Anda di halaman 1dari 6

Analisa sifat keteguhan patah dan tekan beton semen dari tulang rotan ….

Djoko Purwanto

ANALISA SIFAT KETEGUHAN PATAH


DAN TEKAN BETON SEMEN DARI TULANG ROTAN
Analysis of Bending and compressure strength properties
cement concrete from bones rattan
Djoko Purwanto
Balai Riset dan Standardisasi Industri Banjarbaru
Jl. P. Batur Barat No.2. Telp. 0511 - 4772461, 4774861 Banjarbaru
E-mail : dpurwanto.brsbb@gmail.com
Diterima 06 Agustus 2014 disetujui 04 Nopember 2014

ABSTRAK
Indonesia memiliki potensi rotan cukup besar, namun nilai jual dan pemanfaatannya
masih terbatas seperti bahan untuk bakul, mebel, kerajinan dan sebagainya. Penelitian
ini bertujuan untuk mendapatkan sifat keteguhan patah dan tekan bila rotan digunakan
untuk substitusi besi pada bahan pembuatan beton semen bangunan rumah sederhana.
Bahan baku penelitian yang digunakan yaitu rotan yang sudah mengalami proses
pengolahan (pengasapan/pengawetan dan pengeringan). Dibuat rangka beton semen
dari rotan dan cetakan untuk pengecoran. Rangka beton rotan dimasukkan dalam
cetakan dan diisi adonan (semen : kerikil : pasir = 1 : 2 : 3 ditambah air secukupnya).
Perlakuan yang diamati yaitu diameter rotan (A) yang meliputi : 8 mm (a1), 10 mm (a2)
dan 12 mm (a3); dan jarak antara ring cincin besi (B) yang meliputi 11 cm (b1); 15 cm
(b2); dan 19 cm (b3). Jumlah ulangan sebanyak 3 kali. Parameter yang diamati sifat
keteguhan patah dan tekan. Hasil penelitian rotan diameter 8 – 12 mm dan jarak ring
cincin besi 11 - 19 cm menghasilkan keteguhan patah 18,24 – 40,13 kg/cm2 lebih rendah
dari beton semen bahan besi (95,76 – 120,36 kg/cm2); dan keteguhan tekan 28,33 –
42,85 kg/cm2 lebih besar dari beton semen bahan besi (20 – 34,67 kg/cm2). Hasil
penelitian menunjukkan keteguhan patah dari tulang rotan lebih rendah, dan Keteguhan
tekan lebih besar dari besi
Kata kunci : rotan, beton semen, keteguhan patah, keteguhan tekan

ABSTRACT
Indonesia has the potential of rattan is enough large, but the value of the sale and
utilization is still limited as materials for baskets, furniture, handicrafts and so on. This
research purpose to obtain bending and compressure strength properties when the rattan
used for substitution of iron materaial making to cement concrete building simple houses.
The raw material of used for research this is rattan has done processing (preservation and
drying). Cement concrete frame made of rattan and molds for casting. Concrete frame
rattan incorporated in the mold and filled dough (cement: gravel: sand = 1: 2: 3 plus water
as needed). Treatment was observed that the diameter rattan (A) which includes: 8 mm
(a1), 10 mm (a2) and 12 mm (a3); and the distance between the iron ring (B) which
includes 11 cm (b1); 15 cm (b2); and 19 cm (b3). The number of repeat 3 times.
Parameters observed bending and compressure strength.The results of the research
rattan diameter 8-12 mm and the distance ring iron 11-19 cm produces bending strength
from 18.24 to 40.13 kg /cm 2 lower than cement concrete from iron materials (95.76 to
120.36 kg / cm 2); and compressure strength from 28.33 to 42.85 kg/cm 2 larger
than from iron cement concrete materials (20 to 34.67kg/cm 2). The results of the research
show bending strength from rattan lower and compressure sterngth than big concrete
from iron.
Keywords: rattan, cement concrete, bending strength, compressure strength

