Anda di halaman 1dari 4

TUGAS AGENDA 1

Nama : Saefudin Abd. Hamid, S.Pd

Nip : 199403132020121009

Unit Kerja : SDN 21 BANAWA

Buat Analisis Isu Kontomporer !

Isu adalah masalah yang dikedepankan atau topik yang sedang hangat diperbincangkan.
Sedangkan kontemporer memiliki arti kekinian, sesuatu yang tejadi sekarang atau sesuatu yang
menjadi tren pada masa sekarang. Sehingga isu kontemporer adalah suatu pokok persoalan yang
terjadi pada masa pada masa sekarang atau menjadi trending topik pada saat ini. Adapun Isu
yang akan di bahas yaitu mengenai kasus korupsi yang menjerat Gubernur Sul-sel yaitu Nurdin
Abdullah dan kasus Narkoba yang menjerat Kompol Yuni.

1. Isu Kasus Korupsi Gubernur Sul-sel (Nurdin Abdullah)

Seperti yang diketahui bahwa Nurdin Abdullah adalah mantan Bupati Kabupaten
Bantaeng dua periode, yaitu 2008–2013 dan 2013–2018. Pada Mei 2015 Nurdin menerima
penghargaan "Tokoh Perubahan" dari surat kabar Republika bersama tiga pejabat daerah lainnya.
Pada 15 Agustus 2016, Ia mendapat anugerah Tanda Kehormatan Bintang Jasa Utama dari
Presiden Indonesia Joko Widodo. Tanda jasa ini dianugerahkan kepada empat tokoh yang dinilai
telah memberikan sumbangsih dalam bidang sosial kemanusiaan.

Nurdin Abdullah adalah bupati pertama di Indonesia yang bergelar profesor. Ia


menyelesaikan studi S1 di Fakultas Pertanian dan Kehutanan di Universitas Hasanuddin pada
tahun 1986 dan S2 Master of Agriculture di Universitas Kyushu Jepang pada tahun 1991. Di
Universitas yang sama, ia pun menyelesaikan studi S3 Doktor of Agriculture (1994). Sebelum
berkecimpung di dunia politik, Nurdin dikenal sebagai seorang akademisi dan pernah menempati
beberapa jabatan struktural di universitas maupun di perusahaan swasta. Ia dikukuhkan sebagai
Guru Besar Fakultas Kehutanan di Universitas Hasanuddin dan menjadi Dewan
Penyantun Politeknik Negeri Makassar. Terakhir ia memilih dunia politik dan mengabdi kepada
masyarakat sebagai Bupati Bantaeng dua periode berturut-turut hingga tahun 2018. Karier
Nurdin Abdullah, baik di bidang pendidikan, bisnis, ataupun pemerintahan, dinilai cemerlang
sehingga tak heran jika Nurdin hingga kini mengoleksi lebih dari 100 penghargaan dari berbagai
macam bidang.

Pada Pemilihan Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan 2018, Nurdin Abdullah yang
berpasangan dengan Andi Sudirman Sulaiman mencalonkan diri sebagai Calon Gubernur
Sulawesi Selatan. Pasangan ini didukung oleh tiga partai politik, yaitu Partai Keadilan Sejahtera
(PKS), Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), dan Partai Amanat Nasional (PAN).
Pada pemilihan yang diselenggarakan pada tanggal pada tanggal 27 Juni 2018, pasangan Nurdin
Abdullah-Andi Sudirman Sulaiman mendapatkan suara terbanyak, 1.867.303 suara, mengungguli
tiga orang pesaingnya.

Namun kini Nurdin Abdullah menjadi tersangka dugaan korupsi kasus proyek
pembangunan infrastruktur. Tentunya banyak pihak yang tidak menyangka seorang Gubernur
yang memiliki segudang prestasi ketika menjabat sebagai bupati Bantaeng. Kita boleh percaya
atau tidak, namun KPK juga memiliki barang bukti yang kuat untuk membuktikan bahwa Nurdin
Abdullah terbukti terlibat dalam kasus korupsi.

