DOSEN PENGAMPU :
OLEH :
FAUZIAH RAMADANI
(191000214201003)
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SUMATERA BARAT
2021
KATA PENGANTAR
Apabila terdapat kesalahan pada makalah ini saya mohon maaf. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
FAUZIAH RAMADANI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan Makalah............................................................................................1
BAB II......................................................................................................................2
PEMBAHASAN......................................................................................................2
A. Fase-Fase Komunikasi Terapeutik................................................................2
B. Teknik & Strategi komunikasi Terapeutik....................................................5
BAB III....................................................................................................................9
STRATEGI PELAKSAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK.................................9
I. Pada Individu................................................................................................9
II. Pada Keluarga Pasien..................................................................................12
III. Pada Kelompok.......................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang mendorong proses
penyembuhan klien. Dalam pengertian lain mengatakan bahwa komunikasi
terapeutik adalah proses yang digunakan oleh perawat memakai pendekatan
yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan pada
klien. Komunikasi merupakan proses yang sangat khusus dan berarti dalam
hubungan antar manusia. Perawat yang memiliki ketrampilan berkomunikasi
secara terapeutik tidak saja akan mudah menjalin hubungan rasa percaya
dengan klien, mencegah terjadinya masalah legal, memberikan kepuasan
profesional dalam pelayanan keperawatan dan meningkatkan citra profesi
keperawatan serta citra rumah sakit, tetapi yang paling penting adalah
mengamalkan ilmunya untuk memberikan pertolongan terhadap sesama
manusia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa fase-fase dalam melakukan komunikasi terapeutik?
2. Apa teknik-teknik dari komunikasi terapeutik?
C. Tujuan Makalah
1. Membekali perawat pada saat akan melekukan tindakan kepada pasien.
2. Agar perawat dan pasien terjalin komunikasi yang baik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Fase-Fase Komunikasi Terapeutik
a. Tahap Persiapan (Prainteraksi)
Pada tahap ini perawat menggali perasaan dan mengidentifikasi
kelebihan dan kekurangannya. Pada tahap ini perawat juga mencari
informasi tentang klien. Kemudian perawat merancang strategi untuk
pertemuan pertama dengan klien.
Tugas perawat pada tahap ini antara lain:
1. Mengeksplorasi perasaan, harapan, dan kecemasan. Sebelum
berinteraksi dengan klien, perawat perlu mengkaji perasaannya
sendiri. Perasaan apa yang muncul sehubungan dengan interaksi yang
akan dilakukan.
2. Menganalisis kekuatan dan kelemanhan sendiri. Kegiatan ini sangat
penting dilakukan agar perawat mampu mengatasi kelemahannya
secara maksimal pada saat berinteraksi dengan klien. Misalnya
seorang perawat mungkin mempunyai kekuatan mampu memulai
pembicaraan dan sensitif terhadap perasaan orang lain, keadaan ini
mungkin bisa dimanfaatkan perawat untuk memudahkannya dalam
membuka pembicaraan dengan klien dan membina hubungan saling
percaya.
3. Mengumpulkan data tentang klien. Kegiatan ini juga sangat penting
karena dengan mengetahui informasi tentang klien perawat bisa
memahami klien. Paling tidak perawat bisa mengetahui identitas klien
yang bisa digunakan pada saat memulai interaksi.
4. Merencanakan pertemuan yang pertama dengan klien. Perawat perlu
merencanakan pertemuan pertama dengan klien. Hal yang
direncanakan mencakup kapan, dimana, dan strategi apa yang akan
dilakukan untuk pertemuan pertama tersebut (Suryani, 2005).
b. Tahap Perkenalan
Perawat harus memperkenalkan dirinya terlebih dahulu kepada klien
(Brammer dalam Suryani, 2005). Dengan memperkenalkan dirinya berarti
perawat telah bersikap terbuka pada klien dan ini diharapkan akan
mendorong klien untuk membuka dirinya (Suryani, 2005). Tujuan tahap ini
adalah untuk memvalidasi keakuratan data dan rencana yang telah dibuat
dengan keadaan klien saat ini.
Tugas perawat pada tahap ini antara lain:
1. Membina rasa saling percaya, menunjukkan penerimaan, dan
komunikasi terbuka. Hubungan saling percaya merupakan kunci dari
keberhasilan hubungan terapeutik (Stuart, G.W dalam Suryani, 2005),
karena tanpa adanya rasa saling percaya tidak mungkin akan terjadi
keterbukaan antara kedua belah pihak. Karena itu, untuk
mempertahankan atau membina hubungan saling percaya perawat
harus bersikap terbuka, jujur, ikhlas, menerima klien apa adanya,
menepati janji, dan menghargai klien (Suryani, 2005).
