Analisis dan pemilihan strtegi berusaha menentukan tindakan alternative yang paling baik dalam
membatu perusahaan mencapai misi dan tujuan.Strategi,tujuan dan misi perusahaan ditambah
dengan informasi audit eksternal dan internal memberikan landasan untuk menciptakan seta
mengevaluasi strategi yang masuk akal.
Para penyusun strategi tidak pernah dapt mempertimbangkan seluruh alternative yang dapat
menguntungkan perusahaan karena akan sangat banyak tindakan yang mungkin dan tak
terbatasnya cara untuk menerapkan tindakan tindakan tersebut.Oleh karena itu serangkian
strategi alternative paling menarik yang bisa dikelola harus dikembangkan.Keuntungan
kerugian,trade off,biaya dan manfaat strategi strategi ini harus ditentukan.Bagian ini membahas
proses yang digunakan banyak perusahaan untuk menentukan serangkian strategi alternative
yang tepat. Mengidentifikasi dan mengevaluasi strategi alternative hendaknya melibatkan banyak
manajer dan karyawan yang sebelumnya merumuskan pernyataan visi dan misi organisasi,
melakukan audit eksternal dan melakukan audit internal.seluruh partisipan dalam analisis dan
pemilihan stretegi harus memiliki informasi audit eksternal dan internal di hadapan
mereka,Informasi ini ditambah dengan pernyataan misi perusahaan akan membantu para
partisipan mengkristalisasi di dalam benak mereka sendiri berbagai strategi yang mereka yakini
paling bermanfaat bagi perusahaan,Kreativitas seharusnya di dorong dalam pemikiran ini. Ketika
semua strategi yang masuk akal yng diidentifikasi oleh partisipan telah disampaikan dan
dimengerti strategi-strategi tersebut hendaknya diperingkat berdasakan daya tarik masing masing
menurut semua partisipan dengan 1=jangan diterapkan, 2=mungkin diterapkan, 3=sebaiknya
diterapkan dan 4=harus diterapkan.Proses ini akan menghasilkan sebuah daftar prioritas strategi
terbaik yang mencerminkan pemikiran seluruh anggota kelompok.
Tahap 1 dari krengaka perumusan terdiri dari atas Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (Eksternal
Factor Evaluation – EFE), Matriks Evaluasi Faktor Internal (Internal Factor Evaluation-IFE) dan
Matriks Profil Kompetitif (Competitive Profil Matrix-CPM). Tahap pertama Tahap input (Input
Stage) berisi informasi input dasar yang dibutuhkan untuk merumuskan strategi.Tahap kedua
Tahap Pencocokan (Matching Stage) berfokus pada penciptaan strategi alternative yang masuk
akal dengan memperhatikan factor-faktor eksternal dan internal utama. Teknik Tahap dua
meliputi Matriks Kekuatan Kelemahan-Peluang-Ancaman (Strenhs-Weakness-Opportunities-
threats-SWOT), Matriks Internal-Eksternal ( Internal-Exsternal-IE) dan Matriks Strategi Besar
(Grand Strategy Matrix), Tahap 3,
Tahap Input
Alat- alat input mendorong para penyusun strategi untuk mengukur subjektifitas setiap awal
proses perumusan strategi.Membuat keputusan kecil dalam matriks input menyangkut sigifikasi
relative factor-faktor eksternal dan internal memungkinkan para penyusun alternative. Penilaian
intuitif yang baik selalau dibutuhkan dalam menentukan bobot dan peringkat yang tepat.
Tahap Pencocokan
Strategi sering kali didefinisikan sebagai pencocokan yang dibuat suatu organisasi antara sumber
daya dan keterampilan internalnya serta peluang dan resiko yang di dapatkan oleh factor
factor eksternal.Tahap pencocokan dari kerangka perumusan strategi terdiri atas lima teknik yang
dapat digunakan dengan urutan manapun: Matriks SWOT,Matriks SPACE,Matriks BCG,Matriks
IE dan Matriks srtategi besar.Alat – alat ini bergantung pada informasi yang diperoleh dari tahap
input untuk memadukan peluang dan ancaman eksternal dengan kekuatan dan kelemahan
internal.Mencocokan (matching) factor factor keberhasilan penting eksternak dan internal
merupakan kunci untuk menciptakan strategi alternative yang masuk akal. Mengembangkan
gagasan yang memanfaatkan kekuatan untuk menangkap peluang dapt dianggap sebagai sebuah
serangan, sementara strategi yang dirancang untuk memperbaiki kelemahan sembari
menghindari dari ancaman bisa diistilahkan sebagai pertahanan.
Tahap Keputusan
Tahap Pencocokan
Matrik ini merupakan kerangka empat kuadran yang menunjukkan apakah strategi
agresif, konservatif, defensive atau kompetitif yang paling sesuai untuk suatu organisasi
tertentu. Matrik SPACE menunjukkan:
Pertama, ketentuan untuk divisi-divisi yang masuk dalam sel I, II, atau IV dapat
digambarkan sebagai tumbuh dan membangun. Strategi yang intensif (penetrasi pasar,
pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau integratif (integrasi ke belakang,
integrasi ke depan dan integrasi horizontal) bisa menjadi pilihan yang paling tepat bagi
divisi-divisi ini.
Kedua, divisi yang masuk dalam sel III, V, atau VII dapat ditangani dengan baik
melalui strategi menjaga dan mempertahankan; penetrasi pasar dan pengembangan
produk adalah dua strategi yang paling banyak digunakan dalam jenis divisi ini.
Ketiga, ketentuan umum untuk divisi yang masuk dalam sel VI, VIII, dan IX adalah
panen atau divestasi. Organisasi yang berhasil, mampu mencapai portofolio bisnis yang
masuk atau berada di seputar sel I dalam Matriks IE.
