Anda di halaman 1dari 8

282 Jurnal Akuntansi Aktual, Vol. 3, Nomor 4, Juni 2016, hlm.

282–289

MAKNA AKUNTANSI DALAM PERSPEKTIF PEDAGANG BAKSO


“AREMA” PERANTAUAN DI KOTA GORONTALO

Wiji Lestari Suwanto


Niswatin
La Ode Rasuli

Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Gorontalo

wijilestarisuwanto@yahoo.com

Abstract: The aim of this research is to find an to describe the meaning of accountancy in perspective of
the Bakso Arema seller. This research is focusing on Bakso Arema sellers who moved from their home-
town to Gorontalo. The data for this research was collected through observation, interview and picture
documentation. This research is conducted qualitatively by using interpretive paradigm and symbolic
interactionism as a method and tool of analysis and the analysis unit is focusing on mind, self and
society of analyzed object. The meaning of accountancy is really interesting from the perspective of
Bakso Arema sellers, because they are doing a complete report of their business which is considered as
accountancy. The result of this research showed that in their business activity the Bakso Arema sellers
measured accountancy by way of; (1) accountancy as an information (2) accountancy as a responsibil-
ity (3) accountancy as a calculation (base of decision)

Keywords: accountancy, meaning, bakso sellers

Penelitian ini berangkat dari ketertarikan peneliti buat selama ini. Seperti yang dikemukakan oleh
ketika membaca salah satu artikel, dimana dalam Young (2013) praktik akuntansi yang dilakukan pada
penelitiannya tertulis “ngapain kasus picisan itu organisasi yang berbeda dapat membentuk praktik
diambil? Itu nggak ilmiah!”. Triyuwono (2007) akuntansi yang berbeda pula.
berpendapat bahwa kita harus menghargai kasus Idrus (2000) menyatakan bahwa para
pinggiran sebagaimana kita menghargai yang pusat. pengusaha kecil tidak memiliki pengetahuan
Dari artikel itulah akhirnya peneliti berfikir terkadang akuntansi, dan banyak diantara mereka yang belum
mahasiswa yang menuntut ilmu di perguruan tinggi memahami pentingnya pencatatan dan pembukuan
menganggap bahwa akuntansi hanyalah milik bagi kelangsungan usaha. Pengusaha kecil
perusahaan yang besar, dimana perusahaan tersebut memandang bahwa proses akuntansi tidak terlalu
menyajikan laporan keuangan guna menarik investor penting untuk diterapkan, karena dianggap
untuk menanamkan dananya di perusahaan yang membuang waktu dan juga biaya. Tetapi dalam hal
bersangkutan. Padahal jika kita telisik, akuntansi juga ini tidak bisa dipungkiri bahwa mereka juga
terdapat pada usaha kecil (termasuk penjaja pinggir melakukan pencatatan atau pembukuan dalam
jalan). Hanya saja mungkin berbeda dalam kegiatan usahanya. Selaras dengan Pinasti (2007),
pengakuan akuntansi yang diartikan oleh praktisi/ peneliti menemukan bahwa pengusaha kecil
akuntan dengan pengakuan akuntansi yang mereka beranggapan bahwa tujuan mereka mempunyai

