SKRIPSI
Oleh:
SKRIPSI
Oleh:
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi pada hari Senin tanggal 08
Maret 2021 sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.
Mengesahkan,
Tim Penguji
Penguji I Penguji II Penguji III
Prof. Dr. H. Mukhamad Nurhadi, M. Si. Prof. Dr. H, Muh. Amir M., M. Kes. Dr. H. Usman, S.Si., M.Si.
NIP. 19690415 199412 1 002 NIP. 19761026 20050 1 2 003 NIP. 19660311 199702 1 001
Mengetahui,
Dekan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Mulawarman
v
ABSTRACT
vi
RIWAYAT HIDUP
melanjutkan sekolah di SMPN 3 Tanjung Palas Utara, dan pada tahun 2011 pindah
ke MTs. Makarti Utama kemudian lulus pada tahun 2013. Selanjutnya di tahun
yang sama masuk ke SMAN 1 Tanjung Palas Utara provinsi Kalimantan Utara dan
Relawan Hijau Uncal 2018, Relawan Unjar 2018, anggota BUD LDKM MDU
menjadi koordinator pembuat soal dalam kepanitiaan Chemist Fun Days X. Pada
tahun 2019 penulis mengikuti PPL yang terintegrasi KKN di SMAN 2 Samarinda.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
Belajar Siswa Berdasarkan Gaya Belajar VAK (Visual, Auditori, Kinestetik) Pada
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
bimbingan, maupun materil dalam keadaan apapun. Oleh karena itu, dalam
2. Bapak Prof. Dr. H. Muh. Amir M., M. Kes. selaku Dekan Fakultas Keguruan
3. Bapak Prof. Dr.H. Mukhamad Nurhadi, M.Si. selaku ketua jurusan Pendidikan
dosen penguji 1;
4. Ibu Farah Erika, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas
5. Ibu Dr. Hj. Nurlaili, M.P. dan ibu Iis Intan Widyoawti, M.Pd. selaku dosen
sahabat tersayang: Bulan, Via, Nasma, Nurma, Asri, Bena, Dinda, Mita,
Radiah dan masih banyak sahabat terbaik lain yang belum disebutkan tetapi
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
ix
DAFTAR ISI
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dapat mengembangkan potensi siswa baik dalam ranah kognitif, afektif dan
ataupun daring. Hal ini disesuaikan dengan keadaan dan kebijakan-kebijakan dari
lembaga pendidikan yang berlaku. Seperti halnya pada akhir tahun 2019 dunia
digemparkan dengan virus corona atau Corona virus disease 2019 (Covid-19)
Corona virus disease 2019 (Covid-19) menelan banyak korban jiwa dan cepat
kasus pertama dan kedua yang telah dikonfirmasi oleh Pemerintah RI. Kemudian
distancing hal ini berdampak kepada proses pembelajaran. Pada 16 maret 2020
melakukan proses pembelajaran daring. Hal ini menuntut seorang guru untuk lebih
kreatif dan update terhadap aplikasi pembelajaran online. Anjuran ini berlaku untuk
semua jenjang Pendidikan termasuk Sekolah Menengah Atas (SMA) (Andini &
Widayanti, 2020).
2
bersifat abstrak seperti halnya pelajaran kimia. Kebanyakan siswa sulit untuk
(Magdalena, 2017). Beberapa materi kimia yang bersifat abstrak contohnya yaitu
materi struktur atom, sistem periodik unsur, dan beberapa materi lainnya (Hayati,
2014; Sari, 2017). Materi struktur atom merupakan materi dasar yang harus
Materi struktur atom merupakan salah satu materi yang menekankan pada
konsep (Sari, 2017). Konsep materi yang abstrak menyebabkan siswa sulit
memahami konsep materi tersebut (Karjono, 2018). Hal ini dibuktikan dengan
rendahnya hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil studi literatur nilai rata-rata siswa
pada materi struktur atom dan sistem periodik unsur adalah 58,79 sehingga siswa
tidak tuntas dalam ulangan hariannya (Azis A, 2010). Dalam penelitian lain sebesar
ketuntasan minimum (KKM) pada materi struktur atom dengan rata-rata nilai rata-
rata 72 (Karjono, 2018). Penelitian Mawarni sebesar 80% siswa tidak tuntas dalam
materi struktur atom (Mawarni, 2017). Sedangkan dalam penelitan yang lain
menunjukan bahwa pada materi konfigurasi electron sebesar 47% siswa tidak
membuat siswa sulit memahami konsep dasar kimia sehingga siswa mendapatkan
Salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa adalah
Terdapat tiga jenis gaya belajar berdasarkan modalitas yang digunakan individu
belajar agar siswa dapat memperoleh informasi yang disampaikan guru secara
Berikut beberapa penelitian tentang persentase pengaruh gaya belajar terhadap hasil
belajar yaitu menurut penelitian Chandra (2015) gaya belajar berpengaruh sebesar
11,8% terhadap hasil belajar, dalam penelitian Widya (2013) sebesar 31,9 %, dalam
hasil belajar. Hal ini menyebabkan seorang guru perlu mengetahui gaya belajar
Gaya balajar siswa yang bervariasi mempengaruhi cara mengajar guru dalam
dan mengenal gaya belajar siswanya sehingga dapat dijadikan referensi untuk
kecendrungan gaya belajar siswa yang diajarnya terutama kelas X yang baru masuk
di sekolah. Pada proses belajar mengajar guru dapat mengkombinasikan ketiga gaya
4
belajar yaitu gaya belajar VAK untuk memberikan pengalaman belajar yang baik
bagi siswa.
android ataupun laptop. Aplikasi ini juga dapat memudahkan seorang guru
mengelola dan meninjau tugas yang diberikan kepada siswanya. Pada aplikasi ini
terdapat fitur untuk mengatur waktu tugas dikumpulkan sehingga sangat membantu
guru melihat siswa yang benar-benar mengerjakan tugas tepat waktu atau tidak.
Selain goggle classroom terdapat aplikasi WahtsApp (WA), aplikasi ini dapat
digunakan oleh berbagai perangkat sehingga mempermudah guru dan siswa untuk
Zoom Meeting juga merupakan salah satu aplikasi yang dapat mendukung
proses pembelajaran melalui video conference sehingga siswa dapat belajar dan
berkomunikasi langsung dengan guru. Terdapat beberapa kelebihan dari aplikasi ini
yaitu memiliki kualitas video yang baik sehingga membantu siswa dengan gaya
belajar visual lebih optimal belajarnya, memiliki suara yang baik yang dapat
mendukung komunikasi proses belajar mengajar dengan baik terutama siswa yang
memiliki gaya belajar auditori, mendukung saat presentasi materi karena pemateri
5
dapat mencoret-coret file presentasi, selain itu pada aplikasi ini terdapat fitur
judul analisis hasil belajar siswa berdasarkan gaya belajar VAK (visual, auditori,
Palas Utara.
B. Identifikasi Masalah
daring.
2. Guru belum mengetahui kecendrungan gaya belajar yang dimiliki oleh siswa
C. Batasan Masalah
hasil belajar siswa berdasarkan gaya belajar VAK pada pembelajaran daring materi
D. Rumusan Masalah
masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana hasil belajar siswa berdasarkan gaya
belajar VAK pada pembelajaraan daring materi struktur atom di SMAN 1 Tanjung
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar siswa
berdasarkan gaya belajar VAK pada pembelajaran daring materi struktur atom di
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak antara lain:
1. Bagi sekolah
sesuai dengan gaya belajar siswa agar tercapai tujuan pembelajaran sesuai
mengenai gaya belajar siswa sehingga guru dapat memahami siswa-siswi yang
diajarnya.
Bagi siswa, dapat memberikan motivasi belajar terkhusus bagi siswa X SMAN
TINJAUAN PUSTAKA
A. Gaya Belajar
Gaya belajar adalah cara termudah yang biasa dimiliki oleh individu dalam
merupakan kunci keberhasilan siswa dalam belajar. Gaya belajar adalah cara belajar
yang disukai siswa dalam belajar untuk mempermudah memahami materi dengan
baik (Satri, 2017). Penerapan gaya belajar yang sesuai dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. Gaya belajar merupakan suatu cara yang sering dilakukan oleh
seorang siswa dalam menangkap stimulus, informasi, berfikir, cara mengingat dan
memecahkan soal yang diberikan (Nasution, 2003). Gaya belajar sama dengan cara
belajar yang dilakukan siswa dijelaskan bahwa gaya belajar berhubungan dengan
cara anak belajar, serta cara belajar yang disukai. Gaya belajar siswa dapat berubah
hal ini tergantung kepada aktifitas belajar siswa atau perubahan pengalaman dari
siswa tersebut. Namun pada saat gaya belajar berubah, siswa cenderung melakukan
hal itu sementara waktu saja yang kemudian dapat menjadi kebiasaan. Kebiasaan
bahwa gaya belajar adalah suatu cara yang dipakai seseorang untuk belajar meliputi
yang diterima sehingga pembelajaran menjadi efektif. Oleh karena itu gaya belajar
setiap anak berbeda-beda, Hal ini menyebabkan setiap guru memiliki kewajiban
8
untuk mengenal gaya belajar dari setiap siswanya itu sendiri. Selain itu guru harus
berlangsung.
Menurut Ulfa dalam (Susilo, 2006) bahwa gaya belajar dapat dipengaruhi
1. Faktor alamiah merupakan factor bawaan yang tidak dapat diubah meskipun
dilatih. Hal ini meliputi intelegensi, kebiasaan, bakat, minat, modalitas belajar
(kemampuan dasar otak seseorang atau pikiran yang biasa digunakan untuk
2. Faktor lingkungan merupakan faktor yang terdapat di luar individu itu sendiri,
sebelumnya, setiap siswa memiliki gaya belajarnya sendiri. Gaya belajar siswa
sangat perlu diketahui oleh setiap guru. Dengan mengenali gaya belajar siswa, guru
dapat membuat kegiatan belajar mengajar jauh lebih efektif. Menurut Hilda dalam
(Marno, 2010) mengemukakan terdapat tiga gaya belajar siswa yaitu (1) visual,
siswa dengan gaya belajar ini lebih mudah belajar dengan cara melihat gambar atau
tulisan kemudian diamati. (2) auditori, di mana siswa dengan gaya belajar ini lebih
mudah belajar dengan mendengarkan, dan yang ke-(3) kinestetik, Siswa dengan
gaya belajar visual merupakan gaya belajar dengan cara melihat, mengamati,
memandang, dan sejenisnya. Kekuatan gaya belajar ini terletak pada indera
belajar ini biasanya suka melihat bahasa tubuh dan ekspresi guru untuk
mempermudah siswa memahami materi pelajaran. Hal ini membuat siswa ini
cenderung memilih duduk di meja depan agar melihat jelas. Mereka biasanya
lebnih suka berpikir menggunakan gambar di otak mereka dan lebih cepat belajar
yang memilki banyak gambar, dan melalui video. Di dalam kelas, siswa visual
petunjuk siswa dengan gaya belajar ini akan melihat teman lainnya kemudian
siswa itu sendiri yang bertindak. Siswa ini cenderung tidak suka untuk berbicara
didepan kelompoknya sendiri dan tidak suka pula untuk mendengarkan orang
ciri-ciri gaya belajar visual, yaitu: 1) Rapi dan teratur. 2) Berbicara dengan cepat.
