Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol. 31 Nomor 1 Tahun 2020 Hal.

26 – 33

PEMANFAATAN LIMBAH KEMPAAN GAMBIR, ABU BOILER


DAN SEKAM PADI UNTUK PUPUK ORGANIK

UTILIZATION OF WASTE FROM GAMBIER’S COMPRESSED, BOILER ASH


AND RICE HUSK FOR ORGANIC FERTILIZERS

Nesi Susilawati*1, Chasri Nurhayati1


1
Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang
1
Jalan Perindustrian II No. 12 Sukarami KM. 09 Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia 30152
* main contributor and coresponding author
1
e-mail : nesisusilawati@kemenperin.go.id

Diterima: 02 Maret 2020; Direvisi: 31 Mei 2020 - 08 Juni 2020; Disetujui: 17 Juni 2020

Abstrak
Selama ini limbah padat proses pengolahan gambir dengan proses basah (pengempaan) langsung dibuang
atau dibakar apabila sudah kering, padahal limbah tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pupuk
organik karena mengandung bahan organik yang dapat didekomposisi oleh mikroba dan menjadi pupuk
organik. Dekomposisi limbah kempaan gambir secara alami memerlukan waktu sekitar 7-8 bulan. Oleh
karena itu diperlukan bioaktivator berupa EM-4 dan MOL (Mikroorganisme Lokal) agar proses dekomposisi
limbah lebih cepat. Penambahan abu boiler dan sekam padi diperlukan untuk menaikkan nilai pupuk organik
yang dihasilkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbandingan beberapa variasi
bahan baku dari limbah kempaan gambir, abu boiler dan sekam padi dengan penambahan bioaktivator
MOL dan EM-4 untuk mendapatkan pupuk organik yang memenuhi persyaratan SNI. Rancangan percobaan
menggunakan rancangan acak lengkap faktorial dengan variasi perbandingan bahan baku pupuk organik
yaitu perbandingan limbah kempaan gambir : abu boiler : sekam padi, meliputi (A 1) 100:0:0 (A2) 90:8,5:1,5
(A3) 80:17:3 (A4) 70:25,5:4,5 (A5) 60:34:6 dan Faktor B adalah jenis mikroba EM-4 (B1) dan MOL (B2).
Pengujian pupuk organik meliputi kadar air, C-Organik, Nitrogen, P2O5 dan K2O. Hasil pengujian produk pupuk
organik dibandingkan dengan SNI 7763:2018. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecuali kadar air,
parameter uji yang lain telah memenuhi SNI 7763:2018; Pupuk Organik Padat, sehingga campuran limbah
kempaan gambir, abu boiler dan sekam padi dapat dimanfaatkan menjadi pupuk organik padat, namun
pengaruh penggunaan mikroba MOL dan EM-4 tidak berbeda secara signifikan, .

Kata kunci : Organik, abu boiler, MOL. EM-4, Gambir

Abstract
During this time, the solid waste from gambier compressed by wet process (compressed) was disposed or
burned directly when it was dry ,though it can be used as material for organic fertilizer because it contain
organic material that can decomposed by microbes and become organic fertilizer. Decomposition waste from
gambier compressed naturally need about 7-8 months. So, it was need bioactivators like EM-4 and MOL
(Local Microorganisms) so that the process of waste decomposition was faster. The addition of boiler ash and
rice husk needed to increase the content of the organic fertilizer. The purpose of this research was to
determine the effect of comparison several variations of raw materials from gambier’s waste, boiler ash, rice
husk with the addition of MOL and EM-4 bioactivators to produce organic fertilizer that comply with SNI
requirements. Research design used Complete Randomized Design with variations of ratio organic fertilizer
materials, that was the ratio of waste from gambier’s compressed : boiler ash: rice husk, including (A 1)
100:0:0 (A2) 90:8.5:1.5 (A3) 80:17:3 (A4) 70:25.5:4.5 (A5) 60:34:6 and Factor B was type of EM-4 (B1) and
MOL (B2) microbes. Organic fertilizer test includes water content, C-Organic, Nitrogen, P2O5 dan K2O. The
results of testing organic fertilizer products were compared with SNI 7763: 2018. The result showed that other
test parameters have fulfilled SNI 7763: 2018; Solid Organic Fertilizers except water content, so mixture of
waste from gambier’s compressed, boiler ash and rice husk can used for organic fertilizer, but the effect of use
microbes MOL and EM-4 were not significantly different.