282
Suwanto, Makna Akuntansi dalam Perspektif Pedagang Bakso, 283

usaha yakni untuk menyambung hidup, sehingga Dalam penelitian ini, makna yang lahir dari
tidak memerlukan sistem pencatatan yang terlalu proses interaksi nantinya akan dijadikan dasar oleh
rumit. Oleh karenanya dalam penelitian ini peneliti individu tersebut dalam bertindak. Atau sering
ingin mengetahui bagaimana mereka (pelaku usaha) disebut Blummer dengan Self-indication. Self-
memaknai akuntansi melalui kegiatan pencatatan indication sendiri adalah proses komunikasi yang
yang mereka lakukan setiap harinya. sedang berjalan dalam konteks sosial, dimana
Penelitian ini dipandang perlu dilakukan kembali individu mengetahui sesuatu, menilainya,
untuk mengembangkan pemikiran Zalshabila (2012), memberikan makna, dan memutuskan untuk
dimana jika penelitian tersebut melakukan penelitian bertindak berdasarkan makna yang dipahaminya.
tentang harga pokok produksi, maka dalam Pentingnya makna disampaikan kembali oleh
penelitian ini peneliti ingin melihat dari segi Blummer (1969: 5) yang bertumpu pada tiga premis,
bagaimana pedagang bakso mengartikan/memaknai yaitu: (1) manusia bertindak terhadap sesuatu
akuntansi. Akuntansi yang selama ini kita artikan berdasarkaan makna-makna yang ada pada sesuatu
sebagai proses mencatat transaksi hingga itu bagi mereka; (2) makna tersebut berasal dari
menghasilkan laporan keuangan, mungkin berbeda interaksi sosial seseorang dengan orang lain melalui
dengan perspektif mereka. Dalam penelitian ini jelas penggunaan bahasa; (3) makna-makna tersebut
informan akan kesulitan jika kita menanyakan “apa disempurnakan disaat proses interaksi sosial
pengertian akuntansi?” oleh karenanya disini peneliti berlangsung.
ingin merefleksikan apa yang mereka pahami Berdasarkan premis-premis tersebut peneliti
tentang pencatatan serta menemukan kerangka menggunakan metode interaksionisme simbolik
berfikir mengenai makna akuntansi dari segi untuk melihat bagaimana pemaknaan akuntansi
perspektif pedagang bakso. melalui interaksi yang terjadi dalam kegiatan usaha
“Mengapa pedagang bakso?” Fenomena yang berlangsung, dalam hal ini peneliti ingin
pedagang bakso yang melakukan hijrah dari kota merefleksikan pemaknaan tersebut berdasarkan
asalnya ke kota Gorontalo adalah sebuah realitas simbol-simbol yang ditemui atau yang berada dalam
sosial dari kelompok minoritas yang tidak dapat ruang lingkup usaha yang bersangkutan.
dimengerti tanpa menyelami fenomena itu sendiri.
Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui METODE PENELITIAN
bagaimana pedagang bakso memaknai akuntansi Penelitian ini dilakukan pada satu situs sosial
dalam kegiatan usaha yang sedang dijalankan. yakni usaha dagang bakso “Arema”, yang memiliki
Ada beberapa hal unik yang membuat usaha empat cabang yakni: (1) Bengawan Solo, (2) Biawu,
dagang bakso “Arema” menarik dijadikan sebagai (3) Padebuolo, dan (4) Palma, Libu’o Gorontalo.
objek penelitian. Pertama, pelaku usaha yang hampir Dimana keempatnya merupakan tempat produksi
seluruhnya berasal dari pulau Jawa biasanya saling sekaligus tempat tinggal dari pelaku usaha yang
mengenal antara satu dengan yang lain. Faktor unik bersangkutan. Usaha dagang bakso “Arema”
berikutnya adalah besaran presentasi pembagian sendiri muncul sekitar awal tahun 2000-an, yakni
keuntungan dalam kegiatan usaha. Walaupun pada cabang Palma-Libu’o. Berdasarkan informasi
memiliki merk dagang yang sama nyatanya yang didapatkan peneliti, penamaan bakso “Arema”
pembagian hasil dari usaha dagang bakso “Arema” sendiri muncul dari zaman kejayaan klub bola
memiliki besaran yang berbeda-beda oleh karenanya Arema pada tahun 1987. Kemudian para pedagang
untuk mengungkap makna akuntansi dalam bakso “Arema”, melakukan hijrah ke Sulawesi,
perspektif pedagang bakso “Arema”, penelitian ini mulai dari Makassar, Palu dan akhirnya ke Provinsi
dijembatani oleh teori Interaksionisme Simbolik Gorontalo pada tahun 2002. Pengambilan data
sebagai pendekatan dan alat analisis. Dimana dilaksanakan dengan observasi terus terang dan
Prasetyo (2012) mengemukakan, bahwa tersamar, wawancara mendalam tak terstruktur, dan
interaksionisme simbolik menekankan pada dua hal, dokumentasi.
yaitu: pertama individu dalam masyarakat tidak Agar dapat mengumpulkan informasi dari obyek
penah lepas dari interaksi sosial. Kedua, interaksi penelitian sesuai dengan fenomena yang diamati,
dalam masyarakat diwujudkan dalam simbol-simbol dilakukan pemilihan kepada unsur masyarakat
tertentu yang sifatnya cenderung dinamis. secara Purposive sebagai informan. Pemilihan
didasarkan atas pertimbangan bahwa informan
284 Jurnal Akuntansi Aktual, Vol. 3, Nomor 4, Juni 2016, hlm. 282–289