2. Merumuskan kontrak pada klien (Christina, dkk, 2002). Pada saat
merumuskan kontrak perawat juga perlu menjelaskan atau
mengklarifikasi peran-peran perawat dan klien agar tidak terjadi
kesalah pahaman klien terhadap kehadiran perawat. Disamping itu
juga untuk menghindari adanya harapan yang terlalu tinggi dari klien
terhadap perawat karena karena klien menganggap perawat seperti
dewa penolong yang serba bisa dan serba tahu (Gerald, D dalam
Suryani, 2005). Perawat perlu menekankan bahwa perawat hanya
membantu, sedangkan kekuatan dan keinginan untuk berubah ada
pada diri klien sendiri (Suryani, 2005).
3. Menggali pikiran dan perasaan serta mengidentifikasi masalah klien.
Pada tahap ini perawat mendorong klien untuk mengekspresikan
perasaannya. Dengan memberikan pertanyaan terbuka, diharapkan
perawat dapat mendorong klien untuk mengekspresikan pikiran dan
perasaannya sehingga dapat mengidentifikasi masalah klien.
4. Merumuskan tujuan dengan klien. Perawat perlu merumuskan tujuan
interaksi bersama klien karena tanpa keterlibatan klien mungkin
tujuan sulit dicapai. Tujuan ini dirumuskan setelah klien diidentifikasi.
c. Tahap Kerja
Pada tahap ini perawat dan klien bekerja bersama-sama untuk
mengatasi masalah yang dihadapi klien. Pada tahap kerja ini dituntut
kemampuan perawat dalam mendorong klien mengungkap perasaan dan
pikirannya. Pada tahap ini perawat perlu melakukan active listening karena
tugas perawat pada tahap kerja ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah
klien. Melalui active listening, perawat membantu klien untuk
mendefinisikan masalah yang dihadapi, bagaimana cara mengatasi
masalahnya, dan mengevaluasi cara atau alternatif pemecahan masalah yang
telah dipilih.
d. Tahap Terminasi
Tahap ini dibagi dua yaitu terminasi sementara dan terminasi
akhir. Terminasi sementara adalah akhir dari tiap pertemuan perawat-klien,
setelah terminasi sementara, perawat akan bertemu kembali dengan klien
pada waktu yang telah ditentukan.Terminasi akhir terjadi jika perawat telah
menyelesaikan proses keperawatan secara keseluruhan.
Tugas perawat pada tahap ini antara lain:
1. Mengevaluasi pencapaian tujuan dari interaksi yang telah
dilaksanakan. Dalam mengevaluasi, perawat tidak boleh terkesan
menguji kemampuan klien, akan tetapi sebaiknya terkesan sekedar
mengulang atau menyimpulkan.
2. Melakukan evaluasi subjektif. Evaluasi subjektif dilakukan dengan
menanyakan perasaan klien setelah berinteraksi dengan perawat.
Perawat perlu mengetahui bagaimana perasaan klien setelah
berinteraksi dengan perawat.
3. Menyepakati tindak lanjut terhadap interaksi yang telah dilakukan.
4. Membuat kontrak untuk pertemuan berikutnya. Kontrak yang dibuat
termasuk tempat, waktu, dan tujuan interaksi.
B. Teknik & Strategi komunikasi Terapeutik
a. Bertanya
Bertanya (questioning) merupakan tehnik yang dapat mendorong klien
untuk mengungkapkan perasaan dan pikirannya. Tehnik berikut sering
digunakan pada tahap orientasi.
1. Pertanyaan fasilitatif dan nonfasilitatif
Pertanyaan fasilitatif (facilitative question) terjadi jika pada saat bertanya
perawat sensitif terhadap pikiran dan perasaan serta secara langsung
berhubungan dengan masalah klien, sedangkan pertanyaan nonfasilitatif
(nonfacilitative question) adalah pertanyaan yang tidak efektif karena
memberikan pertanyaan yang tidak fokus pada masalah atau pembicaraan,
bersifat mengancam, dan tampak kurang pengertian terhadap klien (Gerald, D
dalam Suryani, 2005).
