Anda di halaman 1dari 13

STRUKTUR SOSIAL

SOSIOLOGI HUKUM

Di susun Oleh :

Kelompok 5
1. Rahmat fisudawan putra
2. Ramjan Arditama
3. Rizal Wahyudi
4. Baiq Ratna soliha oktaviana
5. Denny imaduddin akbar

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MATARAM
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..................................................................................................................................2

Latar Belakang...............................................................................................................................2

Rumusan Masalah.........................................................................................................................6

Pembahasan....................................................................................................................................6

A. Pengertian struktur sosial......................................................................................................6

B. Fungsi struktur sosial dalam masyarakat..............................................................................8

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................13

2
Latar Belakang
Struktur sosial dipahami sebagai suatu bangunan sosial yang terdiri dari berbagai unsur
pembentuk masyarakat. Unsur-unsur tersebut saling berhubungan satu dengan yang lain dan
fungsional. Artinya kalau terjadi perubahan salah satu unsur, unsur yang lain akan mengalami
perubahan juga. Unsur pembentuk masyarakat dapat berupa manusia atau individu yang ada
sebagai anggota masyarakat, tempat tinggal atau suatu lingkungan kawasan yang menjadi tempat
dimana masyarakat itu berada dan juga kebudayaan serta nilai dan norma yang mengatur
kehidupan bersama tersebut.

Struktur sosial suatu masyarakat sesungguhnya merupakan proses sosial dan alamiah
yang berlangsung dalam waktu yang sangat panjang.jadi, struktur sosial dalam suatu masyarakat
sebenarnya akan memiliki beberapa fungsi. struktur sosial merupakan instrumen masyarakat
yang menyelenggarakan tata kehidupan secara menyeluruh dalam segala aspek kehidupan.
struktur sosial merupakan karakteristik yang khas dan dimiliki suatu masyarakat sehingga dapat
memberikan warna yang berbeda dari masyarakat lainnya struktur sosial berfungsi sebagai rantai
sistem dalam penyelenggaraan setiap aspek kehidupan sehingga menjadi teratur dan harmonis.

Definisi-definisi di atas menunjukkan bahwa struktur sosial memiliki komponen: pelaku,


status dan peranan, hak dan kewajiban, jaringan hubungan sosial yang kompleks, sistem interaksi
yang terpola dan relatif stabil, norma-norma interaksi sosial, penggolongan dan penempatan
posisi dan peranan pelaku menurut sistem budaya setempat, pranata dan situasi sosial yang
menjadi “ruang” struktur sosial, serta tujuan interaksi sosial. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa struktur sosial adalah sebuah abstraksi jaringan hubungan-hubungan sosial
yang kompleks unsur-unsur pembentuknya dalam rangka mencapai suatu tujuan.1

M.J. Herskovits menyatakan, masyarakat adalah kelompok individu yang


diorganisasikan, yang mengikuti satu cara hidup tertentu. Sedangkan JL. Gillin dan J.P. Gillin
mengatakan bahwa masyarakat adalah kelompok manusia terbesar yang mempunyai kebiasaan,
tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang sama. S.R. Steinmetz, memberikan batasan mengenai
masyarakat sebagai kelompok manusia yang terbesar meliputi pengelompokan manusia yang
1

3
lebih kecil yang mempunyai perhubungan erat dan teratur. Pendapat dari Maclver yang
mengatakan bahwa masyarakat adalah satu sistem cara kerja dan prosedur, dari otoritas dan
saling membantu yang meliputi kelompok-kelompok dan pembagian-pembagian sosial lainya,
system pengawasan tingkah laku manusia dan kebebasan, sistem yang kompleks dan selalu
berubah,atau jaringan relasi sosial.2

Jadi, masyarakat timbul dari adanya kumpulan individu yang telah cukup lama hidup dan
berkerja sama. Dalam waktu yang cukup lama itu, kelompok manusia yang belum
terorganisasikan mengalami proses fundamental, yaitu:

