Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan pendidikan yang sangatfundamental,


para pakar berpendapat bahwa usia anak 0 – 6 tahun merupakan masa keemasan (golden age)
yang akan menentukan perkembangan anak selanjutnya. PAUD merupakan upaya pembinaan
dan pengembangan yang ditujukan bagi anak usia 0 – 6 tahun dalam aspek kesehatan, gizi
dan psikososial (kognitif, sosial dan emosional) dilakukan oleh lingkungan yang akan
berpengaruh besar pada proses tumbuh kembang anak.

Kreativitas merupakan suatu tuntutan pendidikan dan kehidupan yang sangat penting
pada saat ini. Kreativitas akan menghasilkan berbagai inovasi dan perkembangan baru dalam
suatu kehidupan. Individu dan organisasi yang kreatif akan selalu dibutuhkan oleh
lingkungannya karena mereka dapat memenuhi kebutuhan lingkungannya yang terus berubah
dan mampu untuk bertahan dalam kompetisi global yang dinamis dan ketat. Pentingnya
memupuk kreativitas dan dikembangkan pada diri seorang anak karena dengan berkreasi
seseorang bisa mewujudkan dirinya menjadi lebih baik. Perwujudan diri ini merupakan salah
satu kebutuhan pokok didalam hidup manusia. Sebuah kreativitas adalah kemampuan untuk
melihat berbagai macam kemungkinan tentang penyelesaian akan suatu permasalahan. Suatu
kreativitas tidak hanya berguna namun juga memberikan kepuasan bagi seseorang.
Kreativitas dapat tumbuh dan berkembang pada lingkungan keluarga, masyarakat, maupun
lingkungan sekolah.

Keluarga tidak terlepas dalam membantu perkembangan dan pertumbuhan anak.


Lingkungan keluarga merupakan lingkungan tumbuh kembang anak yang pertama. Dalam
keluarga inilah anak mendapatkan didikan dan bimbingan pertama kali. Sehingga pendidikan
yang paling banyak diterima oleh anak adalah dalam keluarga. Tugas utama dari keluarga
adalah peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan.

Dalam membentuk kreativitas, sekolah sebagai lembaga pendidikan yang


memberikan kontribusi besar terhadap perkembangan kreativitas siswa. Sebagai Negara
berkembang Indonesia sangat membutuhkan tenaga-tenaga kreatif yang mampu memberikan
sumbangan bermakna kepada ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian, serta kepada
kesejahteraan bangsa pada umumnya. Sehubungan dengan hal tersebut pendidikan hendaknya
tertuju pada pengembangan kreativitas peserta didik agar kelak dapat memenuhi kebutuhan
pribadi, masyarakat, dan negara. Menurut Komite Penasehat Nasional Bidang Pendidikan
Kreatif dan Pendidikan Budaya yang diterjemahkan oleh Ana Craft (2005:291),
“Menggambarkan kreativitas sebagai bentuk aktivitas imajinatif yang mampu menghasilkan
sesuatu yang bersifat original, murni, asli, dan memiliki nilai”.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana peranan keluarga dalam mengembangkan bakat dan kreativitas
anak?
2. Bagaimana peras sekolah dalam mengembangkan kreativitas anak?
3. Bagaimana peranan masyarakat dalam mengembangkan kreativitas anak?

C. Tujuan
1. Mengetahui bagaimana peranan keluarga dalam mengembangkan bakat dan
kreativitas anak?
2. Mengetahui bagaimana peras sekolah dalam mengembangkan kreativitas anak?
3. Mengetahui bagaimana peranan masyarakat dalam mengembangkan kreativitas
anak?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kreativitas Anak Usia Dini

Kreativitas adalah salah satu aspek yang dikembangkan dalam Pendidikan Anak Usia
Dini. Proses kreatif dan inovatif dapat dilakukan melalui kegiatan-kegiatan yang menarik,
membangkitkan rasa ingin tahu anak, memotivasi anak untuk berpikir kritis dan menemukan
halhal baru.

Menurut Hurlock (1999:47) bahwa: Kreativitas (divergen thinking) merupakan


kemampuan atau cara berpikir seseorang untuk menciptakan tau menghasilkan sesuatu yang
baru, berberda, belum ada sebelumnya ataupun memperbaharui sesuatu yang ada sebelumnya
yang berupa suatu gagasan, ide, hasil karya serta respon dari situasi yang tidak terduga.

