Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

ISOLASI SOSIAL DI DESA BONGKOT

DISUSUN OLEH :
NAMA : AHMAD ISLAMUDIN OKY W.
NIM : 182002002

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PEMKAB JOMBANG
2021

LEMBAR PENGESAHAN
Lembar pengesahan ini saya buat sebagai bukti bahwa saya telah
mengikuti dan menyelesaikan Praktik Klinik Keperawatan Jiwa di Desa Bongkot
Kec.Peterongan Kab. Jombang.
Telah disahkan pada :
Hari :
Tanggal :

Oleh
Mahasiswa

AHMAD ISLAMUDIN OKY WAHYUDA


182002002

Mengetahui

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Pawiono, SST, MPH Anik Rofikoh, A. Md. Kep

Kepala Puskesmas Dukuh Klopo

dr. Nanik
LAPORAN PENDAHULUAN
ISOLASI SOSIAL

I. KASUS (MASALAH UTAMA)


Isolasi Sosial
II. PROSES TERJADINYA MASALAH/TEORI

1. PENGERTIAN ISOS (ISOLASI SOSIAL)


Isolasi sosial adalah ketidakmampuan untuk membina hubungan yang intim,
hangat, terbuka, dan independent (Workshop, diklat RSMM, 2007). Isolasi sosial
adalah keadaan dimana seseorang individu mengalami penurunan atau bahkan
sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya. Pasien
mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu membina
hubungan yang berarti dengan orang lain (Purba, dkk. 2008).

2. RENTANG RESPON SOSIAL


Rentang respon sosial menurut (Gail W. Stuart ; 2006 hal 277) adalah:
Respons adaptif Respons maladaptif
Menyendiri
Manipulasi Menarik diri
Otonomi Ketergantungan
Implusif
Kebersamaan
Narkisisme
Saling ketergantungan

Keterangan rentang respons:

1) Respons adaptif adalah respons yang diterima oleh norma sosial dan
kultural dimana individu tersebut menjelaskan masalah dalam batas
normal. Adapun respons adaptif tersebut:
a. Menyendiri
Respons yang dibutuhkan untuk menentukan apa yang telah
dilakukan di lingkungan sosialnya dan merupakan suatu cara
mengawasi diri dan menentukan langkah berikutnya.
b. Otonomi
Suatu kemampuan individu untuk menentukan dan menyampaikan
ide-ide individu.
c. Kebersamaan
Suatu keadaan dalam hubungan interpersonal di mana individu
tersebut mampu untuk memberi dan menerima.
d. Saling Ketergantungan
Saling ketergantungan individu dengan orang lain dalam hubungan
interpersonal.
2) Respon maladatif adalah respon yang dilakukan individu dalam
menyelesaikan masalah yang menyimpang dari norma – norma sosial
dan kebudayaan suatu tempat. Karakteristik dari perilaku maladatif
tersebut adalah sebagai berikut :
a. Kesepian
Keadaan dimana seseorang menemukan kesulitan dalam membina
hubungan secara terbukakepada orang lain.
b. Menarik diri
Gangguan yang terjadi apabila seseorang memutuskan untuk tidak
berhubungan dengan orang lainuntuk mencari ketenangan
sementara waktu.
c. Ketergantungan
Individu gagal mengembangkan rasa percaya diri dan kemampuan
yang dimiliki
d. Manipulasi
Orang lain diperlakukan seperti objek, hubungan terpusat pada
masalah pengendalian, berorientasi pada diri sendiri atau pada
tujuan, bukan berorientasi pada orang lain.
e. Impulsif
Tidak mampu merencanakan sesuatu, tidak mampu belajar dari
pengalaman, penilaian yang buruk, tidak dapat diandalkan.
f. Narkisisme
Harga diri yang rapuh secara terus-menerus berusaha mendapatkan
penghargaan dan pujian, sikap egoisentris, pencemburuan, marah
jika orang lain tidak mendukung.

