Terlebih dahulu kita panjatkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena telah memberikan rahmat-Nya dan hidayahnya sehingga dapat
terselesaikan tugas ini yang merupakan sebagian kecil dari kewajiban kami
sebagai mahasiswa politeknik negeri Banjarmasin.
Sekali lagi kita ucapkan terima kasih pada Bapak , yang telah
membimbing dan semoga dapat memakluminya serta bermanfaat bagi kita semua.
Penulis,
DAFTAR ISI
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
1.1.Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2.Perumusan Masalah.................................................................................................2
1.3.Tujuan dan Manfaat.................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................3
PEMBAHASAN....................................................................................................................3
2.1. Pengertian las listrik................................................................................................3
2.2. Klasifikasi cara-cara pengelasan.............................................................................4
2.3. Alat pengelasan listrik beserta alat bantunya...........................................................5
2.4.Jenis Pelaksanaan.....................................................................................................9
2.5.Sifat Arus Listrik yang digunakan.........................................................................12
2.6.Teknis Pelaksanaan................................................................................................13
2.7.Mesin Las..............................................................................................................15
BAB III...............................................................................................................................17
BAHAN DAN ALAT............................................................................................................17
3.1.Elektroda................................................................................................................17
3.2.Macam-macam elektroda.......................................................................................17
BAB IV..............................................................................................................................19
PENUTUP..........................................................................................................................19
4.1.Kesimpulan............................................................................................................19
4.2.Saran –Saran..........................................................................................................19
4.3.Lampiran foto praktek............................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Mesin las busur listrik dapat mengalirkan arus listrik cukup besar tetapi dengan
tegangan yang aman (kurang dari 45 volt). Busur listrik yang terjadi akan
menimbulkan energi panas yang cukup tinggi sehingga akan mudah mencairkan
logam yang terkena. Besarnya arus listrik dapat diatur sesuai dengan keperluan
dengan memperhatikan ukuran dan type elektrodanya.
Pada las busur, sambungan terjadi oleh panas yang ditimbulkan oleh busur
listrik yang terjadi antara benda kerja dan elektroda. Elektroda atau logam pengisi
dipanaskan sampai mencair dan diendapkan pada sambungan sehingga terjadi
sambungan las. Mula-mula terjadi kontak antara elektroda dan benda kerja
sehingga terjadi aliran arus, kemudian dengan memisahkan penghantar timbullah
busur. Energi listrik diubah menjadi energi panas dalam busur dan suhu dapat
mencapai 5500 °C.
Ada tiga jenis elektroda logam, yaitu elektroda polos, elektroda fluks dan
elektroda berlapis tebal. Elektroda polos terbatas penggunaannya, antara lain
untuk besi tempa dan baja lunak. Biasanya digunakan polaritas langsung. Mutu
pengelasan dapat ditingkatkan dengan memberikan lapisan fluks yang tipis pada
kawat las. Fluks membantu melarutkan dan mencegah terbentuknya oksida-oksida
yang tidak diinginkan. Tetapi kawat las berlapis merupakan jenis yang paling
banyak digunakan dalam berbagai pengelasan komersil
Ada dua cara proses pengelasan yang dapat dilakukan mencakup pengelasan
listrik dan pengelasan gas. Prinsip kedua proses ini pada dasarnya sama yaitu
dengan prinsip pencairan logam. Hanya saja pada las gas menggunakan panas
yang di hasilkan dari nyala api hasil pembakaran bahan bakar gas dengan zat asam
atau oksigen sebagai energi nya. Sedangkan pada las listrik pencairan logam
dalam hal ini adalah elektroda dilakukan setelah pertemuan antara terminal
negative (-) dengan terminal positif (+).
4. Palu terak
Palu terak di gunakan untuk melepaskan terak dari benda kerja setelah
melakukan pengelasan, bentuk dan ukuran palu terak berbeda-beda tergantung
dari penggungaan di bengkel pada saat mengelas:
5. Alat penjepit (Tang)
Digunakan pada saat memindahkan atau untuk merubah posisi benda kerja
pada saat pengelasan agar terhindar dari panas atau memudahkan proses
pemindahan benda kerja.