7
Jurnal Riset Industri Hasil Hutan Vol.6, No.2, Des 2014: 7 –12

I. PENDAHULUAN
Rotan selama ini pemanfaatannya pencampuran tersebut akan dihasilkan
masih terbatas, dan nilai jualnya masih material komposit yang mempunyai sifat
rendah. Rotan oleh masyarakat digunakan mekanik dan karakteristik yang berbeda
untuk produk seperti bakul, keranjang dari material pembentuknya (Sarjito, 2009).
sampah, kerajinan ayaman, mebel dan Penelitian ini bertujuan untuk
sebagainya (Januminro, 2000). Anonim mendapatkan analisa sifat keteguhan
(2007), komponen kimia rotan pada patah dan tekan bila rotan digunakan untuk
umumnya meliputi sellulosa (39-58%), bahan substitusi besi pada tulang/rangka
holoselulosa (71-76%), lignin (18-27%) dan beton semen bangunan rumah sederhana.
silika (0,54-8%). Komponen ini yang dapat
mengakibatkan rotan memiliki kekuatan;
II. BAHAN DAN METODE
seperti selulosa berfungsi memberikan
kekuatan lentur dan tarik pada batang; dan Bahan baku penelitian yang digunakan
lignin merupakan polimer yang komplek yaitu rotan jenis Taman (Calamus caecius,
yang berfungsi memberikan kekuatan Sp) berdiameter kecil (8 mm, 10 mm, dan
kekakuan pada batang rotan. Tellu ( 2006), 12 mm) yang sudah mengalami proses
makin tinggi kadar lignin dan silika rotan, pengolahan (pengasapan/pengawetan dan
tingkat kualitasnya makin tinggi, karena pengeringan). Peralatan penelitian yang
lignin dan silica merupakan bahan pengisi digunakan melputi besi daimeter 4 mm,
dinding sel sehingga sel menjadi padat dan besi diameter 6 mm (untuk pembanding),
menyebabkan tingkat kekuatan dan alat pemotong rotan, peralatan tukang dan
keawetan rotan menjadi semakin tinggi. alat uji kekuatan patah dan tekan.
Rotan bentuknya padat dan dapat Prosedur penelitian: rotan di potong-
dibengkokkan tanpa deformasi yang nyata, potong dengan panjang 80 cm untuk
dan dari hasil penelitian Sarjito (2009), pengujian contoh uji keteguhan patah/
serat kulit rotan dapat sebagai penguat lentur, dan panjang 20 cm untuk contoh uji
pada komposit polimer. Rotan berdiameter keteguhan tekan. Pembuatan ring cincin
kecil memiliki diameter paling kecil 3 mm, besi ukuran diameter 4 mm panjang dan
dan yang terbesar 18 mm (Anonim, 2006). lebar 5 x 5 cm. Rotan dalam jumlah
Bahan bangunan rumah sederhana pada masing - masing empat batang dengan
umumnya menggunakan tiang, pondasi panjang 80 cm dan 20 cm, dimasukkan
atau atap yang terbuat dari cor-coran masing - masing dalam ring cincin,
semen ( besi tulang yang dicampur dengan kemudian diikat dengan kawat (Gambar 1).
semen, pasir, dan kerikil ). Besi berfungsi Dibuat cetakan untuk pengecoran.
untuk penguat dalam menahan beban. Kemudian rangka beton rotan dimasukkan
Kebutuhan besi akan meningkat dengan dalam cetakan (Gambar 2). Pembuatan
bertambahnya pembangunan perumahan, adonan (semen : kerikil /split : pasir = 1 : 2 :
dan pada akhirnya berdampak harga besi 3) ditambah air secukupnya dan diaduk
akan makin mahal, disisi lain potensi bahan hingga merata. Adonan dimasukkan hingga
baku untuk pembuatan besi makin merata dalam cetakan yang berisi rangka
terbatas. rotan. Didiamkan selama 48 jam. Contoh
Pemanfaatan rotan untuk komposit uji/hasil cetakan dikeringkan secara alami
bahan penguat sebagai alternatif dapat hingga beberapa (15) hari. Dilakukan
dijadikan pengganti besi tulang pada pengujian sifat mekanik (keteguhan tekan/
bahan bangunan rumah sederhana. Gambar 3, dan keteguhan keteguhan
Komposit adalah suatu material yang patah/Gambar 4).
terbentuk dari kombinasi antara dua atau Desain penelitian menggunakan
lebih material pembentuknya melalui Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola
pencampuran yang tidak homogen, dimana faktorial , dengan model menurut Sudjana
sifat mekanik dari masing-masing material (1985) yaitu :
pembentuknya berbeda - beda. Dari

8
Analisa sifat keteguhan patah dan tekan beton semen dari tulang rotan ….Djoko Purwanto

Yijk = U + Ai + Bj + ABij + Eijk


U = nilai rata-rata harapan
Ai = pengaruh perlakuan A pada tingkat ke-i
Bj = pengaruh perlakuan B pada tingkat ke-j
ABij = interaksi AB pada tingkat ke- i (A) tingkat ke- j (B)
Eijk = kesalahan percobaan