3) Perencana dan pengatur jangka panjang yang baik. 4) Teliti terhadap detail.
penampilan saat melakukan persentasi. 6) Siswa dapat mengeja dengan baik dan
terganggu oleh keributan. 10) susah dalam mengingat instruksi verbal terkecuali
apabila ditulis dan cenderung suka meminta bantuan orang lain untuk
mengulanginya. 11) Pembaca cepat dan tekun. 12) Lebih suka membaca
dan dalam rapat. 15) Terkadang suka lupa untuk menyampaikan pesan verbal
kepada orang lain. 16) Suka menjawab pertanyaan yang memilki jawaban
singkat seperti ya atau tidak. 17) Lebih suka melakukan demonstrasi daripada
berpidato. 18) Lebih suka seni daripada musik. 19) Tidak pandai memilih kata-
memperhatikan.
Siswa yang memiliki gaya belajar auditori ini belajar melalui indera
Siswa dengan gaya belajar ini mudah belajar, mudah untuk menangkap stimulus
didengar dan dapat menirukan nada, dan warna suara yang didengarnya. Siswa
akan belajar lebih cepat mendengarkan apa yang guru katakan atau mampu
Porter dan Mike Hernacki dalam (Hartati, 2015) adalah: 1) Berbicara kepada diri
nada, dan warna suara yang didapatkan. 6) Individu ini kesulitan dalam menulis
suatu hal, tetapi lebih hebat dalam bercerita. 7) Berbicara dalam irama yang
terpola. 8) Biasanya pembicara yang fasih. 9) Lebih suka musik daripada seni.
10) Individu belajar dengan cara mendengarkan dan mengingat apa yang
didapatkan daripada yang dilihat. 11) Cenderung suka berbicara dalam diskusi
dan biasa menjelaskan suatu hal dengan panjang lebar. 12) terkadang
Individu ini pandai dalam mengeja keras daripada menuliskannya. 14) Lebih
gaya belajar kinestetik adalah gaya belajar dengan cara bergerak, bekerja, dan
menyentuh. Gaya belajar ini mengutamakan indera perasaan dan gerakan fisik.
tindakan. Kekurangan gaya belajar ini sulit berdiam diri karena selalu ingin
memungkinkan tangannya aktif. Salah satu contohnya yaitu pada saat seorang
sambil asyik menggambar. Siswa dengan gaya belajar ini menyukai praktik
10) Banyak menggunakan isyarat tubuh. 11) Tidak dapat duduk diam untuk
waktu lama. 12) Sulit mengingat geografi, kecuali apabila mereka pernah berada
di tempat tersebut. 13) Menggunakan kata yang mengandung aksi. 14) Suka
buku yang berorientasi yang mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat
13
Mengacu pada teori dan ciri-ciri gaya belajar menurut Bobby DePorter &
Mike Hernacki seperti yang diuraikan diatas maka dapat diketahui indikator-
melihat bahasa tubuh seseorang atau ekspresi muka guru atau orang yang
Siswa dengan gaya belajar ini lebih mudah mengingat apa yang mereka lihat
dari pada yang didengar. Mereka dapat mengerti dengan baik mengenai posisi
Siswa dengan gaya belajar ini mementingkan penampilannya baik dalam hal
Siswa dengan gaya belajar ini cenderung mengingat apa yang dilihat daripada
yang didengar, jadi terkadang mereka sering mengabaikan apa yang mereka
dengar.
14
Siswa mudah lupa dengan suatu hal yang disampaikan secara lisan dan suka
lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang
Siswa dengan gaya belajar auditori dapat berbicara dengan irama yang
Siswa dengan gaya belajar ini mampu mengingat dengan baik informasi yang
Siswa dengan gaya belajar ini peka terhadap suara yang didengarnya,
belajarnya.
Siswa dengan gaya belajar ini suka belajar melalui gerak, menyentuh, dan
pelajaran dan merasa lebih baik jika prosesnya disertai kegiatan fisik.
Siswa dengan gaya belajar ini mudah menghafal dengan cara melihat gerakan
tulisannya jelek.
Siswa cenderung suka berbicara perlahan, sehingga perlu berdiri agak dekat
D. Hasil Belajar
seseorang akan mengalami perubahan mengarah ke hal-hal yang lebih baik dan
Hasil belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor eksternal dan internal.
16
dengan pembelajaran, sarana dan prasarana sekolah. Faktor internal antara lain
dan kemampuan berpikir kritis, kreativitas, dan minat dalam pembelajaran kimia
Banyak hal yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran untuk
mencapai ketuntasan belajar siswa. Belajar yang dilakukan oleh individu akan
mengubah tingkat perkembangan mental yang terwujud pada tiga aspek yaitu
Hasil belajar secara garis besar dapat dibagi kedalam tiga ranah yaitu hasil
situasi yang baru dan menyangkut penggunaan aturan dan prinsip. Analisis
bagian yang satu dengan yang lainnya sehingga struktur dan aturannya dapat
dalam ranah kognitif menyangkut masalah benar atau salah yang didasarkan
dalil atau hokum, prinsip dan pengetahuan (Salmiyati, 2016; Arikunto, 2016).
terhadap moral (Arikunto, 2016). Terdapat lima kategori utama afektif dari yang
penilaian atau pentingnya kita mengaitkan diri pada objek pada kejadian tertentu
nilai-nilai atau internalisasi nilai terjadi ketika perilaku siswa konsisten dan
dapat diprediksi seolah-olah itu sebagai gaya hidup dan menjadi ciri-ciri
dengan kerja otot yang dapat menggerakan tubuh (Arikunto, 2016). Ranah
dan kemampuan bertindak yang terdiri atas gerakan refleks, ketrampilan gerakan
E. Pembelajaran Daring
Guru dan siswa dapat bertukar informasi melalui penggunaan teknologi guna
daring dapat mempersingkat waktu guru ataupun siswa karena tidak perlu datang
ke sekolah. Selain itu dalam proses pemebelajaran siswa dapat mengakses bahan
1. WhatsApp
bertukar informasi. Dalam aplikasi ini dapat membuat grup untuk melancarkan
kita diskusi atau bertanya pada grup tersebut. Aplikasi ini sangat berguna
apalagi dalam masa pendemi covid-19. Banyak guru maupun siswa membuat
grup kelas dan berdiskusi mengenai mata pelajaran yang diajarkan (Naserly,
2020).
2. Google Classroom
untuk pembelajaran secara online. Aplikasi ini dapat memudahkan seorang guru
Seorang guru dapat membuat ruang kelas dan mengundang guru atau siswa
dengan mudah. Siswa dapat diundang melalui kode yang telah di bagikan oleh
guru. Setiap file dalam kelas yang dibuat oleh seorang guru dapat diimpor ke
dalam google drive. Melalui aplikasi ini guru dapat memantau kemajuan setiap
siswa, menilai secara langsung tugas yang dikerjakan siswa dan terdapat kolom
komentar untuk memudahkan siswa dan guru berkomunikasi. Aplikasi ini dapat
digunakan oleh semua perangkat seluler android atau iOS. Selain itu aplikasi ini
3. Zoom Meeting
Zoom Meeting atau Zoom Could Meeting merupakan sebuah aplikasi yang
secara langsung. Aplikasi ini dapat digunakan untuk meeting, belajar mengajar,
peserta sampai dengan 100, tersedia dalam berbagai perangkat, terdapat fitur-
fitur menarik seperti room chat, jadwal meeting, contact, recording, fitur on atau
off video dan suara, mendukung proses persentasi, memilki kualitas video dan
suara yang baik. Kelemahan dari zoom meeting tidak tersedia versi Bahasa
filsuf pada masa itu adalah orang-orang yang pertama kali mengemukakan
bahwa materi terbentuk dari partikel-partikel yang sudah tak tebagi yang
dinamai atom (yunani: atomos = tak terbagi). Namun Plato dan Aristoteles
mempunyai pendapat berbeda yaitu tidak ada yang tak terbagi lagi. Oleh
karena aristoteles termasuk orang yang sangat berpengaruh pada saat itu,
berabad- abad.
ketika ilmuan mencoba menjelaskan sifat-sifat gas. Meski tak terlihat, udara
dukungannya tentang keberadaan atom. Pada abad ke-18 para ilmuan mulai
melakukan pengukuran massa zat-zat yang terlibat dalam reaksi. Pada tahun
1774 Antoine Laurent Lavoisier menemukan bahwa dalam reaksi kimia tidak
massa. Kemudian pada tahun 1799, Joseph Louis Proust menyatakan bahwa
1) Atom merupakan bagian terkecil dari materi yang sudah tidak dapat
dibagi lagi.
2) Atom digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil, suatu unsur
berbeda.
yaitu:
1) Ternyata atom bukanlah sesuatu yang tak terbagi, melainkan terdiri dari
22
2) Meskipun mempunyai sifat yang sama, tetapi atom dari unsur yang
3) Dalam reaksi nuklir, atom dari unsur lain dapat diubah atom unsur lain
Portulat atom dalton yang diterima hingga sekarang yaitu atom adalah
unit pembangun dari segala macam materi, atom merupakan bagian terkecil
dari suatu unsur yang masih memiliki sifat yang sama dengan unsurnya,
dalam reaksi kimia atom-atom tidak dimusnahkan, tidak diciptakan, dan tidak
dapat diubah menjadi unsur lain. Reaksi kimia hanyalah penataan ulang
Kelemahan dari teori atom Dalton yaitu tidak menerangkan dayah antar
arus listrik suatu materi, tidak dapat menjelaskan perbedaan antara atom unsur
yang satu dengan atom unsur yang lainnya, tidak dapat menjelaskan cara
radiasi partikel yang bermuatan listrik negatif. Sifat dari sinar katode yaitu:
2) Sinar katode dapat memutar kincir yang menunjukkan bahwa sinar katode
23
disebut electron yang tersebar dalam atom. Teori atom ini terkenal dengan
lempang emas tipis dengan sinar alfa membuat Rutherord berfikir bahwa
partikel alfa tersebut pasti telah menabrak sesuatu yang sangat padat dalam
atom. Model Atom Rutherford yang menyatakan bahwa atom terdiri dari inti
atom yang sangat kecil dan bermuatan positif, dikelilingi oleh electron yang
Penghamburan sinar alfa oleh lempeng emas tipis dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1) Sebagaian besar partikel sinar alfa dapat tembus karena melalui daerah
hampa.