1. Adaptasi dan membentuk organisasi tingkah laku dari para anggotanya.


2. Timbulnya secara lambat, perasaan kelompok atau lesprit de corps.

Proses itu biasanya bekerja tanpa disadari dan diikuti oleh semua anggota kelompok
dalam suasana trial and error. Agar tidak simpang siur dalam mengunakan istilah,
kelompok/group di sini adalah setiap himpunan manusia sosial yang mengadakan relasi sosial
antara satu dan lainnya. sebagai satu resiprositas. Kelompok tersebut belum terorganisasikan
secara sadar. Contohnya adalah crowd, class, primary dan secondary group dan organisasi besar.3

Istilah masyarakat berasal dari bahasa arab, yaitu syaraka yang artinya ikut serta atau
berpartisipasi. Sedangkan dalam bahasa inggris masyarakat adalah society yang pengertiannya
mencakup interaksi sosial, perubahan sosial, dan rasa kebersamaan. Dalam literatur lainnya,
masyarakat juga disebut dengan sistem social. Masyarakat juga berarti bahwa kesataun hidup
manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinu, dan
yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama.4 Untuk pemahaman lebih luas tentang pengertian
masyarakat, akan dijelaskan beberapa para ahli yaitu:

a. Karl Marx, Masyarakat adalah :suatu struktur yang mengalami ketegangan organisasi
ataupun perkembangan karena adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang
terpecah-pecah secara ekonomis.
b. Max Weber, Masyarakat adalah : suatu struktur atau aksi yang pada pokoknya
ditentukan oleh harapan dan nilai-nilai yang dominan pada warganya.

2
Beni Ahmad Saebani. Pengantar Antropologi (Bandung: CV Pustaka Setia, 2012), 137.
3
Ibid., hlm.137-138.
4
Prof. Dr. Koentjaraningrat. Pengantar Ilmu Antropologi (Jakarta: Rineka Cipta,2013), hlm. 2

4
c. Selo Soemardjan, Masyarakat adalah : orang-orang yang hidup bersama dan
menghasilkan kebudayaan.

Terbentuknya kelompok sosial atau masyarakat dikarenakan manusia manusia


menggunakan pikiran, perasaan, dan keinginannya dalam memberikan reaksi terhadap
lingkungannya. Manusia mempunyai naluri untuk selalu berhubungan dengan sesamanya.
Hubungan yang berkesinambungan dan terus menerus ini menghasilkan pola pergaulan yang
disebut pola interaksi sosial.

Semua warga masyarakat merupakan manusia yang hidup bersama, hidup bersama
dapat diartikan sama dengan hidup dalam suatu tatanan pergaulan dan keadaan ini akan tercipta
apabila manusia melakukan hubungan, Mac lver dan Page (dalam Soerjono Soekanto 2006: 22),
memaparkan bahwa masyarakat adalah suatu sistem dari kebiasaan, tata cara, 19 dari wewenang
dan kerja sama antara berbagai kelompok, penggolongan, dan pengawasan tingkah laku serta
kebiasaan-kebiasaan manusia. Masyarakat merupakan suatu bentuk kehidupan bersama untuk
jangka waktu yang cukup lama sehingga menghasilkan suatu adat istiadat, menurut Ralph Linton
(dalam Soerjono Soekanto, 2006: 22) masyarakat merupakan setiap kelompok manusia yang
telah hidup dan bekerja bersama cukup lama, sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan
menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-batas yang dirumuskan
dengan jelas sedangkan masyarakat menurut Selo Soemardjan (dalam Soerjono Soekanto, 2006:
22) adalah orang-orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan dan mereka
mempunyai kesamaan wilayah, identitas, mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan
persatuan yang diikat oleh kesamaan

Masyarakat merupakan suatu kenyataan yang obyektif secara mandiri, bebas dari
individu-individu yang merupakan anggota-anggotanya. Masyarakat sebagai sekumpulan
manusia didalamnya ada beberapa unsur yang mencakup. Adapun unsur-unsur tersebut adalah:

1. Masyarakat merupakan manusia yang hidup bersama;

2. Bercampur untuk waktu yang cukup lama;

3. Mereka sadar bahwa mereka merupakan suatu kesatuan;

4. Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama.