Perlakuan yang diamati yaitu diameter


rotan (A) yang meliputi : 8 mm (a1), 10 mm
(a2) dan 12 mm (a3); dan jarak antara ring
cincin besi (B) yang meliputi 11 cm (b1); 15
cm (b2); dan 19 cm (b3). Jumlah ulangan
sebanyak 3 kali. Jumlah contoh Gambar 3. Uji Gambar 4. Uji
Keteguhan Patah Keteguhan Tekan
penelitian/uji sebanyak yaitu 3 x 3 x 3 = 27.
Data hasil uji selanjutnya dilakukan analisis
persamaan regresi yang mengacu menurut III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Sunyoto (2009), dan uji beda nyata jujur 3.1. Keteguhan Patah
(BNJ) yang mengacu menurut Sudjana Keteguhan patah adalah ketahanan
(1985). Data analisa sifat keteguhan patah terhadap kekuatan yang akan mematahkan
dan tekan juga dibandingkan dengan beton (Nurwati, 2004). Nilai keteguhan patah rata
semen dari rangka besi (sebagai control) - rata terkecil (18,24 kg/cm 2) dihasilkan
dengan diameter 6 mm dan diikat ring pada diameter rotan 8 mm dengan jarak
cincin besi dengan diameter 4 mm ring cincin 19 cm. Nilai rata-rata terbesar
(Gambar 2). Uji Sifat mekanik (keteguhan (40,13 kg/cm2) diperoleh pada diameter
patah/Gambar 3, dan keteguhan tekan rotan 12 mm dengan jarak ring cincin 11
/Gambar 4) mengacu pada uji sifat cm. Jika dibandingkan nilai keteguhan
mekanik kayu untuk bahan bangunan patah beton semen dari tulang besi
struktural (SNI. 03-3527-94). diameter 6 mm dengan jarak ring cincin 11
cm, 15 cm dan 19 cm maka nilai keteguhan
patah beton semen dari tulang rotan lebih
kecil (Gambar 5).

Gambar 5. Grafik Hasil Pengujian


Keteguhan Patah Beton
Gambar 1. Rangka Besi dan Rotan Semen dari Tulang Rotan
dan Besi
Dari Gambar 5. Makin besar diameter
rotan dan pendek jarak ring cincin besi
maka makin bertambah nilai keteguhan
patah. Dilihat dari besarnya kerusakan
retak hasil pengujian keteguhan patah,
beton semen dari tulang rotan lebih besar.
Akinyele dan Olutoge (2011), rotan dalam
beton semen memiliki kerusakan lebar
retak patah yang lebih besar dibandingkan
Gambar 2. Cetakan Rangka Beton
beton semen dari tulang baja. Kemudian
Akinyele dan Aresa (2004), dalam