Keywords : Organic, boiler ash, MOL. EM-4, gambier

26
Nesi Susilawati Pemanfaatan Limbah Kempaan Gambir, Abu Boiler dan Sekam Padi untuk Pupuk Organik
Chasri Nurhayati

PENDAHULUAN 40%, CaO 9% dan MgO 3%, selain itu,


abu boiler bersifat basa sehingga juga
Gambir didapatkan dari ekstrak cocok untuk jenis tanah yang asam
kempaan daun dan ranting tanaman untuk budidaya tanaman. Penelitian
gambir yang mempunyai warna coklat pemanfaatan abu boiler juga pernah
kehitaman yang selanjutnya dikeringkan dilakukan oleh Sukandar, et al (2013)
(Kamsina and Firdausni, 2018) yang menyebutkan bahwa pencampuran
Pengolahan gambir dapat kompos 5 ton/ha dengan abu boiler 1000
dilakukan antara lain dengan cara kg/ha serta dengan pemberian pupuk
perebusan daun dan ranting gambir 200 kg N/ha dapat menghasilkan jumlah
selama 1,5 jam dan di balik setiap 30 gabah tanaman, persentase gabah
menit dan kemudian dikempa untuk bernas, kandungan protein yang lebih
mendapatkan sari getah gambir banyak serta meningkatkan panjang
selajutnya cairan diendapkan selama 12 malai tanaman. Hal ini diperjelas oleh
jam dan dicetak (Salmariza, 2013).Daun hasil penelitian Kuvaini, et al (2019) yang
dan ranting hasil proses kempaan menunjukkan bahwa abu boiler dan
kemudian dibuang sebagai limbah. arang yang diberikan menunjukkan
UKM gambir di daerah Musi pengaruh yang nyata terhadap morfologi
Banyuasin mengolah daun gambir tanaman bibit sawit (jumlah daun,
menjadi produk gambir dengan proses diameter batang dan tinggi tanaman)
pengolahan gambir menggunakan serta fisiologi tanaman (boimassa
proses basah, sehingga menghasilkan tanaman), akan tetapi tidak terlihat
limbah kempaan gambir. Selama ini pengaruh yang nyata terhadap
limbah tersebut dibuang atau dibakar parameter luas daun.
apabila sudah kering. Padahal limbah Sekam padi merupakan bagian
kempaan gambir tersebut dapat dari bulir padi yang merupakan
dimanfaatkan karena merupakan bahan pelindung bagian dalam (bakal buah)
organik yang dapat diuraikan oleh yang disebut kariopsis, terdiri dari dua
mikroba sebagai sumber energi belahan daun mahkota (lemma dan
sehingga menjadi pupuk organik dalam palea) yang menyatu (Sari, et al, 2017).
bentuk kompos yang praktis dan efektif, Sekam padi dapat dimanfaatkan menjadi
yang nantinya dapat dimanfaatkan pupuk tanaman karena sekam padi
kembali di perkebunan gambir itu sendiri dapat berfungsi untuk menggemburkan
atau untuk kebutuhan pupuk pertanian tanah, hal ini disebabkan karena banyak
lainnya. Kandungan limbah daun gambir unsur hara yang dibutuhkan oleh
tersebut diperkuat dengan hasil tanaman untuk asupan nutrisi dapat
pengujian dari Laboratorium Baristand diikat oleh sekam padi, selain itu arang
Industri Palembang dimana limbah sekam padi mempunyai kemampuan
kempaan gambir tersebut mengandung yang besar untuk menyimpan air
unsur Nitrogen sebesar 4,56%, P2O5 sehingga mudah terkomposisi (Angka
sebesar 0,14% dan K2O sebesar 0,49%. dan Herdiana, 2019). Penelitian Suji
Dengan kandungan unsur hara ini maka (2014) menunjukkan bahwa pupuk
limbah kempaan gambir dapat bokashi sekam padi dengan stimulator
dipergunakan sebagai bakan baku EM-4 yang memberikan pengaruh paling
pupuk organik. baik untuk pertumbuhan vegetatif dan
Abu boiler didapatkan dari generatif pada tanaman jagung manis
cangkang, sabut dan tandan kosong (Zea mays Saccaharata) adalah dengan
kelapa sawit yang dibakar dalam ketel perlakuan dosis 45 Ton/ha (21,60
pada temperature 800 – 900 ºC (Lada Kg/Petak = 4,5 kg/m2).
dan Pombos, 2019). Hasil penelitian dari Pupuk organik merupakan hasil
Arianci et al (2014), menyebutkan bahwa dekomposisi bahan organik oleh
kandungan abu boiler memiliki mikroorganisme pada suhu yang tinggi
kandungan P2O5 sebesar 7%, K2O 30 – atau sering disebut dengan istilah