2. Pertanyaan terbuka dan tertutup
Pertanyaan terbuka (open question) digunakan apabila perawat
membutuhkan jawaban yang banyak dari klien. Dengan pertanyaan terbuka,
perawat mampu mendorong klien mengekspresikan dirinya (Antai-Otong
dalam Suryani, 2005). Pertanyaan tertutup (closed question) digunakan ketika
perawat membutuhkan jawaban yang singkat.
3. Inapropriate quantity question
Inapropriate quantity question yaitu pertanyaan yang kurang baik dari sisi
jumlah pertanyaan, yang mengakibatkan klien bingung dalam menjawab.
Terlalu banyak pertanyaan merupakan tindakan yang tidak tepat karena
menimbulkan kebingungan klien untuk menjawab (Long, L dalam Suryani,
2005).
4. Inapropriate quality question
Inapropriate quality question yaitu pertanyaan yang tidak baik diberikan
pada klien dan biasanya dimulai dengan kata “why” (mengapa).
b. Mendengarkan
Mendengarkan (listening) merupakan dasar utama dalam komunikasi.
Mendengarkan adalah proses aktif dan penerimaan informasi serta penelaahan
reaksi seseorang terhadap pesan yang diterima. Selama mendengarkan, perawat
harus mengikuti apa yang dibacakan klien dengan penuh perhatian. Perawat
memberikan tanggapan dengan tepat dan tidak memotong pembicaraan klien.
c. Mengulang
Mengulang (restarting) yaitu mengulang pokok pikiran yang diungkapkan
klien. Gunanya untuk menguatkan ungkapan klien dan memberi indikasi
perawat mengikuti pembicaraan klien (Keliat, Budi Anna, 1992).
d. Klarifikasi
Klarifikasi adalah menjelaskan kembali ide atau pikiran klien yang tidak jelas
atau meminta klien untuk menjelaskan arti dari ungkapannya. Pada saat
klarifikasi, perawat tidak boleh menginterpretasikan apa yang dikatakan klien,
juga tidak boleh menambahkan informasi. Apabila perawat menginterpretasikan
pembicaraan klien, maka penilaiannya akan berdasarkan pandangan dan
perasaannya.
e. Refleksi
Refleksi adalah mengarahkan kembali ide, perasaan, pertanyaan, dan isi
pembicaraan kepada klien. Hal ini digunakan untuk memvalidasi pengertian
perawat tentang apa yang diucapkan klien dan menekankan empati, minat, dan
penghargaan terhadap klien.
f. Memfokuskan
Memfokuskan (focusing) bertujuan memberi kesempatan kepada klien untuk
membahas masalah inti dan mengarahkan komunikasi klien pada pencapaian
tujuan. Dengan demikian akan terhindar dari pembicaraan tanpa arah dan
penggantian topik pembicaraan. Hal yang perlu diperhatikan dalam
mengguanakan metode ini adalah usahakan untuk tidak memutus pembicaraan
ketika klien menyampaikan masalah penting.
g. Diam
Tehnik diam digunakan untuk memberikan kesempatan pada klien sebelum
menjawab pertanyaan perawat. Diam akan memberikan kesempatan kepada
perawat dan klien untuk mengorganisasi pikiran masing-masing. Tehnik ini
memberikan waktu pada klien untuk berfikir dan menghayati, memperlambat
tempo interaksi, sambil perawat menyampaikan dukungan, pengertian, dan
penerimaannya.
h. Memberi Informasi
Memberikan tambahan informasi merupakan tindakan penyuluhan kesehatan
klien. Tehnik ini sangat membantu dalam mengajarkan kesehatan atau
pendidikan pada klien tentang aspek-aspek yang relevan dengan perawatan diri
dan penyembuhan klien. Informasi yang diberikan pada klien harus dapat
memberikan pengertian dan pemahaman tentang masalah yang dihadapi klien
serta membantu dalam memberikan alternatif pemecahan masalah.
i. Menyimpulkan
Menyimpulkan adalah tehnik komunikasi yang membantu klien
mengeksplorasi poin penting dari interaksi perawat-klien. Tehnik ini membantu
perawat dan klien untuk memiliki pikiran dan ide yang sama saat mengakhiri
pertemuan. Poin utama dari menyimpulkan yaitu peninjauan kembali
komunikasi yang telah dilakukan.