3) Partikel alfa yang menuju inti atom dipantulkan karena inti atom
menjelaskan mengapa electron tidak jatuh kedalam inti atom. Karena menurut
tabung katode ditutup dengan rapat, ternyata gas di belakang katode tetap
gelap. Namun, apabila tabung katode diberi lubang, gas dibelakang katode
menjadi berpijar atau terang. Sinar ini disebut dengan sinar anode atau sinar
positif, Partikel yang terdapat dalam sinar tersebut kemudian disebut dengan
proton.
keberadaannya telah diduga oleh aston sejak tahun 1919. Aston menemukan
spekrtometer massa, yaitu alat yang dpat dugunakan untuk menentukan massa
atom atau molekul. Aston menemukan bahwa atom-atom dari unsur yang
sama dapat mempunyai massa yang berbeda yang disebut isotop. Selain itu
ditemukan juga bahwa massa suatu atom ternyata tidak sama dengan jumlah
protonnya. Banyak atom yang memiliki massa sekitar dua kali massa
protonnya. Hal ini mengitentifikasi bahwa adanya partikel netral dalam suatu
atom. Selanjutnya pada tahun pada tahun 1930, W. Bothe dan H. Backer
menembaki inti berilium dengan partikel alfa dan permukaan suatu radiasi
25
membuktikan bahwa radiasi tersebut terdiri dari partikel netral yang massanya
hampir sama dengan massa proton. Oleh karena bersifat netral, partikel itu
Pada tahun 1913, Niels Bohr mengajukan suatu model atom untuk
1) Elektron mengelilingi inti atom pada lintasan yang stasioner yang disebut
orbit atau kulit. Walaupun electron bergerak cepat, tetapi electron tidak
Hal ini berarti elektron yang berputar mengelilingi inti atom mempunyai
2) Elektron dapat berpindah dari kulit yang satu kekulit yang lain dengan
dapat ditempati oleh maksimum 2n2 elektron, dimana n adalah nomor kulit.
26
yaitu apabila cahaya memiliki sifat pertikel maka partikel juga memiliki
Bentuk ruang dan energy dari gerakan electron ini disebut orbital. Orbital
secara tidak pasti ada dimana, akan tetapi electron berada pada orbital
electron memiliki keududukan dan tingkatan energi. Akan tetapi teori atom
(n), Bilangan Kuantum Azimut (l), dan Bilangan Kuantum Magnetik (m),
2. Bilangan kuantum
oleh Bohr disebut kulit atom. Makin besar nilai n, makin besar ukuran orbital
yang dihuni elektron itu. Seperti dalam model atom Bohr, n dapat bernilai
memiliki nilai yang bergantung pada nilai n dengan proporsi l= 0,1,2,.. (n-1).
Setiap kemungkinan nilai bilangan l diberi nama sebagai berikut. Untuk l=0,
atau juga menunjukkan adanya satu atau beberapa tingkat energi setingkat
mengelilingi inti, sama halnya seperti bumi yang berotasi pada sumbunya
pada spektrum pancaran yang seharusnya ada menurut teori yang berlaku.
dalam sebuah atom yang boleh memiliki bilangan kuantum yang sama.
Menurut asas ini, dua elektron dapat memiliki bilangan kuantum n, l, dan
m yang sama tetapi harus memiliki bilangan kuantum spin (s) yang berbeda.
Jadi asas ini membatasi jumlah elektron dalam tiap orbital. Tiap orbital
maksimum diisi oleh dua elektron dan keduanya harus memiliki rotasi yang
30
Suatu atom memiliki sifat dan massa yang khas satu sama lain. Dengan
penemuan partikel penyusun atom dikenal istilah nomor atom (Z) dan nomor
massa (A). Penulisan lambang atom unsur menyertakan nomor atom dan
A
ZX
Keterangan:
Nomor atom suatu unsur menyatakan jumlah proton yang terdapat dalam
inti atom. Karena atom bersifat netral, jumlah proton (muatan positif) dalam
atom sama dengan jumlah elektron (muatan negatif). Oleh karena itu, nomor
atom juga menyatakan jumlah elektron yang terdapat dalam atomnya. Artinya,
atom-atom dari unsur yang sama mempunyai jumlah proton yang sama tetapi
berbeda dari ato unsur lain. Nomor atom unsur- unsur dapat dilihat pada tabel
sistem periodik. Oleh karena suatu atom bersifat netral, maka jumlah elektron
31
sama dengan jumlah proton. Jadi, nomor atom juga menyatakan junmlah
Proton dan neutron mempunyai massa yang sama, yaitu masing- masing
sekitar 1 sma (massa proton = 1,0073 sma; massa neutron = 1,0087 sma),
sedangkan mass sebuah elektron sangat kecil, yaitu 5,487 x 10 -4 sma. Oleh
karena itu, massa sebuah atom praktis hanya ditentukan oleh massa proton dan
a. Isotop: atom-atom dengan nomor atom sama, tetapi memiliki nomor massa
berbeda. Akibatnya jumlah proton dan electron sama, tetapi tetapi jumlah
b. Isobar: atom-atom dengan nomor atom berbeda tetapi nomor massa sama.
c. Isoton: atom-atom dengan nomor atom dan nomor massa berbeda tetapi
32
4. Konfigurasi elektron
reaksi pembentukkan ikatan kimia dan dalam reaksi kimia yaitu elektron pada
kulit terluar atau elektron valensi. Jumlah elektron valensi suatu atom ditentukan
berdasarkan elektron yang terdapat pada kulit terakhir dari konfigurasi elektron
atom tersebut. Kulit atom dapat terisi elektron maksimum dengan rumus:
∑ 2(n2)
n = nomor kulit
berdasarkan kulit (konfigurasi bohr bury), konfigurasi ini biasanya berlaku untuk
33
golongan utama. Pengisian elektron pada kulit dimulai dari kulit yang paling
dekat dengan inti atom yaitu kulit yang memiliki energi paling rendah yaitu kulit
ke-3) dst. Jumlah kulit menunjukan periode dan electron valensi (EV)
a. Pengisian dimulai dari tingkat energi paling rendah ketingkat energi paling
Contoh:
Jawaban:
kuantum. Penulisan konfigurasi ini berdasarkan prinsif Aufbau, aturan Hund dan
dari lantai (subkulit) yang paling bawah diteruskan ke lantai yang lebih tinggi”
Aturan Hund menerangkan “Kamu harus mengisi tiap orbital dengan jumlah
elektron yang sama dan arah spin yang sama. Setelah itu ulangi dengan arah spin
yang berbeda. Pengisian electron – electron pada orbital s tidak sulit karena s
hanya memiliki sebuah kotak. Kesulitan baru muncul ketika electron – elktron
(a) (b)
Menurut Kaidah Hund, diagram orbital yang sesuai untuk 3p3 adalah (b)
Tentukan nilai bilangan kuantum yang mungkin untuk electron yang pada
keadaan dasar menempati orbital dengan tingkat energy tertinggi pada atom 16S
Jawab:
Orbital yang memiliki tingkat energy tetinggi, yaitu orbital 3p. Orbital ini
memiliki empat electron dengan energy yang sama. Nilai bilangan kuantum yang
METODE PENELITIAN
A. Definisi Konsepsional
yang belum bisa diukur. Definisi konsepsional dalam penelitian ini adalah:
2. Hasil belajar merupakan suatu pengetahuan yang diperoleh siswa yang diperoleh
pada akhir pembelajaran melalui suatu tes yang menyangkut bahan dalam
3. Gaya belajar adalah cara belajar yang paling disukai siswa dalam belajar,
sehingga siswa dapat menangkap dan memahami materi yang dipelajari dengan
4. Materi struktur atom merupakan materi dasar yang perlu dipahami siswa kelas
X. Materi ini menekankan pada konsep dan mempelajari susunan atom yang
B. Definisi Operasional
dengan cara memberikan suatu arti atau mendefinisikan yang di perlukan untuk
1. Hasil belajar siswa dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif siswa yang
diperoleh dari nilai post-test dan ulangan harian setelah diajar menggunakan
36
zoom meeting dan google classroom. Soal post-test dan ulangan harian disusun
2. Gaya belajar VAK dikelompokan kedalam tiga jenis yaitu visual (penglihatan),
1. Populasi
2. Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 3 kelas yaitu siswa
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan agustus 2020 di sekolah SMA Negeri
1 Tanjung Palas Utara jalan Kemuning Desa Karang Agung Kecamatan Tanjung
E. Jenis Penelitian
berdasarkan gaya belajar VAK pada pembelajaran daring materi struktur atom pada
tahun 2020.
37
F. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini terdiri dari 3 tahap yaitu (1) tahap persiapan, (2) tahap
pelaksanaan, (3) tahap penyelesaian. Tahap-tahap yang dilakukan oleh peneliti pada
1. Tahap persiapan
yang diperlukan untuk pembelajaran pada materi yang akan diajarkan yaitu
yaitu:
2) Soal post-test dan soal ulangan harian yang digunakan untuk mengetahui
e. Peneliti membuat link soal post-test, link soal ulangan harian dan link angket
gaya belajar.
2. Tahap Pelaksanaan
classroom.
telah ditentukan.
f. Setelah siswa menyerahkan jawaban soal post-test guru menilai hasil kerja
3. Tahap Penyelesaian
a. Pengelohan Data
Data kuantitatif diperoleh dari nilai post-test dan ulangan harian yang diolah
secara statistik.
Data yang telah diolah secara statistik dianalisis secara mendalam untuk
diajukan.