Sedangkan Munandar (2004:47) mengemukakan terdapat beberapa rumusan


mengenai pengertian kreativitas sebagai berikut :

1. Kreativitas adalah kemampuan anak untuk membuat kombinasi baru berdasarkan


data, informasi, atau unsur-unsur yang ada.
2. Kreativitas (berpikir kreatif atau berpikir divergen) adalah kemampuan berdasarkan
data atau informasi yang tersedia menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap
suatu masalah yang perkenannya adalah kuantitas, ketepatgunaan dan keragaman
jawaban.
3. Secara operasional kreativitas dapat dirumuskan sebagai kemampuan yang
mencerminkan kelancaran, keluwesan, fleksibilitas dan originalitas dalam berfikir
serta kemampuan untuk mengolaborasi (mengembangkan, memperinci dan
memperkaya) suatu gagasan.

Menurut Munandar (1992:55) ciri-ciri kreativitas pada anak meliputi :Ciri-ciri yang
berhubungan dengan kemampuan berpikir kreatif atau kognitif (aptitude) merupakan
keterampilan berpikir lancar, keterampilan berpikir luwes, keterampilan berpikir orisional,
keterampilan memerinci dan keterampilan menilai. Sedangkan ciri-ciri yang menyangkut
sikap dan perasaan seseorang atau afektif merupakan rasa ingin tahu, bersifat imajinatif,
merasa tertantang oleh kemajemukan, memiliki sikap berani mengmabil resiko dan sikap
saling menghargai kemampuan dan bakat-bakat sendiri yang sedang berkembang.

Suasana yang optimal untuk mengembangkan kreativitas memungkinkan tergalinya


bentuk-bentuk kreativitas terdiri dari :

1. Gagasan
Gagasan adalah pemikiran yang menghasilkan timbulnya konsep dan menghasilkan
berbagai macam pengetahuan. Gagasan terbagi sebagai berikut:

Berpikir luwes, artinya anak mampu memberikan jawaban atau ide yang tidak kaku,
dan memilki ciri yang sama.

a) Berpikir orisinil, artinya anakmampu memberikan jawaban atau ide yang


berbeda sesuai dengan apa yang anak imajinasikan dan belum ada
sebelumnya.
b) Berpikir terperinci, artinya anak mampu melakukan tugas dengan tekun dan
teliti detail serta terstuktur.
c) Berpikir menghubungkan pengetahuan artinya anak mampu mengingat masa
lalu dan masa kini.
2. Sikap Sikap adalah perilaku yang dihasilkan oleh seseorang. Terbagi sebagaiberikut:
1) Rasa ingin tahu, artinya anak senang bertanya, mencoba hal-hal yang baru,
serta tidak canggung terhadap situasi yang baru atau asing.
2) Kesediaan untuk menjawab, artinya anak senang untuk mengungkapkan ide
dan pendapat yang ia miliki dan senang terhadap pengalaman orang lain.
3) Berani mengambil resiko, artinya anak tidak takut melakukan kesalahan,
senang melakukan sesuatu yang baru, tidak pantang menyerah serta berani
mengungkapkan gagasan baru yang anak miliki.
4) Percaya diri artinya anak mampu mengungkapkan berbagai ide gagasan yang
anak miliki, tidak mudah dipengaruhi oleh orang lain serta berani
mengekspresikan diri.
3. Karya
Karya merupakan sesuatu yang dihasilkan seseorang, terbagi menjadi:
1) Permainan
2) Mampu memodifikasi berbagai permainan
3) Mampu menyusun berbagai bentuk permainan
4) Karangan anak (tulisan dan menggambar)
5) Mampu memyusun karangan berupa tulisan atau cerita
6) Mampu menggambar sesuatu yang baru atau mampu memodifikasi gambar
yang anak buat.

Sedangkan menurut Hurlock (1990: 30) kreativitas akan melemah jika dihambat oleh
keadaan lingkungan sebagai berikut:

1. Kesehatan yang buruk, dapat mematikan kreativitas anak karena anak tidak mampu
mengembangkan diri.
2. Lingkungan keluarga yang kurang baik, yaitu tidak memberikan dorongan untuk
meningkatkan kreativitas.
3. Adanya tekanan ekonomi mempersulit anak untuk mengembangkan bakat kreatifnya,
bila anak membutuhkan dana, misalnya membeli buku atau mainan yang dapat
menstimulasi anak.
4. Kurangnya waktu luang, tidak adanya kebebasan pada anak untuk mengembangkan
bakat kreatifnya.

