Anda di halaman 1dari 7

URNAL Kebijakan Pembangunan Volume 13 Nomor 2 Desember 2018 : 167 - 172

ISSN 2085-6091 Terakreditasi


No : 709/Akred/P2MI-LIPI/10/2015

PENILAIAN RISIKO KERJA PADA PEKERJA PENCETAK BATU BATA


DI DESA GUDANG TENGAH KECAMATAN SUNGAI TABUK
KABUPATEN BANJAR

RISK ASSESMENT FOR THE BRICK-MAKING WORKERS AT THE GUDANG


TENGAH VILLAGE, SUNGAI TABUK SUB-DISTRICT BANJAR REGENCY
Ihya Hazairin Noor1, Ratna Setyaningrum1, Muhammad 'Azmi Ma'ruf2
1
Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
2
Mahasiswa Peminatan K3 Program Studi Kesehatan Masyarakat
Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran
Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru
e-mail: IIhyazairin@gmail.com
Diserahkan: 08/10/2018, Diperbaiki: 01/11/2018, Disetujui: 28/11/2018

Abstrak
Usaha sektor informal perlu dukungan kesehatan kerja agar mengalami keberhasilan dan dapat
menciptakan produktivitas kerja yang tinggi. Pencetakan batu bata merupakan salah satu pekerjaan
informal yang tergolong di sektor industri arang, galian bukan logam dan kerajinan umum. Industri
batu bata tradisional banyak dijumpai di Desa Gudang Tengah Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten Banjar.
Perajin batubata menghadapi bahaya pada setiap tahap pekerjaannya. Risiko terjatuh, terpeleset, tersandung,
dan tenggelam dapat terjadi. Bahaya tersebut terjadi jika pekerja sedang mengalami kelelahan sehingga
kehilangan konsentrasi dan keseimbangan dan akhirnya terjadi kecelakaan kerja. Tujuan dari penelitian ini
adalah mendapatkan rangkaian kerja yang memiliki risiko tertinggi. Jenis penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif. Instrument penelitian yang digunakan adalah lembar Job Safety Analysis. Populasi pada
penelitian ini adalah seluruh pekerja pencetak batu bata di RT 6 Desa Gudang Tengah Kecamatan Sungai
tabuk. Tahapan pekerjaan yang ditetapkan sebagai prioritas tertinggi adalah proses cetak, mengambil
sebagian bahan baku, proses penjemuran dan proses pembakaran. Rekomendasi yang diberikan adalah
untuk menggalakkan program Pos UKK, pembinaan, pelatihan dan sosialisasi terkait bekerja dengan aman.
Kata Kunci: Pencetakan batubata, risiko kerja, analisis keselamatan kerja

Abstract
Informal industry needs support from health sector in order to create high productivity and higher profit.
Brick molding is one of informal-type jobs which classified in the charcoal industry, non-metal excavation
and crafting. Traditional brick industry is commonly found in Gudang Tengah Village, Sungai Tabuk Sub-
District, Banjar Regency. Brick makers are facing danger in every work routine of theirs. Risks like falling,
slipping, stumble, and drowning will be happen if the workers are tired, they will lose concentration and
stability which lead to accidents. Main purpose of this study is to observe the highest risk job in brick molding
industry. This study is analytical observation of Job Safety Analysis sheet as instrument. Population of this
study is all of the brick-making workers in RT 6 of Gudang tengah Village. The result of this study set material
picking, molding, drying and burning as the top priority. Recommendation those given are starting Health
and Safety Unit (UKK), development, training, and promotion of safe working.
Keywords: Brick molding, Job risk, Job Safety Analysis