39
c. Penarik Kesimpulan
G. Skema Penelitian
Merumuskan masalah
Masalah
Menganalisis solusi
Solusi
Melaksanakan
Tes
Menganalisis data
Data
Dibahas
1. Teknik Survey
pertanyaan pada responden. Alat yang digunakan adalah angket. Angket adalah
daftar pertanyaan atau pernyataan yang harus direspon oleh responden. Angket
digunakan untuk mendapatkan data atau informasi tentang gaya belajar siswa.
menggunakan angket gaya belajar. Angket ini terdiri dari 30 butir pernyataan
2. Teknik tes
Teknik tes digunakan untuk mendapatkan hasil belajar siswa yang terdiri
b. Ulangan Harian
Ulangan harian yaitu tes yang dilakukan setelah seluruh sub materi yang
diajarkan. Bentuk soal ulangan harian adalah soal pilihan ganda yang dibuat
berdasarkan seluruh indikator yang ingin dicapai pada materi struktur atom.
41
J. Instrument Penelitian
Indikator dalam angket gaya belajar pada penelitian mengacu pada teori
dan ciri-ciri gaya belajar menurut Bobby de Poter dan Mike Hernacki. Berikut
Post-test yang dilakukan mengacu pada materi kelas 1 buku erlangga yaitu
3. Ulangan Harian
a. Menjumlahkan skor pernyataan yang dipilih siswa pada lembar angket, yang
terdiri atas tiga aspek gaya belajar (visual, auditorial, kinestetik). Dimana,
penentuan gaya belajar siswa ditentukan dari jumlah paling banyak yang
dipilih untuk setiap kategori gaya belajar baik visual, auditori, atau
yang dominan dipakai oleh siswa tersebut. Contoh penentuan gaya belajar
dominan yang dipakai X01 dalam angket gaya belajar X01 menjawab dengan
adalah visual. Apabila terdapat skor tertinggi yang sama dalam dua gaya
belajar maka siswa tersebut memiliki gaya ganda. Contoh X02 memiliki skor
mengetahui jenis gaya belajar siswa kelas X di SMAN 1 Tanjung Palas Utara
berdasarkan persentase yang diperoleh dari ketiga aspek gaya belajar yang
Keterangan:
n = Jumlah siswa yang diperoleh pada satu kategori gaya belajar (Visual, atau
Auditorial, atau Kinestetik)
N = Jumlah siswa yang diperoleh dari ketiga kategori gaya belajar (Visual,
Auditorial dan Kinestetik)
% = Persentase gaya belajar siswa (Visual, atau Auditorial, atau Kinestetik X
SMA Negeri 1 Tanjung Palas Utara pada pembelajaran Kimia.
2. Post-test
Untuk mengolah hasil post-test yaitu soal essay sebanyak 10 soal, menggunakan
rumus berikut:
Skor
P= x 100
Jumlah skor maksimum
3. Ulangan harian
Untuk mengolah hasil ulangan harian dengan jenis soal pilihan ganda yang
dan ulangan harian. Nilai akhir siswa diambil melalui hasil post-test siswa untuk
setiap kali pertemuan dan hasil evaluasi terakhir (hasil ulangan harian) pokok
nilai untuk setiap kali pertemuan yaitu masing-masing 25% untuk tes tertulis
(post-test) pada pertemuan I dan II dan 50% untuk tes akhir (ulangan harian).
berikut:
46
Keterangan:
HB = Hasil Belajar
P = Post-test
UH = Ulangan harian
K. Teknik Analisis Data
Data yang dianalisis dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis data yang
sebelumnya telah diolah berdasarkan teknik pengolahan data. Data pertama adalah
lembar angket gaya belajar yang diisi oleh siswa yang bertujuan untuk mengetahui
analisis persentase dengan rumus yang terdapat pada teknik pengolahan data.
Analisis angket gaya belajar bertujuan untuk mengetahui jenis gaya belajar siswa
diperoleh dari aspek gaya belajar yang digunakan oleh siswa dalam pembelajaran
Kimia.
Data kedua adalah hasil belajar siswa yaitu hasil belajar kognitif siswa yang
diperoleh dari nilai post-test 1, post-test 2 dan ulangan harian. Soal-soal yang
diberikan disusun berdasarkan indikator materi struktur atom. Nilai akhir atau hasil
harian. Data yang diperoleh dari pengolahan hasil belajar siswa dikategorikan
berdasarkan skala kategori kemampuan dengan 4 kategori yaitu sangat baik, baik,
cukup, kurang, dan sangat kurang. Adapun skala kategori kemampuan menurut
Dari data yang telah dikategorikan kedalam skala kategori kemampuan hasil
tipe gaya belajar kemudian ditafsirkan sebaran tersebut menggunakan kriteria yang
∑𝑋
Sebaran Siswa (%) = ∑ 𝑌 x 100%
Keterangan:
∑X = jumlah siswa pada setiap kategori hasil belajar
∑Y = jumlah total siswa
Tabel 3.5 Tafsiran Persentase Sebaran Siswa
Persentase (%) Tafsiran Kualitatif
0 Tidak Ada
0 – 25 Sebagian Kecil
26 – 49 Hampir Separuhnya
50 Separuhnya
51-75 Sebagian Besar
76-99 Hampir Seluruhnya
100 Seluruhnya
BAB IV
A dan terletak di jalan Kemuning Desa Karang Agung Kecamatan Tanjung Palas
ruang uks, 1 ruang koperasi, 1 ruang pertemuan. Jumlah siswa disekolah ini
B. Hasil Penelitian
seseorang mendapatkan sebuah informasi yaitu gaya belajar visual, auditori dan
Hasil belajar dalam penelitian ini merupakan hasil belajar kognitif yang
diperoleh dari hasil post-test 1, post-test 2 dan ulangan harian. Siswa yang
mendapatkan hasil belajar dengan nilai tertinggi yaitu siswa dengan gaya belajar
visual-kinestetik, kemudian diikuti oleh siswa yang memiliki gaya belajar visual
dan siswa dengan gaya belajar kinestetik sedangkan hasil belajar terendah
diperoleh siswa dengan gaya belajar auditori. Nilai rata-rata hasil belajar dapat
baik, cukup, kurang sangat kurang dan dilihat sebaran kemampuan siswa
berdasarkan nilai post-test dan ulangan harian tersebut. Berdasarkan gaya belajar
siswa dalam penelitian ini terdapat 4 gaya belajar yaitu gaya belajar
Siswa dengan gaya belajar visual pada pertemuan 1 terdapat sebagian kecil
siswa mendapatkan nilai post-test 1 dengan kategori sangat baik dan kategori
50
baik, dan sebagian besar siswa mendapatkan nilai dengan kategori cukup. Pada
kategori baik dan sebagian besar siswa mendapatkan nilai dengan kategori
cukup. Pada ulangan harian sebagian besar siswa mendapatkan nilai dengan
kategori cukup dan hampir separuh siswa mendapatkan nilai dengan kategori
visual:
Siswa dengan gaya belajar auditori pada pertemuan 1 sebagian kecil siswa
menjawab soal dengan kategori baik dan sebagian besar siswa menjawab soal
menjawab soal dengan kategori baik dan sebagian besar siswa menjawab soal
dengan kategori cukup. Pada ulangan harian hampir seluruh siswa dapat
menjawab soal dengan kategori baik dan sebagian besar nilai siswa termasuk
51
belajar auditori:
kecil siswa mendapatkan nilai post-test 1 dengan kategori sangat baik, hampir
separuh siswa mendapatkan nilai dengan kategori baik, dan sebagian besar siswa
siswa mendapatkan nilai post-test 2 dengan kategori sangat baik, sebagian kecil
siswa mendapatkan nilai dengan kategori baik dan sebagian besar siswa
mendapatkan nilai dengan kategori cukup. Pada ulangan harian sebagian besar
mendapatkan nilai dengan kategori sangat baik dan kategori baik. Berikut
sebagian kecil siswa mendapatkan nilai post-test 1 dengan kategori sangat baik,
separuh siswa mendapatkan nilai dengan kategori baik, dan hampir separuh
separuhnya siswa mendapatkan nilai dengan kategori baik dan sebagian kecil
siswa mendapatkan nilai dengan kategori cukup. Pada ulangan harian hampir
separuhnya siswa mendapatkan nilai dengan kategori sangat baik, sebagian kecil
siswa mendapatkan nilai dengan kategori baik dan hampir separuh siswa
C. Pembahasan
gaya belajar yang biasa digunakan yaitu visual, auditori dan kinestetik. Setiap
biasanya memiliki salah satu gaya belajar dominan tapi tidak menutup
kemungkinan siswa tersebut memiliki gaya belajar lebih dari satu (Mar'ah,
2016). Hal ini tergantung kepada kebiasaan siswa yang sering digunakan untuk
siswa X02 cenderung suka belajar dengan gambar dan praktikum langsung atau
belajar sambil bergerak berarti siswa tersebut memiliki gaya belajar lebih dari
satu yaitu gaya belajar visual dan kinestetik. Untuk hasil penelitian ini dapat
Utara yang ada pada Tabel 4.1 dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut ini:
VK,16.9
%
K,25.3%
V,49.3%
A,8.5%
2020 sesuai dengan Gambar 4.1 terlihat lebih banyak menggunakan gaya
belajar visual (V) yang berarti sebagian besar siswa kelas X lebih suka belajar
menggunakan indra penglihatan lebih suka belajar dengan cara melihat gambar,
grafik, symbol, poster, slide atau peta konsep selama proses pembelajaran.
