Anda di halaman 1dari 8

Model Pembelajaran Dick and Carrey ...

(Wisnu Nugroho Aji)

MODEL PEMBELAJARAN DICK AND CARREY DALAM


PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Wisnu Nugroho Aji


Universitas Widya Dharma Klaten
wisnugroaji@unwidha.ac.id

Abstract

The quality of process and learning outcome always gathers side by side
and proportional. The qualified learning process will produce the qualified
learning outcome. The indicator of learning process is emerging by using correct
learning model to support the learning outcome. Dick and Carrey leaning model
is one of those models. The use of Dick and Carey model which is gathered with
the scientific approach of curriculum 2013 is proven empirically in supporting
the learning outcome of Indonesian language and literature. This research aims
to describe the implication of dick and carrey learning model on Indonesian
language and literature learning process. The result shows that this model is a
perfect match for the subject because the model is referring to the general stages
in learning system development. Moreover, dick and carrey model has ten steps
on systematical learning process that makes it appropriate for the implications
of 2013 curriculum.

Keyword: Dick and Carrey, Learning Model, Indonesian language and literature.

Abstrak
Kualitas dari proses dan luaran pembelajaran selalu berhubungan satu
sama lain. Proses pembelajaran yang berkualitas akan menghasilkan luaran
pembelajaran yang berkualitas pula. Indikator dari proses pembelajaran yang baik
diperoleh dari pemanfaatan model pembelajaran yang tepat guna mendukung
dihasilkannya luaran pembelajaran yang berkualitas. Model pembelajaran
dick and carrey adalah salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan
dalm pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Berdasarkan hasil empiris
dan pengamatan yang telah dilakukan terhadap model pembelajaran Dick and
Carrey, diketahui bahwa pengembangan model ini sangat tepat diaplikasikan
dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia. Hal tersebut dikarenakan
model pembelajaran Dick and Carrey mengacu kepada tahapan umum sistem
pengembangan pembelajaran, sehingga model ini tepat diaplikasikan dalam
mata pelajaran yang berbasis keterampilan. Selain hal tersebut, model Dick dan
Carrey memiliki 10 langkah pembelajaran yang sistematis, dari mengidentifikasi
tujuan umum pembelajaran sampai melaksanakan evaluasi. Hal ini membuat
model ini sebagai model yang sesuai dengan kurikulum 2013 yang bersifat
sistematis.

Kata Kunci: Dick and Carrey, model pembelajaran, bahasa dan sastra Indonesia

119
Kajian Linguistik dan Sastra, Vol. 1 No. 2, Desember 2016, 119-126

1. Pendahuluan (2001), pendekatan sistem selalu mengacu


Artikel ini merupakan tindak lanjut kepada tahapan umum sistem pengembangan
dari penelitian yang telah dilakukan penulis pembelajaran (Instructional Systems
sebelumnya. Dalam penelitian sebelumnya Development /ISD). Komponen model Dick
yang berjudul “Implementasi Kurikulum and Carey meliputi pembelajar, pengajar,
2013 pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia”, materi, dan lingkungan. Demikian pula, di
diperoleh simpulan yang menyatakan adanya lingkungan pendidikan non formal model ini
beberapa kendala guru dalam implementasi meliputi warga belajar (pembelajar), tutor
kurikulum 2013. Salah satu kendala yang (pengajar), materi, dan lingkungan
besar adalah pengembangan desain/ model pembelajaran. Semua berinteraksi dalam
pengajaran yang sesuai dengan scientific proses pembelajaran untuk mencapai
approach. tujuan yang telah ditetapkan. Komponen
Pendekatan saintifik merujuk pada dan tahapan model Dick and Carey lebih
teknik-teknik investigasi atas satu atau kompleks jika dibandingkan dengan model
beberapa fenomena dan gejala, upaya pembelajaran yang lain, seperti Morrison,
unyuk memperoleh pengetahuan baru, atau Ross, & Kemp (2001). Walaupun model
upaya untuk mengoreksi dan memadukan Morrison, Ross, & Kemp juga memandang
pengetahuan sebelumnya. Untuk dapat desain pembelajaran sebagai sebuah sistem,
disebut ilmiah, metode pencarian (method tetapi sedikit berbeda. Mereka menyebutkan
of inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti desain pembelajaran sebagai metode yang
dari objek yang didapat dari pengamatan, sistematis tetapi bukan pendekatan sitematis.
empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip Tahapan yang digunakan yaitu perencanaan,
pengamatan yang spesifik. Berdasarkan pengembangan, evaluasi, dan management
penjabaran tersebut, diketahui bahwa pada proses.
dasarnya pendekatan saintifik merupakan Guru yang baik adalah guru yang selalu
suatu sistem yang kompleks dan memiliki berusaha untuk menciptakan pembelajaran
banyak komponen yang kita kenal dengan yang terbaik. Untuk menciptakan
5 M (Mengamati, menanya, mengalisis, pembelajaran yang terbaik, seorang guru
mencoba, dan menganalisis). Oleh karena harus pandai-pandai mendesain model
itu, penerapan pendekatan ini harus pembelajaran. Model Dick dan Carrey
berimplementasi dan berinteraksi secara memiliki 10 langkah pembelajaran yang
fungsional dengan model pembelajaran yang sistematis, dari mengidentifikasi tujuan
mengunakan pendekatan sistem. umum pembelajaran sampai melaksanakan
Ada banyak model desain yang evaluasi. Hal ini membuat model ini dinilai
menggunakan pendekatan sistem. Desain sebagai model yang paling sesuai dengan
tersebut berbeda dalam jumlah, nama kurikulum di Indonesia, baik kurikulum di
langkah-langkahnya, serta fungsi masing- sekolah menengah maupun sekolah dasar.
masing langkah yang direkomendasikan
(Molenda & Boling, 2008). Salah satu model 2. Desain Pembelajaran Menurut Dick
pembelajaran yang menggunakan pendekatan and Carrey
sistem adalah model pembelajaran yang Model adalah sebuah gambaran mental
dikemukakan oleh Walter Dick dan Lou yang membantu kita untuk menjelaskan
Carrey tahun 1985, yang dikenal dengan sesuatu dengan lebih jelas terhadap sesuatu
model Dick and Carrey. yang tidak dapat dilihat atau tidak dialami
Dick and  Carey (1985) memandang secara langsung (Dorin, Demmin, dan Gabel,
desain pembelajaran sebagai sebuah sistem 1990). Model adalah konsep perangkat yang
dan menganggap pembelajaran adalah proses berurutan untuk mewujudkan suatu proses,
yang sitematis. Menurut Dick and Carey seperti penilaian suatu kebutuhan, pemilihan

120
Model Pembelajaran Dick and Carrey ... (Wisnu Nugroho Aji)

media dan evaluasi (Briggs, 1978). Model lain, sistem yang terdapat dalam Dick
adalah bentuk representasi akurat sebagai and Carrey sangat ringkas, tetapi
proses aktual yng memungkinkan seserang isinya padat dan jelas dari suatu urutan
atau sekelompok orang mencoba bertindak ke urutan berikutnya.
berdasarkan model itu (Nunan, 1995).  3. Langkah awal pada model Dick and
Berbagai model dapat dikembangkan Carrey adalah mengidentifikasi tujuan
dalam mengorganisasi pengajaran. Satu pengajaran. Langkah ini sangat sesuai
di antaranya adalah model pembelajran dengan kurikulum, baik di perguruan
Dick and Carrey (1985). Adapun langkah- tinggi maupun sekolah menengah
langkah pembelajarannya mencakup (1) dan sekolah dasar, khususnya
mengidentifikasi tujuan umum pembelajaran, dalam mata pelajaran tertentu yang
(2) melaksanakan analisis pengajaran, (3) memiliki tujuan pembelajaran dalam
mengidentifikasi tingkah laku masukan dan kurikulumnya untuk dapat melahirkan
karakteristik siswa, (4) merumuskan tujuan suatu rancangan pembelajaran.
performansi, (5) mengembangkan butir-
butir tes acuan patokan, (6) mengembangkan Penggunaan model Dick and Carrey
strategi pengajaran, (7) mengembangkan dan dalam pengembangan suatu mata pelajaran
memilih material pengajaran, (8) mendesain dimaksudkan agar: (a) pada awal proses
dan melaksanakan evaluasi formatif, pembelajaran, anak didik atau siswa dapat
(9) merevisi bahan pembelajaran, (10) mengetahui dan mampu melakukan hal-
mendesain dan melakukan evaluasi sumatif. hal yang berkaitan dengan materi pada
Bagan berikut menunjukkan akhir pembelajaran, (b) adanya pertautan
visualisasi dari langkah-langkah yang telah antara tiap komponen, khususnya strategi
dideskripsikan di atas. pembelajaran dan hasil pembelajaran yang
dikehendaki, (c) menerapkan langkah-langah
yang perlu dilakukan dalam melakukan
perencanaan desain pembelajaran.

3. Pengembangan Model Dick and


Carrey dalam Pembelajaran Bahasa
dan Sastra Indonesia.
3.1. Mengidentifikasi Tujuan Umum
Bagan 1. Alur Model Pembelajaran Dick and Carrey Pembelajaran
Skema model pembelajaran Dick and
Menurut Uno (2007, p.24), secara Carrey menggambarkan bahwa langkah
umum, penggunaan model pengajaran Dick mengidentifikasi tujuan umum pembelajaran
and Carrey adalah sebagai berikut. merupakan dasar untuk menentukan langkah
1. Model Dick and Carrey terdiri atas ke 2 dan ke 3. Dick and Carrey menjelaskan
10 langkah. Setiap langkah sangat bahwa tujuan pengajaran adalah untuk
jelas maksud dan tujuannya sehingga menentukan apa yang dapat dilakukan
bagi perancang pemula sangat cocok oleh anak didik setelah mengikuti kegiatan
sebagai dasar untuk mempelajari pembelajaran. Berdasarkan pada buku akta
model desain yang lain. mengajar V (Depdikbud, 1982), tujuan
2. Kesepuluh langkah pada model Dick pembelajaran pembelajaran bahasa Indonesia
and Carrey menunjukkan hubungan penting dalam proses instruksional atau
yang sangat jelas dan tidak terputus dalam setiap kegiatan belajar mengajarnya.
antara langkah yang satu dengan Hal ini dikarenakan tujuan pembelajaran
langkah yang lainnya. Dengan kata yang dirumuskan secara spesifik dan jelas

121
Kajian Linguistik dan Sastra, Vol. 1 No. 2, Desember 2016, 119-126

akan memberikan keuntungan. Berikut lama dari semestinya dan keterampilan yang
adalah keuntungan-keuntungan yang dapat tidak perlu diajarkan malah mengganggu
diperoleh. (a) Siswa dapat mengatur waktu anak didik dalam belajar menguasai
dan pemusatan perhatian pada tujuan yang keterapilan yang diperlukan.
ingin dicapai. (b) Guru dapat mengatur Cara untuk mengidentifikasi
kegiatan instruksionalnya, metodenya, dan subordinate skills pembelajaran bahasa
strategi untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan cara memilih keterampilan
yang ingin dicapai. bawahan yang berhubungan langsung
Pengajaran 4 keterampilan berbahasa dengan ranah tujuan pembelajaran. Teknik
memiliki metode dan startegi yang berbeda analisis keterampilan bawahannya dengan
dalam pengajarannya. Kompetensi dasarnya menggunakan pendekatan hierarki, yaitu
sudah membedakan pemilihan metode dengan memilih apa yang harus diketahui
dan strategi pengajarannya. Sebagai dan dilakukan oleh anak didik sehingga
contoh, pada pembelajaran menulis dengan usaha pembelajaran, sedikit mungkin
berita, digunakan strategi simak dan untuk dipelajari atau dikuasai melalui belajar
catat, sedangkan dalam menulis deskripsi berbahasa.
digunakan strategi observasi. Bagi evaluator,
hal ini dapat bermanfaat untuk mennyusun 3.3. Mengidentifikasi Tingkah Laku dan
tes sesuai dengan yang harus dicapai oleh Karakteristik Siswa
anak didik. Dalam pembelajaran bahasa Mengidentifikasi tingkah laku
Indonesia dengan pendekatan saintifik, masukan dan karakteristik siswa sangat
pengidentifikasian tujuan pembelajaran perlu dilakukan untuk mengetahui kualitas
menjadi pondasi untuk menentukan skema 5 perseorangan untuk dijadikan sebagai
M dalam pembelajaran. Dengan mengetahui petunjuk dalam mempreskripsikan strategi
tujuan pembelajaran Menyimak dan dan pemilihan bahan ajar. Dalam pengajaran
membaca, seorang guru dapat menentukan berbahasa, mengidentifaksi tingkah laku
evaluator yang tepat. dan karakteristik siswa merupakan pondasi
untuk merencanakan metode dan media
3.2. Melaksanaan Analisis Pembelajaran pembelajaran. Pembelajaran sastra yang
Dick and Carrey (1985) mengatakan erat kaitannya dengan teks sastra melalui
bahwa tujuan pembelajaran yang telah berbagai genrenya. Pemilihan genre sastra
diidentifikasi perlu dianalisis untuk mengenali yang sesuai dengan media pembelajaran
keterampilan-keterampilan bawahan harus disesuaikan dengan karakteristik
(subordinate skills) yang mengharuskan anak siswa. Pemilihan media yang sesuai dengan
didik belajar menguasainya dan langkah- karakteristik siswa akan berpengaruh pada
langkah prosedural bawahan yang ada harus kualitas hasil pembelajaran
diikuti anak didik untuk dapat belajar mata
pelajaran tertentu. 3.4. Merumuskan Tujuan Performansi
Menganalisis subordinate skills Dick and Carrey (1985) menyatakan
sangatlah diperlukan karena apabila bahwa tujuan performansi terdiri atas (a)
keterampilan bawahan yang seharusnya tujuan harus menguraikan hal yang akan
dikuasai tidak diajarkan, akan ada banyak dikerjakan atau diperbuat oleh anak didik;
anak didik yang tidak memiliki latar (b) menyebutkan tujuan, memberikan
belakang yang diperlukan untuk mencapai kondisi atau keadaan yang menjadi syarat
tujuan. Dengan demikian, pembelajaran yang hadir pada waktu anak didik berbuat;
menjadi tidak efektif. Sebaliknya, apabila (c) menyebutkan kriteria yang digunakan
keterampilan bawahan berlebihan, untuk menilai unjuk perbuatan anak didik
pembelajaran akan memakan waktu lebih yang dimaksudkan pada tujuan.

122
Model Pembelajaran Dick and Carrey ... (Wisnu Nugroho Aji)

Mager (1997) mengemukakan bahwa aspek yang diukur, (d) menyusun tabel
tujuan pembelajaran adalah perilaku yang pengamatan dan pedoman penskorannya, (e)
hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan melakukan penelaahan.
oleh siswa pada kondisi dan tingkat
kompetensi tertentu. Ellington (1984) 3.6. Mengembangkan Strategi Pem-
mengungkapkan bahwa tujuan pembelajaran belajaran
adalah pernyataan yang diharapkan dapat Dalam strategi pembelajaran bahasa,
dicapai sebagai hasil belajar. terdapat variabel metode pembelajaran
Dalam pengajaran bahasa,  tujuan yang dapat diklasifikasikan menjadi tiga
pembelajaran suatu pernyataan yang spesifik jenis, yaitu (a) strategi pengorganisasian
yang dinyatakan dalam perilaku atau isi pembelajaran, (b) strategi penyampaian
penampilan yang diwujudkan dalam bentuk pembelajaran, dan (c) startegi pengelolaan
tulisan untuk menggambarkan hasil belajar pembelajaran (Degeng, 1997). Hal ini
yang diharapkan. dapat dijelaskan sebagai berikut. Strategi
pengorganisasian isi pembelajaran adalah
3.5. Mengembangkan Butir-butir Tes metode untuk mengorganisasikan isi bidang
Acuan Pokok studi yang telah dipilih untuk pembelajaran.
Untuk mengetahui tingkat pencapaian Istilah mengorganisasi mengacu pada
kompetensi berbahasa, guru dapat melakukan tindakan seperti pemilihan isi, penataan isi,
penilaian melalui tes dan non tes. Tes meliputi pembuatan diagram, format, dan lain-lain
tes lisan (keterampilan bericara), tertulis yang setingkat dengan itu. Sementara itu,
(bentuk uraian, pilihan ganda, jawaban strategi penyampaian pembelajaran adalah
singkat, isian, menjodohkan, benar-salah) metode untuk menyampaikan pembelajaran
digunakan untuk keterampilan menyimak kepada pebelajar untuk menerima serta
dan membaca, dan tes perbuatan yang merespon masukan yang berasal dari
meliputi: kinerja (performance), penugasan pebelajar. Adapun startegi pengelolaan
(project) dan hasil karya (product) untuk pembelajaran adalah metode untuk menata
keterampilan menulis. Penilaian nontes interaksi antara pebelajar dengan variabel
contohnya seperti penilaian sikap, minat, pengorganisasian dan penyampaian isi
motivasi, penilaian diri, portfolio, dan life pembelajaran.
skills. Tes perbuatan dan penilaian non tes Di samping itu, strategi
dilakukan melalui pengamatan (observasi). pengorganisasian isi pembelajaran
Langkah-langkah pengembangan dibedakan menjadi dua jenis, yaitu strategi
tes dalam pengajaran bahasa meliputi (a) pengorganisasian pada tingkat mikro dan
menentukan tujuan penilaian, (b) menentukan makro. Strategi mikro mengacu pada metode
kompetensi (menulis, menyimak, untuk mengorganisasian isi pembelajaran
berbicara, dan membaca) yang diujikan, yang berkisar pada satu konsep atau prosedur
(c) menentukan materi penting pendukung atau prinsip. Sedangkan strategi makro
kompetensi (urgensi, kontinuitas, relevansi, mengacu pada metode untuk mengorganisasi
keterpakaian), (d) menentukan jenis tes isi pembelajaran yang melibatkan lebih dari
yang tepat (tertulis, lisan, perbuatan), (e) satu konsep atau prosedur atau prinsip.
menyusun kisi-kisi, butir soal, dan pedoman Strategi makro lebih banyak berurusan
penskoran, serta (f) melakukan telaah butir dengan bagaimana memilih, menata ururtan,
soal. Penilaian nontes dilakukan melalui membuat sintesis, dan rangkuman isi
pengamatan dengan langkah-langkah (a) pembelajaran yang paling berkaitan. Penataan
menentukan tujuan penilaian, (b) menentukan ururtan isi mengacku pada keputusan tentang
kompetensi yang diujikan, (c) menentukan bagaimana cara menata atau menentukan

123
Kajian Linguistik dan Sastra, Vol. 1 No. 2, Desember 2016, 119-126

ururtan konsep, prosedur atau prinsip-prinsip Pengembangan bahan ajar erat


hingga tampak keterkaitannya dan menjadi kaitannya dengan sumber acuan yang
mudah dipahami. digunakan. Banyak sumber bahan ajar yang
dapat digunakan, tetapi hendaknya dipilih
3.7. Mengembangkan dan Memilih yang sesuai dengan kondisi pembelajaran. Di
Material Pembelajaran samping itu, dalam menyampaian bahan ajar
Bahan atau materi pelajaran (Learning hendaknya dipilih pula metode apa yang dapat
Materials) adalah segala sesuatu yang dijadikan sarana untuk menyampaian bahan
menjadi isi kurikulum yang harus dikuasai ajar secara efektif. Keefektifan penyampaian
oleh siswa sesuai dengan kompetensi dasar bahan ajar juga didukung oleh media yang
dalam rangka pencapaian standar kompetensi digunakan. Selain itu, evaluasi mempunyai
setiap mata pelajaran dalam satuan peran penting dalam rangka masukan untuk
pendidikan tertentu. Materi pembelajaran mengadakan perbaikan-perbaikan bahan ajar
juga dapat diartikan sebagai bahan yang yang akan dikembangkan.
diperlukan untuk pembentukan pengetahuan, Untuk keperluan program
keterampilan dan sikap yang harus dikuasai pengembangan mata pelajaran berbahasa,
peserta didik dalam rangka memenuhi misalnya standar kompetensi membaca
standar kompetensi yang ditetapkan. pemahaman, khususnya untuk material
Pengembangan bahan ajar merupakan pembelajarannya dipilih dari beberapa buku
sebuah sistem. Sebagai sebuah sistem, yang sesuai dengan keperluan pembelajaran.
pengembangan bahan ajar tentu merupakan Hal ini dilakukan karena kurangnya literatur
gabungan dari berbagai komponen pendukung yang baik. Sebagai contoh, salah
pembelajaran. Pengembangan bahan ajar satu buku yang diambil adalah buku yang
pengajaran bahasa adalah suatu sistem, disusun oleh Prof. Gorys Keraf tentang
yaitu, suatu gabuangan dari elemen-elemen keterampilan membaca.
(bagian komponen) yang saling dihubungkan
oleh suatu proses atau struktur dan berfungsi 3.8. Mendesain dan Melaksanakan
sebagai kesatuan organisatoris dalam usaha Evaluasi Formatif
mencapai tujuan akhir atau menghasilkan Evaluasi dalam pembelajaran
sesuatu (Djunaidi, 1987). Di sini dapat merupakan bagian penting yang harus
diamati bahwa pengembangan bahan ajar dilakukan. Tanpa ada evaluasi pembelajaran
sebagai sebuah sistem yang dihubungkan akan terasa hampa. Dengan adanya
oleh proses yang berfungsi sebagai evaluasi guru dapat melihat seberapa jauh
kesatuan organisatoris dengan tujuan akhir anak didiknya menguasaibahan ajar yang
pembelajaran tepat sasaran. sudah diajarkan. Selain evaluasi terhadap
Dick and Carrey (1985) menyarankan kemampuan siswa dalam menguasai bahan
ada tiga pola yang dapat diikuti oleh pengajar ajar yang sudah disampaikan, guru juga harus
untuk merancang atau menyampaikan bahan dapat mengevaluasi bahan ajar-bahan ajar
pembelajaran, yaitu sebagai berikut; (a) yang ada dalam buku teks sebagai bahan ajar
pengajar merancang bahan pembelajaran pelejaran. Buku pelajaran dapat dievaluasi
individual, semua tahp pembelajaran pertama kali untuk menentukan kesesuaian
dimasukkan ke dalam bahan, keculi pratest bahan ajar dengan program tertentu. Proses
dan pascatest; (b) Pengajar memilih dan ini dapat disebut evaluasi bahan ajar (Brown,
mengubah bahan yang ada agar sesuai 1995). Evaluasi terhadap bahan ajar yang
dengan strategi pembelajaran; (c) pengajar terdapat dalam buku teks dan akan dijarkan
tidak memakai bahan, tetapi menyampaikan adalah kesesuaian bahan ajar dengan tujuan
semua pembelajaran menurut strategi pembelajaran. Evaluasi ini dimaksudkan
pembelajarannya yang telah disusunnya. untuk mengetahui sejauh mana kesesuaian