memiliki pemahaman terhadap fenomena penelitian. Analisis data dimulai dari mereduksi data yang
Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini diperoleh dari interaksi (Mind,Self and Society),
adalah pelaku yang terlibat dalam usaha yang menyajikan data melalui simbol yang ditemukan
bersangkutan (pemilik dan pedagang). dalam proses penelitian dan terakhir
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. menginterpretasi atau memaknai data didukung
Menurut Moleong (2005: 6), penelitian kualitatif literatur-literatur terkait.
adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek
HASIL DAN PEMBAHASAN
penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi,
tindakan, dan sebagainya, secara holistik dan dengan Berikut merupakan salah satu gambaran
cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pencatatan yang dibuat oleh pedagang bakso
pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan “Arema” cabang Biawu.
memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Karakter
khusus riset kualitatif terutama adalah berupaya
mengungkapkan keunikan individu, kelompok,
masyarakat dan atau organisasi tertentu dalam
kehidupan sehari-hari. Pendekatan ini merupakan
suatu metode penelitian yang diharapkan dapat
menghasilkan suatu deskripsi tentang ucapan, tulisan
atau perilaku yang dapat diamati dari suatu individu,
kelompok, masyarakat, dan atau organisasi tertentu
dalam suatu setting tertentu pula.
Berdasarkan definisi tersebut, peneliti
berkeyakinan bahwa penelitian kualitatif yang
digunakan dalam penelitian ini, mampu
menginterpretasikan makna akuntansi dengan cara Cacatan tersebut berisi nama dari masing-masing
ikut berperan serta terhadap objek yang diteliti. pedagang beserta jumlah barang dagangan yang
Dengan demikian akan ditemukan pola-pola dibawa tiap harinya.
hubungan yang jelas. Berdasarkan catatan tersebut dan hasil
Selanjutnya penelitian ini, menggunakan wawancara mendalam dengan para informan
paradigma interpretif dengan metodologi interaksi setelah melalui proses interpretasi, ditemukan tiga
simbolik. Prinsip yang digunakan oleh ahli interaksi makna akuntansi yang disampaikan secara implisit
simbolik dalam penelitian ilmiah adalah oleh para pelaku usaha. Makna akuntansi sebagai
mendeskripsikan objek dalam setting nyata, yakni informasi. Berdasarkan temuan peneliti atas objek
bagaimana mereka berinteraksi dengan orang lain penelitian, akuntansi diartikan sebagai interaksi
dan dirinya sendiri dalam situasi yang harus dilalui. antara manusia yang mengkomunikasikan angka
Symbolic interaction is one of the several untuk memperoleh informasi yang diinginkan. Pada
theories in the social sciences. According to this dasarnya informasi adalah sekumpulan data/fakta
theory, people live both in the natural and the yang diorganisasi atau diolah dengan cara tertentu
symbolic environment. Symbolic interaction is a sehingga mempunyai arti bagi penerima. Data yang
process that is enlivened the reciprocal meaning telah diolah menjadi sesuatu yang berguna bagi si
and values by aid of the symbols in the mind. penerima maksudnya yaitu dapat memberikan
Meanings constitute of reciprocal interaction keterangan atau pengetahuan. Dengan demikian
between persons. Objects don’t have meaning yang menjadi sumber informasi adalah data.
on their own. But objects get their meanings from Informasi dapat juga di katakan sebuah pengetahuan
the social actors. Consequently symbolic yang diperoleh dari pembelajaran, pengalaman, atau
interaction is a process of “interpretation of the instruksi. (id.wikipedia.org)
action”. (Aksan et, al. 2009). Zuhdi (2011) Informasi akuntansi merupakan
Berdasarkan pembahasan tersebut peneliti sebuah catatan dalam bentuk dan format apapun
melakukan teknik analisis dan interpretasi data yang digunakan untuk mengekspresikan aktivitas
dengan menggunakan interactive model analysis. ekonomi suatu organisasi. Informasi akuntansi
Suwanto, Makna Akuntansi dalam Perspektif Pedagang Bakso, 285

