Baiklah Pada pertemuan sekarang ini kita akan membahas tentang
C.Hal-hal yang mendukung operasional teknik penataan kamera, antara lain :
1) Studio working conditions.
Menciptakan suasana kerja yang nyaman dan profesional akan sangat mempengaruhi kinerja dari penata kamera dan tim, baik di studio maupun indoor. 2) Preparing for rehearsals. Persiapan operasional maupun peralatan produksi sangat penting dilakukan. Dalam produksi feature Warisan Budaya Yang Terpendam tidak terdapat rehearsal untuk statement narasumber. Oleh karena itu penata kamera harus mampu menggambarkan penempatan shot, kamera dan talent dengan tepat. 3) Camera operation Seorang penata kamera harus mampu menampilkan gambar yang mewakili mata audience. Dalam pengoperasian kamera, fokus dan pergerakan kamera serta objek ( focusing, moving people, camera moves) sangat mempengaruhi kesinambungan gambar yang ditampilkan. Efektifitas dalam menampilkan subjek gambar membutuhkan teknik pengoperasian kamera yang tepat. Beberapa hal yang mendukung terciptanya efektifitas tersebut, antara lain : 1) Shooting style Setiap penata kamera memiliki style yang berbeda dalam menampilkan sebuah adegan. Oleh karena itu terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengambilan gambar, yaitu : Tentukan viewpoint yang terbaik. Apakah adegan tersebut dapat dilihat dengan jelas (clearly) dalam jarak tertentu. Fitur mana yang ingin ditekankan pada saat itu. Apakah kita ingin audience fokus pada aspek tertentu dari adegan tersebut? Apakah kita ingin menyampaikan pesan tertentu melalui visual tersebut? 2) Screen size Ukuran screen hasil produksi yang disaksikan audience akan mempengaruhi bagaimana mereka memberi respon terhadap tayangan tersebut. Oleh sebab itu penata kamera harus mengetahui apakah produksi tersebut akan ditayangkan pada televisi (4:3) atau widescreen (16:9) sehingga dapat di setting pada kamera sebelum dioperasikan.
D. Jenis-jenis tipe pergerakan kamera
Pergerakan kamera merupakan salah satu elemen penguat media audio visual. Melalui pergerakan kamera media televisi dapat membawa penonton melihat dari banyak sudut. Pemilihan pergerakan kamera dalam media televisi didasarkan atas motif teknis, estetis dan pengaruh psikologisnya bagi penonton. Tipe pergerakan kamera dapat dibedakan menjadi: 1) Panning Left / Right Pergerakan ke kiri atau ke kanan kamera pada poros tetap sumbu horizontalnya. Dalam pergerakan panning mengandung tujuan teknis sebagai berikut: Menunjukkan situasi keseluruhan Menunjukkan bagian – bagian yang mempunyai hubungan Menghindari subyek dan obyek yang tidak diinginkan. Mengikuti pergerakan subyek. Sedangkan tujuan estetisnya ialah: Memperlihatkan hubungan antar bagian Memperlihatkan hubungan sebab akibat Mengalihkan titik perhatian penonton. Membangun ketegangan dramatika penonton. Secara lebih spesifik gerakan panning menurut maksud dan tujuannya dibagi lagi menjadi beberapa macam, yaitu: a. Follow Pan Pergerakan kamera secara horizontal mengikuti suatu gerakan subyek dari kiri ke kanan atau sebaliknya. b. Surveying Pan Pergerakan kepala kamera secara vertikal dengan perlahan – lahan bergerak menelusuri pemandangan, baik sekelompok subyek manusia ataupun alam untuk mengobservasi latar tempat dalam lokasi kejadian. c. Interupted Pan Pergerakan pan yang halus namun tiba – tiba berhenti dengan maksud menghubungkan dua subjek yang terpisah. Whipe / Whiplas Pan. Pergerakan panning kamera yang cepat sehingga tidak dapat memperlihatkan rincian gambar saat perpindahannya. 2) Tilting Up/ Down Pergerakan kamera ke atas atau ke bawah pada poros tetap sumbu vertikalnya. Biasanya digunakan untuk memberikan detil informasi subyek dari ujung kaki ke ujung kepala. Dari pergerakan ini memiliki tujuan sebagai berikut: Menunjukkan situasi keseluruhan Menunjukkan bagian – bagian yang mempunyai hubungan Menghindari subyek dan obyek yang tidak diinginkan. Mengikuti pergerakan subyek. 3) Pedestal Up/ Down Pergerakan kamera ke atas dan kebawah pada poros tidak tetap sumbu vertikalnya. Pergerakan ini memiliki tujuan sebagai berikut: Menunjukkan pergerakan keseluruhan subyek. Menunjukkan bagian – bagian yang mempunyai hubung Menghindari subyek dan obyek yang tidak diinginkan. Mengurangi dominasi dari foreground Mendapatkan level shot yang lebih rendah atau lebih tinggi dari subyek. 4) Crabbing Pergerakan kamera ke kiri atau ke kanan pada poros tidak tetap sumbu horizontalnya. 5) Tracking Pergerakan kamera maju ke depan, mendekati obyek, atau mundur ke belakang menjauhi obyek. 6) Arching Pergerakan kamera mengelilingi obyek, berupa 1/4, 1/2 lingkaran atau lingkaran penuh sebesar 360°. Biasanya menggunakan alat tambahan berupa dolly track atau crane. Track tersebut disusun mengelilingi subyek dan membutuhkan ketelitian dari seluruh divisi produksi agar tidak nampak hal – hal yang tidak diperlukan dalam pergerakan tersebut, seperti kebocoran stand lampu dan sebagainya.