Di susun Oleh :
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan populasi rentan?
2. Apa yang dimaksud dengan populasi rentan penyakit mental ?
3. Apa yang dimaksud dengan populasi rentan kecacatan ?
4. Apa yang dimaksud populasi rentan terlantar ?
5. Bagaimana Asuhan keperawatan untuk agregat penyakit mental ?
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui tentang agregat populasi rentan
b. Untuk mengatahui tentang populasi rentan penyakit mental
c. Untuk mengetahui populasi rentan kecacatan
d. Untuk mengtahui populasi rentan terlantar
e. Untuk mengetahui bagaiaman asuhan keperawatan untuk agregat penyakit
mental.
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP TEORI
1. Populasi Rentan
Pengertian Kelompok Rentan tidak dirumuskan secara eksplisit dalam
peraturan perundang-undangan, seperti tercantum dalam Pasal 5 ayat (3)
Undang-Undang No.39 Tahun 1999 yang menyatakan bahwa setiap orang
yang termasuk kelompok masyarakat yang rentan berhak memperoleh
perlakuan dan perlindungan lebih berkenaan dengan kekhususannya.
Dalam penjelasan pasal tersebut disebutkan bahwa yang dimaksud dengan
kelompok masyarakat yang rentan, antara lain, adalah orang lanjut usia,
anakanak, fakir miskin, wanita hamil dan penyandang cacat. Sedangkan
menurut Human Rights Reference disebutkan, bahwa yang tergolong ke
dalam Kelompok Rentan adalah:
a. Refugees (pengungsi)
b. Internally Displaced Persons (IDPs) (orang orang yang terlantar)
c. National Minoritie (kelompok minoritas)
d. Migrant Workers (pekerja migran )
e. Indigenous Peoples (orang pribumi/penduduk asli dari tempat
pemukimannya)
f. Children (anak)
2. Gangguan Mental (Mental Disorder)
a. Definisi Gangguan Mental (Mental Disorder)
Istilah gangguan mental (mental disorder) atau gangguan jiwa
merupakan istilah resmi yang digunakan dalam PPDGJ (Pedoman
Penggolongan Diagnostik Gangguan Jiwa). Definisi gangguan mental
(mental disorder) dalam PPDGJ II yang merujuk pada DSM-III adalah:
“Gangguan mental (mental disorder) atau gangguan jiwa adalah
sindrom atau pola perilaku, atau psikologi seseorang, yang secara
klinik cukup bermakna, dan secara khas berkaitan dengan suatu gejala
penderitaan (distress) atau hendaya (impairment/disability) di adalm
satu atau lebih fungsi yang penting dari manusia. Sebagai tambahan,
disimpulkan bahwa disfungsi itu adalah disfungsi dalam segi perilaku,
psikologik, atau biologik, dan gangguan itu tidak semata-mata terletak
di dalam hubungan orang dengan masyarakat”. (Maslim, tth:7). Dari
penjelasan di atas, kemudian dirumuskan bahwa di dalam konsep
gangguan mental (mental disorder) terdapat butir-butir sebagai berikut:
1) Adanya gejala klinis yang bermakna,
berupa: Sindrom atau pola perilaku Sindrom atau pola
psikologik
2) Gejala klinis tersebut menimbulkan “penderitaan” (distress),
antara lain berupa: rasa nyeri, tidak nyaman, tidak tentram,
terganggu, disfungsi organ tubuh.
3) Gejala klinis tersebut menimbulkan “disabilitas” (disability)
dalam aktivitas kehidupan sehari-hari yang biasa dan
diperlukan untuk perawatan diri dan kelangsungan hidup
(mandi, berpakaian, makan, kebersihan diri, dll).
BAB III
PENGKAJIAN
A. Kasus
seorang perempuan bernama ny. A , usia 30 tahun,alamat tempat tinggal
sambiroto no. 12 ,mempunyai dua orang anak laki-laki. Ny. A habis
pulang dari rumah sakit setelah 20 hari dirawat di rumah sakit,
perempuan tersebut dirawat karena marah-marah, tertawa, berbicara
sendiri, merusak alat rumah tangga dan curiga dengan suaminya. Klien
di Diagnosa medis skizofrenia. Suami perempuan tersebut bekerja
sebagai buruh di kota dan pulang seminggu sekali. Perempuan tersebut
sudah 2 kali dirawat di rumah sakit. Dirumah ia hanya tinggal dengan
kedua anaknya, 1 minggu setelah pulang kader melaporkan keperawat
puskesmas bahwa perempuan tersebut mulai marah-marah, bicara dan
tertawa sediri lagi dan tidak mau minum obat
B. Pengkajian
Satu minggu setelah pulang dari rumah sakit perempuan tersebut marah-
marah, bicara sendiri, tertawa sendiri, merusak alat rumah tangga, dan
curiga dengan suaminya. Selama satu minggu terakhir perempuan
tersebut tidak minum obat. Riwayat kesehatan masa lalu ibu ny. A juga
pernah menderita penyakit yang sama dengan klien. Riwayat kesehatan
sekarang ( di lanjutkan )
C. Diagnosa keperawatan Individu
Dx : Halusinasi
Resiko perilaku kekerasan
Penatalaksanaan regimen terapeutik inefektif
Keluarga :
Kurang pengetahuan
Perencanaan
Individu :
Keluarga :
Keluarga
c. Memodivikasi lingkungan
Tindakan
Individu
Keluarga :
Evaluasi :
Individu :
d. Keluarga
Pencegahan :
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Populasi rentan atau populasi beresiko adalah kondisi yang
mempengaruhi kondisi seseorang atau populasi untuk menjadi sakit atau
sehat (Kaakinen, Hanson, Birenbaum dalam Stanhope & Lancaster,
2004). Pandera mengkategorikan faktor resiko kesehatan antara lain
genetik, usia, karakteristik biologi, kesehatan individu, gaya hidup dan
lingkungan. Jika seseorang dikatakan rawan apabila mereka berhadapan
dengan penyakit, bahaya, atau outcome negatif. Faktor pencetusnya
berupa genetik, biologi atau psikososial. Populasi rawan atau rentan
merupakan kelompok-kelompok sosial yang memiliki peningkatan risiko
yang relatif atau rawan untuk menerima pelayanan kesehatan. Kenyataan
menunjukan bahwa Indonesia memiliki banyak peraturan
perundangundangan yang mengatur tentang Kelompok Rentan, tetapi
tingkat implementasinya sangat beragam. Sebagian undang-undang
sangat lemah pelaksanaannya, sehingga keberadaannya tidak memberi
manfaat bagi masyarakat. Disamping itu, terdapat peraturan perundang-
undangan yang belum sepenuhnya mengakomodasi berbagai hal yang
berhubungan dengan kebutuhan bagi perlindungan kelompok rentan.
Keberadaan masyarakat kelompok rentan yang merupakan mayoritas di
negeri ini memerlukan tindakan aktif untuk melindungi hak-hak dan
kepentingankepentingan mereka melalui penegakan hukum dan tindakan
legislasi lainnya. Hak asasi orang-orang yang diposisikan sebagai
masyarakat kelompok rentan belum terpenuhi secara maksimal, sehingga
membawa konsekuensi bagi kehidupan diri dan keluarganya, serta secara
tidak langsung juga mempunyai dampak bagi masyarakat.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini maka diharapkan untuk dapat
mengaplikasikan pada kehidupan dengan tujuan untuk mencapai
kesejahteraan hidup.