27
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol. 31 Nomor 1 Tahun 2020 Hal. 26 – 33

pengomposan (Kurniawan, et. al., 2014). EM-4, MOL (tape singkong, gula pasir
Penguraian limbah daun gambir secara (C6H12O6) dan air).
alami membutuhkan waktu 7-8 bulan
(Salmariza, 2013), sehingga diperlukan Peralatan
penambahan aktivator untuk Alat yang digunakan meliputi AAS,
mempercepat proses dekomposisinya. spektrofotometer UV-VIS, oven, tanur,
Proses pengomposan dipercepat neraca analitik, desikator, pH meter,
oleh mikroorganisme dekomposer atau kotak kayu, cangkul, derigen, saringan,
bahan kimia yang di sebut sebagai timbangan, titrator, karung goni,
aktivator. (Karyono, et. al, 2017). termometer.
Kandungan unsur-unsur hara yang
disebabkan oleh aktivator atau inokulan, Prosedur Penelitian
mengindikasikan bahwa hasil Langkah-langkah penelitian
pengomposan sempurna dan memiliki adalah sebagai berikut :
mutu yang baik (Karyono et. al., 2017), 1. Penyiapan bahan baku
sehingga untuk mempercepat proses Bahan baku berupa limbah kempaan
dekomposisi pupuk organik maka perlu gambir, abu boiler dan sekam padi,
penambahan dekomposer yang cocok. dilakukan pencampuran dengan cara
Kematangan pupuk organik pada proses pengadukan secara merata sesuai
dekomposisi dan fermentasi bahan dengan perbandingan (%) variasi A
organik dapat dipercepat oleh hasil yang yang terdiri (A1) 100:0:0 (A2)
pembiakan campuran mikroba 90:8,5:1,5 (A3) 80:17:3 (A4)
(Lactobacillus, actynomycetes, ragi, 70:25,5:4,5 (A5) 60:34:6 dan Faktor B
bakteri fotosintetik, dan jamur pengurai adalah konsentrasi penambahan
selulosa) yaitu Effective Microorganism-4 mikroba EM-4 (B1) dan MOL (B2).
atau EM-4 pada suhu 40-50 0C dan 2. Penyiapan EM-4 dan MOL
kondisi semi aerob dan anaerob - EM-4 dibuat dengan
(Pinandita, et. al., 2017). MOL mengencerkan 60 ml EM-4 dengan
(Microorganisme Local) merupakan 3 Liter air dan penambahan
produk yang dihasilkan dari proses glukosa sebanyak 60 gram, ditutup
fermentasi bahan tertentu dengan dan didiamkan selama 5 hari.
ditambahkan bahan alami yang - MOL dibuat dengan cara
mengandung karbohidrat (gula), protein, menyiapkan tape singkong 200
mineral dan vitamin dengan tujuan untuk gram, dimasukkan dalam derigen
memperbanyak mikroorganisme. Fungsi ukuran 5 Liter, dengan
dari MOL adalah mendegradasikan ditambahkan air 3 liter dan gula
bahan organik pada proses dekomposisi pasir (C6H12O6) sebanyak 50 gram
pupuk organik, atau pupuk cair (Sari, dan dikocok hingga gula larut.
2019). Dibiarkan selama 4-5 hari, MOL
Tujuan dari penelitian ini untuk siap digunakan, ditandai dengan
mengetahui pengaruh perbandingan aroma alkohol dan timbul gas.
beberapa variasi bahan baku dari 3. Penyemprotan dan Pematangan
limbah kempaan gambir, abu boiler, Kompos
sekam padi dengan penambahan - Siramkan larutan EM-4 dan MOL
bioaktivator MOL dan EM-4 untuk secara merata ke dalam campuran
menghasilkan pupuk organik yang pupuk organik hingga kandungan
memenuhi persyaratan SNI. air 30%, setiap 5 hari sekali
selama 30 hari. Pupuk organik
BAHAN DAN METODE ditutup dengan karung goni, dan
selama pengomposan dilakukan
Bahan pengukuran suhu setiap 5 hari
Limbah kempaan gambir dari sekali.
Desa Toman, Kecamatan Babat Toman, 4. Pengujian pupuk organik
Musi Banyuasin, abu boiler dari PT. Setelah batas waktu pengomposan,
Hevea MK I Palembang, sekam padi, dilakukan pengujian pupuk organik