PENDAHULUAN atas keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan


Perkembangan Industri di Indonesia mengalami kesusilaan, dan perlakuan yang sesuai dengan harkat
perkembangan yang pesat, baik dari sektor formal dan martabat manusia serta nilai-nilai agama (Yusida
maupun sektor informal. Sektor informal di Indonesia dkk 2017).
masih tertinggi dengan tenaga kerja sebanyak 73,98 Pencetakan Batubata merupakan salah satu
juta orang (58,22%) (BPS 2018). Usaha sektor pekerjaan informal yang tergolong di sektor industri
informal perlu dukungan kesehatan kerja agar arang, galian bukan logam dan kerajinan umum.
mengalami keberhasilan dan dapat menciptakan Berdasarkan data dari BPS, diketahui bahwa pekerjaan
produktivitas kerja yang tinggi. Berdasarkan Undang- ini menempati sektor industri pertama dengan jumlah
Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenaga 37,29% di Kabupaten Banjar yang memang terkenal
kerjaan Pasal 86 ayat 1 menyatakan bahwa setiap akan sentral pencetakan batu batanya, terutama di
pekerja memiliki hak untuk memperoleh perlindungan Kecamatan Sungai Tabuk. Data yang diperoleh dari

167
URNAL Kebijakan Pembangunan Volume 13 Nomor 2 Desember 2018 : 167 - 172

Kecamatan Sungai Tabuk diketahui bahwa jumlah potensi bahaya dan merekomendasikan cara paling
industri dan pencetak batubata terbanyak berada di aman untuk melakukan pekerjaan. Istilah lainnya yang
Desa Gudang Tengah dengan jumlah 267 industri dan digunakan untuk menggambarkan prosedur ini adalah
jumlah pekerja sebanyak 526 orang. Job Hazard Analysis (JHA) dan Job Hazard
Seluruh pencetak batu bata di Desa Gudang Breakdown.
Tengah berjenis kelamin perempuan dengan usia dan Output dari JSA adalah teruraikannya langkah
lama kerja serta jam kerja yang bervariatif. Pekerja kerja yang dilakukan secara sistematis serta
laki-laki berperan sebagai pengangkat batu bata yang diketahuinya tingkat risiko kesehatan dan keselamatan
telah dicetak menuju tungku pembakaran. Pekerjaan kerja dari tiap langkah kerja tersebut. Dengan
pencetakan batu bata di Desa Gudang Tengah diketahuinya tingkat risiko maka didapatkan informasi
dilakukan secara manual dengan bantuan peralatan terkait langkah kerja mana yang paling berisiko dan
kerja yang sangat terbatas serta dilakukan tanpa penanggulangan apa yang dapat dilakukan untuk
memperhatikan kaidah-kaidah ergonomika sehingga mencegah risiko tersebut.
postur kerja yang dihasilkan akibat interaksi antara
tubuh pekerja dengan fasilitas kerja berada dalam nilai METODE PENELITIAN
yang berisiko. Proses pencetakan batu bata dilakukan Jenis penelitian ini merupakan penelitian
dengan mengangkat, membawa dan menurunkan deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu suatu penelitian
bahan baku, yaitu tanah liat yang didapat dari untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan
penggalian di sungai sekitar lokasi pencetakan. secara sistematis dan akurat mengenai fakta-fakta,
