Anda di halaman 1dari 8

Muchammad Novalino Al Faraby

195020200111051
21
1. Perusahaan Negara
Perusahaan Negara adalah perusahaan yang modalnya untuk seluruhnya
merupakan kekayaan Negara Republik Indonesia yang dipisahkan, kecuali jika
ditentukan lain dengan atau berdasarkan undang-undang (pasal 1, UU No. 19 Prp Tahun
1960). Perusahaan negara ini didirikan dengan peraturan pemerintah, yang menjadi
badan hukum sejak berlakunya PP yang bersangkutan (Pasal 3 UU No. 19 Prp Tahun
1960). Program umum Pemerintah di bidang ekonomi setelah (Dekrit Presiden 5 Juli
1959 kembali ke Undang-Undang Dasar 1945) untuk menyesuaikan organisasi alat-alat
produksi dan distribusi kepada penyelenggaraan Pasal 33 UUD 1945 serta dalam
rangka penyelenggaraan ekonomi terpimpin Pemerintah merasa perlu mengadakan
keseragaman dalam bentuk perusahaan-perusahaan negara.
• Sumber pemasukan negara
Ciri ciri BUMN yang pertama adalah sebagai sumber pemasukan
negara. Tentunya hal ini tidak bisa dimungkiri lagi karena memang BUMN
merupakan sumber pemasukan utama dana negara. Pelayanan dan penyediaan
barang yang dilakukan BUMN untuk masyarakat merupakan satu di antara
pemasukan rutin bagi negara. Jadi, adanya BUMN, negara bisa tetap
menjalankan aktivitas perekonomian. Semua keuntungan dari aktivitas
perkonomian ini akan masuk ke kas negara.
• Kekuasaan penuh di tangan pemerintah
Sesuai namanya, segala aktivitas BUMN atau Badan Usaha Milik
Negara ini dikontrol, diawasi, dan dikuasai penuh oleh pemerintah.Kekuasaan
penuh pemerintah ini bertujuan untuk menjaga kesetabilan dan menghindari
atau mencegah terjadinya penyelewengan dari pihak yang tidak bertanggung
jawab.
• Segala risiko ditanggung pemerintah
Saat kekuasaan penuh ada di tangan pemerintah, segala risiko yang ada
juga akan ditanggung pemerintah. Jadi, BUMN merupakan tanggung jawab dan
hak sepenuhnya ada di pemerintah. Bagaimana berjalannya BUMN ditentukan
bagaimana pemerintah memperhatikannya.
• Melayani kepentingan umum dan pelayanan publik
Ciri ciri BUMN selanjutnya adalah melayani kepentingan umum dan
memberikan pelayanan publik. Hal ini menjadi tugas utama BUMN sebagai
badan usaha yang dibentuk untuk melayani masyarakat.
• Saham bisa dimiliki masyarakat
Meski BUMN dikuasai negara, sahamnya bisa dimilik oleh masyarakat.
Untuk saham yang ada di BUMN, tidak hanya negara yang berhak
menguasainya. Akan tetapi, pihak lain juga bisa dan berhak memiliki saham
yang ada di BUMN. Namun, perlu diketahui, kepemilikan saham oleh pihak
luar memiliki batasan, yakni tidak boleh lebih dari 50 persen dari saham yang
dimiliki oleh BUMN.
• Produknya dibutuhkan masyarakat
Ciri terakhir ialah apa pun yang menjadi bidang BUMN tersebut, apa
pun yang disediakan atau yang diperjualbelikan, merupakan produk yang
memang dibutuhkan sekali oleh masyarakat. Bahkan, jika produk atau jasa yang
ditawarkan BUMN tidak ada, masyarakat akan kebingungan bagaimana cara
memenuhi kebutuhan mereka tersebut.

Setelah dikeluarkannya Undang-Undang No. 19 Tahun 2003 tentang Badan


Usaha Milik Negara, bentuk BUMN dibagi menjadi 2 (dua) yaitu :

• Perusahaan Perseroan.
Perusahaan Perseroan yang selanjutnya disebut Persero, merupakan
BUMN yang berbentuk perseroan yang modalnya terbagi dalam saham yang
seluruh atau paling sedikit 51% (lima puluh persen) sahamnya dimiliki oleh
Negara Republik Indonesia yang tujuan utamanya adalah mengejar keuntungan.
Adapun pendiriannya berbeda dengan pendirian badan hukum (perusahaan)
pada umumnya. Persero didirikan dengan diusulkan oleh menteri kepada
presiden disertai dengan dasar pertimbangan setelah dikaji bersama dengan
Menteri Teknis dan Menteri Keuangan. Organ Persero terdiri atas RUPS,
Direksi dan Komisaris. Ciri-ciri Persero yaitu :
1) Makna usahanya adalah untuk memupuk keuntungan guna meningkatkan
nilai perusahaan dan menyediakan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi
dan berdaya saing kuat
2) Berbentuk perseroan terbatas
3) Modal seluruhnya atau sebagian merupakan milik negara dari kekayaan
Negara yang dipisahkan
4) Dipimpin oleh direksi.