5
Menurut Selo Soemardjan mengacu pendapat Loomis suatu sistem sosial harus terdiri
atas lima unsur sebagai berikut:

(1). Kepercayaan dan Pengetahuan; Unsur kepercayaan dan pengetahuan merupakan unsur yang
paling penting dalam sistem sosial karena perilaku anggota dalam masyarakat sangat dipengaruhi
oleh apa yang mereka yakini dan apa yang mereka ketahui tentang kebenaran, sistem religi, dan
cara-cara penyembahan kepada sang pencipta.

(2). Perasaan; Perasaan adalah keadaan jiwa manusia yang berkenaan dengan situasi alam
sekitarnya termasuk di dalamnya sesama manusia. Perbedaan latar belakang budaya suatu
masyarakat akan membedakan keadaan kejiwaan masyarakat yang membentuk suatu sistem
sosial. Perasaan terbentuk melalui hubungan yang menghasilkan situasi kejiwaan tertentu yang
bila sampai pada tingkat tertentu harus dikuasai agar tidak terjadi ketegangan jiwa yang
berlebihan. (3). Tujuan Dalam setiap tindakannya manusia mempunyai tujuan-tujuan yang
hendak dicapai. Tujuan tersebut, yaitu suatu hasil akhir atas suatu tindakan dan perilaku
seseorang yang harus dicapai melalui perubahan maupun dengan cara mempertahankan suatu
keadaan yang sudah bagus.

(4). Norma/Kaidah/Peraturan Sosial; Norma adalah pedoman-pedoman tentang perilaku yang


diharapkan atau pantas menurut kelompok atau masyarakat. Norma-norma sosial merupakan
patokan tingkah laku yang diwajibkan atau dibenarkan dalam situasi-situasi tertentu dan
merupakan unsur paling penting untuk meramalkan tindakan manusia dalam sistem sosial.
Norma-norma sosial dipelajari dan dikembangkan melalui sosialisasi sehingga menjadi
pranatapranata sosial.

(5). Kedudukan (Status) dan Peran (Role) Kedudukan adalah posisi seseorang secara umum
dalam masyarakatnya sehubungan dengan orang lain, dalam arti lingkungan pergaulan, prestasi,
hak-hak, serta kewajibannya.

Kedudukan menentukan apa yang harus seseorang perbuat bagi masyarakat. sehigga
penulis mengambil judul struktur social, dimana dalam struktur social terdapat system social
yang terdiri atas elemen-elemen sosial. Elemen-elemen sosial itu terdiri atas tindakan-tindakan
sosial yang dilakukan individu-individu yang berinteraksi satu dengan yang lainnya dan
bersosialisasi sehingga tercipta hubungan-hubungan social.

6
Rumusan Masalah :
1. Jelaskan terkait dengan struktur social & fungsinya dalam masyarakat?
2. Jelaskan terkait dengan kriteria stratifikasi sosial ?

Pembahasan :
A. PENGERTIAN STRUKTUR SOSIAL
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), struktur sosial merupakan salah satu
konsep perumusan asas hubungan antar individu dalam kehidupan masyarakat yang merupakan
pedoman bagi tingkah laku individu. Dilansir Encyclopaedia Britannica (2015), struktur sosial
dalam sosiologi pengaturan institusi yang khas dan stabil di mana manusia dalam suatu
masyarakat berinteraksi dan hidup bersama. Secara umum disepakat bahwa istilah struktur sosial
mengacu pada keteraturan dalam kehidupan sosial, penerapannya tidak konsisten. Struktur sosial
kadang-kadang didefinisikan hanya sebagai hubungan sosial yang terpola, aspek-aspek reguler
dan berulang dari interaksi antara anggota sosial tertentu. Pada tingkat dekskripsitif, konsepnya
sangat abstrak. Hanya memiliki elemen tertentu dari kegiatan sosial yang sedang berlangsung.
Semakin besar satuan sosial dipertimbangkan, semakin abstraks konsepnya.