Kemudian dilakukan proses pencetakan dengan alat sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang
kerja sederhana. Keseluruhan proses tersebut diselidiki. Sumber-sumber yang digunakan dalam
dilakukan secara manual dengan keterampilan dan penelitian ini berasal dari data primer, yaitu data yang
pengerahan tenaga manusia, ditambah dengan proses diperoleh dari melakukan penelitian langsung dan
tersebut dilakukan dengan postur yang berisiko. wawancara dengan responden, yaitu pencetak batu
Pencetak batubata menghadapi bahaya pada bata. Data sekunder diperoleh dari beberapa referensi
setiap tahap pekerjaannya. Risiko terjatuh, terpeleset, yang berasal dari literatur lain.
tersandung, dan tenggelam dapat terjadi. Bahaya Pekerjaan yang diteliti dalam penelitian ini
tersebut dapat terjadi jika pekerja sedang mengalami adalah proses pencetakan batu bata yang meliputi
kelelahan sehingga kehilangan konsentrasi dan beberapa tahapan yaitu:
keseimbangan dan akhirnya terjadi kecelakaan kerja. 1. Persiapan bahan baku
Beberapa gangguan akibat bahaya ergonomi juga 2. Mengambil sebagian bahan baku untuk pencetakan
berpotensi dialami oleh para pekerja batubata seperti 3. Proses pencetakan
keluhan LBP (Low Back Pain). 4. Proses pengangkatan dan penumpukan
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu 5. Proses penjemuran
adanya identifikasi dan penilaian risiko kerja pada 6. Proses bakar
pekerja industri batu-bata di Desa Gudang Tengah 7. Proses angkat batu bata masak
Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten Banjar. Analisis potensi bahaya setiap pekerjaan
Identifikasi bahaya merupakan langkah awal dalam dilakukan dengan menggunakan metode Job Safety
mengembangkan manajemen risiko K3. Identifikasi Analysis (JSA). Hasil JSA dapat digunakan sebagai
bahaya adalah untuk menjawab pertanyaan apa potensi bahan rekomendasi dalam rangka pengendalian
bahaya yang dapat terjadi atau menimpa organisasi/ potensi bahaya yang ada sehingga kesehatan dan
perusahaan dan bagaimana terjadinya. Identifikasi keselamatan kerja kegiatan pencetakan batu bata dapat
bahaya adalah upaya sistematis untuk mengetahui tercapai dengan baik. Adapun langkah-langkah dalam
adanya bahaya dalam aktivitas organisasi (Ramli melakukan JSA adalah sebagai berikut:
2010). 1. Mendiskripsikan langkah-langkah kerja operator.
Penilaian risiko kerja dilakukan dengan 2. Mengidentifikasikan potensi bahaya yang ada di
menggunakan metode Job Safety Analysis (JSA). dalam langkah-langkah kerja operator tersebut.
Menurut Canadian Centre for Occupational Health 3. Melakukan pengendalian potensi bahaya dengan
and Safety, JSA adalah prosedur yang membantu solusi-solusi pengerjaan pada pekerjaan pencetak
untuk mengintegrasikan diterimanya prinsip dan batu bata.
praktek keselamatan dan kesehatan untuk tugas Adapun penentuan penilaian risiko diambil
tertentu atau operasi kerja. Dalam JSA, setiap langkah dari metode JSA oleh Tarwaka (2016) dengan
dasar dari pekerjaan adalah untuk mengidentifikasi menggunakan tabel matriks risiko:

168
Penilaian Risiko Kerja Pada Pekerja Pencetak Batu Bata di Desa Gudang Tengah Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten Banjar
(Ihya Hazairin Noor, Ratna Setyaningrum, dan Muhammad ‘Azmi Ma’ruf)

Tabel 1. Matriks Risiko Hasil dan Pembahasan


KEPARAHAN
Hasil disajikan pada tabel 1 merupakan rincian
KEKERAPAN
(CONSEQUENCE/SEVERITY) tahap pekerjaan dan penilaian risiko dengan
(LIKEHOOD):
Kemungkinan berapa
Seberapa parah cidera yang diderita, menggunakan JSA.
apabila kecelakaan atau insiden terjadi
sering kecelakaan atau Berdasarkan Tabel 1 maka ditetapkan Prioritas
insiden terjadi EXTREME MAJOR MODERATE MINOR tertinggi adalah proses cetak, mengambil sebagian
VERY LIKELY 7 6 5 4 bahan baku, proses penjemuran dan proses
pembakaran.
LIKELY 6 5 4 3
Prioritas tertinggi pertama adalah proses cetak.
POSSIBLE 5 4 3 2 Langkah kerja ini merupakan pekerjaan dengan waktu
UNLIKELY 4 3 2 1 terlama dibandingkan dengan kegiatan lainnya.
Potensi risiko yang ada adalah dari postur kerja yang
Adapun keterangan tingkat keparahan dan tidak ergonomis.
kekerapan adalah sebagai berikut: Prioritas tertinggi kedua adalah mengambil
VERY Kemungkinan terjadinya insiden/kecelakaan sebagian bahan baku. Langkah kerja ini menggunakan
LIKELY sangat sering/berulang lebih sedikit waktu dan tenaga dibandingkan dengan
proses cetak. Akan tetapi memiliki risiko yang berbeda
LIKELY Kemungkinan terjadinya insiden/kecelakaan dari proses lainnya yaitu, adanya risiko terpeleset dan
sering beban yang harus diangkut setiap harinya.
Prioritas tertinggi ketiga adalah proses penje-
POSSIBLE Kemungkinan terjadinya insiden/kecelakaan muran. Berdasarkan hasil observasi, langkah kerja ini
sesekali/beberapa kali dilakukan oleh laki-laki dan perempuan, kegiatan ini
UNLIKELY Kemungkinan terjadinya insiden/kecelakaan
memiliki potensi bahaya dilihat dari beban yang
kecil diangkat mecapai ± 20kg dan cuaca yang panas.
Prioritas tertinggi keempat adalah proses
EXTREME Kecelakaan dapat menyebabkan kematian pembakaran. Langkah kerja ini memiliki potensi
(tunggal/banyak) cacat permanen, fungsi bahaya yang muncul dari penggunaan tungku api dan
organ tubuh penggunaan kayu bakar sebagai bahan bakar dari
tungku pembakaran batu bata.
MAJOR Kecelakaan dapat menyebabkan cidera/sakit Prioritas berikutnya adalah proses angkat-
yang parah untuk waktu yang lama tidak
mampu bekerja/menyebabkan cacat yang
tumpuk dan angkut batu masak. Langkah ini
serius merupakan kegiatan kerja yang repetitif. Prioritas
terakhir adalah persiapan bahan baku. Untuk proses ini
MODERATE Kecelakaan yang dapat menyebabkan dinilai jarang terjadi kecelakaan, sebab para pengam-
cidera/sakit ringan dan segera dapat kembali bil tanah liat sudah sangat lama menggeluti pekerjaan
bekerja kembali setelah diberi pengobatan ini dan sudah memperhitungkan risiko yang ada,
dan tidak menyebabkan cacat tetap sehingga kecelakaan jarang terjadi.
MINOR
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa
Kejadian hampir celaka yang tidak
risiko terbesar ada pada proses: pengambilan sebagian
mengakibatkan cidera/hanya diperlukan
pertolongan pertama tapi tidak memerlukan bahan baku (skor 3), proses cetak (skor 3), proses
perawatan kesehatan penjemuran, dan proses pembakaran (skor 3) sehingga
dapat diintrepretasikan bahwa proses kerja tersebut
Kategori dari matriks risiko adalah sebagai harus dilakukan tindakan perbaikan karena dikhawa-
berikut: tirkan akan menyebabkan permasalahan baik dari
aspek kesehatan maupun keselamatan kerja.
Tabel 2. Kategori matriks risiko Pada pekerjaan pengambilan sebagian bahan
NILAI Risk Rank TINDAKAN YANG DIPERLUKAN baku, sebagian besar responden menyatakan sering
muncul keluhan berupa nyeri dan sakit pada bagian
7, 6 High Perlu upaya perbaikan terhadap
pinggang dan lengan karena pekerjaan yang sifatnya
dan 5 risiko sesegera mungkin
repetitif (berulang) dan mengangkat beban secara
Perlu upaya perbaikan terhadap
4 dan 3 Medium risiko untuk waktu yang tidak
manual. Hal ini sesuai dengan pernyataan responden
lama sebagai berikut:
Risiko yang muncul mungkin “....iya, sakit dan nyeri pada beberapa bagian
2 dan 1 Low tidak memerlukan perbaikan tubuh, karena yang diangkat itu banyak dan berat.
segera Angkatnya manual, pakai tangan aja, tidak
menggunakan alat bantu apapun...”
Sumber: Data Primer

