dan ujung probe pada titik yang dites pada rangkaian.

2) Panel Kendali

1. POSITION : Untuk mengatur posisi berkas signal arah vertical untuk channel 1.
2. DC. BAL : Untuk menyeimbangkan DC vertical guna pemakaian channel 1
(atau Y ),Penyetelan dilakukan sampai posisi gambar diam pada saat variabel diputar.

3. INPUT : Terminal masukan pada saat pengukuran pada CH 1 juga digunakan


untukKalibrasi.

4. AC ? GND ? DC

Posisi AC = Untuk megukur AC, objek ukur DC tidak bisa diukur melalui

Posisi ini, karena signal DC akan terblokir oleh kapasitor.

Posisi GND = Terminal ini terbuka dan berkas merupakan garis nol/lived nol.

Posisi DC = Untuk mengukur tegangan DC dan masukan-masukan yang lain.

5. VOLT/DIV : Sakelar putar untuk memilih besarnya tegangan per cm (volt/div) pada
layar CRT,ada II tingkat besaran tegangan yang tersedia dari 0,01 v/div s.d 20V/div

6 VARIABLE : Untuk mengontrol sensitifitas arah vertical pada CH 1 (Y). pada putaran
maksimal Ke arah jarum jam (CAL) gunanya untuk mengkalibrasi mengecek apakah
Tegangan 1 volt tepat 1 cm pada skala layar CRT.

7 MODE (CH 1, CH 2, DUAL, ADD, SUB)

CH 1 : Jika signal yang diukur menggunakan CH 1, maka posisi switch pada CH1 dan
berkas yang nampak pada layar hanya ada satu.

CH 2 : Jika signal yang diukur menggunakan CH 2, maka posisi switch pada CH2 dan
berkas yang nampak pada layar hanya satu.

DUAL : Yaitu suatu posisi switch apabila hendak mengunakan CH 1 dan CH 2 Secara
bersamaan, dan pada layar pun akan tampak dua berkas.

ADD : Bentuk gelombang dari kedua channel masukan yang dapat dijumlahkan
Secara aljabar dan penjumlahannya dapat dilihat dalam bentuk satu Gambar.

SUB : Masukan dengan polaritas terbaik pada CH 2, ditambah masukan CH 1, Maka


perbedaan secara aljabar akan tampak satu gambar pada layar.Apabila CH 1 tidak
diberi signal masukan, maka bentuk gelombang Dengan polaritas terbaik dari
channel 2 akan tampak.

8. LED PILOT LAMP :Lampu indicator untuk power masuk, apabila switch ILLUM
diputar ke on.

9. ILLUM : Bila diputar berlawanan jarum jam maksimum, maka power AC akan mati
dan jika Ke kanan, maka power AC akan masuk dengan ditandai LED pilot lampu
menyala.
10. INTENSITY : Untuk mengatur gelap atau terangnya berkas sinar supaya enak pada
penglihatan.Diputar ke kiri untuk memperlemah sinar dan apabila diputar ke kanan
akan membuat terang

11. FOCUS :Untuk memperkecil/menebalkan berkas sinar atau garis untuk


mendapatkan Gambar yang lebih jelas.

12. ASTIG : Pengaturan astigmatisma adalah untuk memperoleh titik cahaya yang
lebih baik Ketika menyetel FOCUS

13. EXT-TRIG : Terminal dari sinkronisasi eksternal tegangan eksternal yang lebih dari
IV peak To peak harus menggunakan switch SOURCE di set pada posisi EXT.

14. SOURCE : Sakelar dengan tiga posisi untuk memilih tegangan sinkronisasi.

CH 1 : Huruf akan sinkron dengan masukan gelombang dari CH 1. Jika menggunakan


CH 1 hendaklah switch source ditetapkan pada CH 1.

CH 2 : Sweep akan sinkron dengan masukan gelombang dari CH


2.apabilaMenggunakan CH 2 hendaknya switch source diletakkan pada CH 2.