Karena itu struktur sosial kelompok kecil umumnya lebih erat kaitannya dengan kegiatan
sehari-hari anggotanya daripada struktuk sosial yang lebih besar. Dalam buku sosiologi:
Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat (2007), struktur berasal dari kata structum (bahasa
latin) yang berati menyusun. Struktur sosial memiliki arti susunan masyarakat. Ada beberapa
definisi struktuk sosial menurut para ahli. Radclife Brown mengatakan struktur sosial adalah
suatu rangkaian kompleks dari relasi-relasi sosial yang terwujud dalam suatu masyarakat. Evans
Pritchard, struktur sosial adalah relasi-relasi yang tetap dan menyatukan kelompok- kelompok
sosial pada satuan yang lebih luas. Beattie mengatakan struktur sosial adalah bagian-bagian atau
unsur-unsur dalam masyarakat yang tersusun secara teratur guna membentuk suatu kesatuan
yang sistematik. Sementara menurut Raymond Firth, struktur sosial merupakan analytical tool
atau alat analisis yang diwujudkan untuk membantu pemahaman tentang tingkah laku manusia
dalam kehidupan sosial.

Cirri ciri struktur social

Berikut ini merupakan beberapa ciri dari struktur sosial, yaitu:

7
1. Memiliki sifat yang selalu berkembang dan dapat berubah (dinamis)
Maksud dari hal ini yaitu, struktur sosial yang terdiri dari kelompok-kelompok sosial berupa
kelas sosial tidak pernah stagnan ataupun ajeg. Akan selalu terjadi perpindahan individu dari
kelas sosial satu ke kelas sosial lainnya yang dilatarbelakangi oleh faktor-faktor tertentu

2. Cakupan luas, meliputi kebudayaan masyarakat;


Struktur sosial sebagai unsur dalam masyarakat yang memuat relasi juga mencakup
norma (peraturan). Dalam norma juga diatur bagaimana individu bertindak dan bertingkah laku
yang kemudian menjadi unsur pembentukan kebudayaan pada suatu masyarakat

3. Membentuk kesatuan kelompok;


Dalam struktur sosial masyarakat, individu-individu merupakan unit terkecil. Ketika
individu-individu tersebut membentuk kelompok-kelompok sosial berdasarkan kesamaan ciri
dan karakteristiknya maka tiap-tiap kelompok berkontribusi dalam sistem sosial masyarakat yang
lebih luas. Hal tersebutlah yang kemudian mendorong terjadinya kesatuan kelompok dan
integrasi sosial secara luas.

4. Memiliki dimensi vertikal dan horizontal.


Kelompok sosial berada pada posisi vertikal, dalam artian posisinya tidak pernah setara dalam
masyarakat dengan dilatarbelakangi oleh beberapa faktor. Selain itu, kelompok sosial juga ada
yang berada pada posisi horizontal, dalam artian dianggap setara dalam suatu struktur
masyarakat. Tidak ada kelompok yang dianggap lebih unggul dari kelompok lainnya melainkan
hanya sebagai pembeda.

B. FUNGSI STRUKTUR SOSIAL DALAM MASYARAKAT


Perlu diketahui bahwa masyarakat modern hanya dapat berfungsi dengan baik jika
terdapat pembagian tugas yang jelas. Secara spesifik, terdapat dua fungsi struktur sosial, yaitu:
1. Struktur sosial sebagai kontrol sosial;
Dalam hal ini, karena tiap-tiap struktur sosial berisikan seperangkat aturan / norma yang
berlaku maka struktur sosial sangat berjasa besar dalam menciptakan keteraturan sosial pada
masyarakat serta meminimalisir terjadinya konflik sosial.
2. Struktur sosial menunjukkan bahwa setiap anggota masyarakat memiliki fungsi dan kelas
yang berbeda