169
URNAL Kebijakan Pembangunan Volume 13 Nomor 2 Desember 2018 : 167 - 172

Pengendalian yang diperlukan untuk kegiatan Adapun pengendalian yang diperlukan untuk
ini adalah penambahan alat bantu angkat berupa troli kegiatan ini adalah penggunaan meja dan kursi untuk
dan pengunaan back support. menghindari posisi kerja tidak ergonomis dan
Pada pekerjaan proses cetak, sebagian besar penggunaan back support untuk mengurangi rasa nyeri
responden menyatakan sering mengalami keluhan dan pegal. Pada pekerjaan proses penjemuran,
berupa nyeri di bagian bahu dan pinggang dikarenakan sebagian besar responden mengeluhkan merasa lelah
pekerja bekerja pada posisi yang canggung yaitu dan kepanasan dikarenakan proses penjemuran
berjongkok dan bekerja pada waktu yang lama. Hal ini dilakukan pada waktu di mana matahari cukup terik.
sesuai dengan pernyataan responden yaitu: Sesuai dengan pernyataan responden yaitu:
“….kami semua bekerja dengan posisi “…menjemur batu bata kami sering merasa
berjongkok seperti ini, sudah dari dulu seperti ini. lelah dan agak pusing, mungkin karena cuacanya yang
Biasanya setelah selesai terasa sakit bahu dan harus cerah dan terik kalau mau menjemur…”
pinggang…” Adapun pengendalian yang diperlukan adalah

Tabel 3. Tahap Pekerjaan Pencetak Batu Bata dan Penilaian Risiko Kerja dengan Metode JSA

No Tahap Potensi Keluhan Severyty Likehood/


Pekerjaan Hazard pekerja yang diperlukan
1 Persiapan Bahan 1.Angkat 1. Nyeri Minor Possible 2 1. Penggunaan alat bantu
Baku angkut pinggang Probability RiskLow
Rank Pengendalian
berupa hip support
tanah liat 2. Kaki luka 2. Penggunanaan alat bantu
2.Aktivitas akibat berupa water shoes
kerja benda
berendam tajam
di dalam dasar
air sungai
2 Mengambil Beban 1. Terjatuh Minor Likely 3 1. Penambahan alat bantu
sebagian bahan bahan baku akibat Medium angkat angkut berupa
baku yang berat hilang troli
keseimba- 2. pengunaan back support
ngan
2. Pegal di
bagian
bahu dan
pinggang
3 Proses cetak Posisi kerja Nyeri dan Minor Likely 3 1. Penggunaan meja dan
yang tidak pegal Medium kursi untuk menghindari
ergonomis seluruh posisi kerja tidak
tubuh ergonomis
2. Penggunaan back support
untuk mengurangi rasa
nyeri dan pegal
4 Proses angkat Gerakan Merasa lelah Minor Possible 2 Pengunaan alat bantu angkat
tumpuk yang Low dan angkut berupa troli
repetitif
5 Proses 1. Beban 1. Merasa Minor Likely 3 1. Menggunakan alat bantu
Penjemuran yang lelah Medium angkat angkut
cukup 2. Dehidrasi 2. Menggunakan topi dan
berat mengonsumsi air putih
2. Cuaca
yang
panas

6 Proses Bakar a. Tungku a. Asap dan Minor Likely 3 1. Pengaturan cerobong


api panas Medium asap yang lebih tinggi
b. Pengguna- b. Percikan dan masker
an kayu api 2. Penggunaan sarung
bakar tangan pelindung
7 Proses angkut Gerakan Merasa lelah Minor Possible 2 Menggunakan alat bantu
batu bata masak yang Low angkat angkut
repetitif
Sumber: Data Primer