j. Mengubah Cara Pandang
Tehnik mengubah cara pandang ini digunakan untuk memberikan cara
pandang lain sehingga klien tidak melihat sesuatu atau masalah dari aspek
negatifnya saja. Tehnik ini sangat bermanfaan terutama ketika klien berfikiran
negatif terhadap sesuatu, atau memandang sesuatu dari sisi negatifnya.
k. Eksplorasi
Eksplorasi bertujuan untuk mencari atau menggali lebih jauh atau lebih
dalam masalah yang dialami klien supaya masalah tersebut bisa diatasi. Tehnik
ini bermanfaat pada tahap kerja untuk mendapatkan gambaran yang detail
tentang masalah yang dialami klien.
l. Membagi Persepsi
Membagi persepsi adalah meminta pendapat klien tentang hal yang
perawat rasakan atau pikirkan. Tehnik ini digunakan ketika perawat merasakan
atau melihat ada perbedaan antara respos verbal dan respons nonverbal klien.
m. Mengidentifikasi Tema
Perawat harus tanggap terhadap cerita yang disampaikan klien dan harus
mampu manangkap tema dari seluruh pembicaraan tersebut. Gunanya adalah
untuk meningkatkan pengertian dan menggali masalah penting. Tehnik ini
sangat bermanfaat pada tahap awal kerja untuk memfokuskan pembicaraan pada
awal masalah yang benar-benar dirasakan klien.
n. Humor
Humor bisa mempunyai beberapa fungsi dalam hubungan terapeutik.
Florence Nightingale dalam Anonymous (1999) dalam Suryani (2005) pernah
mengatakan suatu pengalaman pahit sangat baik ditangani dengan humor.
Humor dapat meningkatkan kesadaran mental dan kreativitas, serta menurunkan
tekanan darah dan nadi.
o. Memberikan Pujian
Memberikan Pujian (reinforcement) merupakan keuntungan psikologis
yang didapatkan klien ketika berinteraksi dengan perawat. Reinforcement
berguna untuk meningkatkan harga diri dan menguatkan perilaku klien (Gerald,
D dalam Suryani, 2005). Reniforcement bisa diungkapkan dengan kata-kata
ataupun melalui isyarat nonverbal.
BAB III
STRATEGI PELAKSAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK
I. Pada Individu
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DO:
Klien selalu meringis dan memegang perut bagian bawahnya.
DS:
Klien mengeluhkan nyeri pada perut bagian bawah, nyeri saat BAK, dan
sulit untuk menahan BAK.
2. Diagnosa Keperawatan
- Infeksi yang b.d adanya bakteri pada saluran kemih
- Perubahan pola eliminasi urine (disuria, dorongan, frekuensi, dan atau
nokturia) yang b.d ISK
- Nyeri yang b.d ISK
3. Tujuan Keperawatan
Tujuan Umum :
Nyeri yang dirasakan klien dapat berkurang.
Tujuan Khusus :
a. Klien dapat mengetahui manajemen nyeri
b. Klien dapat BAK tanpa merasa nyeri
c. Klien tidak menahan diri untuk BAK
4. Tindakan Keperawatan
a. Melakukan tes urine klien
b. Melakukan pemasangan infus
c. Memberikan antibiotic kepada klien
d. Mengontrol BAK klien
B. Strategi Komunikasi Terapeutik
1. Tahap Pra-interaksi
Tahap ini merupakan tahap sebelum perawat bertemua langsung dengan
klien, terlebih dahulu perawat mengetahui data klien dari rekam medis.
Melalui tahap ini perawat mendapatkan informasi dan data diri klien,
sehingga perawat tau tentang klien dimulai dari nama, alamat, alasan
masuk, status, agama dan lainnya.
2. Tahap Orientasi
Tahap ini merupakan tahap perkenalan, dimana perawat dan klien bertatap
muka secara langsung. Perawat melakukan salam terapeutik terlebih
dahulu kemudian memperkenalkan diri dan memulai membuka topik
sampai nanti menyepakati kontrak yang akan ajukan.
Salam terapeutik
Perawat : Selamat pagi, Bu..
Pasien : Pagi sus..
Memperkenalkan diri
Perawat : Perkenalkan bu, nama saya Fauziah. Ibu bisa
memanggil saya dengan Suster Fauziah. Hari ini
saya yang akan merawat ibu mulai pukul 08.00-
14.00. Nama Ibu siapa? Ibu senangnya dipanggil
apa?
Pasien : Saya Kharisma sus, panggil saja rima sus..
