BAB 7 : Perbandingan Regional Negara-Negara Anggota Asean
Sekilas tentang ASEAN
Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) atau Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (PERBARA) merupakan sebuah organisasi geo-politik dan ekonomi dari negara-negara di kawasan Asia Tenggara, yang didirikan di Bangkok, 8 Agustus 1967 melalui Deklarasi Bangkok oleh Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Organisasi ini bertujuan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan pengembangan kebudayaan negara-negara anggotanya, serta memajukan perdamaian di tingkat regionalnya. Negara-negara anggota ASEAN mengadakan rapat umum pada setiap bulan November. Prinsip-prinsip Utama ASEAN Prinsip-prinsip utama ASEAN adalah sebagai berikut: 1. Menghormati kemerdekaan, kedaulatan, kesamaan, integritas wilayah nasional, dan identitas nasional setiap negara 2. Hak untuk setiap negara untuk memimpin kehadiran nasional bebas daripada campur tangan, subversif atau koersi pihak luar 3. Tidak mencampuri urusan dalam negeri sesama negara anggota 4. Penyelesaian perbedaan atau perdebatan dengan damai 5. Menolak penggunaan kekuatan yang mematikan; 6. Kerja sama efektif antara anggota Kerja Sama Negara-negara ASEAN Negara-negara anggota ASEAN saat ini menjalin kerja sama dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, dan latihan militer bersama. Delegasi Indonesia menawarkan konsep bipartit untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan ketenagakerjaan yang terjadi di negera-negara ASEAN. Konsep bipartit ini menjadi solusi untuk menghadapi ancaman krisis ekonomi global yang terjadi belakangan ini. Untuk mewujudkan hubungan industrial yang baik dibutuhkan adanya penguatan dan pengembangan kerja sama bipartit yang efektif, termasuk teknik berunding antara pekerja dan pengusaha untuk menyelesaikan berbagai permasalahan di bidang ketenagakerjaan, meskipun ada pendekatan dan pandangan yang berbeda dari masing-masing delegasi negara ASEAN, secara umum semuanya sepakat bekerja sama untuk mewujudkan pekerjaan yang layak, peningkatan produktivitas, pencegahan perselisihan, keselamatan, kesehatan kerja, dan penanganan aspirasi pekerja/buruh. Selama ini, pemerintah Indonesia selalu mendorong menyelesaikan beragam konflik yang terjadi antara pengusaha dan pekerja dengan memperkuat relasi bipartit. Dengan demikian, perundingan langsung antara serikat pekerja dengan pengusaha bisa dilakukan dengan baik dan berkeadilan. Pemerintah Indonesia juga mendorong pembuatan peraturan perusahaan dan perjanjian kerja bersama (PKB), yang berisi peraturan dan kesepakatan hak dan kewajiban pekerja pengusaha. Kedua hal tersebut menjadi salah satu titik pijak pentingmenciptakan kerja sama antara pekerja dan pengusaha. Data kemenakertrans selama 2010 mencatat 276 perusahaan yang membuat PKB dan 1.683 perusahaan yang mencatatkan peraturan perusahaan, sehingga secara keseluruhan terdapat 44.149 peraturan perusahaan dan ada 10.959 perusahaan yang telah membuat PKB di seluruh Indonesia.