170
Penilaian Risiko Kerja Pada Pekerja Pencetak Batu Bata di Desa Gudang Tengah Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten Banjar
(Ihya Hazairin Noor, Ratna Setyaningrum, dan Muhammad ‘Azmi Ma’ruf)

menggunakan alat bantu angkat angkut, menggunakan manusia (Andini 2015).


topi dan mengonsumsi air putih selama bekerja. Pada
pekerjaan proses pembakaran, sebagian besar KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
responden merasakan tidak nyaman akibat asap dan
panas yang dihasilkan oleh tungku api. Hal ini sesuai Kesimpulan
dengan pernyataan responden sebagai berikut: Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa
“….asap yang muncul berbau dan ada hawa risiko terbesar ada pada proses pengambilan sebagian
panasnya, kayu bakarnya juga bisa memercikkan api bahan baku (skor 3), proses cetak (skor 3), proses
kalau tidak hati-hati….” penjemuran, dan proses pembakaran (skor 3) sehingga
Adapun pengendalian yang diperlukan adalah dapat diintreperetasikan bahwa proses kerja tersebut
pembuatan cerobong asap yang lebih tinggi dan harus dilakukan tindakan perbaikan karena dikhawa-
menggunakan masker serta sarung tangan pelindung. tirkan akan menyebabkan permasalahan baik dari
Sejalan dengan proses manajemen risiko, OHSAS aspek kesehatan maupun keselamatan kerja. Adapun
18001 mensyaratkan prosedur identifikasi hazard dan pengendalian yang dilakukan untuk mengatasi
penilaian risiko sebagai berikut: 1) Mencakup seluruh permasalahan di atas adalah berpusat kepada
kegiatan organisasi baik kegiatan rutin maupun non perbaikan ergonomi baik dari postur dan beban angkat
rutin. Tujuannya agar semua hazard yang ada dapat angkut seperti penggunaan hip support, water shoes,
diidentifikasi dengan baik, termasuk hazard yang troli angkat angkut dan perbaikan tempat kerja.
dapat timbul dalam kegiatan non rutin seperti
pemeliharaan, proyek pengembangan, dan lainnya. 2) Rekomendasi
Mencakup seluruh aktivitas individu yang memiliki Mengacu dari hasil penelitian ini, diharapkan
akses ke tempat kerja. Maka dari itu, identifikasi perangkat desa dapat lebih memperhatikan
hazard juga mempertimbangkan keselamatan pihak keselamatan dan kesehatan pencetak batu bata dengan
luar organisasi seperti kontraktor, pemasok, dan tamu. cara melakukan pembinaan kepada kelompok
3) Perilaku manusia, kemampuan, dan faktor manusia pencetak. Diharapkan juga kepada instansi pemerin-
lainnya. Faktor manusia harus dipertimbangkan ketika tahan terkait seperti Puskesmas, memperhatikan
melakukan identifikasi hazard dan penilaian risiko. kesehatan dan keselamatan pencetak batu bata dengan
Manusia dengan perilaku, kemampuan, pengalaman, menggalakan program Pos UKK (Upaya Kesehatan
latar belakang pendidikan, dan sosial memiliki Kerja) serta Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Banjar
kerentanan terhadap keselamatan. Perilaku yang maupun Provinsi Kalimantan Selatan diharapkan
kurang baik mendorong terjadinya tindakan berbahaya dapat meningkatkan perhatiannya pada pekerja
yang dapat mengarah terjadinya insiden. 4) kelompok sektor informal, khususnya pencetak batu
Identifikasi semua hazard yang berasal dari luar bata di Kecamatan Sungai Tabuk dengan cara
tempat kerja karena dapat menimbulkan efek terhadap melakukan pembinaan, pelatihan maupun sosialisasi
kesehatan dan keselamatan manusia yang berada di terkait cara bekerja yang aman.
tempat kerja. 5) Hazard yang timbul di sekitar tempat
kerja dari aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaan DAFTAR PUSTAKA
yang berada di bawah kendali organisasi. Sumber
hazard tidak hanya berasal dari internal organisasi Andini, F. 2015. Risk factors of low back pain in
tetapi juga bersumber dari sekitar tempat kerja. workers. Jurnal Majority; 4(1).
Sebagai contoh, kemungkinan penjalaran api, gas, Andita A. 2013. Analisis pelaksanaan Teknik Job
suara, dan debu dari aktivitas yang berada di luar lokasi Safety Analysis dalam identifikasi bahaya di
kerja. Faktor eksternal ini harus diidentifikasi dan tempat kerja pada terminal y PT X di kabupaten
dievaluasi. 6) Mencakup seluruh infrastruktur, Kutai Karta Negara Kalimantan Timur. Jakarta:
peralatan, dan material di tempat kerja, baik Peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
disediakan oleh organisasi atau pihak lain. 7) Fakultas Kedokteran dan ilmu kesehatan
Perubahan dalam organisasi, kegiatan, atau material. Universitas Islam Negeri Syarif hidayatullah
8) Setiap perubahan atau modifikasi yang dilakukan Jakarta.
dalam organisasi. Perubahan sementarapun harus Arlina Z, Novrikasari, Flora R. 2017. Analisis Risiko
memperhitungkan potensi hazard K3 dan dampaknya Ergonomi dan Keluhan Musculoskeletal
terhadap operasi, proses, dan aktivitas. 9) Setiap Disorders (MSDs) Pada Pekerja Wanita
persyaratan legal yang berlaku berkaitan dengan Pengangkut Batu Bata di Desa Pangkalan
pengendalian risiko dan implementasi pengendalian Benteng Kecamatan Talang Kelapa Kabupaten
yang diperlukan. 10) Rancangan lingkungan kerja, Banyuasin. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan;
proses, instalasi, mesin, peralatan, prosedur operasi, 4(3): 149-158.
dan organisasinya. Termasuk juga kemampuan Badan Pusat Statistika Indonesia. Statistika