Perawat : Baik bu Rima.. Bagaimana perasaan Ibu pagi ini?
Bagaimana tidurnya semalam Bu?
Pasien : Alhamdulillah saya merasa lebih baik dari
kemaren sus, tidur sayapun sudah nyenyak sus..
Perawat : Alhamdulillah kalau begitu bu.. jadi begini bu,
setiap pagi pukul delapan saya akan memberikan
ibu suntikan antibiotik, yang bertujuan untuk
mengobati infeksi pada saluran kemih ibu.. Saya
tidak akan lama menyuntikkannya ke Ibu, kurang
lebih cukup 5 menit saja disini bu, apakah ibu
bersedia bu?
Pasien : Apakah sakit nanti sus?
Perawat : Tidak bu, saya akan memasukkan suntikan
antibiotiknya melalui infus ibu, jadi ibu tidak akan
merasakan sakit bu..
Pasien : Baiklah sus, saya mau sus..
Perawat : Baik bu, kalau begitu saya persiapkan alatnya
dulu ya bu, permisi bu..
Pasien : Iya sus..
3. Tahap Kerja
Tahap ini merupakan tahap untuk melakukan tindakan yang akan
diberikan sesuai dengan kesepakatan sebelumnya dengan klien.
Perawat : Permisi Bu..
Pasien : Iya sus..
Perawat : Baiklah bu, sesuai dengan kesepakatan kita tadi, saya
akan memasukkan antibiotik melalui infus ibu, kita mulai
ya bu..
Pasien : Baik sus..
Perawat : Saya mulai menyuntikkannya ya bu.. Naah sudah selesai
bu..
Pasien : Alhamdulillaahh.. Terimakasih sus..
Perawat : Sama-sama bu, semoga Ibu lekas sembuh ya bu..
Pasien : Amiin sus, saya sudah ingin pulang sus..
Perawat : Iyaa bu, semoga keadaan ibu terus membaik dan
dibolehkan pulang ya bu..
Pasien : Iyaa sus..
Perawat : Baiklah bu, tindakannya sudah selesai bu, saya permisi
dulu bu, apabila ada sesuatu saya ada di Nurse station ya
bu.. Permisi bu..
Pasien : Baik sus..
4. Tahap Terminasi
Tahap ini merupakan tahap terakhir yang biasanya disebut tahap
perpisahan. Tahap ini berisi evaluasi, rencana tindak lanjut dan juga
kontrak jika ada pertemuan selanjutnya.
Perawat : Bu rima, bagaimana perasaan ibu setelah saya memberikan
antibiotik kepada ibu?
Pasien : Ketika saya buang air kecil sudah tidak terlalu nyeri lagi
sus..
Perawat : Alhamdulillah kalau begitu bu, berarti kondisi ibu ada
mengalami peningkatan dari sebelumnya ya bu..
Pasien : Iya sus, saya berharap bisa membaik dan cepat pulang ke
rumah sus..
Perawat : Semoga keadaan Ibu terus membaik ya bu.. Baiklah bu,
untuk besok saya pagi akan memberikan ibu antibiotic lagi,
pada pukul delapan sekitar 5 menit disini ya bu..
Pasien : Baik sus.. Terima Kasih ya sus..
Perawat : Sama-sama bu.. Selamat Beristirahat Bu, saya permisi
Pasien : Baik sus..
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Riwayat penyakit : klien adalah Istri dari Tn. Habib dan sebelumnya
belum pernah dirawat di Rumah Sakit dengan
penyakit yang sama dan sekarang harus dirawat
lagi di RS Ahcmad Muchtar Bukittinggi
Keadaan umum : klien masuk RSUD Ahcmad Muchtar Bukittinggi
dengan keadaan penyakit ISK dengan ditemukan
tanda-tanda (Nyeri di perut bagian bawah, sukar
menahan BAK).
2. Diagnosa Keperawatan
ISK ( Infeksi Saluran Kemih )
3. Tujuan Keperawatan
Tujuan Umum
Keluarga dapat memantau perkembangan keadaan klien, dan menjadi
pendengar yang baik untuk klien saat merasakan nyeri.
Tujuan Khusus
a. Keluarga dapat memantau pola eliminasi urine klien
b. Keluarga dapat mengingatkan klien untuk tidak lagi suka menahan
diri untuk BAK.
c. Keluarga dapat meminimalisir nyeri yang dirasakan klien sewaktu-
waktu dirasakan lagi.