Sweep CH 1 dan CH 2 akan sikron pula pada saat menggunakan DC/AC.

EXT : Sweep akan sikron dengan masukan signal dari luar melalui Terminal EXT + TR
16 (19).

15. SYNC : Sakelar pemisah sinkronisasi.

15. LEVEL; Meengontrol sync level adalah mengatur phase sync untuk menentukan
bentuk titik awal gelombang signal.

16. PULL AUTO :Dengan mencabut pemutar level sweep akan sedikit
terganggu.bentuk gelombang - tidak diam selama tidak menggunakan signal
trigger,yang nampak hanyalah garis lurus dan ini akan terjadi bila signal teriger
masuk.

17 POSITION : Untuk menyetel kekiri dan kekanan berkas gambar ( posisi arah
horizontal) Switch pelipat sweep dengan menarik knop ,bentuk gelombang dilipatkan
5 Kali lipat kearah kiri dan kearah kanan usahakan cahaya seruncing mungkin.

18. SWEEP TIME /DIV; Yaitu untuk memilih skala besaran waktu dari suatu priode
atau pun square trap Cm (div ) sekitar 19 tingkat besaranyang tersedia terdiri dari 0,5
s/d 0,5 second.pengoperasian X-Y didapatkan dengan memutar penuh kearah jarum
jam.perpindahan Chop-ALT-TVV-TVH.secara otomatis dari sini.Pembacaan kalibrasi
sweep time/div juga dari sini dengan cara variabel diputar penuh searah jarum jam.

19. VARIABEL; Digunakan untuk menyetel sweeptime pada posisi putaran maksimum
arah jarum jam. ( CAL ) tiap tingkat dari 19 posisi dalam keadaan terkalibrasi .

20. CAL IV PP :Yaitu terminal untuk mengkalibrasi voltage frequency chanel 1 dan
chanel 2 Dimana untuk frequency 1 Khz tegangan harus 1 volt P-P.
21. AC VOLTAGE SELECTOR ; Untuk menyetel tegangan listrik 110 Volt atau 220 Volt.

22. INT MOD : Teminal intensitas Brightness

Gambar ociloskope manual

C. Osiloskop Digital
a. Osiloskop digital mencuplik bentuk gelombang yang diukur dan dengan
menggunakan ADC (Analog to Digital Converter) untuk mengubah besaran tegangan yang
dicuplik menjadi besaran digital.
Dalam osiloskop digital, gelombang yang akan ditampilkan lebih dulu disampling (dicuplik)
dan didigitalisasikan. Osiloskop kemudian menyimpan nilai-nilai tegangan ini bersama sama
dengan skala waktu gelombangnya di memori. Pada prinsipnya, osiloskop digital hanya
mencuplik dan menyimpan demikian banyak nilai dan kemudian berhenti. Ia mengulang
proses ini lagi dan lagi sampai dihentikan. Beberapa DSO memungkinkan untuk memilih
jumlah cuplikan yang disimpan dalam memori per akuisisi (pengambilan) gelombang yang
akan diukur.
Osiloskop digital memberikan kemampuan ekstensif, kemudahan tugas-tugas akuisisi
gelombang dan pengukurannya. Penyimpanan gelombang membantu para insinyur dan
teknisi dapat menangkap dan menganalisa aktivitas sinyal yang penting. Jika kemampuan
teknik pemicuannya tinggi secara efisien dapat menemukan adanya keanehan atau kondisi-
kondisi khusus dari gelombang yang sedang diukur. 
b. PANEL OSILOSKOP DIGITAL (DSO BK-2542B)