9
Jurnal Riset Industri Hasil Hutan Vol.6, No.2, Des 2014: 7 –12

penelitian menyimpulkan bahwa rotan keteguhan patah. Hal ini menunjukkan


dapat efektif digunakan sebagai penguat bahwa antara perlakuan tersebut ada
dalam beton struktur bantalan beban perbedaan nyata terhadap keteguhan
rendah, dan digunakan sebagai alternatif patah. Berdasarkan hasil uji beda nyata
untuk baja dalam konstruksi ringan di diperoleh bahwa semua antara perlakuan
daerah yang kondisi rendah. diameter rotan berpengaruh sangat nyata
Rotan yang berdiameter 12 mm dan terhadap keteguhan patah (Tabel 2). Jarak
jarak ring cincin 11 cm mempunyai ring cincin besi pada rangka menghasilkan
keteguhan patah lebih besar dibandingkan perbedaan sangat nyata terhadap
rotan berdiameter 8 mm, 10 mm dan Jarak keteguhan patah (Tabel 2). Dari hasil uji
ring cincin besi 15 cm dan 19 cm (Gambar regresi diperoleh persamaan Y = 27,42 +
5). Diperkirakan daya rekat antara adonan 2,46 X1 – 1,561 X2 dengan nilai koefisien
semen dengan rotan, dan adonan semen korelasi (r) = 0,946, dalam arti bahwa
dengan besi mempengaruhi keteguhan penambahan diameter rotan cenderung
patah beton. Besi lebih merekat dengan menghasilkan peningkatan keteguhan
adonan semen dibandingkan bahan dari patah, dan penambahan jarak ring cincin
rotan, hal ini diduga karena ada unsur besi cenderung menurunkan keteguhan
lapisan silika yang melekat pada kulit rotan patah.
dapat mengganggu proses penyatuan
Tabel 2. Uji beda nyata (BJN) keteguhan
dengan adonan semen. Selain itu faktor
patah dan tekan
jumlah split yang ada di adonan semen
pada saat pencetakan beton akan Parameter Perla
No Nilai beda rata
mempengaruhi keteguhan patah dan ini uji kuan
agak sulit dikendalikan. Walaupun ada 1 Keteguhan A a3 a2 a1
penambahan diameter rotan maka tidak patah 33.46 28.72 23.62
2
menambah secara significan keteguhan (kg/cm )
patah. Penggunaan rotan untuk bahan
B b1 b2 b3
bangunan rumah khususnya untuk 34.71 28.87 22.22
menahan keteguhan patah pada posisi
vertikal belum dapat menyamai besi.
Namun demikian kemungkinan bisa
digunakan pada bahan bangunan yang 2 Keteguhan A a1 a2 a3
tekan 37.95 35.40 31.55
kondisinya tidak banyak memerlukan 2
(kg/cm )
beban seperti pada daerah rawa atau B b1 b2 b3
bahan bangunan yang diatasnya dari 40.17 34.22 30.51
bahan ringan seperti dinding dari papan/
plywood, rangka rumah dari aluminium dan : berbeda nyata
atap dari seng.
3.2. Keteguhan Tekan
Tabel 1. Ringkasan analisis Sidik Ragam Keteguhan Tekan adalah ketahanan
keteguhan patah dan tekan terhadap kekuatan yang cenderung
menghancurkan (Nurwati, 2004). Nilai rata-
F. hitung
rata keteguhan tekan terendah (28,33
Sumber Keragaman db Kekuatan Kekuatan F. tabel
patah tekan kg/cm2) dihasilkan dari rotan diameter 12
Diameter rotan (A) 2 35.023** 25.611 ** 6.010 mm dengan jarak ring 19 cm; dan nilai
Jarak ring cincin besi (B) 2 56.492** 58.648** 6.010 rata-rata tertinggi (42,85 kg/cm 2) diperoleh
Interaksi AB 4 0.822 ns 1.25 ns 4.580
pada rotan diameter 8 mm dengan jarak
ring 11 cm, keteguhan tekan dari tulang
** = sangat nyata
ns = tidak nyata besi yang terendah (20 kg/cm 2) diperoleh
pada perlakuan jarak ring cincin 19 cm dan
Dari analisis sidik ragam (Tabel 1) yang terbesar (34,67 kg/cm 2) dihasilkan
menunjukkan bahwa diameter rotan pada perlakuan jarak ring cincin 11 cm
dan jarak ring cincin besi pada (Gambar 6 ).
rangka berpengaruh sangat nyata terhadap