sendiri merupakan alat yang digunakan oleh dengan cara berkeliling. Dengan jumlah anak buah
pengguna informasi untuk pengambilan keputusan sebanyak 16 orang, Mas Yusuf selaku pemilik usaha
(Nicholls dan Holmes, 1988: 57), terutama oleh bakso “Arema” cabang Bengawan Solo
pelaku bisnis. Dimana informasi akuntansi dapat beranggapan bahwa pencatatan tersebut akan
didefinisikan sebagai informasi yang bisa mengukur membantu beliau untuk mengetahui informasi yang
dan menginformasikan informasi keuangan tentang diinginkan dari masing-masing anak buahnya.
kegiatan ekonomi. Informasi akuntansi disini Kegiatan pencatatan yang dalam hal ini kita
berhubungan dengan data akuntansi atas transaksi- sebut sebagai akuntansi dianggap sebagai informasi
transaksi yang terjadi dalam kegiatan usaha. yang akan menjadi dasar dalam berlangsungnya
Informasi akuntansi mempunyai peran penting kegitan usaha. Adapun informasi yang diperoleh,
untuk mencapai keberhasilan usaha termasuk bagi mencakup informasi pengganjian atau pembagian
usaha kecil (Maggison et.al, 2000). Informasi hasil dari kegiatan usaha.
akuntansi dapat menjadi dasar yang andal bagi Menurut Thaib (2002) dalam Zalshabilah
pengambilan keputusan ekonomis dalam (2012), budaya pedagang kaki lima adalah mereka
pengelolaan usaha kecil, antara lain keputusan memperhitungkan upah tenaga kerja setelah
pengembangan pasar, penetapan harga dan lain-lain. penjualan berakhir dalam satu periode. Argumen
Ditinjau dari sisi pemakainya, akuntansi dapat Thaib ini didukung juga oleh temuan peneliti, dimana
didefinisikan sebagai “suatu disiplin yang mas Yusuf selaku pemilik usaha mengatakan bahwa
menyediakan informasi yang diperlukan untuk saat pulang nantinya ia bersama pedagang akan
melaksanakan kegiatan secara efisien dan menghitung sisa barang dagangan kemudian akan
mengevaluasi kegiatan-kegiatan suatu organisasi membagi besaran berapa yang harus disetor dan
(Jusup, 2001: 59)” Hal ini sesuai dengan temuan berapa yang menjadi bagian dari pedagang. Berikut
peneliti dimana para pelaku usaha melakukan kutipan wawancara yang menampakan temuan
pencatatan setiap awal dan akhir kegiatan usaha tersebut.
yang berlangsung setiap hari.
Sejalan dengan temuan tersebut, peneliti Peneliti: “Berarti yang disetor tergantung
menemukan bahwasanya pencatatan yang berapa yang laku mas?”
dilakukan oleh pedagang bakso “Arema” memiliki Mas Yusuf: “Iya, gitu”
peran yang sangat penting. Dari pencatatan tersebut
para pelaku usaha dapat memperoleh informasi yang Oleh karena berpatokan pada besaran hasil
dibutuhkan. Seperti yang diutarakan oleh Mas Yusuf penjualan, apabila pedagang tidak berjualan (libur)
berikut. maka pedagang juga tidak akan menerima gaji.
Adapun besaran gaji/pembagian dijelaskan Mas
“…jadi dari itu saya bisa tau, bisa dapat infolah Yusuf sebagai berikut.
si A bawaannya berapa ini, harus setor
berapa. Kalo kaya inikan, yang jualan “Jadi gini mba, kalo misalnya yang jualan
banyak mba, jadi supaya lebih jelas gitu.” bawa 500 (dalam ribuan) terus pas pulang
sisa 100 nah yang 400nya dibagi 70:30 , itu
Berdasarkan kutipan wawancara tersebut kita berapa . . . 280 ya, disetor ke saya terus
dapat melihat bahwa dari unsur mind, informan sisanya buat yang bawa mba (pedagang)”
selaku pemilik usaha menyadari (proses berfikir)
bahwa dalam menjalankan kegiatan usahanya, perlu Lebih rinci dijelaskan oleh Mas Andi
untuk dilakukan pencatatan agar nantinya dapat
menghindari hal yang tidak diinginkan. Pemilik usaha “Jadi kalo sistem gajinya saya yang bagian
beranggapan bahwa pencatatan yang dibuat dapat menjual ini macam-macam depe persen,
bermanfaat untuk dirinya (self), dengan melakukan kalo yang mas yang dimuka UNG itu gajinya
pencatatan pemilik usaha akan mendapatkan 25%, kalo saya 30%, kalo mas yang lain-
informasi yang diinginkan dan nantinya akan lainnya 30%. Terus kalo yang di Tenilo,
dikomunikasikan kepada lingkungan (society). Pandawa itu lebih besar lagi, kalo dia selain
Adapun lingkungan yang dimaksud disini ialah para dapat persen jualan 30% dari omset dia
pedagang/anak buah yang menjajahkan bakso
286 Jurnal Akuntansi Aktual, Vol. 3, Nomor 4, Juni 2016, hlm. 282–289

