Anda di halaman 1dari 5

Model-model Pembelajaran Berpusat Pada Siswa

Nama Anggota Kelompok :

1. Agnes Rissa Maretha 191134076


2. Cyntia Clara Arini Putri 191134095
3. Kadek Sekarindi 191134155
4. Veneranda Purwaningrum Kiding 191134175
5. Mikael Arsa Sembodo 191134234
6. Nikolaus daritan 191134282

1. Model Pembelajaran kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah suatu pendekatan yang menitikberatkan kerja sama dalam
kelompok. Pembelajaran kooperatif berbeda dengan pembelajaran kelompok yang dilakukan
asal-asalan. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif:

a. Menyampaikan tujuan dan motivasi kepada siswa.


b. Menyampaikan informasi.
c. Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok-kelompok belajar.
d. Membimbing kelompok belajar.
e. Mengevaluasi hasil belajar siswa.
f. Memberikan penghargaan terhadap hasil belajar siswa.

2. Berbasis Masalah (PBM)

Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang diawali
dengan penyajian masalah yang dirancang dalam konteks yang relevan dengan materi yang
dipelajari. Lagkah-langkah yang akan dilalui oleh siswa dalam sebuah proses PBM adalah :

a. siswa mencari dan menemukan masalah


b. siswa mendefinisikan masalah
c. siswa mengumpulkan fakta
d. siswa merumuskan hipotesis
e. siswa melakukan penelitian
f. siswa memahami kembali suatu masalah
g. siswa menyuguhkan alternatif
h. dan yang terakhir siswa mengusulkan solusi.

3. Small group discussion

Small group discussion adalah proses pembelajaran dengan melakukan diskusi kelompok kecil
tujuannya agar peserta didik memiliki ketrampilan memecahkan masalah terkait materi pokok
dan persoalan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Small group discussion juga berarti
proses penglihatan dua atau lebih individu yang berinteraksi secara global dan saling berhadapan
muka mengenai tujuan atau sasaran yang sudah tertentu melalui tukar menukar informasi,
mempertahankan pendapat atau pemecahan masalah. Langkah langkah yang akan dimulai :

a. Bagi kelas menjadi beberapa kelompok kecil (maksimal 5 murid) dengan menunjuk ketua
dan sekretaris
b. Berikan soal studi kasus (yang dipersiapkan oleh guru) sesuai dengan Standar
Kompetensi (SK) & Kompetensi dasar (KD).
c. Instruksikan setiap kelompok untuk mendiskusikan jawaban soal tersebut
d. Pastikan setiap anggota berpartisipasi aktif dalam diskusi
e. Instruksikan setiap kelompok melalui juru bicara yang ditunjuk menyajikan hasil
diskusinya dalam forum kelas
f. Klarifikasi, penyimpulan dan tindak lanjut (Guru)

4. Role playing adalah sejenis permainan gerak yang didalamnya ada tujuan, aturan dan
sekaligus melibatkan unsur senang. Role playing adalah metode pembelajaran yang di dalamnya
terdapat perilaku pura-pura (berakting) dari siswa sesuai dengan peran yang telah ditentukan,
dimana siswa menirukan situasi dari tokoh-tokoh sedemikian rupa dengan tujuan
mendramatisasikan dan mengekspresikan tingkah laku, ungkapan, gerak dan lain sebagainya.
Langkah-Langkah Penerapan Role Playing menurut Mulyadi (2011:136) :

a. Guru menyiapkan skenario yang akan ditampilkan.


b. Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dalam waktu beberapa hari
sebelum Kegiatan Belajar Mengajar.
c. Guru membentuk kelompok yang anggotanya lima orang (menyesuaikan jumlah siswa).
d. Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai.
e. Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah
dipersiapkan.
f. Masing-masing siswa berada di kelompoknya sambil mengamati skenario yang sedang
diperagakan.
g. Setelah selesai ditampilkan, masing-masing siswa diberi lembar kerja untuk membahas
penampilan yang selesai diperagakan.
h. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya.
i. Guru memberi kesimpulan secara umum dan evaluasi

5. Model Self Directed Learning (SDL)

Model pembelajaran SDL merupakan salah satu model yang dilakukan oleh individu untuk
dirinya sendiri dan bahwa hasil belajar maksimal diperoleh apabila siswa bekerja menurut
kecepatannya sendiri, terlibat aktif dalam melaksanakan berbagai tugas belajar khusus, dan
mengalami keberhasilan dalam belajar (Uno dalam Manggala, 2012). Menurut Hiemstra (dalam
Beratha, 2009), langkah-langkah pembelajaran SDL terbagi menjadi 6 langkah yaitu:

a. Preplanning (aktivitas awal proses pembelajaran)


b. Menciptakan lingkungan belajar yang positif
c. Mengembangkan rencana pembelajaran
d. Mengidentifikasi aktivitas pembelajaran yang sesuai
e. Melaksanakan kegiatan pembelajaran dan monitoring
f. Mengevaluasi hasil belajar individu.