6. Elektroda
Elektroda untuk pengelasan las listrik memiliki ukuran yang berbeda-beda.
Elektroda harus di simpan pada suhu kamar yang pas agar tidak lembab, pada saat
pengelasan pililah elektroda yang sesuai dengan benda kerja yang akan kita las.
7. Tabung/wadah elektroda
Digunakan untuk meletakan elektroda pada saat melakukan pengelasa,
tabung elektroda tidak boleh di gunakan untuk menyimpan tetapi hanya untuk
meletakan elektroda pada saat pengelasan.
8. Sikat Kawat
Sikat kawat digunakan untuk membersihkan sisa terak dan bekas las yang
masih menempel pada benda kerja.
Adapun laporan ini telah disesuaikan dengan teori yang telah dipelajari pada
praktek kerja baja dan juga dari praktek yang telah dilakukan selama dua minggu.
Selain dari keterangan diatas dalam praktek pekerjaan bengkel baja ini kita harus
mengetahui point-point penting dalam praktek kerja baja, antara lain :
- Tegak - Rapi
- Lurus - Tepat ukuran
- Datar - Siku
1. Dampak Merugikan
Pada proses las listrik, akan terdapat asap, cahaya dan sinar yang timbul
dari proses pengelasan dan berdampak merugikan pada kesehatan.
1. Sinar
Sinar dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :
a. Sinar Infra Merah
Sinar Infra Merah tidak langsung terasa oleh mata, karena itu
lebih berbahaya sebab tidak diketahui, tidak terlihat dan tidak terasa.
Pengaruh sinar ini sama dengan pengaruh panas yang dapat
menyebabkan pembengkakan pada kelopak mata dan juga
menyebabkan terjangkitnya penyakit kornea serta prebiopia yang
merupakan gejala awal dari penyakit rabun mata.
2. Cahaya
Cahaya ada 1 macam, yaitu :
Cahaya Tampak
Cahaya tampak yang masuk ke mata akan diteruskan oleh lensa mata
dan kornea ke retina mata, bila terlalu kuat cahaya yang masuk maka mata
akan menjadi lelah dan kalau terlalu lama mata menjadi sakit tetapi hanya
bersifat sementara.
3. Asap
Pada proses pengelasan, selain cahaya dan sinar juga terdapat asap
yang berdampak pada gangguan pernapasan. Asap yang muncul dapat
menimbulkan keracunan dalam tubuh. Untuk itu, pengaturan tempat
pengelasan harus disesuaikan dengan arah angin yang bertiup dan
hendaknya sebelum atau sesudah pengelasan baiknya mengkonsumsi susu
sebagai penetralisir racun tersebut.
Untuk menjaga dan melindungi mata harus menggunakan alat bantu berupa
kacamata las (topeng las) yang mampu menurunkan kekuatan cahaya tampak dan
alat bantu lainnya yang mampu menghisap atau melindungi dari sinar ultra violet
dan sinar infra merah.
Selain asap, cahaya dan sinar yang membahayakan tersebut juga ada
beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu penyebab kecelakaan. Penyebab-
penyebab kecelakaan tersebut antara lain :
1. Karena panas busur api waktu mengelas
Juru las harus melindungi diri dari timbulnya panas serta loncatan-
loncatan busur api yang tidak tentu arahnya, bila kena kulit bisa
mengakibatkan luka bakar dan timbulnya kebakaran pada pakaian, untuk
menjaga agar terhindar dari busur api, maka juru las harus memakai
pakaian las yang tahan terhadap panas, juru las harus menjaga supaya
pakaian kerja bebas dari minyak.
2. Karena percikan terak
Setelah selesai dalam pengelasan perlu adanya pembersihan terak untuk
mengetahui baik buruknya hasil pengelasan, sewaktu membersihkan terak,
sering terjadi loncatan dari terak-terak, maka perlu memakai kacamata.
3. Karena arus listrik
Banyak sekali juru las atau pekerja lainnya mengalami kecelakaan yang
diakibatkan oleh arus listrik bahkan sampai meninggal dunia. Kadang-
kadang dengan kejutan listrik yang kecil, misalnya: bila orang karena
terkejut lalu jatuh dari tempat yang tinggi, kemungkinan kejutan listrik
disebabkan sentuhan antara juru las atau pekerja dengan elektroda atau
pemegang elektroda dari mesin las yang sedang tak berbeban (tidak
dipergunakan) atau karena resenggol oleh kabel penghubung yang
mengalami kerusakan isolator.