dapat hitungan perporsi seribu, Pandawa.” bahwa kegiatan pencatatan yang mereka lakukan
(catatan: Pandawa merupakan salah satu sangat berperan penting dalam memberikan
pesaing usaha sejenis) informasi yang diinginkan. Baik informasi yang berisi
besaran/banyaknya barang dagangan yang
Seperti yang telah digambarkan di atas, berbeda diperjualbelikan, maupun informasi mengenai
dengan tiga cabang “Arema” yang lain, besaran besaran persentase yang harus disetorkan oleh
pembagian untuk usaha dagang bakso “Arema” pedagang kepada pemilik usaha.
cabang padebuolo hanya sebesar 25% dari total Penting untuk dicermati, dalam sistem
penjualan tiap harinya. Hal ini juga dijelaskan oleh pembagian yang diterapkan oleh pelaku usaha,
Sugi selaku informan yang berasal dari Pedagang besaran persentase yang telah ditentukan akan
bakso “Arema” cabang Padebuolo. menjadi tolak ukur berapa bagian dari pemilik
maupun pedagang. Dimana nantinya hal tersebut
akan menimbulkan tanggung jawab tentang berapa
“Jadi begini, contoh seratus, 75 ribu bos, besaran yang harus disetorkan pedagang terhadap
saya 25. Kalo 500, 375 bos 125 penjual” pemilik usaha berdasarkan pencatatan yang dibuat
sebelumnya. Untuk lebih jelasnya akan disajikan
Dilihat dari unsur mind, kedua informan selaku pada temuan yang kedua, yakni Makna Akuntansi
pedagang yang menjajakan bakso “Arema” Sebagai PertanggungJawaban. Seperti yang
mengetahui besaran persentase dari kegiatan usaha telah tercantum dalam beberapa literatur akuntansi,
yang dijalankkan. Selaras dengan Mas Yusuf, telah dijelaskan mengenai Akuntansi yang dianggap
masing-masing pribadi (self) menganggap dengan sebagai Sistem Pertanggungjawaban. Dalam hal ini
adanya pencatatan yang dilakukan pada awal akuntansi dijadikan sebagai media untuk
kegiatan usaha mereka dapat mengetahui berapa mempertanggungjawabkan pengelolaan suatu
pendapatan yang mereka dapatkan dalam sehari perusahaan atau lembaga kepada principal
dan berapa yang harus mereka setorkan kepada (Harahap, 2012: 9).
pemilik usaha (society). Selaras dengan pembahasan tersebut, peneliti
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan menemukan bahwa pencatatan yang dilakukan oleh
peneliti menemukan simbol yang berbeda mengenai para pelaku usaha dagang bakso “Arema” juga
sistem dalam pembagian omset tersebut. Jika dilihat menjadi media pertanggungjawaban pedagang
dari warna dan model gerobak, “Arema” cabang kepada pemilik usaha. Hanya saja letak
Padebuolo memang sedikit berbeda dengan yang perbedaannya disini adalah, jika pada literatur-
lain yakni berwarna merah. Menurut informasi yang literatur membahas akuntansi sebagai
peneliti dapati dilapangan, dagang bakso “Arema” pertangggungjawaban yang dibuat untuk
cabang Padebuolo memilik peralihan warna dari mempertanggungjawabkan/melaporkan penggunaan
yang awalnya biru (sama dengan cabang yang lain) dana kepada principal, maka dalam penelitian ini
menjadi merah. Hal ini dilakukan sebagai pembeda pencatatan dianggap sebagai pertanggungjawaban
antara “Arema” cabang Padebuolo dengan cabang karena nantinya pencatatan yang dibuat tersebut
lain. Jika kita perhatikan hal yang sama juga terjadi akan dijadikan patokan pedagang dalam
pada cabang pada bakso “Arema” lain. Selain menyetorkan hasil dagangannya.
warna gerobak yang berbeda, model yang berbeda Dalam hal ini pencatatan yang dibuat
juga menunjukan bahwa pedagang bakso tersebut hanyanyalah satu, yakni pencatatan yang dibuat
berasal dari cabang yang berbeda (menunjukan bersama pada awal kegiatan usaha. Jadi pencatatan
bahwa cabang tersebut dikelola oleh orang yang tersebut bukan merupakan media
berbeda). pertanggungjawaban pedagang kepada pemilik
Dari apa yang disampaikan para informan, usaha, melainkan pencatatan tersebut dijadikan tolak
terbukti bahwa kegiatan pencatatan yang dilakukan ukur pedagang dalam mempertanggungjawabkan
selama ini berfungsi sebagai alat dalam barang dagangan yang dibawanya kepada pemilik
mengkomunikasikan informasi antara pelaku usaha usaha. Hal tersebut nampak pada penjelasan mas
yang terlibat dalam usaha dagang bakso “Arema”. Andi berikut.
Meskipun terdiri dari beberapa cabang yang
berbeda, nyatanya para informan menyepakati “jadi kalo istilahnya ada orang beli minta
Suwanto, Makna Akuntansi dalam Perspektif Pedagang Bakso, 287