171
URNAL Kebijakan Pembangunan Volume 13 Nomor 2 Desember 2018 : 167 - 172

Ketenagakerjaan Indonesia tahun 2018. Rinaldi, Erwin, dkk. 2015. Hubungan Posisi Kerja
Kasjono, Heru Subaris, dkk. 2017. Faktor Risiko Pada Pekerja Industri Batu Bata Dengan
Manual Handling dengan Keluhan Nyeri Kejadian Low Back Pain. JOM; 2(2):1085-
Punggung Bawah Pembuat Batu Bata. Jurnal 1093.
Kesehatan ;3(2):202-212. Tarwaka, 2016, Ergonomi Industri: Dasar-Dasar
Ramadhiani KF, Widjasena B, Jayanti S. Hubungan Pengetahuan Ergonomi dan Aplikasi di Tempat
Durasi Kerja, Frekuensi Repetisi dan Sudut Kerja. Surakarta: Harapan press
Bahu Dengan Keluhan Nyeri Bahu Pada Wahyuni, Ida, dan Ekawati. 2016. Analisis Bahaya
Pekerja Batik Bagian Canting di Kampoeng Dan Penilaian Kebutuhan APD Pada Pekerja
Batik Laweyan Surakarta. Jurnal Kesehatan Pembuat Batu Bata Di Demak, Jawa Tengah.
Masyarakat 2017; 5(5): 215-226. Jurnal Kesehatan Masyarakat; 10(1):77-84.
Ramli S. 2010. Sistem Manajemen Keselamatan dan Yusida H, Suwandi T, Yusuf A, Sholihah Q. 2017.
Kesehatan Kerja OHSAS 18001. Jakarta: Dian Kepedulian Aktif untuk K3 Sektor Informal.
Rakyat Banjarbaru: PT. Grafika Wangi Kalimantan.

172

Anda mungkin juga menyukai