Gambar 3 Front/Back Panel osiloskop digital

PANEL DEPAN PANEL BELAKANG


No No
Nama Fungsi Nama Fungsi
. .
Menyalakan atau
Keamanan (Non
1 Power On/Off mematikan DSO BK- 1 Security loops
Teknis)
2542B
Menampilkan sinyal Alat bantu untuk
LCD Display Carrying
2 dan parameter 2 memindahkan
Screen Handle
terukur osiloskop
Alat bantu untuk Menyalakan atau
Carrying
3 memindahkan 3 Power On/Off mematikan DSO BK-
Handle
osiloskop 2542B
Menampilkan atau
Terminal kabel power
4 Menu On/Off menyembunyikan 4 AC Line Input
dari sumber AC/PLN
menu
Memilih item atau
Adjusment Pass/Fail Mengeluarkan sinyal
5 merubah nilai 5
Knob Output sisa pemfilteran
parameter terpilih
Pen-skalaan otomatis LAN Interface Terminal untuk kabel
6 Auto Set 6
kanal yang dipilih Port LAN
Akses
Utility & I/O/Languange/Print RS232 Serial Terminal untuk kabel
7 7
Save/Load Setup dan Interface Port jenis serial
Penyimpanan
8 Measure & Pengukuran nilai 8 USB Device Terminal untuk
Cursor parameter secara Interface Port komunikasi dengan
otomatis atau manual port USB PC
Pengaturan proses
Acquire & Rear Rubber Penyangga osiloskop
9 akuisisi dan tampilan 9
Display Feet (Non Teknis)
pada DSO
Menjalankan atau
Ventilation
10 Run Control menghentikan akuisisi 10 Pendingin utama DSO
Fan
sinyal
Mengatur mekanisme
11 Trigger Control
trigger pada sinyal
Shortcut & Mempercepat tahap
12
Local tertentu (optional)
Mengatur mekanisme
Horizontal
13 pengukuran pada
Control
sumbu X
Terminal input trigger
14 EXT TRIG BNC
dari sumber luar
Channel 2 BNC
15 Kanal 2 osiloskop
Input
Mengatur mekanisme
Vertical
16 pengukuran pada
Control
sumbu Y
Channel 1 BNC
17 Kanal 1 osiloskop
Input
Memilih menu yang
Function
18 ditampilkan pada
Buttons
layar
Mengatur dan
19 Print Button menjalankan fungsi
“Print”
Terminal sumber
Probe Comp.
20 sinyal internal untuk
Terminal
kalibrasi probe
USB Host Terminal USB Device
21
Interface (Flash Disk, dll)
22 Tilt Feet Kaki penyangga

D. Penyetaraan (Kalibrasi) Osiloskop Analog


1. Sesuaikan tegangan masukan sumber daya AC 220 yang ada di belakang osiloskop
sebelum kabel daya AC dimasukkan stop kontak PLN.
2. Nyalakan osiloskop dengan menekan tombol power.
3. Set saluran pada tombol CH1.
4. Set mode pada Auto.
5. Atur intensitas, jangan terlalu terang pada tombol INTEN.
6. Atur posisi berkas cahaya horizontal dan vertikal dengan mengatur tombol yang
bernama horizontal dan vertikal.
7. Set level mode pada tengah-tengah (-) dan (+).
8. Set tombol tegangan (volt/div) bertanda V pada 2 V, sesuaikan dengan memperkirakan
terhadap tegangan masukan.
9. Pasang probe pada salah satu saluran, (misal CH1) dengan tombol pengalih AC/DC pada
kedudukan AC.
10. Atur saklar/switch pada pegangan probe dengan posisi pengali 1x.
11. Tempelkan ujung probe pada titik kalibrasi.
12. Atur Time/Div pada posisi 1 ms agar tampak kotak-kotak garis yang cukup jelas.
13. Setelah tahapan 11, osiloskop siap digunakan untuk mengukur tegangan.