10
Analisa sifat keteguhan patah dan tekan beton semen dari tulang rotan ….Djoko Purwanto

perbedaan nyata terhadap keteguhan


tekan.
Dari uji beda nyata pada Tabel 2.
dapat disampaikan bahwa semua antara
perlakuan diameter rotan dan jarak ring
cincin besi menghasilkan perbedaan nyata
terhadap keteguhan tekan. Dari hasil uji
persamaan regresi diperoleh persamaan Y
= 69,07 - 1,559 X1 – 1,208 X2, dalam arti
penambahan diameter rotan dan panjang
jarak ring cincin pada rangka beton
Gambar 6. Grafik hasil pengujian keteguhan cenderung makin rendah keteguhan tekan,
tekan beton semen dari tulang dengan nilai koefisien korelasi (r) = 0,930.
rotan dan besi
Dibandingkan dengan keteguhan IV. KESIMPULAN
tekan beton semen dari tulang besi Beton semen dari tulang rotan
diameter 6 mm, maka nilai keteguhan diameter 8 - 12 mm dan jarak ring cincin
tekan beton dari rotan lebih besar (Gambar besi 11- 19 cm, menghasilkan keteguhan
6). Diduga karena adanya serat rotan patah 18,24- 40,13 kg/cm2; dan keteguhan
yang dapat meningkatkan keteguhan tekan 28,33 kg/cm 2. Nilai keteguhan patah
tekan sehingga mempengaruhi besarnya ini lebih rendah dan keteguhan tekan lebih
keteguhan tekan, sedangkan untuk besi besar dari beton semen bahan besi.
tidak memiliki serat dan bersifat lebih Diameter rotan dan jarak ring cincin besi
kaku/keras dibandingkan rotan dan beton, pada beton semen berpengaruh sangat
sehingga lebih cepat retak pada saat nyata terhadap keteguhan patah dan
menerima beban. tekan.
Beton dari rotan diameter 8 mm lebih Rotan bila digunakan untuk bahan
besar keteguhanan tekannya dibandingkan tulang beton semen, maka sebaiknya
diameter 10 mm dan 12 mm, hal ini diduga beton semen tersebut diigunakan untuk
karena makin banyaknya adonan semen tiang bangunan rumah sederhana yang
yang digunakan. Makin kecil diameter rotan kerangka atapnya dari alumunium, dan
makin banyak adonan semen yang dinding dari bahan yang agak ringan
diperlukan dalam pembuatan beton. Jarak seperti papan, plywood dengan atap dari
ring cincin 11 cm lebih besar keteguhan seng atau multiroof.
tekannya dibandingkan jarak ring cincin 15
cm dan 19 cm, kondisi ini diduga karena
makin kuat ikatan besi pada beton. DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan uji homogenitas 1. Akinyele, J. O, and Aresa, S. W. 2004.
keseragaman data keteguhan tekan Structural Characteristic of Bamboo
menurut Bartlett, menunjukkan bahwa x2 and Rattan Cane Reinforced
hitung (3,39) < x2 tabel (15,50) dalam arti Concrete Struts. Department of Civil
data menyebar homogen. Dari Uji Engineering. Federal University of
normalitas data keteguhan tekan menurut Agriculture, Abeokuta. Nigeria.
Liliefors diperoleh kesimpulan data
keteguhan tekan menyebar normal yaitu Li 2. Akinyele, J.O., and F. A. Olutoge .F.A.
max (0,1127) < Li tabel (0,1682). Dari 2011. Properties of Rattan Cane
analisis sidik ragam (Tabel 1), perlakuan Reinforced Concrete Façade
diameter rotan dan jarak ring cincin besi Subjected to Axial Loading. Journal of
pada rangka beton menunjukkan pengaruh Civil Engineering and Architecture.
sangat nyata terhadap keteguhan tekan. 5(11) : 1048-1052. ISSN 1934-7359,
Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan USA.
variabel diameter rotan dan jarak ring
cincin besi pada rangka beton ada

11
Jurnal Riset Industri Hasil Hutan Vol.6, No.2, Des 2014: 7 –12

3. Anonim. 1994. Standar Nasional 9. Sudjana. 1985. Desain Eksperimental.


Indonesia (SNI) 03-3527-94. Kayu Bandung : PT. Tarsito.
untuk Bangunan Struktural. Dewan
10. Sunyoto, D. 2009. Analisis Regresi
Standardisasi Nasional. Jakarta.
dan Uji Hipotesis. Cetakan Pertama.
4. Anonim, 2006. SNI 01-7208-2006. Yogyakarta : Med Press.
Jenis, Sifat dan Kegunaan Rotan.
11. Tellu, 2006. Kladistik Beberapa jenis
Badan Standardisasi Nasional.
Rotan Calamus spp Asal Sulawesi
Jakarta.
Tengah Berdasarkan Karakter Fisik
5. Anonim, 2007. Atlas Rotan Indonesia dan Mekanik Batang. Biodiversitas.
Jilid I. Pusat Penelitian dan 7(3): 225 -229. Untad Palu.
Pengembangan Hasil Hutan. Badan
Penelitian dan Pengembangan Hasil
Hutan. Departemen Kehutanan. Bogor.
6. Januminro, 2000. Rotan Indonesia.
Yogyakarta.
7. Nurwati,H. 2004. Sifat Fisik dan
Mekanik Kayu. Pusat Penelitian
Teknologi Hasil Hutan. Badan
Penelitian dan Pengembangan
Kehutanan. Departemen Kehutanan.
Bogor.
8. Sarjito Jokosisworo, 2009. Pengaruh
Penggunaan Serat Kulit Rotan
Sebagai Penguat Pada Komposit
Polimer dengan Matriks Polyester
Yukalac 157 Terhadap Kekuatan tarik
dan Tekuk. Jurnal Teknik. 30(3):191 –
196. Fakultas Teknik. Jurusan
Perkapalan. Undip. Semarang.

12

Anda mungkin juga menyukai