Terdapat beberapa sikap orang tua yang tidak menunjang kreativitas anak seperti
orang tua yang cenderung otoriter akan sering mengatakan pada anak bahwa ia akan dihukum
jika melakukan kesalahan, anak dituntut untuk tidak boleh mempertanyakan keputusan orang
tua. Terkadang orang tua yang berada pada kelas sosial tertentu tidak membolehkan anak
bermain dengan anak dari keluarga yang berbeda pandangan, serta orang tua yang terlalu
ketat mengawasi kegiatan anak dan orang tua yang kritis terhadap anak dan menolak gagasan
anak dapat mematikan rasa percaya diri yang ada dalam diri anak.

B. Peranan Keluarga dalam Mengembangkan Kreativitas Anak usia dini


Menurut Soelaeman (1994:5) secara pengertian psikologis, keluarga adalah
“Sekumpulan orang yang hidup bersama dalam tempat tinggal bersama dan masing-masing
anggota merasakan adanya pertautan batin sehingga terjadi saling mempengaruhi, saling
memperhatikan, dan saling menyerahkan diri”.
Menurut Hurlock (2005:13) menyatakan bahwa pola asuh yaitu “Sikap orang tua
dalam berinteraksi dengan anak-anaknya. Sikap orang tua ini meliputi cara orang tua
memberikan aturan-aturan, hadiah maupun hukuman, cara orang tua menunjukkan
otoritasnya dan juga cara orang tua memberikan perhatian serta tanggapan terhadap anak”.
Sementara Theresia Indira Shanti (2012) menyatakan bahwa pola asuh merupakan
“Pola interaksi antara orang tua dan anak”. Lebih jelasnya, yaitu bagaimana sikap atau
perilaku orang tua saat berinteraksi dengan anak. Termasuk cara menetapkan aturan,
mengajarkan nilai/norma, memberikan perhatian dan kasih yang serta menunjukan sikap dan
perilaku yang baik sehingga dijadikan contoh atau panutan bagi anaknya. Dengan demikian,
secara sederhana dapat dikatakan bahwa pola asuh merupakan proses interaksi antara anak
dengan orang tua dalam pembelajaran dan pendidikan yang nantinya sangat bermanfaat bagi
aspek pertumbuhan dan perkembangan anak.
Maka menurut Ihsan (1999:88) ada beberapa langkah yang dapat dilakukan orang tua
dalam peranannya mendidik anak antara lain :
a. Orang tua sebagai panutan
Anak selalu becermin dan bersandar kepada lingkungannya yang terdekat. Dalam hal
ini tentunya lingkungan keluarga yaitu orang tua. Orang tua harus memberikan
teladan yang baik dalam segala aktivitasnya kepada anak
b. Orang tua sebagai motivator anak
Anak mempunyai motivasi untuk bergerak dan bertindak, apa bila ada sesuatu
dorongan dari orang lain, lebih-lebih dari orang tua. Hal ini sangat diperlukan
terhadap anak yang masih memerlukan dorongan. Motivasi bisa membentuk
dorongan, pemberian penghargaan, pemberian harapan atau hadiah yang wajar, dalam
melakukan aktivitas yang selanjutnya dapat memperoleh prestasi yang memuaskan.
c. Orang tua sebagai cermin utama anak
Orang tua yang baik adalah orang yang sangat dibutuhkan serta diharapkan oleh anak.
Karena bagaimanapun mereka merupakan orang yang pertama kali dijadikan sebagai
figur dan teladan di rumah tangga. Dan selain itu orang tua juga harus memiliki sifat
keterbukaan terhadap anak-anaknya, sehingga dapat terjalin hubungan yang akrab dan
harmonis antara orang tua dengan si anak, dan begitu juga sebaliknya. Sehingga
nantinya dapat diharapkan oleh anak sebagai tempat berdiskusi dalam berbagai
masalah, baik yang berkaitan dengan pendidikan, ataupun yang berkaitan dengan
pribadinya
d. Orang tua sebagai fasilitator anak
Pendidikan bagi si anak akan berhasil dan berjalan baik, apabila fasilitas cukup
tersedia. Namun bukan semata-mata berarti orang tua harus memaksakan dirinya
untuk mencapai tersedianya fasilitas tersebut. Akan tetapi, setidaknya orang tua
sedapat mungkin memenuhi fasilitas yang diperlukan oleh si anak, dan ini tentu saja
ditentukan dengan kondisi ekonomi yang ada.
Lingkungan keluarga yang baik, sekurang-kurangnya mempunyai tiga ciri,
yaitu: Pertama, keluarga memberikan suasana emosional yang baik bagi anak-anaknya,
seperti perasaan senang, aman, disayangi, dan dilindungi. Kedua, mengetahui dasar-dasar
kependidikan, terutama berkenaan dengan kewajiban dan tanggung jawab orang tua terhadap
pendidikan anak serta tujuan dari isi pendidikan yang diberikan kepadanya. Ketiga,
bekerjasama dengan pusat pendidikan tempat orang tua mengamanatkan pendidikan anaknya.
Dalam hal ini, orang tua ataupun keluarga dapat melakukan hal-hal berikut:
a. Menunjang dan mendorong kegiatan yang diminati anak.
b. Menikmati keberadaannya bersama anak.
c. Menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan anak.
d. Mendorong kemandirian anak dalam bekerja.
e. Memberikan pujian yang sungguh-sungguh terhadap karya anak.
f. Memberi kesempatan kepada anak untuk berpikir, merenung berkhayal.
g. Merangsang daya pikir anak dengan cara mengajak berdiskusi tentang hal yang
mampu dipikirkan anak.
h. Memberikan kesempatan kepada anak untuk dapat menentukan atau mengambil
keputusan.
i. Membantu anak yang menemukan kesulitan dengan memberikan penjelasan yang
dapat diterima akal anak.
j. Memberikan fasilitas yang cukup bagi anak untuk bereksperimen dan bereksplorasi.
k. Memberikan contoh dalam membuat karya kreatif.

