Oleh;
JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
Soal :
Jawab :
3 Jenis adaptasi hewan dan Contohnya Adaptasi adalah penyesuaian tertentu pada diri
makhluk hidup, yang membantunya hidup di tempat atau lingkungan tertentu. Adaptasi
hewan dibagi menjadi tiga, yaitu morfologi (bentuk tubuh), fisiologi (fungsi tubuh), dan
tingkah laku.
1. Adaptasi Morfologi
Adaptasi morfologi juga disebut adaptasi bentuk tubuh. Beberapa jenis hewan ada yang
mengalami adaptasi morfologi atau bentuk tubuh, teman-teman. Misalnya, ada hewan
yang memiliki bentuk kaki, bentuk paruh, atau bentuk bagian tubuh lain, yang
membantunya hidup di lingkungan tertentu.
Bebek dan katak memiliki kaki yang berselaput untuk memudahkan mereka berenang atau
bergerak di air. Kaki bebek dan katak yang berselaput bekerja seperti “dayung” yang
permukaannya luas, sehingga mudah untuk memberikan dorongan saat bergerak di air.
Paruh burung yang berbeda-beda disesuaikan dengan jenis makanannya. Misalnya, burung yang
hidup di air atau sekitar laut, membutuhkan paruh yang agak panjang dan lurus. Bentuk paruh ini
membantu menahan ikan. Contohnya ada penguin, burung puffin, dan cikalang. Kemudian, ada
burung pemakan serangga yang paruhnya runcing. Ini berguna untuk menangkap serangga di
lubang pohon atau tanah. Contohnya burung pelatuk, burung gagak, dan burung pipit. Ada juga
burung yang paruhnya melengkung dan tajam, yaitu burung pemakan daging. Contohnya burung
elang dan burung hantu.
2. Adaptasi Fisiologi
Adaptasi fisiologi juga disebut adaptasi pada fungsi bagian tubuh tertentu. Beberapa jenis hewan
tertentu mengalami adaptasi pada fungsi tubuhnya, yang membantunya bertahan hidup. Misalnya
untuk mencari makanan atau mendeteksi pemangsa.
Ekolokasi pada hewan merupakan bentuk adaptasi fisiologi. Ekolokasi merupakan metode yang
digunakan hewan untuk mengenali lingkungan sekitar, menggunakan bantuan suara. Saat
mencari makan di malam yang gelap, kelelawar akan memproduksi decakan atau suara
melengking bernada tinggi yang bahkan tidak tertangkap pendengaran manusia atau ultrasound.
Suara itu terpantul kembali ke sumber suara ketika mengenai benda. Dari situ, kelelawar bisa
mengenali lingkungan sekitarnya. Lumba-lumba juga menggunakan ekolokasi dengan
memproduksi suara ultrasonic untuk menemukan kawanan ikan yang menjadi makanannya.
Hewan berdarah panas merupakan kelompok hewan yang memiliki kemampuan menjaga suhu
tubuh tetap sama meskipun suhu di luar tubuhnya berubah-ubah. Mamalia dan burung yang
berdarah panas memiliki suhu tubuh yang stabil, meskipun berada di tempat bersuhu panas
maupun bersuhu dingin. Pada hewan berdarah panas, energi dari makanan yang dikonsumsinya
akan membantu menghangatkan tubuh jadi hangat ketika cuaca dingin. Saat kepanasan,
tubuhnya akan melakukan pendinginan dengan mengeluarkan keringat atau ada juga hewan yang
bernapas sambil menjulurkan lidah untuk mendinginkan tubuh, seperti anjing.
3. Adaptasi Tingkah Laku
Adaptasi tingkah laku merupakan perilaku hewan tertentu yang dilakukan untuk
menyesuaikan diri ataupun bertahan hidup. Misalnya, ada hewan yang bisa mengeluarkan zat
tertentu dari tubuhnya dan ada juga hewan yang bisa mengubah warna dan pola tubuhnya.
Gurita dan cumi-cumi bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya dengan mimikri,
yaitu mengubah warna tubuhnya sesuai dengan warna lingkungannya. Misalnya, gurita dan
cumi-cumimenyamakan warna tubuhnya dengan bebatuan di laut atau warna yang menarik
perhatian. Gurita dan bunglon melakukan ini untuk melindungi dirinya dari bahaya atau menarik
mangsa.
Beruang dan beberapa hewan lainnya berhibernasi di musim dingin. Hewan seperti beruang,
tupai, dan lemur mengurangi aktivitas untuk menyimpan cadangan energi agar tubuhnya tetap
hangat. Dengan begitu, suhu tubuhnya tetap stabil dan tidak kedinginan. Selain itu, hewan
menjaga energi tubuhnya agar tidak berkurang banyak dengan hibernasi karena saat musim
dingin mereka sulit menemukan makanan.