Selain itu siswa dengan gaya belajar visual lebih suka membaca sendiri. Sebuah
slide yang berisikan materi berbentuk teks dan berisikan gambar-gambar yang
mendukung materi yang dipelajari dapat membantu siswa visual belajar dengan
rapi dan teratur, tidak terganggu dengan keributan, dan selama pembelajaran
(Wulandari, 2011). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilaksanakan bahwa
55
menggunakan gaya belajar ini yang berarti sebagian siswa di kelas X suka
belajar dengan cara bergerak atau mengutamakan indera perasa. Pada penelitian
siswa bebas bergerak mencari posisi ternyaman untuk digunakan pada saat
belajar. Siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik cenderung belajar dengan
gerakan dan sentuhan. Siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik lebih mudah
di kelas X ini yang berarti sebagian kecil siswa kelas X dominan memiliki cara
belajar dengan indra penglihatan dan indra perasa. Pada penelitian ini siswa
diberikan materi berupa teks dan gambar yang dapat membantu siswa untuk
penelitian ini dilakukan secara daring melalui zoom meeting sehingga dapat
kenyamanan pada saat siswa belajar untuk memahami materi yang diberikan.
ini. Siswa dengan gaya belajar ini belajar dengan mengutamakan indra
audio yang dapat didengarkan sehingga membantu siswa yang memiliki gaya
belajar auditori untuk belajar dengan cara mendengarkan audio tersebut. Hal ini
dapat mempermudah siswa auditori belajar dengan baik. Hal ini karena siswa
meeting. Bagi mereka telinga merupakan alat indra yang berperan penting dalam
belajar. Telinga terdiri atas daun telinga, lubang telinga, gendang pendengar,
sebuah informasi melalui getaran pada tulang pendengar atau palu, paron,
sanggurdi. Telinga itu sendiri berlika-liku, terdapat rumah siput dan tiga buah
perangsang suara pada kulit otak yang kemudian dapat diterima otak dan diolah
a. Pertemuan 1
atom. Materi ini merupakan materi yang mempelajari tentang sejarah mula-
mula teori atom mulai terbentuk hingga teori atom yang terbaru pada saat ini
yaitu teori atom modern. Materi ini merupakan materi yang menekankan pada
untuk mendapatkan hasil belajar yang baik siswa perlu fokus pada materi dan
mengingatnya. Hasil belajar siswa pada pertemuan ini dapat dapat diperoleh
dari nilai rata-rata post-test 1. Berdasarkan Tabel 4.2 terdapat nilai rata-rata
post-test 1 yang dapat dilihat lebih jelas dalam Gambar 4.2 berikut ini:
80 78.3
78
Nilai rata-rata post-test 1
76
74
71.7 71.7
72
70 68.3
68
66
64
62
Visual Auditori Kinestetik Visual-Kinestetik
dibandingkan dengan siswa lain yaitu 78.3. Diurutan kedua terdapat siswa
dengan gaya belajar visual dan siswa dengan gaya belajar kinestetik yang
mendapatkan nilai rata-rata yang sama yaitu 71.7. Pada urutan ketiga
diperoleh siswa dengan gaya belajar auditori dimana siswa ini mendapatkan
Siswa dengan gaya belajar visual memiliki nilai rata-rata 71.7 nilai ini
termasuk kategori cukup. Hal ini dapat dilihat pada sebaran kemampuan siswa
cukup. Berarti Sebagian besar siswa visual mendapatkan nilai pada post-test
1 pada rentang nilai 60 sampai dengan 74. Meskipun sebagian besar siswa
58
mendapatkan nilai dengan kategori cukup tetapi terdapat sebagian kecil siswa
yang mendapatkan nilai dengan kategori sangat baik dan kategori baik. Hal
ini berarti terdapat siswa visual yang dapat menjawab soal dengan baik dan
juga terdapat siswa yang belum bisa menjawab soal dengan baik. Nilai yang
didapatkan siswa tidak lepas dari pengaruh proses pemahaman siswa dalam
pembelajaran berlangsung.
mengakomodir siswa visual untuk belajar melalui power point yang berisikan
gambar materi. Slide pada power point ini bermaksud untuk memfokuskan
yang banyak memahami teori-teori yang telah ada. Terdapat 5 model atom
yang dipelajari dimana pada saat pembelajaran siswa dapat melihat power
point berisikan gambar kelima model atom tersebut. Gambar dalam power
Pada Gambar 4.3 slide pertama terdapat gambar dan tulisan yang
akan dipelajari. Hal ini mulai memfokuskan siswa gaya belajar visual untuk
fokus terhadap materi atau gambar di layar hanphone (hp). Pada slide kedua
terdapat gambar ringkasan perkembangan teori atom. Hal ini membantu siswa
dengan cara melihat gambar merupakan cara termudah siswa visual untuk
visual perlu peta konsep atau ringkasan berupa suatu gambar untuk
Pada saat siswa melihat slide seperti Gambar 4.4 dapat membantu
secara dua dimensi. Siswa visual lebih mudah mencerna materi pembelajaran
dengan cara belajar melihat gambar (Ludjie, 2014). Proses pembelajaran yang
telah disusun dapat membantu siswa untuk belajar melalui indra penglihatan.
mudah namun terdapat beberapa kendala yang diluar dugaan pada saat
visual pada saat penerimaan materi. Sehingga secara tidak langsung dapat
ini dapat menjadi salah satu faktor siswa dengan gaya belajar visual
percobaan yang dilakukan oleh beberapa ilmuan tersebut. Pada materi ini
tidak terdapat praktikum ataupun benda yang dapat disentuh mewakili materi
secara daring maka secara tidak langsung siswa diberi kebebasan untuk
cenderung susah untuk berdiam diri sehingga perlu kebebasan bergerak dalam
pertemuan 1 lebih menekankan konsep pada gambar dan cerita melalui audio
zoom meeting sehingga siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik atau
Sehingga siswa dengan gaya belajar kinestetik belum mampu belajar secara
kategori sangat baik dan hampir separuh siswa kinestetik mendapatkan nilai
dengan kategori baik. Berarti dalam pembelajaran daring ini terdapat siswa
daring ini dapat membantu siswa kinestetik mencari posisi ternyaman untuk
sedikit membantu siswa gaya belajar visual dan siswa dengan gaya belajar
kinestetik untuk mempelajari materi kimia. Secara tidak langsung juga dapat
mendukung siswa dengan gaya belajar lebih dari satu yaitu siswa yang
melihat gambar atau bahkan menunjuk tulisan yang terdapat dalam layar hp.
Dalam pembelajaran untuk siswa visual dapat melalui pemberian gambar dan
menunjuk bacaan yang ada, untuk memberikan pengalaman belajar yang baik
bagi mahasiswa yang memiliki gaya belajar lebih dari satu maka dapat
2014). Hal ini berarti apabila terdapat siswa dengan gaya belajar gabungan
penelitian ini memiliki nilai rata-rata yaitu 78.3 nilai ini termasuk kedalam
kategori baik. Bisa dilihat dalam sebaran kemampuan siswa dimana separuh
pertemuan 1 dengan kategori baik. Hal ini berarti separuh siswa visual-
dengan gaya belajar ini belajar dengan mudah. Hal ini dibuktikan dengan hasil
belajar siswa yang mendapatkan kategori baik dan sesuai dengan yang
diinginkan.
contoh pada Gambar 4.5 terlihat siswa wajib mengaktifkan fitur video dan
menonaktifkan audio. Hal ini bertujuan untuk melihat keberadaan siswa pada
saat belajar. Siswa boleh mengaktifkan audio hanya pada saat siswa ingin
meeting. Hal ini membantu siswa yang memiliki gaya belajar auditori untuk
belajar dengan cara mendengarkan melalui audio pada room zoom meeting
tersebut. Sesuai dengan penelitian (Ludjie, 2014) siswa auditori lebih mudah
64
belajar dengan cara mendengarkan. Hal ini berarti dalam penelitian yang
dilakukan telah mendukung siswa dengan gaya belajar auditori untuk belajar
dengan mudah.
Siswa yang memiliki gaya belajar auditori pada penelitian ini memiliki
kategori belajar cukup. Hal ini berarti hampir seluruh siswa mendapatkan nilai
dengan rentang 60 sampai dengan 74. Nilai tersebut didapatkan karena siswa
baik. Sebagian kecil siswa auditori dalam penelitian ini mendapatkan kategori
belajar baik. Hal ini menandakan bahwa terdapat siswa auditori yang dapat
disampaikan.
dalam penelitian ini yaitu faktor lingkungan siswa. Pada saat proses
dengan salah satu keluarganya. Hal ini dapat memecahkan fokus siswa
fitur record dalam zoom meeting, sehingga siswa auditori tidak dapat
mengulang-ulang materi yang telah disampaikan oleh guru. Selain itu masih
belajar auditori mudah sekali terganggu fokusnya oleh suara musik atau
bahwa siswa dengan gaya belajar auditori mudah sekali terganggu dengan
mengakomodir siswa auditori untuk belajar melalui fitur audio pada room
b. Pertemuan 2
elektron, bilangan kuantum, isotop, isobar, isoton. Pada pertemuan ini siswa
nilai rata-rata post-test 2. Berdasarkan Tabel 4.2 terdapat nilai rata-rata post-
test 2 yang dapat dilihat lebih jelas dalam Gambar 4.6 berikut ini:
80 79.2
78 76.7
Nilai rata-rata post-test 2
76
73.7
74
72
70
70
68
66
64
Visual Auditori Kinestetik Visual-Kinestetik
kinestetik mendapatkan nilai rata-rata tertinggi yaitu 79.2 nilai ini termasuk
kategori baik. Diurutan kedua terdapat siswa dengan gaya belajar kinestetik
mendapatkan nilai rata-rata 76.7 nilai ini termasuk kedalam kategori baik.