28
Nesi Susilawati Pemanfaatan Limbah Kempaan Gambir, Abu Boiler dan Sekam Padi untuk Pupuk Organik
Chasri Nurhayati

meliputi kadar air, C-Organik,


Nitrogen, P2O5 dan K2O. Selanjutnya
hasil pengujian pupuk organik
tersebut dibandingkan dengan SNI
7763:2018.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Bahan Baku


Bahan baku yang digunakan Gambar 1. Hubungan komposisi bahan baku
untuk pembuatan pupuk organik ini dan jenis mikroba terhadap kadar air pupuk
terdiri dari limbah kempaan gambir, organik
sekam padi dan abu boiler. Karakteristik
bahan baku pembuatan pupuk organik Dari Gambar 1. terlihat bahwa
dapat dilihat pada Tabel 1. kadar air tertinggi terdapat pada
perlakuan A1, dengan penambahan
Tabel 1. Karakteristik bahan baku MOL, sedangkan kadar air terendah
pembuatan pupuk organik terdapat pada perlakuan A5 dengan
penambahan EM-4 dan MOL. Kadar air
Bahan Kadar N P2O5 K2O C-Org
baku air (%) (%) (%) (%) (%)
cenderung menurun untuk setiap
Limbah 67,59 4,56 0,14 0,49 18,54 perlakuan. Semakin sedikit limbah daun
gambir gambir pada bahan baku akan
Abu 22,57 0,28 0,33 1,77 3,28 menghasilkan kadar air semakin kecil.
boiler Hal ini sesuai dengan hasil uji kadar air
Sekam 11,38 0,62 0,03 0,44 48,28
padi limbah kempaan gambir pada Tabel 1,
dimana limbah kempaan gambir sebagai
Kadar Air bahan baku mempunyai kadar air yang
Kadar air yang dihasilkan dari paling tinggi dibandingkan sekam padi
perlakuan penelitian bervariasi. Kadar air dan abu boiler.
yang dihasilkan berkisar antara 55,64– .
61,26%, tidak memenuhi syarat mutu C-Organik
yang dipersyaratkan sesuai SNI Kadar C Organik yang rendah
7763:2018, yaitu 8-25%. Hal ini pada pupuk organik menandakan bahwa
disebabkan tidak dilakukan pengeringan mikroorganisme banyak menggunakan
pupuk organik sebelum dilakukan karbon pada bahan baku untuk
pengujian, sehingga pupuk organik yang pertumbuhannya dan menandakan
dihasilkan cenderung basah dan mikroorganisme yang bekerja lebih
mempunyai kadar air yang tinggi. Selain banyak jumlahnya. (Nurhayati, 2016).
itu, faktor penyebaran yang tidak merata
saat penyiraman MOL dan EM-4 dan
suhu yang tidak stabil pada proses
pengomposan menyebabkan nilai kadar
air tersebut berbeda-beda. Hasil
pengujian kadar air dapat dilihat pada
Gambar 1.

