Nip : 199403132020121009
Isu adalah masalah yang dikedepankan atau topik yang sedang hangat diperbincangkan.
Sedangkan kontemporer memiliki arti kekinian, sesuatu yang tejadi sekarang atau sesuatu yang
menjadi tren pada masa sekarang. Sehingga isu kontemporer adalah suatu pokok persoalan yang
terjadi pada masa pada masa sekarang atau menjadi trending topik pada saat ini. Adapun Isu
yang akan di bahas yaitu mengenai kasus korupsi yang menjerat Gubernur Sul-sel yaitu Nurdin
Abdullah dan kasus Narkoba yang menjerat Kompol Yuni.
Seperti yang diketahui bahwa Nurdin Abdullah adalah mantan Bupati Kabupaten
Bantaeng dua periode, yaitu 2008–2013 dan 2013–2018. Pada Mei 2015 Nurdin menerima
penghargaan "Tokoh Perubahan" dari surat kabar Republika bersama tiga pejabat daerah lainnya.
Pada 15 Agustus 2016, Ia mendapat anugerah Tanda Kehormatan Bintang Jasa Utama dari
Presiden Indonesia Joko Widodo. Tanda jasa ini dianugerahkan kepada empat tokoh yang dinilai
telah memberikan sumbangsih dalam bidang sosial kemanusiaan.
Pada Pemilihan Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan 2018, Nurdin Abdullah yang
berpasangan dengan Andi Sudirman Sulaiman mencalonkan diri sebagai Calon Gubernur
Sulawesi Selatan. Pasangan ini didukung oleh tiga partai politik, yaitu Partai Keadilan Sejahtera
(PKS), Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), dan Partai Amanat Nasional (PAN).
Pada pemilihan yang diselenggarakan pada tanggal pada tanggal 27 Juni 2018, pasangan Nurdin
Abdullah-Andi Sudirman Sulaiman mendapatkan suara terbanyak, 1.867.303 suara, mengungguli
tiga orang pesaingnya.
Namun kini Nurdin Abdullah menjadi tersangka dugaan korupsi kasus proyek
pembangunan infrastruktur. Tentunya banyak pihak yang tidak menyangka seorang Gubernur
yang memiliki segudang prestasi ketika menjabat sebagai bupati Bantaeng. Kita boleh percaya
atau tidak, namun KPK juga memiliki barang bukti yang kuat untuk membuktikan bahwa Nurdin
Abdullah terbukti terlibat dalam kasus korupsi.
Hasil analisis saya mengenai kasus ini berdasarkan beberapa sumber yang saya peroleh
yaitu saya belum berani mengambil kesimpulan bahwa Gubernur Sul-se Nurdin Abdullah terlibat
dalam kasus proyek pembangunan infrastruktur ataupun tidak, karena dari beberapa sumber yang
saya dapatkan, belum ada pembelaan ataupun tindakan yang dilakukan oleh pihak Nurdin
Abdullah untuk membuktikan bahwa beliau tidak terlibat dalam kasus tersebut sehingga sulit
rasanya untuk mengatakan bahwa Nurdin Abdullah itu terlibat dalam kasus Infrasruktur tersebut,
adapun pembelaan yang datang yaitu dari Pegiat Media Sosial, Aoki Vera membela Gubernur
Sulawesi Selatan melalui unggahan di channel YouTube Aoki Vera, Aoki Vera menuding
penangkapan Nurdin Abdullah adalah drama guna menjatuhkan gubernur usungan PDIP, PKS,
dan PAN itu.
Jadi berdasarkan bukti-bukti yang diberikan oleh KPK, bisa saja kita mengatakan bahwa
Nurdin Abdullah memang benar terlibat dalam kasus korupsi infrastruktur, namun itu baru
dugaan sementara karena belum ada tindakan pembelaan yang dilakukan oleh pihak Nurdin
Abdullah. Adapun apabila Nurdin Abdullah benar terlibat dalam kasus tersebut ini bisa di duga
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu di antaranya faktor birokrasi di tempat kepemimpinannya
yang baru yang kurang baik sehingga ada dua pilihan dia mampu merubah birokrasi lama yang
kurang baik itu atau malah dia yang terjerumus di dalamnya, kemudian faktor lain yaitu karena
politik yang sangat mahal dimana pada saat pilkada bgitu banyak pengeluaran bahkan banyak
pihak-pihak yang membantu sehingga untuk mengganti semua itu salah satu jalan yaitu melalui
jalan yang tidak baik tersebut.