Anda di halaman 1dari 4

BAB III

METODE PENULISAN

3.1 Metode Pengambilan Kasus


Pada asuhan ini penulis menggunakan strategi atau pendekatan penelitian
kualitatif dengan strategi penelitian case study research. Penelitian ini memusatkan
diri intensif pada suatu objek tertentu dan mempelajarinya sebagai suatu kasus.
Case study merupakan penelitian/penyelidikan yang mendalam (indepth study)
tentang suatu aspek lingkungan social termasuk manusia di dalamnya yang dilakukan
sedemikian rupa sehingga menghasilkan gambaran yang terorganisasikan dengan baik
dan lengkap. Case study dapat dilakukan terhadap seorang individu; sekelompok
individu (keluarga, kelompok ibu hamil, ibu menyusui, manula, balita, dsb);
segolongan manusia (guru, bidan, perawat, suku batak dsb); lingkungan hidup
manusia (desa, kota, pesisir, dsb); atau lembaga social (perkawinan-perceraian,
pendidikan, agama dsb) (Kresna, 2019).
Case study dilakukan dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui suatu
kasus yang terdiri dari unit tunggal. Unit tunggal yang dimaksud dapat berarti satu
orang, sekelompok penduduk yang terkena suatu masalah, atau sekelompok
masyarakat di suatu daerah. Unit yang menjadi kasus tersebut secara mendalam
dianalisis, baik dari segi yang berhubungan dengan keadaan kasus itu sendiri, faktor-
faktor yang mempengaruhi, kejadian-kejadian khusus yang muncul sehubungan
dengan kasus, maupun tindakan dan reaksi kasus terhadap suatu perlakuan tertentu.
Meskipun dalam case study ini yang diteliti hanya berbentuk unit tunggal, namun
dianalisis secara mendalam meliputi aspek yang cukup luas, serta penggunaan
berbagai tektik secara integrasi. (Kresna, 2019).

3.2 Tempat dan Waktu


a. Tempat
Penelitian ini dilakukan di UPTD puskesmas karanganyar jl. Tambir Kel.
Karanganyar Kec. Kawalu Kota Tasikmalaya.
b. Waktu
Penelitian ini dilaksanakan bulan april – mei 2021

3.3 Subjek/Partisipan
Subjek/partisipan pada penelitian ini adalah bayi yang lahir di DTP puskesmas
karanganyar pada bulan april-mei 2021.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan penulis yaitu :
a. Data Primer
1) Pengamatan (Observasi)
Pengamatan adalah suatu prosedur yang berencana, yang antara
lain meliputi melihat, mendengar, dan mencatat sejumlah dan taraf
aktivitas tertentu atau situasi tertentu yang ada hubungannya
dengan masalah penelitian (Notoadmodjo, 2014).
Observasi pada Laporan Tugas Akhir ini dilakukan pada bayi.
2) Wawancara
Wawancara dilakukan dengan cara :
Allo anamnesis, yaitu wawancara dilakukan kepada keluarga
pasien untuk memperoleh data tentang pasien.
3) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik merupakan skrining dini, dilakukan secara head
to toe (kepala hingga kaki).

3.5 Instrumen Pengambilan Data


Alat yang digunakan peneliti dalam pengambilan data adalah daftar tilik atau
asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dan jam sebagai alat ukur untuk mengukur
durasi menyusu bayi.

3.6 Alat dan Bahan Penelitian


alat dan bahan yang di butuhkan, bayi antara lain :
1. Untuk wawancara
a. Lembar kuisioner
b. Buku tulis
c. Pulpen
2. Untuk pemeriksaan dan melakukan pijat bayi
a. Baby oil
b. Alas yang kering dan bersih
c. Handuk bersih
d. Jam tangan

3.7 Etika Pengambilan Kasus


Peneliti mengambil bayi 0-5 bulan di puskesmas karanganyar sebagai subjek
penelitian, penelitian dilakukan dengan menekankan etika pengambilan kasus dengan
prinsip :
1. Informed consent (persetujuan menjadi responden) dari orang tua
partisipan (bayi)
2. Anonymity (tanpa nama)
3. Confidentiality (kerahasiaan)
3.8 Analisis Data
Dalam penelitian ini responden adalah bayi di DTP puskesmas karanganyar.
Berdasarkan hasil penelitian pada 5 orang bayi. Analisis ini mendeskripsikan
durasi menyusu bayi. Selengkapnya hasil dapat dilihat pada table berikut :

Tabel 3.1 Durasi menyusu bayi setelah dilakukan pijat stimulasi menyusu di DTP
puskesmas karanganyar

Durasi menyusu dalam menit


Hari ke-1 Hari ke-5
Bayi 1 5 10
Bayi 2 6 11
Bayi 3 3 7
Bayi 4 4 10
Bayi 5 5 8
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa dari hari ke-1 ke hari ke-5 durasi
menyusu bayi semakin meningkat.

3.9 Triagulasi
Menutur Sugiono (2013) triagulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data
yang bersifat menggabungkan data dari berbagai teknik pengumpulan data dan
sumber data yang telah ada. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik
observasi, wawancara, serta dokumentasi untuk sumber data yang sama secara
serempak. Triagulasi di bagi menjadi tiga, penjelasannya sebagai berikut :
1) Triangulasi metodedilakukann dengan cara membandingkan informasi
atau data dengan cara yang berbeda. Sebagaimana dikenal, dalam
penelitian kualitatif peneliti menggunakan metode wawancara, observasi,
dan survey. Untuk memperoleh kebenaran informasi yang handal dan
gambaran yang utuh mengenai informasi tertentu, peneliti bisa
menggunakan metode wawancara bebas atau wawancara terstruktur. Atau,
peneliti menggunakan wawancara dan observasi atau pengamatan untuk
mengecek kebenarannya. Selain itu, peneliti juga bisa menggunakan
informan yang berbeda untuk mengecek kebenaran informasi tersebut.
Melalui berbagai perspektif atau pandangan diharapkan diperoleh hasil
yang mendekati kebenaran. Karena itu, triangulasi tahap ini dilakukan jika
data atau informasi yang di peroleh dari subjek atau informan penelitian
diragukan kebenarannya. Dengan demikian, jika data ini sudah jelas,
misalnya berupa teks atau naskah/ transkrip film, novel dan sejenisnya,
triangulasi tidak perlu dilakukan. Namun, demikian, triangulasi aspek
lainnya tetap dilakukan.
2) Triangulasi antar peneliti dilakukan dengan cara menggunakan lebih dari
satu orang dalam pengumpulan dan analisis data. Teknik ini diakui
memperkaya khasanah pengetahuan mengenai informasi yang digali dari
subjek penelitian. Tetapi perlu diperhatikan bahwa orang yang diajak
menggali data itu harus yang lebih memiliki pengalaman penelitian dan
bebas dari konflik kepentingan agar tidak justru merugikan peneliti dan
melahirkan bias baru dari triangulasi.
3) Triangulasi sumber data adalah menggali kebenaran informasi tertentu
melalui berbagai metode dan sumber perolehan data. Misalnya, selain
melalui wawancara dan observasi, peneliti bisa menggunakan observasi
terlibat (participant observation), dokumen tertulis, arsif, dokumen sejarah,
catatan resmi, catatan atau tulisan pribadi dan gambar atau foto. Tentu
masing-masing cara itu akan menghasilkan bukti atau data yang berbeda,
yang selanjutnya akan memberikan pandangan (insights) yang berbeda
pula mengenai fenomena yang diteliti. Berbagai pandangan itu akan
melahirkan keluasan pengetahuan untuk memperoleh kebenaran handal.
4) Terakhir adalah triangulasi teori. Hasil akhir penelitian kualitatif berupa
sebuah rumusan informasi atau thesis statement. Informasi tersebut
selanjutnya dibandingkan dengan perspektif teori yang relevan untuk
menghindari bias individual peneliti atas temuan atau kesimpulan yang
dihasilkan. Selain itu, triangulasi teori dapat meningkatkan kedalaman
pemahaman asalkan peneliti mampu menggali pengetahuan teoritik secara
mendalam atas hasil analisis data yang telah di peroleh. Diakui tahap ini
paling sulit sebab peneliti dituntut memilki expert judgement ketika
membandingkan temuannya dengan perspektif tertentu, lebih-lebih jika
perbandingannya menunjukkan hasil yang jauh berbeda.

3.10 Etika Penelitian


Penelitian dilakukan dengan menekankan etika penelitian dengan prinsip :
1. Respeck Human Dignity and Right To Justice (menghormati harkat dan
martabat manusia)
2. Respeck fof Privacy and Confidentiality (menghormati privasi dan kerahasiaan
subjek penelitian)
3. Respeck for Justicean Inclusiveness (keadilan dan inklusivitas/keterbukaan)

Anda mungkin juga menyukai