• Perusahaan Umum selanjutnya disingkat menjadi PERUM


PERUM adalah BUMN yang seluruh modalnya dimiliki oleh Negara
dan tidak terbagi atas saham, dimana tujuan dan kemanfaatan umumnya berupa
penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan sekaligus mengejar
keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan. Pada dasarnya proses
pendirian Perum sama dengan pendirian Persero. Organ Perum adalah Menteri,
Direksi dan Dewan Pengawas. Ciri-ciri PERUM :
1) Makna usahanya adalah melayani kepentingan umum dan sekaligus untuk
memupuk keuntungan
2) Berstatus badan hukum dan diatur berdasarkan UU
3) Mempunyai nama dan kekayaan sendiri serta kebebasan bergerak seperti
perusahaan swasta untuk mengadakan atau masuk ke dalam suatu perjanjian,
kontrak-kontrak dan hubungan-hubungan dengan perusahaan lain.
4) Modal seluruhnya dimiliki oleh Negara dari kekayaan negara yang
dipisahkan
5) Dipimpin oleh seorang Direksi .

Beberapa contoh dari perusahaan negara di Indonesia :

• Energi: PT Perusahaan Gas Negara, Tbk, PT PLN, PT Tambang Batubara Bukit


Asam, Tbk.
• Bandar Udara: PT Angkasa Pura
• Angkutan Darat: Perum DAMRI, PT Kereta Api Indonesia
• Logistik: Perum Bulog, PT Pos Indonesia
• Perbankan: PT Bank Negara Indonesia, Tbk (BNI), PT Bank Rakyat Indonesia,
Tbk (BRI), PT Bank Tabungan Negara (BTN), PT Bank Mandiri Tbk.

2. Perusahaan Daerah
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) adalah badan usaha yang didirikan oleh
pemerintah daerah yang modalnya sebagian besar/ seluruhnya adalah milik pemerintah
daerah. BUMD berdasarkan kategori sasarannya terdiri dari 2 (dua) golongan, yakni
perusahaan daerah untuk melayani kepentingan publik dan perusahaan daerah untuk
tujuan peningkatan penerimaan daerah. Tujuan dibentuknya Badan Usaha Milik
Daerah tersebut adalah untuk melaksanakan pembangunan daerah melalui pelayanan
jasa kepada masyarakat, penyelenggaraan kemanfaatan umum dan peningkatan
penghasilan daerah.
Ditilik dari produk hukum yang ada BUMD telah dibentuk berdasarkan
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah, yang diperkuat oleh
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah.
Pasal 177 UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menyatakan
Pemerintah daerah dapat memiliki BUMD yang pembentukan, penggabungan,
pelepasan kepemilikan, dan/atau pembubarannya ditetapkan dengan peraturan daerah
yang berpedoman pada peraturan perundang-undangan.

BUMD memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Pemerintah memegang hak atas segala kekayaan dan usaha.


2. Pemerintah berkedudukan sebagai pemegang saham dalam permodalan
perusahaan.
3. Pemerintah memiliki wewenang dan kekuasaan dalam menetapkan kebijakan
perusahaan.
4. Pengawasan dilakukan alat pelengkap negara yang berwenang.
5. Melayani kepentingan masyarakat umum, selain mencari keuntungan.
6. Sebagai stasbilisator perekonomian dalam rangka mewujudkan kesejahteraan
rakyat.
7. Sebagai sumber pemasukan negara dan daerah (pendapatan asli daerah).
8. Seluruh atau sebagian besar modalnya milik pemerintah daerah, dan merupakan
kekayaan yang dipisahkan.
9. Modalnya dapat berupa saham atau obligasi bagi perusahaan yang go public.
10. Dapat menghimpun dana dari pihak lain, baik berupa bank maupun nonbank.
11. Direksi bertanggung jawab penuh atas BUMD, dan mewakili BUMD di
pengadilan.