tambah kerupuk satu atau apa, itu saya, kalo menurut li mas apa? Hehehe”
di rumah, maksudnya kalo waktu di rumah Pemilik Usaha:
itu urusannya bos, tapi kalo sudah diluar itu “Waduh, nda tau saya mba, apa ya itung-
tanggung jawab saya. Jadi bos itu taunya itung…
barang keluar dihitung (dicatat) nanti pulang Belajar itung-itung hehehe atau apa mba?”
ada sisa dihitung juga, nanti dapat uang
sekian kamu setor sekian.” Selaras dengan temuan peneliti, Zuhdi (2011)
menyatakan bahwa, bila dihubungkan dengan
Berdasarkan kutipan wawancara tersebut kita kelompok usaha kecil, pemahaman terhadap
dapat melihat bahwasanya dalam menjalankan akuntansi masih berada pada pemikiran akuntansi
usaha pedagang mengetahui (mind) bahwa sebagai alat hitung-menghitung. Apa yang
pencatatan yang dilakukan pada awal kegiatan disampaikan oleh pemilik selaku informan dalam
usaha nantinya akan menjadi patokan/dasar penelitian ini menunjukan bahwa informan
perhitungan mereka dalam menjalankan usaha, menyadari bahwa kegiatan pencatatan yang
adapun jika terjadi bergaining antara pedagang dilakukan merupakan bagian dari akuntansi, dimana
tercapainya tujuan-tujuan organisasi. Sumber daya pencatatan tersebut dijadikan dasar perhitungan
manusia harus baik, sumber daya manusia yang baik dalam pengambilan keputusan.
akan menunjukkan kapasitas sumber daya manusia Keputusan yang dimaksudkan disini adalah
yang baik. berdasarkan catatan-catatan yang dilakukan tiap
Selama melakukan wawancara dengan harinya, pemilik menentukan/membuat keputusan
informan, peneliti menemukan bahwa dalam berapa banyak barang dagangan yang akan dibawa
menjalankan kegiatan usaha, para pedagang merasa oleh pedagang. Seperti yang dijelaskan Sugi “Jadi
memiliki tanggung jawab terhadap barang dagangan hitung-hitungannya tiap orangkan beda-beda, ada
yang dibawanya. Kepercayaan yang diberikan oleh yang bawa banyak ada yang bawa sedikit,
pemilik usaha membuat pedagang berkewajiban tergantung bos.” Apa yang disampaikan Sugi,
menyetorkan sesuai dengan pencatatan yang didukung pula oleh penjelasan Mas andi berikut.
dilakukan pada awal kegiatan usaha. Nantinya
perhitungan yang harus disetorkan bukan sebesar “Ya bos, boskan yang baca situsi nanti per
pendapatan pedagang, melainkan jumlah yang orang, lain orang lain bawaan. Jadi kadang
tertera pada pencatatan setelah dikurangi sisa macam kaya sayakan, standarnya 4, 500
penjualan. (maksudnya 400-500rb)”
Setelah membahas akuntansi sebagai
pertanggungjawaban, dalam penelitian ini peneliti Dari kutipan wawancara di atas kita dapat
juga menemukan informasi yang dimuat dalam melihat bahwa pencatatan akuntansi yang dilakukan
pencatatan yang dilakukan oleh pelaku usaha setiap hari, nantinya akan menjadi dasar pemilik
dagang bakso “Arema” juga menghasilkan informasi usaha dalam menentukan banyaknya barang
yang digunakan pemilik dalam pengambilan dagangan yang akan dibawa oleh pedagang. Hal
keputusan. Maksudnya adalah pencatatan yang ini diperjelas oleh mas Yusuf selaku pemilik usaha
dibuat akan memberikan gambaran kepada pemilik dagang bakso “Arema” cabang Bengsol.
usaha mengenai kinerja pedagang dan akhirnya
membuat keputusan yang berdasarkan catatan “jadi modalnya itu dari saya, nanti tiap orang
yang ada. Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan pada saya bagi-bagi bawaannya, yang ini berapa,
temuan terakhir yakni Akuntansi Sebagai yang ini berapa.”
Perhitungan (dasar pengambilan keputusan).
Dalam penelitian ini peneliti menemukan hal yang Walaupun gambaran yang disajikan tidak
menarik, yakni ketika peneliti menanyakan “apa itu seperti laporan keuangan, pencatatan yang dibuat
akuntansi?” seperti yang terlihat dalam kutipan oleh para pelaku usaha dagang bakso “Arema”
wawancara berikut. dianggap dapat menjadi gambaran dalam mengambil
Peneliti: keputusan oleh pemilik usaha. Dari apa yang
“Mas, kalo saya tanya apa itu akuntansi disampaikan oleh mas Yusuf, kita dapat melihat
288 Jurnal Akuntansi Aktual, Vol. 3, Nomor 4, Juni 2016, hlm. 282–289