6. Model Collaborative Learning (CbL)

CbL merupakan model belajar yang menitikberatkan pada kerjasama antar siswa yang
didasarkan pada konsensus yang dibangun sendiri oleh anggota kelompok. Penulis berpandangan
bahwa model ini adalah model yang mengembangkan tentang sikap kemandirian. Langkah-
langkah model Collaborative Learning (CbL) sebagai berikut :

a. Para siswa dalam kelompok menetapkan tujuan belajar dan membagi tugas sendiri-
sendiri.
b. Semua siswa dalam kelompok membaca, berdiskusi, dan menulis
c. Kelompok kolaboratif bekerja secara bersinergi mengidentifikasi, mendemontrasikan,
meneliti, menganalisis, dan memformulasikan jawaban-jawaban tugas atau masalah
dalam LKS atau masalah yang ditemukan sendiri.
d. Setelah kelompok kolaboratif menyepakati hasil pemecahan masalah, masing-masing
siswa menulis laporan sendiri-sendiri secara lengkap.
e. Guru menunjuk salah satu kelompok secara acak (selanjutnya diupayakan agar semua
kelompok dapat giliran ke depan) untuk melakukan presentasi hasil diskusi kelompok
kolaboratifnya di depan kelas, siswa pada kelompok lain mengamati, mencermati,
membandingkan hasil presentasi tersebut, dan menanggapi. Kegiatan ini dilakukan
selama lebih kurang 20-30 menit.
f. Masing-masing siswa dalam kelompok kolaboratif melakukan elaborasi, inferensi, dan
revisi (bila diperlukan) terhadap laporan yang akan dikumpulan.
g. Laporan masing-masing siswa terhadap tugas-tugas yang telah dikumpulkan, disusun
perkelompok kolaboratif.
h. Laporan siswa dikoreksi, dikomentari, dinilai, dikembalikan pada pertemuan berikutnya,
dan didiskusikan.

7. Model Contextual Teaching And Learning

Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan
kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk menemukan materi yang dipelajarinya dan
menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata, sehingga siswa didorong untuk dapat
menerapkannya dalam kehidupan mereka. Sedangkan Blanchard (Trianto, 2007) mengemukakan
bahwa pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang terjadi dalam hubungan yang erat
dengan pengalaman sesungguhnya. Berikut langkah-langkah Contextual Teaching and Learning
(CTL) :

a. Guru mengarahkan siswa agar dapat mengembangkan pemikirannya untuk melakukan


kegiatan belajar yang bermakna, berkesan, baik. Dengan cara menginstruksikan siswa
untuk bekerja sendiri dan mencari serta menemukan sendiri jawabannya, kemudian
memfasilitasi siswa untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuannya dan keterampilannya
yang baru dipelajari.
b. Siswa di ajak untuk menemukan suatu fakta dari permasalahan yang disajikan guru/dari
materi yang diberikan guru.
c. Memacu reaksi siswa untuk melakukan pertanyaan-pertanyaan dengan tujuan untuk
mengembangkan rasa ingin tahu siswa.
d. Guru membentuk beberapa kelompok siswa untuk melakukan diskusi dan tanya jawab.
e. Guru mendemonstrasikan ilustrasi/gambaran materi dengan model atau media yang
sebenarnya.
f. Guru membimbing siswa untuk melakukan refleksi dari kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan.
g. Guru melakukan evaluasi, untuk menilai kemampuan siswa yang sebenarnya.

8. Model Project Base Learning (PjBL)

Hosnan (2014 : 202-203) mendefinisikan PjBL adalah model belajaralah model belajar yang
sistematis melibatkan siswa dalam belajar pengetahuan dan keterampilan melalui proses bertanya
yang panjang dan terstrktur terhaap pertanyaan yang autentik dan kompleks serta tugas dan
prouk yang dirancang dengan sangat hati-hati. Langkah-langkah Pembelajaran PjBL

a. Penentuan Pertanyaan Mendasar (start with essential question). Pembelajaran dimulai


dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasan siswa
dalam melakukan suatu aktivitas. Pertanyaan disusun dengan mengambil topik yang
sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalam.
Pertanyaan seperti itu pada umumnya bersifat terbuka (divergen), provokatif, menantang,
membutuhkan keterampilan berpikir tingkat tinggi (high order thinking), dan terkait
dengan kehidupan siswa. Topiknya pun diusahakan harus relevan dengan siswa.
b. Menyusun Perencanaan Proyek (design project). Perencanaan dilakukan secara
kolaboratif antara guru dan siswa. Dengan demikian siswa diharapkan akan merasa
memiliki atas proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan
kegiatan yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan penting, dengan cara
mengintegrasikan berbagai materi yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang
dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek.
c. Menyusun Jadwal (create schedule). Guru dan siswa secara kolaboratif menyusun jadwal
kegiatan dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain: membuat
jadwal untuk menyelesaikan proyek, menentukan waktu akhir penyelesaian proyek,
membawa siswa agar merencanakan cara yang baru, membimbing siswa ketika mereka
membuat cara yang tidak berhubungan dengan proyek, dan meminta siswa untuk
membuat penjelasan (alasan) tentang cara pemilihan waktu. Jadwal yang telah disepakati
harus disetujui bersama agar guru dapat melakukan monitoring kemajuan belajar dan
pengerjaan proyek di luar kelas.
d. Memantau Siswa dan Kemajuan Proyek (monitoring the students and progress of
project). Guru bertanggung jawab untuk memantau kegiatan siswa selama menyelesaikan
proyek. Pemantauan dilakukan dengan cara memfasilitasi siswa pada setiap proses.
Dengan kata lain guru berperan menjadi mentor bagi aktivitas siswa. Agar mempermudah
proses pemantauan, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan kegiatan yang
penting.
e. Penilaian Hasil (assess the outcome). Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam
mengukur ketercapaian standar kompetensi, berperan dalam mengevaluasi kemajuan
masing-masing siswa, dan memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah
dicapai siswa, serta membantu guru dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.
f. Evaluasi Pengalaman (evaluation the experience). Pada akhir proses pembelajaran, guru
dan siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan dan hasil proyek yang sudah dijalankan.
Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini siswa
diminta untuk berbagi pengalamannya selama menyelesaikan proyek. Guru dan siswa
mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran,
sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab
permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai