1. Hal menarik yang saya dapatkan ketika mempelajari SPM dalam minggu-minggu
sebelumnya yaitu saya menjadi semakin memahami pentingnya ada sebuah sistem yang
mengatur organisasi agar dapat berjalan sesuai dengan goals yang telah ditetapkan. SPM
membantu atasan dalam berkomunikasi, memotivasi dan mengenali kelebihan serta
kekurangan bawahannya. Terdapat 3 komonen dalam SPM yaitu pengendalian hasil,
pengendalian proses, dan pengendalian budaya. Pengendalian hasil yaitu atasa
memberikan target atau standar dan pengukuran kinerja beserta insentif dan/atau
“hukuman” kepada bawahan agar berfokus pada hasil. Pengendalian proses yaitu atasan
memberikan aturan kerja atau SOP dan harus dipatuhi oleh bawahan. Pengendalian
budaya yaitu lebih berfokus pada nilai pribadi dan kelompok, pembentukan budaya
organisasi berdasarkan filosofi, nilai-nilai, kebiasaan. Untuk pengendalian hasil dan
proses bersifat formal sedangkan pengendalian budaya bersifat informal dan “tidak
kentara”
. Dalam mencapai tujuan perencanaan, target yang ditetapkan harus selaras dengan kinerja
yang diharapkan. Jika target yang ditentukan terlalu mudah untuk dicapai, maka tingkat
motivasi kinerja para pekerja akan rendah karena mereka dapat mencapai target hanya
dengan upaya yang minimum. Jika manajer menetapkan target yang terlalu tinggi, maka
akan sangat sulit bagi para pekerja untuk meraihnya sehingga para pekerja dapat menjadi
frustasi hingga kehilangan motivasi, kegigihan dalam meraih target yang ditetapkan.
Sedangkan Jika target kinerja yang ditentukan pada tingkat kesulitan menengah, maka
akan semakin memotivasi para pekerja untuk meraih target yang ditetapkan dan
mengeluarkan upaya, kegigihan dan kreativitas yang maksimal karena hal tersebut
dianggap menjadi menantang untuk dapat dicapai.
Komunikasi yang baik antara atasan dan bawahan dalam proses perencanaan target dapat
mempersempit planning gap antara kinerja perusahaan yang diharapkan oleh manajer
level tertinggi dengan peramalan yang telah ditetapkan oleh para manajer bawahan.
Tetapi jika perencanaan serta komunikasi yang dijalin telah bagus, tidak menutup
kemungkinan akan terjadi masalah. Jika target yang ditetapkan tidak sesuai, para manajer
cenderung mengambil keputusan yang buruk yaitu dengan hanya berupaya untuk mencari
tingkat pengembalian yang tinggi daripada tingkat pertumbuhan. Seharusnya para
manajer menetapkan komitmen yang tinggi juga dalam meraih target-target tersebut
bagaimanapun kondisi yang sedang dialami oleh perusahaan. Hal tersebut akan
berdampak baik bagi kedepannya karena manajer akan semakin teliti dalam
merencanakan anggaran yang terbaik bagi perusahaan.
Jika perusahaan menetapkan target yang terlalu rendah atau terlalu tinggi maka hal
tersebut akan relevan dengan masalah budgetary slack yaitu adanya perbedaan potensi
dengan target anggaran pendapatan. Manager yang menetapkan target terlalu rendah
dengan maksud agar mudah direalisasikan dan meng “underestimate”. Sehingga
membuat kinerjanya seolah terlihat baik pada manajer level tinggi perusahaan karena ia
dapat mencapai target anggaran.
Topik beyond budgeting bisa menjadi solusi terhadap berbagai kritikan tersebut.
Perusahaan yang menerapkan konsep ini akan semakin cepat dalam merespon ancaman
peluang dan akan mendorong inovasi hingga menghasilkan pelanggan yang loyal.
Mereka beroperasi dengan asumsi bahwa organisasi, seperti sistem alami, mampu self-
organization and self-regulation. Tidak dibatasi oleh rencana tetap dan rencana yang
ketinggalan zaman.