Anda di halaman 1dari 1

BANJIR BANDANG FLORES TIMUR DAN KALIMANTAN SELATAN ADALAH

ALARM ALAM UNTUK KITA SEMUA

Belum hilang dari ingatan kita, banjir bandang di Provinsi Kalimantan Selatan yang menimbulkan kerugian.
Dengan rincian nilai kerusakan Rp 858.257.300.000 dan kerugian Rp 296.304.040.000. Bukan hanya kerugian
meteril, banjir Kalsel menelan korban jiwa hingga 21 orang.

Begitupun banjir bandang yang terjadi Minggu 4 April 2021 di Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa
Tenggara Timur. Sama halnya dengan Kalimantan Selatan, banjir yang terjadi pada kabupaten Flores Timur ini juga
memakan kerugian materil maupun korban jiwa. Sebanyak 1.962 rumah terdampak, rumah rusak berat 688, rumah
rusak sedang 272, rumah rusak ringan 154, fasilitas umum terdampak 87 dan 24 diantaranya rusak berat. Dan terlebih
penting daripada itu, hingga 08 April 2021 ada sekitar 124 Warga Meninggal dan 74 Orang Hilang (Liputan 6.com)

Memang benar bahwa kemajuan peradaban ditandai dengan kemajuan pembangunan ataupun infrasturktur.
Tapi disisi lain, sangat perlu menjaga kelestarian lingkungan. alih fungsi lahan, pertambangan, dan pembalakan liar
adalah suatu bentuk pengrusakan lingkungan itu sendiri. Alih fungsi lahan di kawasan hulu Sumba Timur untuk
kepentingan investasi pabrik gula lahan hutan ditebang dan diubah menjadi perkebunan tebu. Kabupaten Malaka
sendiri menjadi langganan banjir di NTT terdapat pembangunan di kawasan hulu. Selain itu, terdapat kawasan
pertambangan di kawasan sungai dan hulu. wilayah Adonara yang merupakan sebuah pulau di NTT terdapat aktivitas
pembalakan liar di wilayah Gunung Boleng. banjir bandang yang melanda Adonara baru kali ini terjadi. Sebelumnya,
pulau tersebut tidak masuk dalam peta rawan bencana.

Bencana yang terjadi di Flores Timur dan Kalsel beberapa waktu lalu adalah “Alarm Alam” untuk
masyarakat di Indonesia dan Balikpapan khususnya. Kemajuan kota Balikpapan yang tanpa perhitungan bukan tidak
mungkin akan menghasilkan kondisi yang sama. Hari ini kota Balikpapan menjadi kota yang rawan banjir. Beberapa
waktu lalu, tepatnya 23 Maret 2021 banjir di Balikpapan merendam ratusan rumah warga. Hal ini jelas perlu menjadi
perhatian kita semua. Pembangunan yang sangat cepat harus di barengi dengan pelestarian hutan. Apalagi kondisi hari
ini pembangunan besar-besaran terjadi di kota BERIMAN. Seperti pembangunan jembatan pulau balang, bahkan
pembangunan jalan tol Balikpapan Samarinda adalah ancaman bagi masyarakat kota balikpapan. Karena jalan tol ini
menjadikan beberapa lahan Hutan Lindung Sungai Manggar menjadi jalan tol. Tak hanya itu pembangunan
perumahan yang gila-gilaan tanpa dibarengi dengan langkah-langkah preventif akan menyebabkan terjadinya hal yang
sama seperti Kalimantan Selatan ataupun Flores .

MAKA DENGAN INI, KAMI ALIANSI MASYARAKAT BALIKPAPAN UNTUK ADONARA (AMBURA)
MENGAJAK SELURUH MASYARAKAT BALIKPAPAN UNTUK MENCINTAI DAN MENJAGA
LINGKUNGAN. TERKHUSUS DI KOTA BALIKPAPAN YANG KITA CINTAI INI.

TERTANDA

KORLAP AMBURA

Anda mungkin juga menyukai