Gambar 2. Hubungan komposisi bahan


baku dan jenis mikroba terhadap C-organik
pupuk organik

29
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol. 31 Nomor 1 Tahun 2020 Hal. 26 – 33

Hasil pengujian C-organik Hasil pengujian kadar nitrogen


(Gambar 2), menunjukkan bahwa hasil total dari semua perlakuan berkisar
uji C-organik semua perlakuan berkisar antara 2,48%-4,54%. Perbedaan kadar
antara 43,1–56,47% dan semua nitrogen dengan 2 (dua) perlakuan
perlakuan memenuhi SNI 7763:2018 mikroorganisme yaitu MOL dan EM-4
yaitu minimal 15%. Tinggi rendahnya cenderung tidak signifikan. Persyaratan
total karbon pada bahan baku akan kadar nitrogen pada SNI pupuk organik
mempengaruhi laju dekomposisi bahan tidak ditetapkan, akan tetapi persyaratan
organik semakin tinggi kandungan C- kadar nitrogen tergabung dengan unsur
total, maka semakin lama proses lain (jumlah N, P2O5 dan K2O) minimal
dekomposisi bahan organik tersebut dan 2%.Hasil analisis kadar nitrogen total
sebaliknya (Sismiyanti, et. al., 2018). pupuk organik yang telah matang
Kecepatan dekomposisi bahan organik berkisar antara 2,48%–4,54%, lebih
ditentukan oleh jenis bahan organiknya. rendah dari kadar nitrogen total pada
Bahan organik yang mempunyai nisbah bahan baku limbah kempaan gambir
C/N rendah akan cepat terdekomposisi (4,56%), sekam padi (0,62%) dan abu
dan sebaliknya (Pardono 2011; cangkang sawit (0,28%). Proses
Sismiyanti, et. Al., 2018). denitrifikasi oleh bakteri thiobacillus
Hasil penelitian Suherman et. al. denitrificans menyebabkan penurunan
(2014) menunjukkan bahwa pada proses kadar nitrogen pada pupuk kompos
pengomposan terjadi penurunan karena unsur hara nitrogen mengalami
kandungan C-organik dari hari 1 sampai pelepasan ke udara. Proses dekomposisi
ke 30, hal ini disebabkan karena adanya senyawa organik berjalan dengan
penambahan mikroorganisme yang optimal dapat dilihat dengan adanya
membutuhkan karbon organik sebagai peningkatan nitrogen karena diduga
bahan makanannya. Kandungan C- terdapat mikroorganisme dalam jumlah
organik pada bahan baku pupuk dapat optimum pada saat itu. (Nurhayati,
terurai dengan baik jika tumpukan bahan 2019). Nitrogen yang bereaksi dengan
baku dapat mengisolasi panas yang air membentuk NO3- dan H+
cukup. menyebabkan penurunan kadar
nitrogen. Senyawa NO3- bersifat sangat
Nitrogen lincah, soluble di air, dan koloid tanah
Proses penguraian bahan organik tidak dapat menangkap senyawa NO3-
membutuhkan nitrogen sebagai sumber sehingga akan terjadi kehilangan N
energi bagi mikroorganisme dalam dalam bentuk gas, dimana reaksi NO3-
tanah. Unsur nitrogen juga diperlukan menjadi N2 dan N2O. (Trivana,et al.,
tanaman untuk proses fotosintesis. Hasil 2017).
pengujian nitrogen dapat dilihat pada Jika dibandingkan dengan proses
Gambar 3. pengomposan limbah organik jenis lain
dengan penambahan aktivator yang
sama, proses pengomposan pupuk
organik dengan bahan baku limbah
kempaan gambir, sekam padi dan abu
boiler berlangsung agak lambat. Hal ini
diperkuat oleh pendapat Salmariza
(2013), yang mengatakan bahwa limbah
daun gambir mengandung serat yang
cukup tinggi, sehingga proses
pengomposan berlangsung lama.
Gambar 3. Hubungan komposisi bahan baku
dan jenis mikroba terhadap kadar nitrogen P2O5
pupuk organik Hasil pengujian kadar P2O5
pupuk organik dari kelima perlakuan
berkisar antara 0,20-0,55%. Hasil kadar
P2O5 untuk kelima perlakuan berfluktuasi