Orang tua memiliki peranan yang sangat utama dalam menunjang kreativitas anak
usia dini karena orang tua merupakan orang yang terdekat dengan anak dan memiliki
pengaruh yang utama dalam membentuk kepribadian dan karakter anak. Orang tua memiliki
peranan yang penting dalam mendidik dan membimbing anak, sebab pendidikan dan
bimbingan dari orang tua sangat menentukan perkembangan anak dalam mencapai
keberhasilannya. Anak yang senantiasa mendapatkan dorongan dan motivasi dari orang
tuanya untuk mempertanyakan banyak hal tentang keadaan disekitarnya dapat membuka
cakrawala pengetahuan anak tentang suatu hal dapat menjadi terbuka dan luas. Orang tua
yang lebih banyak memberi kesempatan pada anak untuk menentukan pilihan saat bekreasi
dan memecahkan masalah anak tersebut cenderung dapat lebih mengoptimalkan potensi
kreatifnya di bandingkan dengan orang tua yang selalu menentukan pilihannya saat anak
berkreasi tanpa memperdulikan keinginan anak.
Peranan orang tua selanjutnya yang dapat megoptimalkan kreativitas anak yaitu orang
tua yang selalu memberikan waktu yang cukup untuk anak berpikir dan merenung serta
berkhayal tentang suatu hal atau pada saat anak memecahkan suatu masalah maka anak
tersebut telihat tampak lebih dapat mengoptimalkan kreativitasnya dibandingkan dengan
orang tua yang selalu menentukan pilihannya terhadap keinginan anak sehingga anak tersebut
tidak dapat mandiri dan kurang kreativitasnya. Orang tua yang cenderung bersikap otoriter
dalam pengasuhannya cenderung membuat anak bersikap ketakutan dan tidak terlatih untuk
berinisiatif serta tidak mampu menyelesaikan masalahnya dan tidak mampu membuat suatu
kreasi yang bermakna.
Suasana rumah dan keluarga yang hangat dan penuh dukungan, suasana yang saling
menghargai dan kooperatif antara setiap anggota keluarga dapat mengoptimalkan
perkembangan kreativitas anak. Suasana yang saling menghargai dan mendorong adanya
perbedaan menyababkan munculnya kreativitas yang bervariasi yang dapat dihasilkan oleh
seorang anak. Anak yang terbisa mandiri tetapi tetap dalam pengawasan dari orang tua dan
orang tua yang terbiasa bersikap penuh welas asih dan dapat menerima alasan anak terhadap
semua tindakan anak yang konstruksif, akan berdampak anak tersebut menjadi bahagia,
mempunyai rasa percaya diri, memiliki problem solving yang baik, dapat berkomunikasi baik
dengan teman-temannya dan orang dewasa disekitarnya sehingga anak tersebut menjadi lebih
kreatif.
Maka kunci penunjang anak agar anak dapat kreatif adalah jika orang tua mendukung,
memberi kebebasan pada anak tentunya kebebasan yang terkontrol serta senantiasa memberi
penghargaan apada anak apapun hasil karya ciptannya sehingga tumbuh rasa percaya diri
dalam diri anak, dan anak menjadi mandiri serta berani dalam melakukan segala aktivitas
kegiatannya. Oleh sebab itu orang tua wajib senantiasa memiliki sikap-sikap yang
mendukung perkembangan kreativitas anak menjadi lebih baik dan terus berkembang secara
optimal.