4. Tindakan Keperawatan
a. Memberikan pengetahuan kepada keluarga tentang manajemen
nyeri.
b. Memberikan pengetahuan seputar penyakit klien.
c. Memberikan arahan apabila klien merasakan nyeri lagi, dan
tindakan yang dapat dilakukan untuk meminimalisir nyeri yang
dirasakan.
B. Strategi Komunikasi Terapeutik
1. Tahap Pra Interaksi
Mempersiapkan:
Data klien
Topik : pertolongan pada klien dengan penyakit ISK.
Tujuan : setelah melakukan komunikasi terpeutik
diharapkan klien dapat melakukan pertolongan pertama pada
anggota keluarga yang terkena penyakit ISK.
2. Tahap Orientasi
3. Tahap Kerja
4. Tahap Terminasi
Perawat : Assalamualaikum wr wb
Semua klien : Waalaikumsalam wr wb
Perawat : Selamat pagi semuanya, bagaiamana kabarnya hari ini
pak, buk?
Semua klien : Sehat buk!!
Perawat : Waahh keren nih, semuanya tampak bersemangat ya..
Baiklah, perkenalkan saya perawat Fauziah Ramadani,
biasa di panggil Fauziah, naah tujuan saya dating kesini
adalah untuk memberikan penyuluhan kesehatan kepada
kita semua tentang penyakit infeksi saluran kemih.
Untuk itu saya akan menjelaskan materi tentang infeksi
saluran kemih kira-kira sekitar 15 menit saja, apakah
bapak dan ibuk sepakat dengan saya?
Semua klien : Sepakat buk
Perawat : Baiklah kalau begitu, untuk itu mohon kondisikan
suaranya ya bapak ibuk.. apakah bisa kita mulai
sekarang pak, buk?
Semua klien : Bisa buk…
Perawat : Okee, saya akan mulai menjelaskan, mohon
diperhatikan ya pak,buk..
3. Tahap Kerja
Menjelaskan materi oleh penyaji: s
MATERI :
1) Defenisi ISK
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah kondisi ketika organ yang termasuk dalam
sistem kemih, yaitu ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra, mengalami
infeksi. Umumnya, ISK terjadi pada kandung kemih dan uretra. Berawal dari
ginjal, zat sisa di dalam darah disaring dan dikeluarkan dalam bentuk
urine. Kemudian, urine dialirkan dari ginjal melalui ureter, menuju
kandung kemih. Setelah ditampung di kandung kemih, urine kemudian
dibuang dari tubuh melalui saluran pelepasan yang disebut uretra, hingga
bermuara ke lubang kencing. Berdasarkan bagian yang terinfeksi, ISK
terbagi menjadi ISK atas dan ISK bawah. ISK atas merupakan infeksi yang
terjadi di bagian atas kandung kemih, yaitu di ginjal dan ureter. Sedangkan
ISK bawah adalah infeksi pada kandung kemih bagian bawah,
yaitu kandung kemih dan uretra. ISK atas lebih berbahaya dan dapat
memicu urosepsis, yaitu kondisi ketika bakteri di ginjal yang terinfeksi
menyebar ke darah. Urosepsis bisa mengakibatkan tekanan darah turun
hingga syok, bahkan kematian.
Demam
Sakit di perut dan panggul
Nyeri saat buang air kecil
Kencing terasa tidak tuntas
Muncul darah dalam urine
Infeksi bakteri
Infeksi kandung kemih akibat bakteri terjadi ketika bakteri dari luar masuk ke
dalam saluran kemih melalui uretra dan mulai berkembang biak. Pada
sebagian besar kasus, infeksi ini disebabkan oleh bakteri E. coli.
Penyebab lain
Selain infeksi bakteri, infeksi kandung kemih juga dapat disebabkan oleh:
Infeksi saluran kemih perlu segera diobati, agar tidak terjadi kerusakan ginjal
permanen. Pengobatan utamanya adalah dengan pemberian obat-obatan
(salah satunya antibiotik untuk ISK), yang jenis dan dosisnya disesuaikan
dengan kondisi pasien.
DAFTAR PUSTAKA
http://ellyanahsari.blogspot.com/2018/04/teknik-strategi-dan-pelaksanaan-
tahap.html
https://www.alodokter.com/infeksi-saluran-kemih
https://www.halodoc.com/kesehatan/infeksi-saluran-kemih