30
Nesi Susilawati Pemanfaatan Limbah Kempaan Gambir, Abu Boiler dan Sekam Padi untuk Pupuk Organik
Chasri Nurhayati

dan cenderung tidak berbeda secara mikroorganisme yang merombak fosfor


signifikan. Namun hasil uji P2O5 terendah akan meningkat pula (Hidayati et al.,
untuk perlakuan A3 yaitu sebesar 0,20% 2011; Trivana,et al., 2017).
dengan penambahan activator MOL. Pertumbuhan tanaman
Hasil kadar P2O5 tertinggi adalah membutuhkan fosfor, jika tanaman
komposisi bahan baku untuk perlakuan kekurangan fosfor, pertumbuhan sel
A5 yaitu sebesar 0,55%, dengan menjadi lambat, daun berwarna kuning
penambahan mikroorganisme EM-4. Hal dan tumbuh kerdil karena pembelahan
ini sesuai dengan hasil penelitian Novela sel tertunda, sedangkan jika kandungan
dan Febriani (2018) yang menyatakan fosfor terlalu banyak pada tanaman
bahwa hasil pengomposan dengan dapat menyebabkan buah matang terlalu
aktivator EM-4 lebih baik dibanding cepat (Nurhayati, 2016). Kadar P2O5
pengomposan dengan aktivator MOL tidak dipersyaratkan pada SNI
tape singkong karena mikroorganisme 7762:2018 namun tergabung dengan
yang ada di EM-4 lebih beragam dan unsur N dan K2O yaitu minimal 2%.
lebih banyak yaitu lebih kurang 80 genus
dibandingkan dengan mikroorganisme K2O
MOL tape singkong untuk bekerja secara Unsur Kalium sangat dibutuhkan
efektif memfermentasikan bahan untuk tanaman. Apabila tanaman
organik. Mikroorganisme pada EM-4 kekurangan unsur hara ini dapat
diantaranya bakterifotosintetik, berdampak ke pertumbuhan tanaman,
Lactobacillussp, Streptomyces, salah satu contoh adalah mengakibatkan
Ragi/Yeast, Actinomycetes. Sedangkan tanaman mudah rebah (Herman dan
pada MOL tape singkong mengandung Resigia, 2018). Tanaman tidak dapat
mikroorganisme seperti Cerevisiae, memanfaatkan langsung bahan kompos
Saccharomyces, Endomycopsisburtonii, untuk pertumbuhannya karena
Rhizopusoryzae, CandidaUtilis, Mucorsp, kandungan kalium pada bahan organik
Saccharomycopsisfibuligera, dan segar dalam bentuk organik kompleks,
Pediococcus (Novela dan Febriani, tetapi aktivitas mikroorganisme aktivator
2018). mengubah organik kompleks tersebut
Hasil pengujian P2O5 dapat dilihat menjadi organik sederhana yang
pada Gambar 4. menghasilkan unsur kalium yang dapat
diserap tanaman (Widarti et al, 2015).
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa, perlakuan A4 menghasilkan
kadar K2O tertinggi, baik untuk
penambahan mikroorganisme dengan
MOL maupun EM-4. Hasil pengujian K2O
dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 4. Hubungan komposisi bahan baku


dan jenis mikroba terhadap kadar P2O5
pupuk organik

Kandungan nitrogen
mempengaruhi kandungan fosfor,
kenaikan kandungan fosfor meningkat
seiring dengan semakin tingginya
nitrogen yang terkandung pada pupuk Gambar 5. Hubungan antara komposisi
bahan baku dan jenis mikroba terhadap K2O
organik karena penggandaan

31
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol. 31 Nomor 1 Tahun 2020 Hal. 26 – 33