5. Matriks Grand Strategi
Matrik Grand Strategy merupakan tahapan pencocokan (matching stage) pada
proses formulasi strategi. Matrik ini didasarkan pada dua dimensi evaluasi yaitu posisi
kompetitif (Competititive position) dan pertumbuhan pasar (market growth). Strategi
yang sesuai untuk dipertimbangkan suatu organisasi terdapat pada urutan daya tariknya
dalam masing-masing kuadran dalam matriks.
Matrik Grand Strategy mempunyai empat kuadran yang mewakili keadaan suatu
perusahaan. Pada Kuadran I mewakili perusahaan dengan pertumbuhan pasar yang tinggi
dan posisi kompetitif yang kuat. Perusahaan pada kuadran ini mempunyai posisi yang
sangat bagus. Untuk perusahaan ini, terus berkonsentrasi pada pasar saat ini (penetrasi
pasar dan pengembangan pasar) dan produk saat ini (pengembangan produk) adalah
strategi yang sesuai. Tidak bijak untuk perusahaan di Kuadran I untuk bergerak jauh dari
keunggulan kompetitif yang dimilikinya saat ini. Ketika organisasi pada Kuadran I
memiliki sumber daya yang berlebih, maka integrasi ke belakang, ke depan, atau
horizontal dapat menjadi strategi yang efektif. Bila perusahaan pada Kuadran I terlalu
berkomitmen pada pada suatu produk, maka diversifikasi konsentrik dapat mengurangi
resiko yang berhubungan dengan lini produk yang sempit.
Perusahaan pada Kuadran II perlu mengevaluasi pendekatan mereka saat ini
terhadap pasar secara serius. Walaupun industri mereka bertumbuh, mereka tidak mampu
untuk bersaing secara efektif, dan mereka perlu menentukan ,mengapa pendekatan
perusahaan saat ini tidak efektif dan bagaimana perusahaan dapat berubah dengan cara
terbaik untuk memperbaiki daya saingnya. Karena perusahaan pada Kuadran II berada
pada industri yang pasarnya tumbuh secara cepat, strategi intensif (bukannya integrative
atau diversifikasi) biasanya menjadi pilihan pertama yang dipikirkan. Tetapi, jika
perusahaan tidak memiliki kompetensi yang unik atau keunggulan kompetitif, maka
integrasi horizontal sering menjadi alternatif yang disukai. Sebagai jalan terakhir
Divestasi dan likuidasi merupakan cara yang dapat dipertimbangkan. Divestasi dapat
memberikan dana yang dibutuhkan untuk memmbeli bisnis lain atau membeli kembali
saham perusahaan.
Perusahaan di Kuadran III bersaing dalam industri yang tumbuh dengan lambat
dan memiliki posisi kompetitif yang lemah. Perusahaan-perusahaan ini harus membuat
perubahan drastis untuk menghindari penurunan yang lebih jauh dan kemungkinan
likuidasi. Pengurangan asset dan biaya secara ekstensif (retrenchment) harus dilakukan
terlebih dahulu. Alternatif lain yaitu melakukan diverifikasi untuk mengalihkan sumber
daya dari bisnis ke bidang lain, jika gagal alternatif seperti seperti divestasi atau likuidasi
dapat dilakukan.
Untuk Kuadran IV, perusahaan memiliki posisi kompetitif yang kuat dalam
industri yang tumbuh lambat. Perusahaan ini memiliki kekuatan untuk memperkenalkan
program yang terdiverifikasi ke area yang pertumbuhannya menjanjikan. Perusahaan di
Kuadran IV memiliki tingkat arus kas yang tinggi dan kebutuhan untuk tumbuh secara
internal yang terbatas dan sering kali dapat menjalankan strategi diverifikasi dengan
sukses. Perusahaan tersebut juga dapat menjalankan joint venture
Matrik Grand Strategi pada organisasi non profit dapat digunakan. Namun harus
dimodifikasi dan disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi
pemerintahan yang menggunakan. Pada organisasi profit terdapat dua dimensi evaluative
yaitu pertumbuhan pasar dan posisi kompetitif dengan 4 kuadran yang didalamnya
terdapat strategi yang dapat digunakan.
Tahap Keputusan
Adalah tahap ketiga dari kerangka tiga tahap dalam pemilihan strategi-strategi alternatif. Analisis
dan intuisi menjadi landasan bagi pengambilan keputusan perumusan strategi setelah melalui
teknik-teknik pada tahap PENCOCOKAN (matching stage).
Teknik matrik ini secara objektif menunjukkan strategi mana yang terbaik. QSPM
strategi menggunakan analisis INPUT dari TAHAP 1 dan hasil PENCOCOKAN dari
analisis TAHAP 2 untuk secara objectif dijalankan diantara strategi-strategi alternatif.
QSPM adalah alat yang memungkinkan para penyusun strategi mengevaluasi berbagai
strategi alternatif berdasarkan faktor-faktor keberhasilan penting eksternal dan internal
yang telah diindentifikasi sebelumnya. Seperti halnya alat analitis strategi yang lain,
QSPM membutuhkan penilain intuitif yang baik.
Langkah 1.
Langkah 2.
Berilah bobot pada setiap faktor eksternal dan internal utama tersebut.
Langkah 3.
1 = tidak memiliki daya tarik; 2 = daya tarik rendah; 3 = daya tarik sedang; dan 4 = daya
tarik tinggi.
Langkah 5.
Langkah 6.
Hitunglah jumlah keseluruhan Daya Tarik Total. Jumlah Keseluruhan Skor Daya Tarik
Total (Sum Total Attractiveness Score - STAS) menunjukkan strategi yang paling yang
paling menarik disetiap rangakaian alternatif.