8
Setiap anggota masyarakat memiliki fungsi dan peran yang berbeda-beda. Perbedaan
fungsi dan peran tersebut tidak semerta-merta bahwa kelompok yang satu lebih tinggi atau lebih
rendah dengan kelompok yang lain. Sebaliknya, pengelompokan tersebut menegaskan bahwa:
1. setiap manusia memiliki kelebihan dan sekaligus kekurangannya masing-masing, dan
2. antara sesama manusia harus saling melengkapi dan bahu membahu satu sama lain agar
segala kebutuhan hidup dapat terpenuhi dengan baik.
C. STRATIFIKASI SOSIAL
Stratifikasi sosial merupakan konfigurasi atau pemilahan struktur sosial menggunakan
parameter graduated/berjenjang. Hasilnya adalah dalam masyarakat terdapat kelas-kelas sosial.

Kriteria yang digunakan dapat berupa kriteria (1) sosial, (2) ekonomi, dan (3) politik.
Kriteria sosial meliputi: pendidikan, profesi atau pekerjaan, dan keturunan atau keanggotaan
dalam kasta dan kebangsawanan. Kriteria ekonomi meliputi pendapatan/penghasilan dan
pemilikan/kekayaan. Kriteria politik meliputi kekuasaan.

Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria sosial

Menurut Weber, para anggota masyarakat dapat dipilah secara vertikal berdasarkan atas
ukuran-ukuran kehormatan, sehingga ada orang-orang yang dihormati dan disegani dan orang-
orang yang dianggap biasa-biasa saja, atau orang kebanyakan, atau bahkan orang-orang yang
dianggap hina. Orang-orang yang dihormati atau disegani pada umumnya adalah mereka yang
memiliki jabatan atau profesi tertentu, keturunan bangsawan atau orang-orang terhormat, atau
berpendidikan tinggi.

Ukuran-ukuran penempatan anggota masyarakat dalam stratifikasi sosial yang dapat


dikategorikan sebagai kriteria sosial antara lain, (1) profesi, (2) pekerjaan, (3) tingkat
pendidikan, (4) keturunan, dan (5) kasta.

1. Profesi

Yang dimaksud profesi adalah pekerjaan-pekerjaan yang untuk dapat melaksanakannya


memerlukan keahlian, misalnya dokter, guru, wartawan, seniman, pengacara, jaksa, hakim, dan
sebagainya. Orang-orang yang menyandang profesi-profesi tersebut disebut kelas profesional.
Di samping kelas profesional, dalam masyarakat terdapat juga kelas-kelas tenaga terampil dan

9
tidak terampil, yang pada umumnya ditempatkan pada posisi yang lebih rendah dalam stratifikasi
sosial masyarakat.

2. Pekerjaan

Berdasarkan tingkat prestise atau gengsinya, pekerjaan-pekerjaan dalam masyarakat


dapat dibedakan menjadi: (1) pekerjaan kerah putih (white collar), dan (2) pekerjaan kerah biru
(blue collar). Pekerjaan kerah putih merupakan pekerjaan-pekerjaan yang lebih menuntut
penggunaan pikiran atau daya intelektual, sedangkan pekerjaan-pekerjaan kerah biru lebih
menuntut penggunaan energi atau kekuatan fisik. Pada umumnya anggota masyarakat lebih
memberikan penghargaan atau gengsi yang lebih tinggi pada pekerjaan-pekerjaan kerah putih.
Walaupun, tidak selalu bahwa pekerjaan kerah putih memberikan dampak ekonomi atau finansial
yang lebih besar daripada pekerjaan kerah biru.

3. Pendidikan

Pada zaman sekarang ini pendidikan sudah dianggap sebagai kebutuhan yang harus
dipenuhi oleh sebagian besar anggota masyarakat. Orang-orang yang berpendidikan tinggi akan
menempati posisi dalam stratifikasi sosial yang lebih tinggi. Sehingga tamatan S-3 dipandang
lebih tinggi kedudukannya daripada tamatan S2, S1, SMA/SMK, SMP, SD, dan mereka yang
tidak pernah sekolah.