Selanjutnya siswa dengan gaya belajar visual mendapatkan nilai rata-rata 73.7
dan gaya belajar auditori dengan nilai rata-rata 70.0 kedua nilai tersebut
cukup. Dilihat dari sebaran kemampuan siswa visual pada pertemuan kedua
sebagian besar siswa visual belum mampu menjawab soal dengan baik. Tetapi
terdapat sebagian kecil siswa visual dapat menjawab soal dengan sangat baik
dan hampir separuhnya dapat menjawab soal dengan baik. Hal ini berarti
terdapat beberapa siswa visual yang memahami materi secara baik dan masih
terdapat siswa visual yang masih kurang memahami materi pertemuan kedua
Pada saat proses pembelajaran terjadi tanya jawab mengenai soal yang
ditanyakan siswa kepada gurunya seperti terlihat pada Gambar 4.7 guru
menanyakan kepada siswa yang lain apakah terdapat siswa yang bisa
gambar melalui slide yang diberikan dan dapat juga melihat video cara guru
mengajar karena guru juga mengaktifkan fitur video saat mengajar. Hal ini
bermaksud untuk membantu siswa yang belajar dengan gaya belajar visual
memusatkan perhatian kepada slide yang berisi gambar dan tulisan sehingga
guru saat mengajar. Belajar dengan cara memandangi dan mengamati suatu
68
pada Gambar 4.8 ini ditunjukan bagi siswa yang suka melihat gambar dalam
menuliskan urutan konfigurasi elektron, ini ditunjukan bagi siswa yang suka
mendukung siswa yang memiliki gaya belajar visual untuk belajar secara
maksimal. Jadi dalam pembelajaran daring ini siswa dapat melihat gambar
materi melalui kertas yang ada dihadapannya. Pada pertemuan kedua siswa
konfigurasi elektron sesuai dengan arahan yang diberikan oleh guru. Hal ini
dengan cara mengingat arah gerakan yang diberikan untuk menulis urutan
kategori baik yang berarti siswa yang memiliki gaya belajar ini mampu
menjawab soal dan memahami materi dengan baik. Terdapat siswa visual dan
siswa kinestetik dalam pertemuan ini dapat belajar dengan baik melalui
pembelajaran daring ini. Hal ini secara tidak langsung siswa visual-kinestetik
mendapatkan kategori belajar yang baik. Hal ini didukung dengan sebaran
kategori belajar baik. Hal ini berarti separuh dari siswa dengan gaya belajar
menjawab soal dengan baik berarti telah memahami materi yang diberikan
lebih suka belajar dengan cara melihat sambil bergerak bebas atau belajar
Hal ini dapat membantu siswa yang mempunyai gaya belajar visual-kinestetik
dengan kategori yang baik dilihat dari sebaran kemampuan separuh siswa
dibandingkan dengan siswa auditori hal ini dibuktikan dengan nilai siswa
pada gaya belajar tersebut mendapatkan nilai diatas nilai siswa auditori. Siswa
belajar cukup yang artinya sebagian besar siswa ini belum mampu menjawab
soal secara keseluruhan dengan baik. Tetapi hampir separuh siswa auditori
mampu menjawab soal dengan baik yang artinya masih terdapat siswa yang
indra pendengarannya. Pada saat proses penyampaian materi oleh guru siswa
dengan siswa yang memilki gaya belajar lainnya. Selain itu dalam
dapat mempersulit siswa mengingat materi yang disampaiikan. Hal ini dapat
menjadi faktor utama yang dapat membuat siswa auditori kurang memahami
siswa auditori juga mudah sekali terpecah perhatiannya (Sari A. K., 2014).
c. Hasil belajar
Secara keseluruhan nilai siswa dapat dilihat dari hasil belajar yang
didapatkan. Berdasarkan Tabel 4.2 terdapat nilai rata-rata hasil belajar yang
82
79.5
80
Nilai rata-rata HB
78
76
73.9 73.7
74
72 70.7
70
68
66
Visual Auditori Kinestetik Visual-Kinestetik
Hasil belajar siswa terlihat pada Gambar 4.9 siswa dengan gaya
belajar visual-kinestetik memiliki hasil belajar yang lebih tinggi pada semua
pertemuan dibandingkan dengan siswa dengan gaya belajar yang lain yaitu
79.5. Hal ini sejalan dengan nilai rata-rata siswa yang didapatkan disetiap
pertemuan dimana siswa dengan gaya belajar ini mendapatkan kategori yang
baik dalam semua pertemuan. Hal ini dikarenakan siswa yang memiliki
gerakan sehingga lebih banyak kesan yang dapat diingat siswa dalam belajar.
Urutan kedua hasil belajar siswa gaya belajar visual memiliki hasil
belajar 73.9 termasuk kategori cukup. Diurutan ketiga terdapat siswa yang
memiliki gaya belajar kinestetik dengan hasil belajar 73.7 termasuk kedalam
kategori cukup. Siswa yang memiliki gaya belajar auditori memiliki hasil
akan dipelajari telah dibagikan kepada siswa. Hal ini bertujuan agar siswa
menyusaikan diri.
banyak siswa yang perlu menyusaikan diri dengan proses pembelajaran yang
tidak dilakukan secara tatap muka. Siswa yang mempunyai gaya belajar
tatap muka yang telah berlangsung sekian lama di Indonesia dapat menjadi
digunakan di kelas.
Tanjung Palas Utara sehingga banyak siswa yang mengeluh karena kurang
disampaikan. Selain itu dalam materi struktur atom tidak terdapat kegiatan
PENUTUP
A. Kesimpulan
rata-rata hasil belajar tertinggi yaitu 79.5 sedangkan siswa dengan gaya belajar
visual memiliki rata-rata hasil belajar 73.9 siswa dengan gaya belajar kinestetik
memiliki rata-rata hasil belajar 73.7 dan yang terakhir siswa dengan gaya
B. Saran
sebagai berikut:
1. Hasil penelitian ini dapat dirujukan sebagai bahan informasi bagi guru
2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan bagi guru untuk mengatasi
Sundayana. (2016). Kaitan antara Gaya Belajar, Kemandirian Belajar, dan. Jurnal
Mosharafa, 5.
Susilo, J. (2006). Gaya Belajar Menjadikan Makin Pintar. Yogyakarta: PINUS.
Thobroni, M., & Arif, M. (2013). Belajar dan Pembelajaran (Pengembangan
Wacan dan Praktik Pembelajaran dalam pembangunan Nasional).
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Widayanti, F. D. (2013). Pentingnya mengetahui gaya belajar siswa dalam kegiatan
pembelajaran di kelas. ERUDIO, 2(1), 8.
Widya, A. (2013). Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran
Mengelola Peralatan Kantor Terhadap Hasil Belajar. Jurnal UNESA, 2, 13.
Wulandari, R. (2011). Hubungan Gaya Belajar Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa
Semester IV Program Study D Kebidananan Universitas Sebelas Maret.
Jurnal Resmadaska.
79
I. Identitas Diri
Nama :
Kelas :
Tanggal :
II. Petunjuk
1. Isilah dengan tanda (√) untuk pernyataan yang sesuai dengan diri anda:
TP = Tidak pernah;
P = Pernah
KK = Kadang-kadang;
S = Sering
SS = Sangat sering
2. Tidak ada jawaban yang benar atau salah, semua pilihan adalah benar,
harus diisi dengan sejujurnya.
3. Setelah selesai angket dapat dikumpulkan kembali.
No Pernyataan TP P KK S SS
No Pernyataan TP P KK S SS
No Pernyataan TP P KK S SS
A. Kompetensi Inti
KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban lain
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya
disekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
Pertemuan 1
Kompetensi Dasar dari KI 3
3.2 Menganalisis perkembangan model atom dari model atom Dalton, J.J.
Thomson, Rutherford, Niels Bohr, dan Mekanika Kuantum
Indikator Pencapaian Kompetensi
Pertemuan 2
Kompetensi Dasar dari KI 3
3. 3 Menjelaskan konfigurasi elektron dan pola konfigurasi elektron terluar
untuk setiap golongan dalam tabel periodik.
Indikator Pencapaian Kompetensi
3.3.1 Menentukan jumlah proton, elektron, dan neutron suatu atom unsur
berdasarkan nomor atom dan nomor massanya
3.3.2 Menentukan isotop, isobar, dan isoton beberapa unsur.
3.3.3 Menentukan empat jenis bilangan kuantum pada suatu unsur atom
3.3.4 Membedakan orbital-orbital s, p, d dan f
3.3.5 Menentukan konfigurasi elektron.
C. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan 1
1. Siswa dapat menjelaskan perkembangan teori atom.
2. Siswa dapat menjelaskan kelemahan dan kelebihan dari masing-masing
teori atom
Pertemuan 2
1. Siswa dapat menentulan keempat bilangan kuantum.
2. Siswa dapat menentukan jumlah proton, electron dan neutron suatu atom.
3. Siswa dapat menentukan isotop, isobar, dan isoton beberapa unsur.
4. Siswa dapat membedakan orbital-orbital s, p, d dan f
5. Siswa dapat menentukan konfigurasi elektron berdasarkan teori atom
Bohr dan teori atom modern menurut aturan penulisannya.
D. Materi Pembelajaran
Pertemuan 1 Pertemuan 2
1. Teori atom Dalton. 1. Partikel penyusun atom
2. Teori atom Thomson. 2. Isotop, isobar, dan isoton
3. Teori atom Rutherford. 3. Bilangan kuantum
4. Teori atom Niels Bohr. 4. Konfigurasi elektron
5. Teori atom Mekanika
Kuantum.
E. Strategi Pembelajaran
Metode: Tanya jawab dan diskusi
84
Pertemuan 2
Kegiatan Deskripsi Pembelajaran Alokasi
Pembelajaran Waktu
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
1 C 4 11 A 4 21 C 4
2 B 4 12 B 4 22 E 4
3 A 4 13 A 4 23 B 4
4 D 4 14 D 4 24 C 4
5 C 4 15 B 4 25 A 4
6 C 4 16 B 4 26 C 4
7 B 4 17 C 4 27 E 4
8 B 4 18 D 4 28 C 4
9 C 4 19 E 4 29 A 4
10 D 4 20 E 4 30 D 4
1 Menjelaskan awal 1 Hal-hal yang berhubungan dengan teori atom pada zaman Demokritus, kecuali E
mula perkembangan
a. Tanpa data hasil eksperimen
teori atom, postulat
Dalton, Kelemahan b. Penggunaan logika filsafat
dan kelebihan model c. Dinyatakan pada massa Yunani kuno
d. Opini logika filsuf
atom Dalton.
e. Berhubungan dengan penemuan listrik
2 Suatu atom tergolong ke dalam materi. Hal ini didasarkan kepada …. D
4 Thomson menguji sinar katoda dengan menempatkan plat logam bermuatan negative c
dan positif, hasil percobaan adalah….
a. Sinar katoda ditarik oleh plat negative dan ditolak oleh plat positif
b. Sinar katoda bisa ditarik oleh plat positif dan bisa ditarik oleh plat negative
c. Sinar katoda ditolak oleh plat positif dan ditarik oleh plat negative
d. Sinar katoda tidak terpengaruh plat positif tetapi ditarik oleh plat negative
3 Menjelaskan 5 Perhatikan partikel berikut! b
perkembangan model
1. Proton 2. Neutron 3. Electron
atom Rutherford,
partikel penyusun inti Menurut konsep atom Chadwick, manakah yang termasuk kedalam partikel inti atom?
atom, kelemahan dan a. 1
kelebihan model atom b. 1 dan 2
Rutherford. c. 1,2 dan 3
d. 1 dan 3
e. 2 dan 3
6 Perhatikan pernyataan berikut: c
a. 1 dan 2
b. 2 dan 3
c. 2 dan 4
d. 1 dan 4
e. 3 dan 4
4 Menjelaskan 7 Kelemahan dari teori atom Niels Bohr adalah … C
perkembangan
model atom Niels a. Tidak dapat menjelaskan spektrum unsur hidroogen
Bohr, kelemahan dan b. Bertentangan dengan hokum -hukum fisika klasik Maxwell
c. Tidak dapat menentukkan posisi electron dengan pasti
kelebihan model
atom Bohr. d. Bertentangan dengan teori atom Dalton bahwa atom-atom suatu unsur identic
e. Tidak dapat menentukan perubahan energi pada perpindahan electron dalam
atom
8 Perhatikan pernyataan berikut … c
4. Elektron dalam atom bergerak mengelilingi inti pada lintasan tertentu dengan
tidak memancarkan energi
Yang merupakan teori atom Niels Bohr adalah….
a. 1,2 dan 3
b. 1 dan 3
c. 2 dan 4
d. 4
e. 1,2,3,4
5 Menjelaskan 9 Menurut salah satu ilmuan ada yang menyatakan bahwa tidak mungkin menentukan c
perkembangan model posisi dan momentum electron secara akurat berbarengan. Elektron dapat memiliki
atom Mekanika momentum karena….
