Anda di halaman 1dari 6

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KRAMAT JATI

PANDUAN
ANESTESI SUBARACHNOID

EDISI 01
TAHUN 2019

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KRAMAT JATI


JL. RAYA INPRES NO.48, TENGAH, KRAMAT JATI-JAKARTA TIMUR
TELEPON (021) 87791352, FAX (021)87793604
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI i
BAB I DEFINISI 1
BAB II RUANG LINGKUP 2
BAB III PENATALAKSANAAN 3
BAB IV DOKUMENTASI 4
BAB I
DEFINISI

Teknik anestesi ini menggunakan obat anestesi lokal yang disuntikkan ke dalam
kanal tulang belakang menggunakan jarum yang sangat kecil yaitu ruang
subarachnoid. Pasien menjadi benar-benar mati rasa dan tidak bisa bergerak
dari sekitar bagian bawah menurun sampai ke jari kaki. Tujuan dari anestesi ini
adalah untuk memblokir transmisi sinyal saraf. Pasien tetap terjaga untuk
prosedur ini tetapi mereka seringkali juga mendapatkan sedasi untuk
mengurangi kecemasan pasien.
Anestesi Subarachnoid hanya boleh dilakukan pada tempat dimana terdapat
peralatan resusitasi yang adekuat dan obat-obatan resusitasi dapat tersedia
dengan cepat untuk menangani komplikasi tindakan. Tindakan ini harus
dilakukan oleh dokter yang memiliki kemampuan yang cukup atau dalam arahan
seorang dokter yang memiliki kemampuan yang cukup. Anestesi neuroaksial
tidak boleh dilakukan hingga pasien telah diperiksa oleh seseorang yang
memiliki kualifikasi dan oleh seorang dokter yang memiliki ijin untuk melakukan
tindakan Subarachnoid blok.

1
BAB II
RUANG LINGKUP

Teknik ini diperkenalkan oleh August Bier (1898) pada praktis klinis, digunakan
dengan luas terutama untuk operasi pada daerah bawah umbilicus.
1. Indikasi
a. Pembedahan daerah lower abdomen.
b. Pembedahan daerah ekstremitas bawah
c. Pembedahan daerah urogenitalia
2. Kontra Indikasi
a. Absolut.
1) Pasien menolak.
2) Syok.
3) Infeksi kulit didaerah injection.

b. Relatif.
1) Gangguan faal koagulasi
2) Kelainan Tulang belakang
3) Peningkatan TIK
4) Pasien tidak kooperatif.

2
BAB III
TATALAKSANA
1. Persiapan
a. Siap pasien, yang sudah dilakukan seperti prosedur umum tindakan
pasien yang akan dilakukan tindakan subarachnoid blok atau spinal
Anestesi
1) Prosedur Evaluasi Pasien pra anestesi untuk menentukan kelayakan.
2) Perencanaan teknik.
3) Informed consent meliputi: penjelasan, teknik, risiko dan komplikasi.
4) Instruksi puasa (elektif), premedikasi bila diperlukan.
b. Siap Alat, melengkapi peralatan, monitor pasien, obat-obat lokal Anestesi,
obat-obat antidote lokal Anestesi, obat emergency, sarana peralatan
Anestesi regional, sarana doek steril set regional Anestesi, serta mesin
Anestesi.
2. Prosedur Tindakan
a. Dilakukan prosedur premedikasi
b. Memasang monitor .
c. Memasang infus line dan lancar.
d. Posisikan pasien duduk atau tidur miring.
e. Indentifikasi tempat insersi jarum spinal dan diberikan penanda.
f. Desinfeksi daerah insersi jarum spinal, serta memasangkan doek steril
dengan prosedur aseptik dan steril.
g. Insersi jarum spinal ditempat yang telah ditandai.
h. Pastikan LCS keluar.
i. Barbotage cairan LCS yang keluar.
j. Injeksikan lokal anestesi intratekal sesuai target dan dosis yang
diinginkan.
k. Check level ketinggian block.
l. Maintenance dengan oksigen.
m. Melakukan segera penanganan komplikasi anestesi regional.
3. Pasca Prosedur Tindakan:
a. Observasi tanda vital di kamar pemulihan.
b. Melakukan penanganan tindakan monitor ketinggian blok sesuai skala
bromage atau alderretscore.
c. Atasi segera komplikasi yang terjadi.

3
BAB IV
DOKUMENTASI

Selama mendapat penanganan pre op, pemeriksaan pra anestesi, persetujuan


tindakan, induksi anestesi, rumatan anestesi, dan pengelolaan pasca anestesi
semuanya harus tercatat secara rinci didalam dokumen pencatatan dan
pelaporan medis pasien. Hasil evaluasi pra anestesia didokukmentasikan/ dicatat
secara lengkap dalam rekam medis pasien.

Anda mungkin juga menyukai