Anda di halaman 1dari 5

RIVIEW MINI RISET

Nama : Meutia Anggraini


Nim : 3192411008
Kelas : IV PPKn Reg B 2019
Mata Kuliah : Sosiologi Politik
Dosen Pengampu : Windawati Pinem, S.Sos., M.IP.

Judul Mini Riset:

“Analisis Perilaku Politik Masyarakat Kelurahan Delitua Pada Pemilu Serentak 2019”.

Judul ini diangkat disebabkan karena Pemilu Serentak pada tahun 2019 lalu merupakan
Pemilu yang dilaksanakan terakhir di kelurahan ini.

Latar Belakang Masalah:

Pemilu merupakan sarana penggerak kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara


Luberjudil dan memberi kebebasan berekspresi bagi rakyat untuk menyampaikan keinginan
dalam politik.

Masalah yang akan dikaji dalam tulisan ini bermuara pada budaya masyarakat yang
mempengaruhi perilaku politik masyarakat. Gabriel Almond dan Sidney Verba (1966),
mengatakan bahwa political culture adalah sikap orientasi warga negara terhadap sistem
politik serta keragamannya dan kesadaran terhadap peranannya dalam sistem politik tersebut.

Masyarakat Kelurahan Delitua tanpa disadari menganut budaya politik subjek. Hal ini
dikarenakan masyarakat yang jika diundang dalam kegiatan politik termasuk Pemilu selalu
mengatakan akan hadir, namun realita yang terjadi pada saat kegiatan dilakukan hanya sedikit
yang hadir. Selain itu, masyarakat juga masih banyak yang belum melek akan sistem politik
yang menyebabkan banyak terjadinya money politics. Pemerintah Kelurahan Delitua
mengaku sudah melakukan sosialisasi politik, namun sebab masyarakat yang kurang
berpartisipatif dalam kegiatan tersebut mereka pun banyak yang tidak menghadirinya.

1
Maka, dapat disimpulkan bahwa dalam mini riset ini masalah yang ditulis oleh
penulis difokuskan pada budaya politik yang mempengaruhi perilaku politik dari masyarakat
pemilih di Kelurahan Delitua pada Pemilu serentak 2019.

Tujuan:

Penelitian dalam laporan Mini Riset ini bertujuan untuk mengetahui perilaku politik
dari masyarakat pemilih di Kelurahan Delitua pada Pemilu serentak 2019 serta budaya politik
yang mempengaruhi perilaku politik masyarakat.

Manfaat:

Dalam laporan Mini Riset, dipaparkan bahwa penelitian yang dilakukan diharapkan
dapat bermanfaat bagi semua kalangan, terkhusus mahasiswa itu sendiri. Adapun
manfaatnya, seperti mahasiswa PPKn dapat memahami Perilaku Politik, penelitian dapat
dijadikan komponen dalam mencari referensi terkait perilaku politik dalam Pemilu serta
menambah dan meningkatkan wawasan pengetahuan tentang perilaku politik masyarakat
pada pemilu serentak 2019, khususnya di Kelurahan Delitua.

Landasan Teori:
Penelitian dalam laporan Mini Riset menggunakan dua teori yang saling terkait, yaitu
teori perilaku politik dan teori perilaku pemilih.

Menurut Sitepu (2012:88) perilaku politik dapat dirumuskan sebagai kegiatan yang
berkenaan dengan proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik dan yang melakukan
kegiatan politik tersebut adalah pemerintah dan masyarakat. Perilaku politik ini memiliki
beberapa faktor yang mempengaruhi, diantaranya yaitu:

1) Historis. Hal ini disebabkan budaya politik tidak merupakan kenyataan yang statis
melainkan berubah dan berkembang sepanjang masa.

2) Perbedaan Geografis. Kondisi ini mempengaruhi perbedaan tingkat partisipasi politik


masyarakat, kesenjangan pemerataan bangunan, kesenjangan informasi, komunikasi,
teknologi mempengaruhi proses sosialisasi politik.

2
3) Pendidikan dan komunikasi. Semakin tinggi pendidikan masyarakat maka semakin
tinggi tingkat kesadaran politiknya. Komunikasi yang intens akan mempengaruhi
perilaku politik seseorang dalam kegiatan politiknya.

4) Faktor kepribadian.

Perilaku pemilih merupakan syarat ideology antara pemilih dengan partai politik atau
kontestan pemilu. Menurut Nursal (2004:54) ada beberapa pendekatan untuk melihat perilaku
pemilih, yaitu:

1) Pendekatan Sosiologis. Pendekatan ini menjelaskan bahwa karakteristik sosial dan


pengelompokan sosial usia, jenis kelamin, agama, pekerjaan, latar belakang keluarga,
kegiatan-kegiatan dalam kelompok formal dan informal, dan lainnya memberi
pengaruh cukup signifikan terhadap pembentukan perilaku pemilih.

2) Pendekatan Psikologis. Konsep ini merujuk kepada persepsi pemilih atau partai-partai
politik yang ada atau adanya korelasi emosional pemilih terhadap partai-partai politik
tertentu.