Posisi pengelasan
Pengaturan posisi dan gerakan arah daripada elektroda sewaktu
mengelas.
Posisi mengelas terdiri dari empat macam yaitu :
Posisi dibawah tangan
Posisi dubawah tangan yaitu suatu cara pengelasan yang
dilakukan pada permukaan rata/datar dan dlakukan dibawah
tangan. Kemiringan elektroda las sekitar 10-20 terhadap garis
vertikal dan 70°-80° terhadap benda kerja.
Posisi tegak (vertikal)
Mengelas posisi tegak adalah apabila dilakukan arah
pengelasannya keatas atau kebawah. Pengelasan ini termasuk
pengelasan yang paling sulit karena bahan cair yang mengalir
atau menumpuk diarah bawah dapat diperkecil dengan
kemiringan elektroda sekitar 10°-15° terhadap garis vertikal dan
70°-85° terhadap benda kerja.
Posisi datar (horizontal)
Mengelas dengan horizontal biasa disebut juga mengelas merata
dimana kedudukan benda kerja dibuat tegak dan arah elektroda
mengikuti horisontal. Sewaktu mengelas elektroda dibuat miring
sekitar 5°-10° terhadap garis vertikal dan 70°-80° kearah benda
kerja.
Posisi di atas kepala (over head)
Posisi pengelasan ini sangat sukar dan berbahaya karena bahan
cair banyak berjatuhan dapat mengenai juru las, oleh karena itu
diperlukan perlengkapan yang serba lengkap antara lain : baju las,
sarung tangan, sepatu kulit dan sebagainya. Mengelas dengan
posisi ini benda kerja terletak pada bagian atas juru las dan
kedudukam elektroda sekitar 5°-20° terhadap garis vertikal dan
75°-85° terhadap benda kerja.
Menyalakan busur nyala
Menyalakan busur nyala adalah langkah pertama yang dilakukan sewaktu
mulai mengelas.
1. Cara sentakan
2. Cara goresan
Mesin las ini merupakan gabungan dari mesin las arus bolak-balik dan arus
searah, mempunyai transformator satu fasa dan sebuah alat perata dalam satu unit
mesin.
Keluaran arus bolak-balik diambil dari terminal lilitan sekunder transformator
melalui regulator arus. Adapun arus searah diambil dari keluaran alat perata arus.
Pengaturan keluaran arus bolak-balik atau arus searah dapat dilakukan dengan
mudah, yaitu hanya dengan memutar alat pengatur arus dari mesin las.
3. Bahan
Selain dari dasar-dasar teori diatas bahan-bahan dan alat-alat dalam
penguasaannya harus sesuai dengan kegunaan dan teknik pemakaian yang benar.
Untuk pekerjaan praktek kerja baja, bahan yang dipakai ialah elektroda
(dalam las listrik) yang bersifat mengandung logam.
Bahan yang dipakai : Elektroda atau kawat las.
3.1. Elektroda
Elektroda digunakan sebagai bahan tambahan dalam proses pengelasan
las listrik. Elektroda las tersebut dibuat dari macam-macam logam seperti
baja, besi tuang, stainles steel, aluminium, dan sebagainya tergantung dari
tujuan dan komposisinya dari logam yang akan dilas. Elektroda yang akan
dipakai seharusnya mampu memenuhi persyaratan :
a. Mampu untuk pengelasan semua posisi
b. Praktis membentuk kampuh las
c. Terak mudah dibuang / dibersihkan
d. Titik lebur yang tinggi
e. Sifat-sifat mekanik yang tinggi pada kampuh las
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktek yang kami lakukan, maka dapat diambil
kesimpulan yaitu :
1. Pada saat pengelasan pililah plat yang sesuai dengan kebutuhan
2. Aturlah tegangan arus listrik agar benda kerja tidak rusak
3. Keselamatan serta keahlian operator pengelasan yang merupakan
bagian yang paling penting.