E. Cara Penggunaan Osiloskop


1. Sebelum osiloskop bisa dipakai untuk melihat sinyal maka osiloskop perlu disetel dulu
agar tidak terjadi kesalahan fatal dalam pengukuran. Langkah awal pemakaian yaitu
pengkalibrasian. Yang pertama kali harus muncul di layar adalah garis lurus mendatar jika
tidak ada sinyal masukan. Yang perlu disetel adalah fokus, intensitas, kemiringan, x
position, dan y position. Dengan menggunakan tegangan referensi yang terdapat di
osiloskop maka kita bisa melakukan pengkalibrasian sederhana. Ada dua tegangan
referensi yang bisa dijadikan acuan yaitu tegangan persegi 2 Vpp dan 0.2 Vpp dengan
frekuensi 1 KHz. Setelah probe dikalibrasi maka dengan menempelkan probe pada
terminal tegangan acuan maka akan muncul tegangan persegi pada layar. Jika yang
dijadikan acuan adalah tegangan 2 Vpp maka pada posisi 1 volt/div (satu kotak vertikal
mewakili tegangan 1 volt) harus terdapat nilai tegangan dari puncak ke puncak sebanyak
dua kotak dan untuk time/div 1 ms/div (satu kotak horizontal mewakili waktu 1 ms)
harus terdapat satu gelombang untuk satu kotak. Jika masih belum tepat maka perlu
disetel dengan potensio yang terdapat di tengah-tengah knob pengganti Volt/div dan
time/div. Atau kalau pada gambar osiloskop diatas berupa potensio dengan label "var".
2. Pada saat menggunakan osiloskop juga perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
1.      Memastikan alat yang diukur dan osiloskop ditanahkan (digroundkan), disamping
untuk kemanan, hal ini juga untuk mengurangi suara dari frekuensi radio atau jala-jala.
2.      Memastikan probe dalam keadaan baik.
3.      Kalibrasi tampilan bisa dilakukan dengan panel kontrol yang ada di osiloskop.
4.      Tentukan skala sumbu Y (tegangan) dengan mengatur posisi tombol Volt/Div pada
posisi tertentu. Jika sinyal masukannya diperkirakan cukup besar, gunakan skala Volt/Div
yang besar. Jika sulit memperkirakan besarnya tegangan masukan, gunakan attenuator
10 x (peredam sinyal) pada probe atau skala Volt/Div dipasang pada posisi paling besar.
5.      Tentukan skala Time/Div untuk mengatur tampilan frekuensi sinyal masukan.
6.      Gunakan tombol Trigger atau hold-off untuk memperoleh sinyal keluaran yang stabil.
7.      Gunakan tombol pengatur fokus jika gambarnya kurang fokus.
8.      Gunakan tombol pengatur intensitas jika gambarnya sangat/kurang terang.

F. Pengukuran Dengan Menggunakan Osiloskop

3. Osiloskop adalah alat ukur besaran listrik yang dapat memetakan sinyal listrik. Pada
kebanyakan aplikasi, grafik yang ditampilkan memperlihatkan bagaimana sinyal berubah
terhadap waktu. Seperti yang bisa anda lihat pada gambar di bawah ini ditunjukkan
bahwa pada sumbu vertical (Y) merepresentasikan tegangan V, pada sumbu horisontal(X)
menunjukkan besaran waktu t.
4. Layar osiloskop dibagi atas 8 kotak skala besar dalam arah vertikal dan 10 kotak dalam
arah horizontal. Tiap kotak dibuat skala yang lebih kecil. Sejumlah tombol pada osiloskop
digunakan untuk mengubah nilai skala-skala tersebut.

5.

6. Osiloskop 'Dual Trace' dapat memperagakan dua buah sinyal sekaligus pada saat yang
sama. Cara ini biasanya digunakan untuk melihat bentuk sinyal pada dua tempat yang
berbeda dalam suatu rangkaian elektronik.
Kadang-kadang sinyal osiloskop juga dinyatakan dengan 3 dimensi. Sumbu vertikal(Y)
merepresentasikan tegangan V dan sumbu horisontal(X) menunjukkan besaran waktu t.
Tambahan sumbu Z merepresentasikan intensitas tampilan osiloskop. Tetapi bagian ini
biasanya diabaikan karena tidak dibutuhkan dalam pengukuran.

7.

Daftar pustaka :

1. www.wahanaponsel.com
2. www.forumdjawir.com
3. www.electro18.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai