Anda di halaman 1dari 2

Nano-Hidroksiapatit Tulang Ikan Tuna

Bahan hidroksiapatit memiliki sifat biokompatibel dan bioaktif karena unsur anorganik
penyusun tulang dan gigi Akan tetapi hidroksiapatit bersifat rapuh, maka diperlukan suatu
penyangga untuk memperbaiki sifat mekaniknya. Hidroksiapatit berukuran nano sangat
menguntungkan khususnya bila berfungsi sebagai filler dalam matriks polimer karena dapat
menambah kekuatan (Qulub dkk, 2015).

Bentuk kimia dan mineral nanohidroksiapatit analog dengan tulang alami sehingga
penggunaannya dalam bidang kedokteran gigi dan ortopeditelah banyak dieksplorasi. Nano-
hidroksiapatit telah diteliti dan terbukti memiliki dampak yang baik pada interaksi sel biomaterial.
Hal ini menunjukkan bahwa nano-hidroksapatit telah membantu proses remineralisasi dengan baik.
Kemampuan nano-hidroksiapatit dalam menginduksi remineralisasi adalah karena sifatnya yang
mampu berikatan kuat dengan protein, serta dengan fragmen plak dan bakteri,ketika terkandung
dalam pasta gigi. Ukuran nanopartikel meningkatkan luas permukaan sehingga dapat mengikat
protein plak gigi dan meningkatkan tingkat saturasi plak gigi.Tingkat saturasi plak yang tinggi dapat
menyebabkan penurunan disolusi asam terhadap enamel gigi sehingga dapat menghambat
demineralisasi,menurunkan mineral loss, dan menghambat keberlanjutan dari lesi enamel. Hal ini
sejalan dengan penelitian yang menyimpulkan bahwa saliva harus jenuh terhadap kalsium dan fosfat
untuk memberikan efek remineralisasi. Selain itu, nano-hidroksiapatit mendorong remineralisasi
enamel yang konsisten dengan membentuk lapisan homogen apatit pada permukaan enamel yang
terdemineralisasi. Proses pembentukan lapisan homogen ini diawali dengan pengendapan dan
pembentukan kristal-kristal nano-hidroksiapatit kemudian secara perlahan mineral tersebut akan
menyempurnakan diri dalam hal ukuran, strukturdan sifat kimia. Kelarutan dari kristal yang lebih
kecil relatif berlangsung dengan cepat, sedangkan pematangannya menjadi kristal yang lebi besar
melalui proses yang lebih lama. Nano-hidroksiapatit juga menyediakan mineral yang dibutuhkan
untuk memulihkan daerah demineralisasi. Transfer progresif nano-kristal hidroksiapatit dari lapisan
apatit baru ke dalam lesi mempertahankan gradien konsentrasi tinggi ion kalsium dan fosfat pada
enamel sub permukaan, sehingga memfasilitasi remineralisasi ( Sa’adah, 2018)

Ikan tuna merupakan ikan yang memiliki nilai jual tinggi dan termasuk jenis ikan yang paling
banyak dicari dari laut Indonesia. Tulang ikan mengandung mineral yang cukup tinggi dibandingkan
dengan bagian tubuh yang lain karena unsur utama dari tulang ikan adalah kalsium, fosfor dan
karbonat (Trilaksani, Salamah & Nabil, 2006). Melalui beberapa tahapan yang tepat dalam
penggunaan teknologi tulang ikan tuna sirip kuning (Thunnus albacores) dapat diolah menjadi
menjadi bahan hidroksiapatit (Ca5(PO4)3(OH)) (Mutmainnah, Chadijah & Rustiah, 2017).

Sumber :

Qulub, F, Prihartini, W, dan Jan, A. 2015. Variasi Komposisi Nano Hidroksiapatit Pada Poly (1,8-
Octanediol-Co-Citrate) Sebagai Biodegradable Bone Screw. Jurnal Sains Materi Indonesia. Vol. 16.
No. 4. hal 188 – 192
Trilaksani, W., Ella, S.,dan M, Nabil. 2006. Pemanfaatan limbaht tulang ikan tuna (Thunnus sp)
sebagai sumber kalsium dengan metode hidrolisis protein.Buletin Teknologi Hasil Perikanan. 9(2):
34 – 4

Mutmainnah, Chadijah, S., dan Rustiah, W.O. 2017. Hidroksiapatit Dari Tulang Ikan Tuna Sirip Kuning
(Tunnus albacores) Dengan Metode Presipitasi. Jurusan Kimia, Fakultas Sains Dan Teknologi, UIN
Alauddin Makassar: Makassar

Sa’adah, N., Sari, G. and Asnar, E., 2018. Pengaruh pemberian pasta nano hidroksiapatit terhadap
mikroporositas enamel setelah perawatan bleaching. Majalah Kedokteran Gigi Indonesia, 4(1), pp.33-
8.

Anda mungkin juga menyukai