Contoh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)


• Bank Pembangunan Daerah (BPD)
• Perusahaan Daerah Angkutan Kota (bus kota)
• Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
• Perusahaan Daerah Rumah Potong Hewan (PDRPH)
• Perusahaan Daerah Angkutan Antarkota (bus AKDP dan AKAP)
• Trans Jakarta, Trans Jogja, Jakarta Property dan sebagainya.
3. Yayasan
Lahirnya Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 yang kemudian diperbaharui
dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Yayasan merupakan titik
terang bagi lembaga Yayasan yang sudah lama tumbuh dan berkembang tanpa adanya
landasan hukum formal yang mengatur di Indonesia.
Menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 atas perubahan
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan, yayasan merupakan badan
hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan untuk mencapai
tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan dan kemanusiaan yang tidak mempunyai
anggota.
Kenyataan di dalam praktek, memperlihatkan bahwa apa yang disebut Yayasan
adalah suatu badan yang menjalankan usaha yang bergerak dalam segala macam badan
usaha, baik yang bergerak dalam usaha yang nonkomersial maupun.
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 ini diharapkan dapat mengatasi
berbagai masalah mengenai yayasan dan menjadi dasar hukum yang kuat dalam
mengatur yayasan di Indonesia. Namun dalam Undang-Undang tersebut ternyata dalam
perkembangannya belum menampung seluruh kebutuhan dan perkembangan hukum
dalam masyarakat, sehingga perlu dilakukan perubahan terhadap Undang-Undang
tersebut. Perubahan tersebut dimaksudkan untuk lebih menjamin kepastian dan
ketertiban hukum, serta memberikan pemahaman yang benar kepada masyarakat.
Adapun ciri-ciri dari Yayasan sebagai berikut:
• Yayasan didirikan oleh satu orang atau lebih dengan cara memisahkan sebagian
harta kekayaan pendiriannya menjadi awal kekayaan yayasan itu.
• Kekayaan yayasan diperuntukkan untuk mencapai tujuan yayasan
• Yayasan mempunyai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan dan
kemanusiaan
• Yayasan tidak mempunyai anggota
• Untuk mendirikan sebuah yayasan harus dilakukan dengan akta notaris dan
mempunyai status badan hukum dan dibuat menggunakan bahasa indonesia.
• Struktur organisasi yang ada di yayasan terdiri atas pembina, pengurus yayasan
dan pengawas.
• Yayasan dapat didirikan berdasarkan surat wasiat
• Yayasan tidak boleh menggunakan nama yang telah dipakai secara sah oleh
yayasan lainnya dan yayasan tidak boleh bertentangan dengan ketertiban umum
dan kesusilaan

Pendirian suatu Yayasan tidak lain memiliki suatu tujuan yaitu :


o Mencapai tujuan dibidang sosial, keagamaan dan tujuan kemanusiaan dimana
tertuan dalam pasal 1 angka 1 UUY.
o Maksud dan tujuan yayasan wajib untuk dicantumkan dalam anggaran dasar
yayasan dimana termuat dalam Pasal 14 ayat 2 huruf b UUY.
o Maksud dan tujuan yayasan mempunyai sifat sosial, keagamaan dan
kemanusiaan yang tertuang dalam pasal 3 ayat 2 UUY.

Beberapa contoh dari sebuah Yayasan ialah Yayasan Panti Sosial, Yayasan
Insan Mudah Mulia, Yayasan OBI (Obor Berkat Indonesia),Yayasan Lembaga
Konsumen Indonesia, Yayasan Pembinaan Anak Cacat dan lainnya.

4. Koperasi
Definisi koperasi di Indonesia termuat dalam UU No. 25 tahun 1992 tentang
Perkoperasiaan yang menyebutkan bahwa koperasi adalah badan usaha yang
beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan
kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi, sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat
yang berdasarkan asas kekeluargaan.
Tujuan koperasi sebagaimana yang tertuang dalam pasal 3 UU No. 25/1992
tentang Perkoperasian, yaitu memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional
dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Terdapat 5 ciri-ciri koperasi di Indonesia yang membedakannya dengan


lembaga keuangan yang lain. Adapun ciri-cirinya sebagai berikut:
• Merupakan kumpulan orang-orang atau badan hukum koperasi
• Berjuang untuk mencapai kepentingan ekonomi para anggota dan masyarakat
untuk meningkatkan kesejahteraan hidup
• Mengabdi pada kepentingan perikemanusiaan
• Merupakan kepentingan bersama seluruh anggota dan para anggota turut
menyumbangkan karya serta jasanya dalam rangka mencapai tujuan bersama
• Merupakan wadah demokrasi ekonomi dan sosial

Contoh Koperasi Berdasarkan Bidang Usaha ialah Koperasi Produksi, Koperasi


Konsumsi, Koperasi Simpan Pinjam, Koperasi Serba Usaha. Contoh Koperasi
Berdasarkan Jenis Anggotanya ialah Koperasi Mahasiswa (Kopma), Koperasi
Karyawan (Kopkar), Koperasi Pondok Pesantren (Koppontren), Koperasi PKK.
Contoh koperasi jenis komoditi adalah koperasi pertambangan, koperasi pertanian,
koperasi peternakan, koperasi industri dan kerajinan serta koperasi jasa.

Anda mungkin juga menyukai