C. Peranan Sekolah dalam Mengembangkan Kreativitas Anak usia dini


Bagi anak berbakat guru hendaknya lebih berfungsi sebagai fasilitator belajar daripada
sebagai instruktur semata-mata.Istilah fasilitator menunjukkan bahwa tanggung jawab akhir
untuk belajar haruslah pada anak dalam menemukan dirinya.
Biasanya bukan hanya satu fasilitator yang berperan dalam perwujudan potensi anak,akan
tetapi beberapa orang yang berrpengaruh terhadap belajarnya anak,disamping faktor
kesempatan dalam hidup.Memupuk keunggulan berarti membantu anak berrbakat untuk
mewujudkan kemampuan potensial merreka;untuk ini diperrlukan pelayanan khusus dan guru
yang memilki karakteristik khusus dan mendapat pelatihan khusus.
a Karakterrisitik Guru Anak Berbakat
Guru menentukan tujuan dan sasaran belajar ,membantu dalam pembentukan nilai
pada anak,memilih pengalaman belajar ,menentukan metode atau strategi mengajar dan yang
paling penting ,menjadi model perilaku bagi siswa.
Daftar ciri guru anak berbakat yang dihimpau oleh Davis menyebutkan ciri-ciri
sebagai berrikut :sikap demokratis,ramah dan memberri perhatian perrorangan ,sabar,minat
luas,penempilan yang menyenangkan ,adil,tidak memihak ,rasa humor ,perilaku
konsisten,memberi perrhatian terrhadap masalah anak,kelenturan,menggunakan penghargaan
dan pujian ,dan kemahiran yang luar biasa dalam mengajar subjek tertentu.
Maker membagi karakterisitk guru anak berbakat menjadi 3 kelompok :
1. Karakteristik filosofis perrlu dipertimbangkan dalam seleksi guru anak berbakat
Strom menegmukakan konflik filosofis lain dapat dialami guru dengan anak berbakat
.Guru cenderung berrfikir bahwa anak berbakat dapat berrhasil dari dirinya sendiri,sehingga
tidak perrlu diperhatika.
Menurut Wellborn guru dapat mengalami kesulitan filosofis dengan upaya
pengembangan kreativitas didalam kelas .
2. Karakteristik Profesional dari guru perlu dikembangkan melalui pelatihan dalam
jabatan seperti kemampuan untukmemperrgunakan keterampilan dinamika kelompok
,teknik,dan strategi yang maju(advanced) dalam mata ajaran tertentu ,memberikan pelatihan
dan memahami komputer.
Plowman membedakan sepuluh kelompok karakteristik guru anak berbakat ,yaitu:
a. Assesment anak berbakat
b. Mengetahui tentang sifat dan kebutuhan anak berbakat
c. Menggunakan data assesment dalam merencanakan program individual untuk
anak brebakat.
d. Mengetahui tentang model kurikulum yang penting untuk pendidikan anak
berrbakat
e. Mampu dalama menggunakan dinamika kelompok
f. Mengetahui tentang berbagai program untuk anak berrbakat,minat dan komitmen
terhadap pembelajaran anak berrbakat
g. Mengetahui dan mampu untuk membimbing anak berrbakat dan orangtua mereka
h. Mengetahui tentang kecenderungan dan isu dewasa ini dalam pendidikan anak
berbakat