Gelombang
a. Memiliki massa dan muatan
b. Memiliki muatan dan bergerak dengan kecepatan
c. Memiliki massa dan bergerak dengan kecepatan
d. Memiliki muatan dan berukuran kecil
e. Memiliki massa dan bermuatan kecil
10 Kulit-kulit atom bukan merupakan kedudukan yang pasti dari suatu electron, melainkan A
hanya suatu kebolehjadian ditemukannya electron. Pernyataan ini dikemukakan oleh …
a. Werner Heisenberg
b. Niels Bohr
95
c. Rutherford
d. Thomson
e. Goldstein
96
e. 58
12𝑀𝑛
3 Menentukan empat jenis bilangan 7 Perhatikan deretan bilangan kuantum dibawah ini! b
1
kuantum pada suatu unsur atom 1. n=3; l=0; m=0; s=+2
1
2. n=3; l=1; m=0; s=+2
1
3. n=3; l=0; m=0; s=-2
1
4. n=3; l=2; m=0; s=+2
Manakah deretan bilangan kuantum yang sesuai dengan electron 3p?
a. 1
b. 2
c. 3
d. 1 dan 2
e. 1 dan 3
5 Menentukan konfigurasi elektron 9 Bilangan kuantum electron terakhir unsur X adalah n=3; l=2; m=-2; s=- c
1
maka konfigurasi untuk X adalah ….
+3
2
a. 1s2 2s2 2p6 3s23p63d94s2
b. 1s2 2s2 2p6 3s23p63d5
c. 1s2 2s2 2p6 3s23p63d6
d. 1s2 2s2 2p6 3s23p63d9
e. 1s2 2s2 2p6 3s23p63d64s2
1 Menjelaskan awal 1 Perkembangan teori atom dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan. Salah satu C
mula perkembangan penemuan ilmu pengetahuan yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan teori
teori atom, postulat atom adalah penemuan ….
Dalton, Kelemahan
dan kelebihan model a. Bola lampu
b. Magnet
atom Dalton.
c. Listrik
d. Mesin diesel
e. Mesin uap
2 Prinsip dasar atom menurut Demokritus sesuai dengan pernyataan dibawah ini, kecuali.. B
12 Elektron dapat berpindah dari suatu lintasan ke lintasan yang lain sambal menyerap atau B
meancarkan energi. Teori ini merupakan penyempurnaan teori atom Rutherford yang
diikemukakan oleh …
a. Becquerel
b. Bohr
c. Dalton
d. Rotgen
e. Thomson
5 Menjelaskan 13 Perhatikan pernyataan berikut: A
perkembangan model
atom Mekanika 1. Gerakan electron memiliki sifat gelombang sehingga lintasannya tidak stasioner
2. Bentuk dan ukuran orbitalnya bergantung pada harga dari ketiga bilangan
Gelombang
kuantumnya
3. Atom terdiri dari inti atom yang mengandung pproton dan neutron, dan electron
yang mengitari inti atom pada orbital-orbitalnya
4. Elektron dalam atom bergerak mengelilingi inti pada lintasan tertentu dengan
tidak memancarkan energi
Yang merupakan teori atom modern adalah …
↑↓ ↑ ↑ ↑
Y: [Ne]
106
a. 16 dan 16
b. 15 dan 11
c. 10 dan 15
d. 11 dan 12
e. 12 dan 11
17 Jika diketahui nuklida 23
11𝑁𝑎 maka jumlah proton, electron dan neutron secara berturut- C
turut adalah
a. 23,12, dan 11
b. 11,12 dan 23
c. 11, 11 dan 12
d. 11, 11 dan 11
e. 11, 12 dan 11
18 Elektron terakhir dari atom B memiliki bilangan kuantum D
1
n=3; l=2; m=-2; s=+2 jika diketahui jumlah neutron dalam inti atom B adalah 24.
Berapakaha masa atom B?
a. 21
107
b. 17
c. 18
d. 45
e. 48
7 Menentukan isotop, 19 Perhatikan unsur-unsur berikut! E
isobar, dan isoton
beberapa unsur. 1. 23 24
11𝑁𝑎 dengan 12𝑀𝑔
2. 31 35
15𝑆 dengan 16𝑆
3. 238 235
92𝑈 dengan 92𝑈
4. 31 24
15𝑃 dengan 12𝑀𝑔
5. 123 123
51𝑆𝑏 dengan 52𝑇𝑒
Pasangan unsur yang merupakan isoton adalah
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
20 Diketahui unsur 31 32 32
15𝑃 , 𝑄, 15𝑅 , 16𝑆 . Unsur-unsur yang merupakan isobar adalah …. E
a. P dan Q
b. Q dan R
c. P dan R
108
d. Q dan S
e. R dan S
21 Atom 23 24
11𝑁𝑎 dengan 12𝑀𝑔 mempunyai jumlah proton yang berbeda tetapi memiliki C
jumlah neutron yang sama. Apabila terdapat peristiwa dua atom yang memiliki proton
jumlahnya sama, Hal ini sering disebut juga dengan ….
a. Isoton
b. Isobar
c. Isotop
d. Isomer
e. Isosaintifik
8 Menentukan empat 22 Sebuah electron mempunyai harga pada sebuah bilangan kuantum utama = 5. Maka E
jenis bilangan tentukanlah bilangan kuantum yang tidak mungkin ada pada electron tersebut?
kuantum pada suatu 1
unsur atom a. n=5; l=0; m=-1; s=+
2
1
b. n=5; l=2; m=1; s=+2
1
c. n=5; l=3; m=-1; s=-2
1
d. n=5; l=1; m=2; s=-2
1
e. n=5; l=4; m=0; s=-2
23 Harga bilangan kuantum electron terakhir dari atom 35
17𝑃 …. B
109
a.
110
b.
c.
d.
e.
26 Bentuk orbital p terletak pada gambar? C
a.
b.
c.
d.
e.
27 Bentuk orbital d terletak pada gambar? E
111
a.
b.
c.
d.
e.
39
10 Menentukan 28 Unsur 19𝐾 mempunyai konfigurasi electron … C
konfigurasi elektron
a. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s4
b. 1s2 2s2 2p6 3p6 3d2 4s1
c. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1
d. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d9
e. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 4f3
32
29 Manakah konfigurasi yang tepat untuk unsur 22𝑍 ? A
a. 2, 8, 8, 4
b. 2, 8, 7, 5
c. 2, 8, 12
d. 2, 8, 10, 2
112
e. 2, 8, 18, 4
30 Atom X memilki nomor massa dan neutron berturut-turut adalah 39 dan 20. Konfigurasi d
electron yang tepat dibawah ini adalah …
a. [Kr] 4p6
b. [He] 2s2 2p6 3s2 3p6 4s4
c. [He] 2s2 2p6 3s2
d. [Ne] 3s2 3p6 4s1
e. [Ne] 3s2 3p3
113
Gaya Belajar
Nama
No Gaya belajar dominan
Siswa Visual Auditori Kinestetik
Nilai Nilai
Nama Gaya belajar Ulangan
No Post Post HB Kategori
siswa dominan Harian
test 1 test 2
1 X6 Auditori 80.0 80.0 80.0 80.0 Baik
2 Y4 Auditori 70.0 70.0 73.0 71.5 Cukup
3 Y14 Auditori 60.0 60.0 70.0 65.0 Cukup
4 Y18 Auditori 60.0 70.0 60.0 62.5 Cukup
5 Z1 Auditori 70.0 80.0 80.0 77.5 Baik
6 Z19 Auditori 70.0 60.0 70.0 67.5 Cukup
Rata-rata 68.3 70.0 72.2 70.7 Cukup
Nilai
Nilai
Nama Gaya belajar Post Ulangan
No Post HB Kategori
siswa dominan test Harian
test 1
2
Visual dan
1 X1 70.0 70.0 73.0 71.5 Cukup
Kinestetik
Visual dan
2 X3 80.0 90.0 86.6 85.8 Sangat Baik
Kinestetik
Visual dan
3 X4 100.0 90.0 96.7 95.9 Sangat Baik
Kinestetik
Visual dan
4 X5 80.0 80.0 73.0 76.5 Baik
Kinestetik
Visual dan
5 X17 80.0 80.0 96.7 88.4 Sangat Baik
Kinestetik
Visual dan
6 X20 100.0 90.0 80.0 87.5 Sangat Baik
Kinestetik
Visual dan
7 X22 80.0 80.0 70.0 75.0 Baik
Kinestetik
Visual dan
8
Z2 Kinestetik 60.0 60.0 70.0 65.0 Cukup
Visual dan
9
Z9 Kinestetik 70.0 80.0 76.7 75.9 Baik
Visual dan
10
Z15 Kinestetik 60.0 70.0 73.3 69.2 Cukup
Visual dan
11
Z22 Kinestetik 80.0 80.0 90.0 85.0 Sangat Baik
Visual dan
12
Z23 Kinestetik 80.0 80.0 76.7 78.4 Baik
Rata-rata 78.3 79.2 80.2 79.5 Baik
119
% (V) = 49,3%
Siswa yang memiliki gaya belajar visual di kelas X SMAN 1 Tanjung Palas
Utara sebesar 49,3%.
n
% (V atau A atau K) = X 100
N (V,A dan K)
6
% (V) = 71
X 100
% (V) = 8,5%
Siswa yang memiliki gaya belajar auditori di kelas X SMAN 1 Tanjung
Palas Utara sebesar 8,5%.
n
% (V atau A atau K) = X 100
N (V,A dan K)
18
% (V) = X 100
71
% (V) = 25,3%
120
n
% (V atau A atau K) = X 100
N (V,A dan K)
12
% (V) = X 100
71
% (V) = 16,9%
Siswa yang memiliki gaya belajar visual dan kinestetik di kelas X IPS 2
SMAN 1 Tanjung Palas Utara sebesar 16,9%.