124
Model Pembelajaran Dick and Carrey ... (Wisnu Nugroho Aji)

antara bahan ajar yang tersaji dengan tujuan 3.10. Mendesain dan Melaksanakan
yang telah digariskan. Evaluasi Sumatif
Selain itu, pelaksanaan evaluasi Melalui evalusai sumatif, suatu
terhadap bahan ajar dapat juga dilakukan desain pembelajaran yang memiliki dasar
ketika pembelajaran berlangsung. Hal keputusan penilaian yang didasarkan pada
tersebut dapat dilakukan dengan cara keefektifan dan efisiensi dalam kegiatan
memperhatikan respon siswa terhadap belajar mengajar dapat ditetapkan dan
bahan ajar tersebut. Guru dapat mencatat diberikan nilai. Evaluasi sumatif diarahkan
respon siswa terhadap bahan ajar yang pada keberhasilan pencapaian tujuan yang
telah ditetapkan di awal yang diperlihatkan
diberikan. Bila perlu, guru dapat mengubah
oleh unjuk kerja siswa. Apabila semua tuuan
urutan bahan ajar yang disesuaikan dengan
sudah dapat dicapai, efektivitas pelaksanaan
kebutuhan atau daya serap siswa (Brown,
kegiatan pembelajaran mata pelajaran
1995). Dengan demikian, evaluasi bahan tertentu diangggap berhasil dengan baik.
ajar dapat dilakukan saat pemilihan, proses Demikian pula jika keberhasilan siswa
pembelajaran, setelah diadakan evaluasi dicapai dalam rentangan waktu yang relatif
bagi siswa. pendek, aka dari segi efisiensi pembelajaran
Dengan adanya evaluasi terhadap dapat dicapai. Dan terakhir, jika dengan
bahan ajar, pengembangan bahan ajar bahasa rancangan pembelajaran ini mungkin dengan
Indonesia dapat dilakukan dengan mudah. memberlakukan strategi yang baik, aktivitas
Setelah ada evaluasi, pembelajaran dapat belajar siswa meningkat, maka dari segi
dilakukan berdasarkan hasil evaluasi yang keberhasilan pada daya tarik pengajaran
telah dilakukan. Dengan demikian akan dapat dicapai.
terjadi pengembangan bahan ajar dengan
sendirinya. 4. Simpulan
Berdasarkan hasil empiris dan
3.9. Merevisi Bahan Pembelajaran pengamatan yang telah dilakukan terhadap
Dick and Carrey (1985) mengemukakan model pembelajaran Dick and Carrey,
ada dua revisi yang perlu dipertimbangkan, diketahui bahwa pengembangan model ini
yaitu (1) revisi terhadap isi atau substansi sangat tepat diaplikasikan dalam pengajaran
bahasa dan sastra Indonesia. Hal tersebut
bahan pembelajaran agar lebih cermat
dikarenakan model pembelajaran Dick and
sebagai alat belajar; (2) revisi terhadap
Carrey mengacu kepada tahapan umum
cara-cara yang dipakai dalam menggunakan
sistem pengembangan pembelajaran,
bahan pembelajaran. sehingga model ini tepat diaplikasikan dalam
Dalam pengajaran bahasa, merevisi mata pelajaran yang berbasis keterampilan.
bahan pembeljaran perlu untuk dilakukan. Selain hal tersebut, model Dick dan Carrey
Hal ini ditujukan untuk menyempurnakan memiliki 10 langkah pembelajaran yang
bahan pembelajaran sehingga lebih menarik, sistematis, dari mengidentifikasi tujuan
efektif bila digunakan dalam keperluan umum pembelajaran sampai melaksanakan
pembelajaran, sehingga memudahkan untuk evaluasi. Hal ini membuat model ini sebagai
mencapai tujuan pembelajaran yang telah model yang sesuai dengan kurikulum 2013
ditetapkan. yang bersifat sistematis.
Daftar Pustaka
Briggs, Leslie. (1978). Principle of Instruction Design. Florida: Holt Rinehart and Winston.
Brown, J. D. (1995). The Elements of Language Curriculum Development. Boston: An
International Thomson Publishing Company

125
Kajian Linguistik dan Sastra, Vol. 1 No. 2, Desember 2016, 119-126

Degeng, Sudana, I Nyoman.(1997). Strategi Pembelajaran Mengorganisasi Isi Dengan


Model Elaborasi. Jakarta: IKIP Malang dengan Biro Penerbitan Ikatan Profesi
Teknologi Pendidikan Indonesia.
Depdikbud RI. (1984). Akta Mengajar IV, Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Dirjen Dikti
Dick, W and Carrey, L. (1985). The Systematic Design Instruction. Secon edition. Glenview.
Illinois: Scott., Foreman and Company
Dorin, Demmin, and Gabel. (1990). Intelligent Leadership: Constructs for Thinking
Education Leaders. Springer Science & Business Media
Ellington, Henry dan Fred Percival. (1998). Teknologi Pendidikan, Jakarta: Erlangga,
Nunan, D. (1995). Language Teching Methodology.  New York: Prentice Hall
Robert F. Mager. (1997). Preparing Instructional Objective. Edisis II
Uno,Hamzah.(2009). Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang
Kreatif dan Efektif.Jakarta: PT Bumi Aksara

126

Anda mungkin juga menyukai