DISUSUN OLEH:
NAMA : RAHMAD JULIANTO
NPM : 1821030051
KELAS : MUAMALAH A
Penulis
DAFTAR ISI
B Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut :
1 Apakah yang menjadi faktor-faktor penyebab Ujaran Kebenciandi media
sosial?
2 Bagaimakah aturan hukum terkait Ujaran Kebenciandi media sosial?
C Tujuan Penulisan
1 Mengetahui faktor-faktor penyebab ujaran kebencian di media sosia
2 Mengetahui pengaturan hukum terkait ujaran kebencian di media social
BAB II
PEMBAHASAN
A Pengertian Sosiologi Hukum
Istilah sosisologi hukum pertama kali digunakan pada tahun 1882, oleh Anziolotti yang
dipengaruhi oleh disiplin ilmu yaitu filsafat hukum, ilmu hukumdan sosiologi.
Sosiologi hukum memandang hukum sebagai kenyataan sosial dan bukan kaidah.
Sosiologi hukum memandang hukum sebagai fenomena sosial yang berbeda dengan hukum
normatif yang memandang hukum sebagai norma-norma positif di dalam perundang-undangan
hukum nasional. Beberapa pakar yang mempengaruhi sosiologi hukum seperti Emile Durkheim,
Max Weber, Eugen Ehrlich, Talcott Persons, Roscou Pound, dan Schuyt. (Achmad Ali,
2008:215)
Berikut ini beberapa pengertian yang dikemukakan oleh beberapa pakar hukum mengenai
sosiologi hukum:
a Soerjono Soekanto,memberikan batasan pengertian tentang apa sebenarnya yang
dimaksud dengan sosiologi hukum, yaitu suatu cabang ilmu pengetahuan yang secara analitis
dan empiris menganalisis atau mempelajari hubungan timbal balik antara hukumdengan gejala-
gejala sosial lainnya. (Zainuddin Ali,2005:1)
b Sajipto Raharjo juga mengemukakan batasan tentang sosiologi hukum yaitu sosiologi
hukum (Sociology of Law) adalah pengetahuan hukum terhadap pola perilaku masyarakat dalam
konteks sosialnya. (Zainuddin Ali, 2005:1)
c Sosiologi Hukum adalah mengamati dan mencatat hukum dalam kenyataan kehidupan
sehari-hari dan kemudian berusaha untuk menjelaskannya.Sosiologi Hukum sebagai ilmu terapan
menjadikan sosiologi sebagai subyek seperti fungsi sosiologi dalam penerapan hukum,
pembangunan hukum, pembaharuan hukum, perubahan masyarakat dan perubahan hukum,
dampak dan efektivitas hukum, kultur hukum.
d Kajian sosiologi hukum adalah suatu kajian yang objeknya fenomena hukum tetapi
menggunakan topik ilmu sosial danteori-teori sosiologis, sehingga sering disalah tafsirkan bukan
hanya oleh kalangan non hukum tetapi juga dari kalangan hukum sendiri.(Achmad Ali, 2009 :9)
e Wignjosoebroto berpendapat bahwa sosiologi hukum adalah salah sayu cabang kajian
sosiologi yang termasuk pada keluarga ilmu pengetahuan social dan inilah menurut beliau
cabang kajian tentang kehiduan bermasyarakat manusia pada umumnya, yang berperhatian
kepada upaya-upaya manusia menegakkan dan mensejahterakan kehidupannya, serta mempunyai
kekhususan yang berbeda dengan kalian pada cabang-cabang sosiologi yang lain. (Sabian
Ustman, 2009:115).
B Pengaturan Hukum terkait Ujaran Kebencian Di Media Sosial
Sejak UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) hadir,
pengguna media sosial banyak yang khawatir. Undang-undang ini pada awalnya untuk
melindungi kepentingan Negara, publik, dan swasta dari kejahatan siber (cyber crime).Saat itu
ada 3 pasal mengenai defamation (pencemaran nama baik), penodaan agama, danancaman
online.
Semula, ketiga pasal itu dimaksudkan untuk menangkap para penjahat siber. Namun,kini
malah lebih sering dipakai untuk mengkriminalisasikan warga yang memanfaatkan internet dan
media sosial untuk menyampaikan keluhan, opini, isi pikirannya, berpolemik,hingga
menyampaikan kritik kepada pimpinan daerah.
Berdasarkan data Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFEnet),sepanjang
2016 ada lebih dari 200 pelaporan ke polisi atas dasar tuduhan pencemaran nama baik, penodaan
agama, dan ancaman, yang berbasiskan UU ITE. SAFENET juga mencatat munculnya 4 (empat)
pola pemidanaan baru yaitu: aksi balas dendam, barter hukum,membungkam kritik dan terapi
kejut yang sangat berbeda, jika tidak dapat disebut menyimpang dari tujuan awal ketika UU ITE
dibentuk.
Kini, UU No. 18 Tahun 2008 telah diubah dengan UU No.19 Tahun 2016.Undang-
undang yang disahkan pada Oktober 2016, itu dinilai tak jauh beda dengan UUsebelumnya.
Soalnya, salah satu hasil revisi adalah menyatakan bahwa pemerintah, dalam hal ini Kementerian
Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dapat melakukan pemblokiran terhadap situs-
situs tertentu.
B. Saran
Perlu adanya himbauan berupa pamflet atau poster tentang peraturan yang berkaitan
dengan ujaran kebencian atau dibuatkan iklan layanan masyarakat terkait ujaran kebencian ini
agara setidaknya masyarakat lebih teredukasi. Agar minimal ujaran kebencian di media sosial
dapat berkurang.
Perlu diadakannya Sosialisasi terkait tata cara menyampaikan aspirasi yang kritis dan
bijak agar mereka yang ingin menyampaikan kritiknya baik untuk pejabat, instansi negara dan
lembaga pemerintahan terhindar dari kategoti ujaran kebencian. dan Hendaknya kita mulai sejak
dini belajar tata cara berkomunikasi yang sopan dan bijak saat menggunakan sosial media dan
mengajarkannya dimulai dari anak, keluarga dan pasangan kita.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Ali. 2009. Menguak Tabir Sosiologi Hukum (Materi Lengkap Mata Kuliah
Sosiologi Hukum). Makassar.
Zainuddin Ali. 2005. Sosiologi Hukum. Jakarta: Sinar Grafika
Soerjono Soekanto.2002.Pokok-pokok Sosiologi Hukum. Jakata:PT Raja Grafindo
Persada
Sahariyanto, Budi. 2012. Tindak Pidana Teknologi Informasi (Cyber crime) Urgensi
Pengaturan dan Celah Hukumnya. Jakarta: Rajawali Pers
Perundang-undangan
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt58636cf3cc4d7/uu-ite-baru-dan-
risikohukum-bagi-pengguna-media-sosial / Di akses tanggal 4 mei 2021pukul 06.00
WIB
https://core.ac.uk/download/pdf/77629881.pdf / Di akses tanggal 4 mei 2021 pukul
06.15 WIB