3. Karakteristik pribadi guru anak berbakat meliputi motivasi,kepercayaan diri


,rasa humor,kesabaran,minat luas dan kelenturan
Lindsey menyimpulkan karakterisitk pribadi dari guru yang berhasil bekerja dengan
anak berbakat ,mencakup memahami dan menerima diri sendiri,mempunyai kekuatan ego
,kepekaan terrhadap orang lain,minat intelektual diatas rata-rata,serta berrtanggung jawab
terrhadap perilaku diri sendiri dan akibatnya.Karakterisitk pribadi lainnya dari guru anak
berbakat ialah empati,tenggang rasa ,orisinalitas ,antusiasme dan aktualisasi diri.
b. Persiapan Guru Anak Berbakat
1. Program Bergelar
Kebanyakan program guru anak berbakat memperrsyaratkan kompetensi, sebagai
berikut:
Mengetahui tentang sifat dan kebutuhan anka berbakat
Mempunyai keterampilan dalam mengembangkan kemampuan berrfikir tingkat
tinggi.
Mengetahui tentang kebutuhan afektif dan kognitif dari anak berbakat
Mempunyai kemampuan untuk mengembangkan bahan untuk anak berrbakat
Mempunyai kemampuan untuk menggunakan strategi mengajar perorangan
Dll
2. Pelatihan Jabatan
Pelatihan jabatan dapat diberikan di sekolah,yayasan dan sebagainya,dan berbeda dari
program bergelar dalam hal bahwa pelatihan dalam jabatan lebih memberikan pengalaman
dengan tujuan-tujuan khusus.Tujuan-tujuan ini meliiputi topik-topik seperti keterampilan
berrfikir tingkat tinggi ,komunikasi dan keterrampilan berrfikir kreatif,pengembangan
keterampilan ,kepemimpinan,teknik untuk bekerrja dengan anak berrbakat yang berprestasi di
bawah kemampuan dan mengembangkan strategi untuk mengurangi stres.
Pelatihan dalam jabatan bisa kurang efektif jika dilaksanakan oleh pakar-pakar dari
luar dalam bentuk lokakarya,seminar atau proyek jangka pendek.Untuk mengatasi masalah
ini Gallagher mengajukan rencana yang mencakup tiga butir:
Pengukuran atau penilaian kebutuhan
Kontrak atau persetujuan formal sehubungan dengan waktu dan cara pemberian
pelajaran
Bank narasumber yang menghimpau semua jenis informasi tentang personalia dan
sumber yang tersedia.
Saran lain oleh Renzulli yaitu pengadaan sistem manajemen intruksional dengan tiga
sasaran utama :
Memadatkan banyak informasi yang tepat guna dalam waktu pelatihan yang singkat
Memberikan struktur pengetahuan mengenai topik dan strategi mengajar
Memberikan serangkaian paket lokakarya yang dapat digunakan oleh pelatih lain.
Manfaat usulan dari Gallagher dan renzulli ialah bahwa lokakarya dan seminar dapat
meberrikan lebih daripada informasi awal dan informasi dasar mengenai konsep dan cara
untuk belajar berrkelanjutan oleh guru anak berbakat dan siswa berbakat.

c. Siapa saja yang dapat menjadi Guru Anak Berbakat?


1. Mentor pada program Anak Berbakat
Hirsch pada tahun 1970-an pertama kali memperrkenalkan model
penggunaan mentor untuk program anak berrbakat pada siswa sekolah
menengah.Kebanyakan program mentor direncanakan untuk siswa berbakat pendidikan anak
menengah tetapi bisa juga untuk anak berrbakat pendidkan dasar.
a. Pengertian Mentor
Seeley mebedakan pengerrtian mentor pribadi dan mentor sebagai narasumberr
.Ditinjau dari segi anak,mentor adalah seseorang yang dikagumi anak yang menjadi model
peran dalam salah satu atau beberapa bidang kegiatan,seseorang yang merangsang dan
menghargai anak .Mentor pribadi ialah seseorang yang diidentifikasi anak sebagai mentor
dan yang mempunyai pengaruh besar.dari sudut tinjau sekolah,mentor anak berbakat adalah
yang diidentifikasi oleh guru yang memanfaatkan tokoh-tokoh dalam masyarakat untuk
tujuan memperrluas pengalaman belajar anak.
b. Peranan Mentor
- Mentor Pribadi
Yang dapat menjadi mentor pribadi bisa seprang guru yang meningkatkan
keterampilan dan perrkembangan intelektual siswa;bisa seorang sponsor yang menggunakan
pengaruhnya untuk membantu kemajuan anak.
- Mentor sebagai Narasumber
Mentor ini biasanya sukarelawan dari masyarakat yang mengundang anak berbakat
untuk mengunjungi tempat kerja mereka.
c. Karakteristik
Karakterisitik yang penting dari mentor adalah sebagai berikut:
Mempunyai keterrampilan,minat atau kegiatan khusus yang menarik minat siswa
Mampu membina siswa ke pengalaman pribadi yang bermakna
Bersifat fleksibel dalam mebantu kegiatan siswa
Merupakan model peran bagi siswa
Menunjukkan minat terhadap siswa sebagai pelajar dan sebagai individu.