3) Pendekatan Rasional. Pendekatan ini melihat bahwa kegiatan memilih sebagai produk
untung dan rugi yang dijadikan sebagai pertimbangan adalah tidak hanya ongkos
memilih akan tetapi kemungkinan suaranya itu dapat memberikan pengaruh terhadap
hasil yang diharapkan dan juga sebagai alternatif berupa pilihan yang ada.

4) Pendekatan Marketing

Kedua teori ini dianggap sebagai teori yang sangat berkaitan dengan judul serta masalah yang
diangkat yang diharapkan mampu membantu untuk menjawab hasil penelitian nantinya.

Metode Penelitian:
Laporan Mini Riset ini menggunakan pendekatan kualitatif pada penelitiannya.
Seluruh data yang terkumpul kemudian dianalisis berdasarkan pendapat Miles and Huberman
dalam Sugiyono (2015: 91) yang meliputi tiga hal yaitu reduksi data, penyajian data dan
penarikan kesimpulan.

Sampel Penelitian:

3
Penelitian ini menggunakan sampel dari pemerintah Kelurahan Delitua beserta para
jajarannya yang objeknya mengacu pada perilaku politik masyarakat Kelurahan Delitua pada
Pemilu serentak 2019 lalu.
Pembahasan:
Kegiatan politik dalam suatu lembaga negara selalu dipengaruhi oleh dasar seseorang
melakukan aktivitas politik dan keputusan politik. Setelah dilakukannya pertanyaan secara
langsung dengan Pemerintahan Kelurahan Delitua, beliau mengaku bahwa ternyata banyak
masyarakat yang masih membudayakan money politics dalam perilaku politik di Kelurahan
ini. Perilaku Money politics yang telah menjadi budaya ini menyebabkan tidak sehatnya
sistem demokrasi di Indonesia, terkhusus di Kelurahan Delitua sendiri. Demokrasi yang
harusnya “bebas” menjadi “tidak bebas” hanya karena pembelian hak suara. Kedaulatan yang
seharusnya milik semua orang, sekarang hanya menjadi pemilik uang. Selain itu, praktek
money politics juga dapat merusak moral demokrasi. Hal ini dikarenakan rakyat memilih
pemimpin bukan karena asas kepemimpinannya, kinerjanya, visi dan misinya, melainkan
karena uang yang di berikan untuk menambah hak suara demi kepentingan oknum-oknum
tersebut yang disebabkan perilaku politik masyarakat masih acuh dan tidak melek politik.
Pada umumnya teori perilaku politik adalah rumusan kegiatan dan pelaksannan
aktivitas dan keputusan politik yang dilakukan oleh pemerintah sebagai struktur legistimasi
kekuasaan dan masyarakat sebagai satuan individu yang bisa melihat sesuatu keputusan
politik baik atau buruk. Faktor kepribadian mempengaruhi perilaku politik.
Dari pembahasan tulisan ini tergambar setidaknya ada empat faktor yang membuat
orang memiliki perilaku politik yang berbeda. Kelima faktor ini berkontribusi terhadap
masalah yang dibahas, yaitu perilaku masyarakat yang kurang partisipatif dalam kegiatan
pemilu dan adanya money politic. Harus ada upaya yang maksimal untuk meminimalisir
meningkatnya masalah tersebut. Karena kualitas pemilu secara tidak langsung juga dilihat
dari legitimasi pemimpin yang terpilih. Semakin kuat dukungan rakyat semakin kuatlah
tingkat kepercayaan rakyat.
Dalam pembahasan ini, terdapat fakta yang sangat menyayat hati yang disebabkan
perilaku politik masyarakat masih menunjukkan perilaku yang tidak sehat. Perilaku politik ini
harusnya tidak dianut dan disingkirkan dari kehidupan politik agar demokrasi Indonesia juga
sehat. Banyak dari masyarakat yang selalu menyalahkan pemerintah, tapi tanpa disadari
merekalah sumber dari kesalahan. Mengapa? Karena perilaku politik mereka yang konsisten

4
dalam memilih siapa yang memberikan apa, bukan siapa yang bertujuan apa terhadap
Indonesia ini.
Namun, memang disadari bahwa bagian pembahasan dalam laporan Mini Riset ini
masih kurang baik dan terkesan gantung. Oleh sebab itu, penulis memohon maaf dalam rivew
ini.

Saran:
Diharapkan pada Pemilu selanjutnya, masyarakat dapat ikurt berpartisipasi dalam
perpolitikan baik dari pemerintahan daerah maupun pada pemerintahan pusat. Pemerintahan
daerah juga diharapkan mampu lebih mengajak masyarakat untuk melakukan sosialisasi
politik bersama, bahkan ketika musim Pemilu belum terjadi. Sebab pemilu yang sehat sangat
diharapkan untuk kemajuan bangsa ini dan berjalannya sistem demokrasi yang sehat pula.

Anda mungkin juga menyukai