bahwa beliau sadar/mengetahui (mind) bahwa biasanya hanya berlangsung sekitar 5-15 menit.
keseluruhan modal usaha adalah dari beliau, nantinya Sehingga apabila terdapat informasi yang kurang
dengan mempertimbangkan unsur self (rugi/laba) jelas atau sempat terlewatkan, peneliti
beliau akan mengkomunikasikan berapa banyaknya mengklarifikasi kembali dengan cara melakukan
barang dagangan yang akan dibawa oleh masing- perpanjangan pengamatan. (2) Sulitnya menemukan
masing pedagang (society). informan, dalam hal ini selaku pemilik usaha yang
Dalam penelitian ini peneliti menemukan pertama membawa bakso “Arema” ke Kota
beberapa alasan yang memungkinkan pemilik usaha Gorontalo. Sehingga informan yang dijadikan sumber
memutuskan banyaknya dagangan yang akan dalam penelitian ini hanya mewakili atau selaku
dibawa oleh pedagang tiap harinya, yakni karena pengolah dagang bakso “Arema” cabang Bengawan
kinerja pedagang dan/atau pasar yang sedang sepi. Solo.
Pencatatan yang dibuat akan menggambarkan Terlepas dari keterbatasan yang ada, implikasi
fluktuasi jumlah yang harus disetorkan pedagang dari penelitian ini untuk menunjang penelitian
kepada pemilik usaha. Jika trend menujukan bahwa selanjutnya agar lebih baik, yaitu: pertama, makna
setoran pedagang mengalami penurunan maka akuntansi perlu digali melalui beberapa pandangan
pemilik usaha akan mengurangi barang dagangan lain yang lebih luas dan waktu penelitian yang lebih
yang dibawa oleh penjual yang bersangkutan. panjang. Kedua, Pentingnya melakukan pendekatan
Sebaliknya apabila barang dagangan yang dibawa dengan informan agar data yang ditemukan dapat
oleh pedagang selalu habis, maka pedagang dapat lebih mendalam dan menghasilkan temuaan yang
“meminta” kepada pemilik usaha untuk tidak bias.
menambahkan barang dagangannya. Namun sekali Dalam penelitian selanjutnya, tidak hanya
lagi pemilik usaha disini nantinya akan melihat berfokus pada makna mengenai akuntansi menurut
kembali trade record pedagang melalui pencatatan pedagang bakso “Arema”, perlu juga dilakukan
yang dibuat. penelitian mengenai makna akuntansi dari sektor
usaha lain. Dimana tanpa kita sadari walaupun
PENUTUP sebagian besar usaha tidak melakukan akuntansi
seperti yang kita pelajari selama ini baik
Simpulan dan Saran
dikarenakan alasan biaya maupun waktu, nyatanya
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah mereka memahami kegitan tersebut dengan makna
dilakukan, peneliti menarik kesimpulan mengenai yang berbeda.
temuan makna Akuntansi yang diperoleh selama di
lapangan. Pertama, Akuntasi dimaknai sebagai DAFTAR RUJUKAN
informasi. Para pelaku usaha dapat mengetahui
Aksan, Nilgun. Kisac, Buket. Aydin Mufin and
berapa besaran atau proporsi yang didapatkan
Demirbuken Semeyra. 2009. “Procedia - Social
melalui kegiatan pencatatan yang dilakukan. Kedua,
and Behavioral Sciences”. World Conference on
Akuntansi sebagai pertanggungjawaban. Educational Sciences: New Trends and Issues in
Pencatatan yang dilakukan pada awal kegiatan Educational Sciences. Volume 1, Issue 1. Pages
usaha, dijadikan tolak ukur oleh pedagang untuk 902–904
menentukan besaran kewajiban yang harus Blumer, H. 1969. Symbolic Interactionism Perspective
disetorkan kepada pemilik usaha. Ketiga, Akuntansi and Method. Prentice Hall, Inc.: Englewood
sebagai perhitungan (dasar pengambilan keputusan). Cliffs, New Jersey, USA.
Berdasarkan pencatatan yang dilakukan setiap hari, Harahap, Sofyan Syafri. 2012. Teori Akuntansi. Jakarta:
pemilik usaha akan mengamati kemudian PT. Raja Grafindo Persada.
Holmes, S., and Nicholls, D., 1988, An Analysis of
menentukan berapa banyak dagangan yang akan
The Use of Accounting Information by Aus-
dibawa oleh masing-masing pedagang (anak buah).
tralian Small Business, Journal of Small Busi-
Dalam penelitian ini peneliti menemukan ness Management, 26 (20), 57-68
beberapa keterbatasan diantaranya. (1) Informan Idrus. 2000. Akuntansi dan Pengusaha Kecil. Akuntansi.
berasal dari sektor UMKM yang dalam hal ini Edisi 07/Maret/Th. VII.
berfokus pada pedagang bakso “Arema” biasanya Jusup, Al. Haryono. 2001. Dasar-dasar akuntansi. Jilid
memiliki akses waktu yang sempit, sehingga I. Yogyakarta. Bagian Penerbitan STIE YKPN.
wawancara yang berlangsung dalam penelitian ini Mawarni, Pratiwi Dian. 2015. “Makna Uang Dalam
Suwanto, Makna Akuntansi dalam Perspektif Pedagang Bakso, 289