Hasil pengujian kadar K2O dari Lalabata Kabupaten Soppeng


semua perlakuan berkisar antara 0,1– Provinsi Sulawesi Selatan. Media
0,2%. Perbedaan hasil kadar K2O Bina Ilmiah. 14 (2):2043-2046.
dengan 2 perlakuan mikroorganisme Retrieved from
http://ejurnal.binawakya.or.id/index.p
yaitu MOL dan EM-4 cenderung tidak
hp/MBI
signifikan. Arianci, R,. Elvia dan Idwar (2014). Pengaruh
Kadar K2O tidak dipersyaratkan Komposisi Kompos TKKS, Abu
pada SNI 7762:2018 namun tergabung Boiler dan Trichoderma terhadap
dengan unsur N dan P2O5 yaitu minimal Penanaman Kedelai pada Sela
2%. Nilai unsur hara makro Tegakan Kelapa Sawit yang telah
(N+P2O5+K2O) yang dihasilkan dari menghasilkan di Lahan Gambut.
produk pupuk organik campuran limbah Jurnal Online Mahasiswa (JOM)
kempaan gambir, sekam padi dan abu Bidang Pertanian. I(1): 1-14.
boiler berkisar antara 3,09%-5,07% Herman,W Dan Resigia,E (2018).
Pemanfaatan Biochar Sekam dan
sehingga memenuhi persyaratan SNI
Kompos Jerami Padi terhadap
7762:2018. Pertumbuhan dan Produksi Padi
(Oryza Sativa) pada Tanah Ordo
KESIMPULAN Ultisol. Jurnal Ilmiah.15(1); 42-50.
Hidayati, Y.A., Kurnani, A., Marlina, E.T.,
Dari hasil penelitian diperoleh Harlia, E. (2011). Kualitas Pupuk
kesimpulan bahwa campuran limbah Cair Hasil Pengolahan Fases Sapi
kempaan gambir, sekam padi dan abu Potong Menggunakan
boiler baik dengan penambahan Saccharomyces cereviceae. Jurnal
mikroba MOL maupun EM-4 dapat Ilmu Ternak. 11(2): 104-107.
Lada,Y.G dan Pombos,N.S (2019). Studi
dimanfaatkan menjadi pupuk organik.
Pemanfaatan Pupuk Abu Boiler pada
Pengujian pupuk telah memenuhi SNI Pertumbuhan Bibit Tanaman Kakao
7763:2018; pupuk organik padat kecuali (Theobroma cacao L.),Fakultas
kadar air, sedang penambahan aktivator Pertanian - Universitas Ichsan
MOL dan EM-4 tidak menunjukkan Gorontalo. Jurnal Agercolere. 1(1):
perbedaan yang signifikan. 25-29.
Kamsina and Firdausni (2018). Pengaruh
UCAPAN TERIMA KASIH Penggunaan Ekstrak Gambir
sebagai Antimikroba terhadap Mutu
Kontributor utama dalam karya dan Ketahanan Simpan Cake
Bengkuang (Pachyrrhizus erosus).
tulis ilmiah ini menyampaikan
Jurnal Litbang Industri. 8(2): 111-
terimakasih kepada Dra. Chasri 117.
Nurhayati, M.Si atas bimbingan, ide, Karyono.T., Maksudi dan Yatno (2017).
saran dan pemikiran untuk pelaksanaan Penambahan Aktivator Mol Bonggol
penelitian dan sehingga karya tulis ilmiah Pisang dan EM-4 dalam Campuran
ini dapat diterbitkan. Penulis juga Feses Sapi Potong dan Kulit Kopi
menyampaikan terima kasih kepada terhadap Kualitas Kompos dan Hasil
Kepala Baristand Industri Palembang Panen Pertama Rumput Setaria
yang telah memberikan fasilitas untuk (Setaria splendida Stapf). Jurnal Sain
terlaksananya penelitian serta tim Peternakan Indonesia. 12(1): 102-
111.
penelitian atas kerjasama dan dukungan
Kurniawan,H.N.S., Kumalaningsih,A.,
dalam penelitian laboratorium maupun Febrianto (2014). Pengaruh
pengujian produk pupuk organik. Penambahan Konsentrasi
Microbacter Alfaafa-11 (MA-11) dan
DAFTAR PUSTAKA Penambahan Urea Terhadap
Kualitas Pupuk Kompos dan
Angka.A dan Herdiana (2019). Optimalisasi Kombinasi Kulit dan Jerami Nangka
Limbah Sekam Padi sebagai Pupuk dengan Kotoran Kelinci. Retrieved
Organik untuk Peningkatan from
Pendapatan pada Penggilingan Padi http://skripsitipftp.staff.ub.ac.id/files/2
Semi Konvensional di Kelurahan

32
Nesi Susilawati Pemanfaatan Limbah Kempaan Gambir, Abu Boiler dan Sekam Padi untuk Pupuk Organik
Chasri Nurhayati

014/10/8.-JURNAL-Herlangga- Teknologi Pengkajian Pertanian Bali.