Hasil analisis saya mengenai kasus ini berdasarkan beberapa sumber yang saya peroleh
yaitu saya belum berani mengambil kesimpulan bahwa Gubernur Sul-se Nurdin Abdullah terlibat
dalam kasus proyek pembangunan infrastruktur ataupun tidak, karena dari beberapa sumber yang
saya dapatkan, belum ada pembelaan ataupun tindakan yang dilakukan oleh pihak Nurdin
Abdullah untuk membuktikan bahwa beliau tidak terlibat dalam kasus tersebut sehingga sulit
rasanya untuk mengatakan bahwa Nurdin Abdullah itu terlibat dalam kasus Infrasruktur tersebut,
adapun pembelaan yang datang yaitu dari Pegiat Media Sosial, Aoki Vera membela Gubernur
Sulawesi Selatan melalui unggahan di channel YouTube Aoki Vera, Aoki Vera menuding
penangkapan Nurdin Abdullah adalah drama guna menjatuhkan gubernur usungan PDIP, PKS,
dan PAN itu.

Sedangkan Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menunjukkan barang bukti


uang tunai sebesar Rp 2 miliar dalam koper pada konferensi pers terkait Operasi Tangkap
Tangan (OTT) Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah oleh KPK, di Gedung KPK,
Kuningan, Jakarta Selatan, Minggu (28/2/2021) dini hari, dan hal itu juga di ungapkan oleh Ali
Vikri (juru bicara KPK) di salah satu stasiun tv yaitu CNN Tv. Selain itu juga, pernyataan yang
di ungkapkan oleh wakil ketua KPK (Nurul ghufran) dalam acara Kompas Tv dalam acara Satu
Meja The Forum dengan tema korupsi tokoh anti korupsi yang dalam acara itu di hadiri juga oleh
Ema Husain (koordinator gerakan sayap perempuan anti korupsi), Zainal arifin mohtar (peneliti
pukat FH UGM) dan salah satu perwakilan partai politik pengusung Gubernur Sul-sel dari partai
PKS, dalam acara itu wakil ketua KPK (Nurul ghufran) memberikan pernyataan bahwa KPK
melakukan penahanan atau penangkapan kepada Nurdin Abdullah karena sudah memiliki bukti-
bukti yang kuat dan mereka melakukan penyelidikan sejak tanggal 1 Oktober 2020.

Jadi berdasarkan bukti-bukti yang diberikan oleh KPK, bisa saja kita mengatakan bahwa
Nurdin Abdullah memang benar terlibat dalam kasus korupsi infrastruktur, namun itu baru
dugaan sementara karena belum ada tindakan pembelaan yang dilakukan oleh pihak Nurdin
Abdullah. Adapun apabila Nurdin Abdullah benar terlibat dalam kasus tersebut ini bisa di duga
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu di antaranya faktor birokrasi di tempat kepemimpinannya
yang baru yang kurang baik sehingga ada dua pilihan dia mampu merubah birokrasi lama yang
kurang baik itu atau malah dia yang terjerumus di dalamnya, kemudian faktor lain yaitu karena
politik yang sangat mahal dimana pada saat pilkada bgitu banyak pengeluaran bahkan banyak
pihak-pihak yang membantu sehingga untuk mengganti semua itu salah satu jalan yaitu melalui
jalan yang tidak baik tersebut.

2. Isu Kasus Narkoba Kompol Yuni Purwanti Kusuma Dewi


Kompol Yuni Purwanti Kusuma Dewi ini adalah seorang Perwira Polisi Wanita (Polwan)
kelahiran Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, tanggal 23 Juni 1971. Kompol Yuni adalah seorang
Polwan angkatan 1989, sekaligus anak ketiga dari AKBP Sumardi (alm). Diketahui bahwa
Kompol Yuni Purwanti adalah sosok single parent dengan dua anak.
Kini Kompol Yuni ditangkap terkait kasus dugaan penyalagunaan narkoba pada Selasa
(16/2/2021). Penangkapan ini awalnya dilakukan berawal dari adanya laporan dari masyarakat,
yang disampaikan kepada Propam Mabes Polri. Kemudian Propam Mabes Polri menyampaikan
ke Propam Polda Jabar. Seketika Propam Polda Jabar bergerak menuju Polsek Astana Anyar
untuk mencari beberapa orang yang sudah dicurigai, dan total ada 12 polisi yang diamankan
propam, termasuk Kapolsek. Setelah dilakukan penangkapan kemudian dilakukan tes urine dan
hasilnya positif. Sehingga Kompol Yuni dicopot dari jabatan sebagai kapolsek Atananyar.
Memang sangat disayangkan Kompol Yuni bisa terlibat dalam penyalahgunaan narkoba, karena
sudah begitu banyak prestasi yang ia dapatkan dalam membongkar jaringan pengedar narkoba.

Anda mungkin juga menyukai