Perspektif Mahasiswa Akuntansi”. Jurnal Ilmiah Triyuwono, Iwan. 2007. “Mengangkat “Sing Liyan”
Mahasiswa FEB Vol. 3 No. 2. Universitas untuk Formulasi Nilai Tambah Syariah”
Brawijaya. Simposium Nasional Akuntansi 10, Unhas
Megginson, W.L., M.J. Byrd, and L.C. Megginson. 2000. Makassar 26-28 Juli 2007.
Small Business Management: An Entrepreneur’s Young, M. 2013. Cultural Influence on Accounting Its
Guidebook.Third Ed. Irwin McGrawHill. Boston. Practices. Senior Thesis. Honors Programs of
Moleong, L.J., 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Liberty University.
Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Zalshabila. 2012 “Javanese Price Setting: Refleksi
Prasetyo, Aris Putro. 2012. Persepsi Perempuan Remaja Fenomenologis Harga Pokok Produksi Pedagang
Terhadap Maskulinitas Boyband Indonesia Era Bakso di Kota Malang” Jurnal Akuntansi
2010-an. Skripsi. Jurusan Ilmu Komunikasi, Multiparadigma No.2/Vol.3/Hal.161-172.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Zuhdi, R. 2011. “Makna informasi akuntansi sebagai
Brawijaya, Malang. dasar pengambilan keputusan bisnis usaha kecil
Pinasti, M. 2007. “Pengaruh Penyelenggaraan dan dan mikro (UKM) . Jurnal Akuntansi
Penggunaan Informasi Akuntasi Terhadap Multiparadigma Vol.2 No.3/Desember.
Persepsi Pengusaha Kecil Atas Informasi id.wikipedia.org
Akuntansi” Jurnal Riset Akuntansi Indonesia
No.3/Vol.10/September.

Anda mungkin juga menyukai