4. Keturunan

Keturunan raja atau bangsawan dalam masyarakat dipandang memiliki kedudukan yang
tinggi. Bahkan, pada masyarakat feodal, hampir tidak ada pengakuan terhadap simbol-simbol
yang berasal dari luar istana, termasuk tata kota, arsitektur, pemilihan hari-hari penting, pakaian,
seni, dan sebagainya. Penempatan orang dalam posisi-posisi penting dalam masyarakat akan
selalu mempertimbangkan faktor keturunan, dan keaslian keturunan dipandang sangat penting.

5. Kasta

Kasta merupakan pemilahan anggota masyarakat yang dikenal pada masyarakat


Hinduisme. Masyarakat dipilah menjadi kasta-kasta, seperti: Brahmana, Ksatria, Weisyia, dan
Sudra. Kemudian ada orang-orang yang karena tindakannya dihukum dikeluarkan dari kasta,
digolongkan menjadi paria. Sebagian besar orang menganggap pemilahan dalam kasta bersifat

10
graduated atau berjenjang, mengingat orang-orang yang berasal dari kasta yang berbeda akan
memiliki gengsi (prestige) dan hak-hak istimewa (privelege) yang berbeda. Namun, tokoh-tokoh
Hinduisme menyatakan bahwa kasta bukanlah pemilahan vertikal, melainkan hanyalah
merupakan catur warna.

Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria ekonomi

Kriteria ekonomi yang digunakan sebagai dasar stratifikasi sosial dapat meliputi
penghasilan dan pemilikan atau kekayaan. Apabila dipilah menggunakan kriteria ekonomi,
maka masyarakat akan terdiri atas :

a) Kelas atas, yaitu orang-orang yang karena penghasilan atau kekayaannya dengan
leluasa dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya
b) Kelas menengah, yaitu orang-orang yang karena penghasilan dan kekayaannya
dapat leluasa memenuhi kebutuhan hidup mendasarnya, tetapi tidak leluasa untuk
kebutuhan-kebutuhan lainnya
c) Kelas bawah, yaitu orang-orang yang dengan sumberdaya ekonominya hanya
dapat memenuhi kebutuhan hidup mendasarnyanya, tetapi tidak leluasa, atau
bahkan tidak mampu untuk itu.

Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria politik

Ukuran yang digunakan untuk memilah masyarakat atas dasar dimensi atau kriteria
politik adalah distribusi kekuasaan. Kekuasaan (power) berbeda dengan kewenangan (otoritas).
Seseorang yang berkuasa tidak selalu memiliki kewenangan. Yang dimaksud kekuasaan adalah
kemampuan untuk mempengaruhi individu-individu lain dalam masyarakat, termasuk
mempengaruhi pembuatan keputusan kolektif. Sedangkan wewenang adalah hak untuk
berkuasa.

Meskipun seseorang memiliki hak untuk berkuasa, artinya ia memiliki wewenang, tetapi
kalau dalam dirinya tidak memiliki kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain, maka ia tidak
akan dapat melaksanakan hak itu dengan baik. Sebaliknya, apabila seseorang memiliki
kemampuan mempengaruhi pihak lain, meskipun ia tidak punya wewenang untuk itu, pengaruh

11
itu dapat berjalan secara efektif. Untuk lebih memahami hal ini, dapat diperhatikan pengaruh
tokoh masyarakat, seperti seorang tokoh agama atau orang yang dituakan dalam masyarakat.

12
DAFTAR PUSTAKA

Sabrina Burhanudin, 2017, Artikel : struktur social, sosiologi, FISIP UI


Gunawan, Ary. 2006. Sosiologi Pendidikan Suatu Analisis Sosiologi tentang Pelbagai
Problem Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Beni Ahmad Saebani. Pengantar Antropologi (Bandung: CV Pustaka Setia, 2012), 137
Prof. Dr. Koentjaraningrat. Pengantar Ilmu Antropologi (Jakarta: Rineka Cipta,2013)
Kusnadi, Perubahan Tanpa Dinamika Struktur Sosial, Volume 2 No. 1, Juni 2012, jurnal
Literasi, Halaman 106 - 113

13

Anda mungkin juga menyukai