d. Hubungan Mentor atau siswa


Boston menganalisis hubungan antara mentor dan siswa berbakat dan
menyimpullkan:
Program mentro dalam pendidikan anak berrbakat haruslah berrakar dalam belajar
eksperimental.
Baik mentor maupun siswa berbakat melibatkan diri dalam komitmen dwi rangkap.
Program mentor untuk siswa berrbakat haruslah berakhir terrbuka dalam arti memberi
kemungkinan untuk memperrtimbangkan berbagai kemingkinan pemecahan masalah.
Instruksi dan evaluasi haruslah berrdasarkan kompetensi.
2. Orangtua
Delp dan Mortinson memberi saran bagaimana sekolah dapat
melibatkan orangtua berbakat antara lain:
Orangtua memberi informasi mengenai anaknya untuk membantu menentukan
minat,kemampuan ,kebutuhan dan perrkembangan anak berrbakat.
Orangtua membantu guru dalam menyelenggarakan proyek individual,program
mentor,kelompok minat khusus,dan karya wisata.
Orangtua berperan serta dalam panitia penasihat untuk masalah anak berbakat.
3. Psikolog
Psikolog dapat membantu dalam mengembangkan kesempatan pelatihan intensif
untuk guru anak berbakat,dengan membantu gurulebih memahami sifat dan kebutuhan anak
berbakat,mengembangkan metode yang mendorong pertumbuhan kreativitas harga diri ,dan
rasa ingin tahu(kemelitan).
Ahli psikometri yaitu psikolog yang mempunyai keahlian khusus dalam
pengukuran psikologis daapt membantu guru kelas ,pemimpin sekolah ,orangtua dan konselor
dengan memberikan informasi khusus tentang tes perrilaku anak berbakat.
4. Konselor
Anak berrbakat biasanya jarang mendapat layanan bimbingan dan konseling karena
dua alasan yaitu:
Banyak pendidik berpendapat bahwa konseling terutama untuk anak yang bermasalah.
Kurangnya personalia yang terlatih untuk dapat melayani kebutuhan konseling anak
berbakat.
Konselor dapat membantu siswa berrbakat untuk belajar lebih memahami diri sendiri
dan untuk mengambil keputusan yang bijak baik dalam menetukan mata ajaran pilihan
maupun dalam bidang pilihan karier.
d. Membangkitkan Kreativitas di Sekolah
Guru mempunyai dampak yang besar tidak hanya pada prestasi pendidikan
anak,tetapi juga apda sikap anak terhadap sekolah dan terrhadap belajar pada
umumnya.Namun,guru juga dapat melumpuhkan rasa ingin tahu alamiah anak,merusak
motivasi,harga diri dan kreativitas anak.
Berbicara dalam istilah model Titik Pertemuan Kreativitas menurut Amabile ,guru
dapat melatih keterrampilan bidang –pengetahuan dan keterampilan teknis dalam bidang
khusus ,seperti bahsa ,matematika atau seni.Sampai batas tertentu,guru juga dapat mengajar
keterrampilan kreatif-cara berrfikir menghadapi masalah secara kreatif,atau teknik-teknik
untuk memunculkan gagasan-gagasan orosinal.
1. Sikap Guru
Cara yang paling baik bagi guru untuk mengembangkan kreativitas siswa ,adalah
dengan mendorong motivasi intrinsik.Motivasi intrinsik akan tumbuh ,jika guru
memungkinkan anak untuk bisa diberi otonomi sampai batas tertentu di kelas.Beberapa
penelliti menugaskan anak mebaca teks ilmu pengetahuan sosial dnegan tiga car instruksi
yang berbeda:
- Tidak diarahkan (non-directed)
- Tidak diawasi tetapi diarahkan (not controlling but directed)
- Diawasi plus diarahkan (controlling and directed)
2. Falsafah Mengajar