Norman-Adi-Kurniawan.pdf http://bali.litbang.pertanian.go.id/ind/i
Kuvaini.A dan Surbakti, R.B. (2019). Uji ndex.php/info-teknologi/933-tehnik-
Aplikasi Abu Boiler dan Arang Kayu membuat-mikroorganisme-lokal-mol-
sebagai Media Tumbuh Alternatif dan-pemanfaatannya, diakses
Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis tanggal 12 Mei 2020.
Jacq.) di Pembibitan Awal. Jurnal Sari, N.M., Lusyiani., Nisa,K.,Mahdie,M.F
Citra Widya Edukasi. XI(1): 11-20. dan Ulfah,D. (2017). Pemanfaatan
Novela,V dan Febriani, I. (2018). Efektivitas Limbah Sekam Padi untuk
Aktivator EM4 dan MOL Tape Campuran Pupuk Bokashi dan
Singkong dalam Pembuatan Kompos Pembuatan Biobriket sebagai Bahan
dari Sampah Pasar (Organik) di Bakar Nabati. PengabdianMu. 2(2):
Nagari Kototinggi. Jurnal Human 90-97. Retrieved from
Care. 3(2): 1-9 http://jurnal.umpalangkaraya.ac.id/ej
Nurhayati, C dan Andayani, O. (2016). urnal/pgbmu.
Pengaruh Lumpur Aktif Cair dari Sismiyanti, Hermansyah, dan
Pabrik Crumb Rubber sebagai Yulnafatmawita. (2018). Klasifikasi
Dekomposer Pupuk Organik dari Beberapa Sumber Bahan Organik
Kotoran Ayam dan Tandan Kosong dan Optimalisasi Pemanfaatannya
Kelapa Sawit. Jurnal Dinamika sebagai Biochar. Jurnal Solum.
Penelitian Industri. 27(1): 19-29. 15(1): 8-16.
Nurhayati, C. (2019). Pemanfaatan Limbah Suherman,I.A.,Awaludin dan Itnawita.
Lumpur Aktif Padat dan Abu (2014). Analisis Kualitas Pupuk
Cangkang Sawit Industri Crumb Organik dan Campuran Tandan
Rubber untuk Pupuk Organik dengan Kosong Kelapa Sawit dengan
Penambahan Mikroba. Jurnal Kotoran Ayam Menggunakan Limbah
Dinamika Penelitian Industri. 30(1): Cair Pabrik Kelapa Sawit dan EM-4.
77-83. Majalah JOM FMIPA. 1(2): 195-202.
Pardono. (2011). Potensi Chromolaena Suji, M.S. (2014). Pengaruh Pemberian
odorata dan Tithonia diversifolia Bokashi Sekam Padi Berstimulator
sebagai Sumber Nutrisi bagi EM4 Terhadap Pertumbuhan dan
Tanaman Berdasarkan Kecepatan Hasil Tanaman Jagung Manis (Zea
Dekomposisinya (Studi kasus di mays Saccharata) (Skripsi).
Desa Sobokerto Boyolali Jawa Gorontalo: Universitas Gorontalo.
Tengah). Agrivor. 4(2): 80-85. Trivana,L dan Pradhana.A.Y. (2017).
Pinandita,A.M.K., Biyantoro,D., dan Margono Optimalisasi Waktu Pengomposan
(2017). Pengaruh Penambahan EM- dan Kualitas Pupuk Kandang dari
4 dan Molasses terhadap Proses Kotoran Kambing dan Debu Sabut
Composting Campuran Daun Kelapa dengan Bioaktivator PROMI
Angsana (Pterocarpus indicun) dan dan Orgadec. Jurnal Sain Veteriner
Akasia (Acasia auriculiformis). Jurnal JSV. 35(1): 136-144.
Rekayasa Proses. 11(1): 19-23. Widarti BN, Wardhini WK & Sarwono E.
Salmariiza. (2013). Pengomposan Limbah (2015). Pengaruh Rasio C/N Bahan
Padat Industri Kempaan Gambir Baku pada Pembuatan Kompos dari
Menggunakan Bioreaktor. Jurnal Kubis dan Kulit Pisang. Jurnal
Riset Industri. 7(2): 147-157. Integrasi Proses. 5(2): 75-80.
Sari, A.R.K (2019). Teknik Membuat MOL
dan Pemanfaatannya. Balai

33

Anda mungkin juga menyukai