121
∑𝑋
Sebaran Siswa (%) = ∑ 𝑌 x 100%
∑4
= ∑ 35 x 100%
= 11,4% (Sebagian Kecil)
2. Persentase Sebaran Siswa Hasil Belajar Baik
Jumlah siswa gaya belajar visual kategori hasil belajar baik (∑X) =10
Jumlah total siswa gaya belajar visual (∑Y) = 35
∑𝑋
Sebaran Siswa (%) = ∑ 𝑌 x 100%
∑ 10
= ∑ 35 x 100%
= 28,6% (Hampir Separuhnya)
3. Persentase Sebaran Siswa Hasil Belajar Cukup
Jumlah siswa gaya belajar visual kategori hasil belajar baik (∑X) =21
Jumlah total siswa gaya belajar visual (∑Y) = 35
∑𝑋
Sebaran Siswa (%) = ∑ 𝑌 x 100%
∑ 21
= ∑ 35 x 100%
= 60,0% (Sebagian Besar)
4. Persentase Sebaran Siswa Hasil Belajar Kurang
Jumlah siswa gaya belajar visual kategori hasil belajar baik (∑X) =0
Jumlah total siswa gaya belajar visual (∑Y) = 35
∑𝑋
Sebaran Siswa (%) = ∑ x 100%
𝑌
∑0
= ∑ 35
x 100%
= 0,0% (Tidak Ada)
5. Persentase Sebaran Siswa Hasil Belajar Sangat Kurang
Jumlah siswa gaya belajar visual kategori hasil belajar baik (∑X) =0
Jumlah total siswa gaya belajar visual (∑Y) = 35
∑𝑋
Sebaran Siswa (%) = ∑ 𝑌 x 100%
∑0
= ∑ 35 x 100%
= 0,0% (Tidak Ada)
2. Persentase Sebaran Kemampuan Siswa Gaya Belajar Auditori
a. Pertemuan 1
1. Persentase Sebaran Siswa Hasil Belajar Sangat Baik
Jumlah siswa gaya belajar Auditori kategori hasil belajar sangat baik
(∑X) =0
Jumlah total siswa gaya belajar Auditori (∑Y) = 6
∑𝑋
Sebaran Siswa (%) = ∑ 𝑌 x 100%
124
∑0
= ∑ 6 x 100%
= 0,0% (Tidak Ada)
2. Persentase Sebaran Siswa Hasil Belajar Baik
Jumlah siswa gaya belajar Auditori kategori hasil belajar baik (∑X) =1
Jumlah total siswa gaya belajar Auditori (∑Y) = 6
∑𝑋
Sebaran Siswa (%) = ∑ 𝑌 x 100%
∑1
= ∑ 6 x 100%
= 16,7% (Sebagian Kecil)
3. Persentase Sebaran Siswa Hasil Belajar Cukup
Jumlah siswa gaya belajar Auditori kategori hasil belajar baik (∑X) =5
Jumlah total siswa gaya belajar Auditori (∑Y) = 6
∑𝑋
Sebaran Siswa (%) = ∑ 𝑌 x 100%
∑5
= ∑ 6 x 100%
= 83,3% (Hampir Seluruhnya)
4. Persentase Sebaran Siswa Hasil Belajar Kurang
Jumlah siswa gaya belajar Auditori kategori hasil belajar baik (∑X) =0
Jumlah total siswa gaya belajar Auditori (∑Y) = 6
∑𝑋
Sebaran Siswa (%) = ∑ 𝑌 x 100%
∑0
=∑ x 100%
6
= 0,0% (Tidak Ada)
5. Persentase Sebaran Siswa Hasil Belajar Sangat Kurang
Jumlah siswa gaya belajar Auditori kategori hasil belajar baik (∑X) =0
Jumlah total siswa gaya belajar Auditori (∑Y) = 6
∑𝑋
Sebaran Siswa (%) = ∑ 𝑌 x 100%
∑0
= ∑ 6 x 100%
= 0,0% (Tidak Ada)
b. Pertemuan 2
1. Persentase Sebaran Siswa Hasil Belajar Sangat Baik
Jumlah siswa gaya belajar Auditori kategori hasil belajar sangat baik
(∑X) =0
Jumlah total siswa gaya belajar Auditori (∑Y) = 6
∑𝑋
Sebaran Siswa (%) = ∑ x 100%
𝑌
∑0
= ∑6
x 100%
= 0,0% (Tidak Ada)
125
∑𝑋
Sebaran Siswa (%) = ∑ 𝑌 x 100%
∑2
= ∑ 6 x 100%
= 33,3% (Hampir Separuhnya)
3. Persentase Sebaran Siswa Hasil Belajar Cukup
Jumlah siswa gaya belajar Auditori kategori hasil belajar baik (∑X) =4
Jumlah total siswa gaya belajar Auditori (∑Y) = 6
∑𝑋
Sebaran Siswa (%) = ∑ 𝑌 x 100%
∑4
= ∑ 6 x 100%
= 66,7% (Sebagian Besar)
4. Persentase Sebaran Siswa Hasil Belajar Kurang
Jumlah siswa gaya belajar Auditori kategori hasil belajar baik (∑X) =0
Jumlah total siswa gaya belajar Auditori (∑Y) = 6
∑𝑋
Sebaran Siswa (%) = ∑ 𝑌 x 100%
∑0
= ∑ 6 x 100%
= 0,0% (Tidak Ada)
5. Persentase Sebaran Siswa Hasil Belajar Sangat Kurang
Jumlah siswa gaya belajar Auditori kategori hasil belajar baik (∑X) =0
Jumlah total siswa gaya belajar Auditori (∑Y) = 6
∑𝑋
Sebaran Siswa (%) = ∑ x 100%
𝑌
∑0
= ∑6
x 100%
= 0,0% (Tidak Ada)
∑𝑋
Sebaran Siswa (%) = ∑ 𝑌 x 100%
∑5
= ∑ 18 x 100%
= 27,8% (Hampir Separuhnya)
3. Persentase Sebaran Siswa Hasil Belajar Cukup
Jumlah siswa gaya belajar kinestetik kategori hasil belajar baik (∑X) =11
Jumlah total siswa gaya belajar kinestetik (∑Y) = 18
∑𝑋
Sebaran Siswa (%) = ∑ 𝑌 x 100%
∑ 11
= ∑ 18 x 100%
= 61,1% (Sebagian Besar)
4. Persentase Sebaran Siswa Hasil Belajar Kurang
Jumlah siswa gaya belajar kinestetik kategori hasil belajar baik (∑X) =0
Jumlah total siswa gaya belajar kinestetik (∑Y) = 18
∑𝑋
Sebaran Siswa (%) = ∑ 𝑌 x 100%
∑0
= ∑ 18 x 100%
= 0,0% (Tidak Ada)
5. Persentase Sebaran Siswa Hasil Belajar Sangat Kurang
Jumlah siswa gaya belajar kinestetik kategori hasil belajar baik (∑X) =0
Jumlah total siswa gaya belajar kinestetik (∑Y) = 18
∑𝑋
Sebaran Siswa (%) = ∑ x 100%
𝑌
∑0
= ∑ 18
x 100%
= 0,0% (Tidak Ada)
b. Pertemuan 2
1. Persentase Sebaran Siswa Hasil Belajar Sangat Baik
Jumlah siswa gaya belajar kinestetik kategori hasil belajar sangat baik
(∑X) =6
Jumlah total siswa gaya belajar kinestetik (∑Y) = 18
∑𝑋
Sebaran Siswa (%) = ∑ 𝑌 x 100%
∑6
= ∑ 18 x 100%
=33,3% (Hampir Separuhnya)
2. Persentase Sebaran Siswa Hasil Belajar Baik
Jumlah siswa gaya belajar kinestetik kategori hasil belajar baik (∑X) =2
Jumlah total siswa gaya belajar kinestetik (∑Y) = 18
∑𝑋
Sebaran Siswa (%) = ∑ 𝑌 x 100%
∑2
= ∑ 18 x 100%
128
Jumlah siswa gaya belajar visual dan kinestetik kategori hasil belajar baik
(∑X) =3
Jumlah total siswa gaya belajar visual dan kinestetik (∑Y) = 12
∑𝑋
Sebaran Siswa (%) = ∑ 𝑌 x 100%
∑3
= ∑ 12 x 100%
= 25,0% (Sebagian Kecil)
4. Persentase Sebaran Siswa Hasil Belajar Kurang
Jumlah siswa gaya belajar visual dan kinestetik kategori hasil belajar baik
(∑X) =0
Jumlah total siswa gaya belajar visual dan kinestetik (∑Y) = 12
∑𝑋
Sebaran Siswa (%) = ∑ 𝑌 x 100%
∑0
= ∑ 12 x 100%
= 0,0% (Tidak Ada)
5. Persentase Sebaran Siswa Hasil Belajar Sangat Kurang
Jumlah siswa gaya belajar visual dan kinestetik kategori hasil belajar baik
(∑X) =0
Jumlah total siswa gaya belajar visual dan kinestetik (∑Y) = 12
∑𝑋
Sebaran Siswa (%) = ∑ 𝑌 x 100%
∑0
= ∑ 12 x 100%
= 0,0% (Tidak Ada)
c. Ulangan Harian
1. Persentase Sebaran Siswa Hasil Belajar Sangat Baik
Jumlah siswa gaya belajar visual dan kinestetik kategori hasil belajar sangat
baik (∑X) =4
Jumlah total siswa gaya belajar visual dan kinestetik (∑Y) = 12
∑𝑋
Sebaran Siswa (%) = ∑ 𝑌 x 100%
∑4
= ∑ 12 x 100%
= 33,3% (Hampir Separuhnya)
2. Persentase Sebaran Siswa Hasil Belajar Baik
Jumlah siswa gaya belajar visual dan kinestetik kategori hasil belajar baik
(∑X) =3
Jumlah total siswa gaya belajar visual dan kinestetik (∑Y) = 12
∑𝑋
Sebaran Siswa (%) = ∑ 𝑌 x 100%
∑3
=∑ x 100%
12
= 25,0% (Sebagian Kecil)
132
Gambar 5. Group WhatsApp Kelas X IPS 2 Gambar 6. Group WhatsApp Kelas X IPS 1