Falsafah mengajar yang mendorong kreativitas anak secara keseluruahn adlah
sebagiaberikut:
a. Belajar adlah sangat penting dan sangat menyenangkan
b. Anak patut dihargai dan disayangi sebagai pribadi yang unik
c. Anak hendaknya menjadi pelajar yang aktif
d. Anak perlu merasa nyaman dan dirangsang didalam kelas.
e. Anak harus mempunyai rasa meilki dan kebanggan didalm kelas.
f. Guru merupakan narasumeber,bukan polisi atau dewa.
g. Guru memang kompeten tetapi tidak perrlu sempurna.
e. Pengaturan Ruang Kelas
Pada umunya kelas terbuka mempunyai struktur yang tidak aku,kurang ada tekanan
terhadap kinerja siswa ,dan lebih banyak pada perhatian individual.
Manfaat yang penting dari kelas terbuka adalah penekanannya pada pembelajaran
yang individualized.Anak akan belajar lebih baik jika ditingkat kecepatan dan kurikulum
disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan anak.
Disamping itu,ruang kelas hendaknya merangsang secara visual tanpa mengganggu
perhatian .Ruang kelas penuh dengan berrbagai produk hasil karya siswa yang beragam.
f. Strategi Mengajar
1. Penilaian
Penilaian guru terhadap pekerrjaan murid menurut Amabile mungkin merrupakan
pembunuh kreativitas paling besar .
Apa yang dapat dilakukan guru?
1. Memberikan umpan balik yang berarti daripada evaluasi yang abstrak dan tidak
jelas .
2. Melibatkan siswa dalam menilai pekerrjaan mereka sendiri dan belajar dari
kesalahan mereka
3. Penekanannya hendaknya terhadap “Apa yang telah kau pelajari?” dan bukan
pada “Bagaimana kau melakukannya?”
Dalam kelas yang menunjang kreativitas ,guru menilai pengetahuan dan kemajuan
siswa melaui interaksi yang terrus menerus dengan siswa .
Sistem ini mebuat evaluasi lebih bersifat meberi informasi daripada mengawasi.siswa
melihat komentar guru tidak sebgai hadiah ataupun hukuman untuk mengawasinya ,tetapi
sebagai informasi yang berguna bagi belajar dan kinerja siswa.
2. Hadiah
Anak senang menerrima hadiah dan kadang-kadang melakukan segala seseatu untuk
memperolehnya .Hadiah yang terbaik untuk pekerrjaan yang baik adalah yang tidak berupa
materri (intangible),seperti: senyuman atau anggukan ,kata penghargaan,kesempatan untuk
menampilkan dan mempresentasikan pekerjaan sendiridan pekerjaan tambahan .Jika iklim
kelas sedemikian sehingga belajar menarik dan menyenangkan maka pekerjaan tambahan
dapat merupakan hadiah.
3. Pilihan
Kreativitass tidak akan berkembang jika anak hanya dapat melakukan seseatu dengan
satu cara.Berilah kegiatan belajar yang tidak berstruktur dalam struktur tertentu.

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, Siti. 2007. Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini.

Jakarta. PT. Indeks.

Hurlock, Elizabeth B. 2005. Perkembangan Anak Jilid I. Jakarta. Penerbit Erlangga

Ihsan, Fuad. 1996. Dasar-dasar pendidikan. PT. Rineka Cipta. Jakarta

Munandar, S. C. Utami. 1999. Kreativitas dan keberbakatan (strategi mewujudkan potensi

dan bakat). Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Soeleman. M.I 1994. Pendidikan Dalam Keluarga. Bandung. Alfabeta

Shanti, T.I. 2012. Pentingnya Komunikasi Harmonisasi Orang Tua-Anak [on line] Tersedia://

edukasi.kompasiana.com/2012/02/14 [29 mei 2013]

Anda mungkin juga menyukai