3. PENYEBAB
a. Faktor presipitasi
Adapun faktor pencetus terdiri dari 4 sumber utama yang dapat menentukan
alam perasaan adalah :
1) Kehilangan ketertarikan yang nyata atau yang di bayangkan, termasuk
kehilangan cinta seseorang.
Fungsi fisik, kedudukan atau harga diri, karena elemen aktual dan
simbolik melibatkan konsep kehilangan, maka konsep persepsi lain
merupakan hal yang sangat penting.
2) Peristiwa besar dalam kehidupan, sering di laporkan sebagai pendahulu
episode depresi dan mempyunyai dampak terhadap masalah-masalah
yang di hadapi sekrang dan kemampuan menyelesaikan masalah.
3) Peran dan ketegangan peran telah di laporkan mempengaruhi depresi
terutama pada wanita
4) Perubahan fisiologis di akibatkan oleh obat-obatan berbagai penyakit
fisik seperti infeksi, meoplasma dan gangguan keseimbangan
metabolikdapat mencetus gangguan alam perasaan.
b. Faktor predisposisi menurut Fitria (2009) sebagai berikut :
1) Faktor perkembangan
Tiap gangguan dalam pencapaian tugas perkembangan dari masa bayi
sampai dewasa tua akan menjadi pencetus seseorang sehingga
mempunyai masalah respon sosial menarik diri. Organisasi anggota
keluarga bekerja sama dengan tenaga kerja profesional untuk
mengembangkan gambaran yang lebih tepat tentanghubungan antara
kelainan jiwa dan stress keluarga. Pendekatan kolaboratif dapat
mengurangi masalah respon sosial menarik diri.
2) Faktor biologik
Faktor genetik dapat menunjang terhadap respon sosial maladaptif.
Genetik merupakan salah satu faktor pendukung gangguan jiwa.
Kelainan struktur otak , seperti atropi, pembesaran ventrikel, penurunan
berat dan volume otak serta perubahan limbik di duga dapat
menyebabkan skizofrenia.
3) Faktor sosiokultural Isolasi sosial merupakan faktor dalam gangguan
berhubungan. Ini merupakan akibat dari norma yang tidak mendukung
pendekatan terhadap orang lain, atau tidak menghargai anggota
masyarakat yang tidak produktif, seperti lansia, orang cacat dan
berpenyakit kronik.

Isolasi dapat terjadi karena mengadopsi norma, perilaku dan sistem nilai
yang di miliki budaya mayoritas.harapan yang tidak realistis terhadap
hubungan merupakan faktor lain yang berkaitan dengan gangguan ini.

4. TANDA DAN GEJALA


1. Apatis
2. Ekspresi wajah sedih
3. Afek tumpul
4. Menghindar dari orang lain
5. Klien tampak memisahkan diri dari orang lain
6. Komunikasi kurang
7. Kontak mata kurang
8. Berdiam diri

5. AKIBAT
Minimnya interaksi sosial akan menimbulkan tingkat stres yang lebih
tinggi, kurang tidur, dan gaya hidup tidak sehat.
Semakin lama periode isolasi, semakin besar kemungkinan bagi individu
untuk menunjukkan tanda-tanda kecemasan, kesepian, depresi, dan gangguan
mental lainnya

6. PENGOBATAN
Jenis penatalaksanaan yang biasa dilakukan dalam kelompok penyakit
skizofrenia termasuk isolasi sosial adalah :
a. Psikofarmaka
Adalah terapi dengan menggunakan obat, tujuannya untuk
mengurangi atau menghilangkan gejala – gejala gangguan jiwa.
Yang tergolong dalam pengobatan psikofarmaka antara lain :
1) Chlorpromazine (CPZ)
Atas indikasi untuk sindrom psikosis yaitu berdaya berat
untuk menilai realistis, waham halusinasi, gangguan perasaan
dan perilaku atau tidak terkendali tidak mampu bekerja.
Dengan efek samping hipotesis, epilepsy, kelainan jantung,
febris, ketergantungan obat.
2) Haloperidol (HLP)
Atas indikasi berdaya berat dalam kemampuan menilai realita
dalam fungsi mental serta dalam fungsi kehidupan sehari –
hari dengan efek samping yaitu : penyakit hati, penyakit
darah (anemia, leucopenia, agranulositosis), epilepsy,
kelainan jantung, febris, dan ketergantungan obat.
3) Tryhexipenidil (THP)
Atas indikasi segala jenis perkinson, termasuk pasca
encephalitis dengan efek samping yaitu mulut kering,
penglihatan kabur, pusing, mual, muntah, bingung, agitasi,
konstipasi, takikardia, dilatasi, ginjal, retensi urin. Kontra
indikasinya yaitu hipersensitif terhadap tryhexipenidil, glukosa
sudut sempit, hipertropi prostate dan obstruksi saluran cerna.
b. Pemeriksaan Penunjang (ECT / Psikotherapy)
Merupakan pengobatan untuk menurunkan kejang grandial yang
menghasilkan efek samping tetapi dengan menggunakan arus
listrik. Tujuan untuk memperpendek lamanya skizofrenia dan dapat
mempermudah kontak dengan orang lain. Dengan kekuatan 75 –
100 volt, ECT diberikan pada klien dengan indikasi depresi berat
dan terapi obat sebelumnya tidak berhasil, klien akan beresiko
bunuh diri dan skizofrenia akut.
c. Prinsip Keperawatan
Menerapkan teknik therapeutik, melibatkan keluarga, kontak sering
tetapi singkat, peduli, empati, jujur, menepati janji, memenuhi
kebutuhan sehari – hari, libatkan klien TAK.

III. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Isolasi sosial berhubungan dengan:


a.) Keterlambatan perkembangan
b.) Ketidakmampuan menjalin hubungan yang memuaskan
c.) Ketidaksesusaian minat dengan tahap perkembangan
d.) Ketidaksesuaian nilai-nilai dengan norma
e.) Ketidaksesuaian perilaku social dengan norma
f.) Perubahan penampilan fisik
g.) Perubahan status mental
h.) Ketidakadekuatan sumber daya personal (mis. disfungsi berduka,
pengendalian diri buruk)

IV. RENCANA KEPERAWATAN

A. TUJUAN
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, masalah isolasi sosial teratasi
B. KRITERIA HASIL:
1) Minat interaksi meningkat (5)
2) Verbalisasi tujuan yang jelas meningkat (5)
3) Minat terhadap aktivitas meningkat (5)
4) Verbalisasi isolasi menurun (5)
5) Verbalisasi ketidakamanan ditempat umum menurun (5)
6) Perilaku menarik diri menurun (5)
7) Verbalisasi perasaan berbeda dengan orang lain menurun (5)
8) Verbalisasi preokupasi dengan pikiran sendiri menurun (5)
9) Afek murung/sedih menurun (5)
10) Perilaku bermusuhan menurun (5)
11) Perilaku sesuai dengan harapan orang lain membaik (5)
12) Perilaku bertujuan membaik (5)
13) Kontak mata membaik (5)
14) Tugas perkembangan sesuai usia membaik (5)

C. INTERVENSI:
 Observasi:
a. Identifikasi melakukan interaksi dengan orang lain
b. Identifikasi hambatan melakukan interaksi dengan orang lain
 Terapeutik:
a. Motivasi meningkatkan keterlibatan dalam suatu hubungan
b. Motivasi kesabaran dalam mengembangkan suatu hubungan
c. Motivasi berpartisipasi dalam aktivitas baru dan kegiatan kelompok
d. Motivasi berinteraksi diluar lingkungan
e. Diskusikan kekuatan dan keterbatasan dalam berkomunikasi dengan
orang lain
f. Diskusikan perencanaan kegitan dimasa depan
g. Berikan umpan balik positif dalam perawatan diri
h. Berikan umpan balik positif pada setiap peningkatan kemampuan
 Edukasi:
a. Anjurkan berinteraksi dengan orang lain secara bertahap
b. Anjurkan ikut serta kegiatan sosial kemasyarakatan
c. Anjurkan berbagi pengalaman dengan orang lain
d. Anjurkan meningkatkan kejujuran diri dan menghormati hak orang
lain
e. Anjurkan penggunaan alat bantu
f. Anjurkan membuat perencanaan kelompok kecil untuk kegiatan
khusus
g. Latih bermain peran untuk meningkatkan keterampilan komunikasi
h. Latih mengekspresikan marah dengan tepat.
STRATEGI PELAKSANAAN (SP)
ISOLASI SOSIAL

Tujuan Kriteria Evaluasi Interaksi


Pasien mampu: Setelah dilakukan pertemuan SP 1
- Menyadari klien mampu : Identifikasi penyebab
penyebab isolasi - Membina hubungan - Siapa yang satu rumah
sosial saling percaya dengan pasien
- Berinteraksi - Menyadari penyebab - Siapa yang dekat dengan
dengan orang lain isolasi sosial, pasien
keuntungan dan - Siapa yang tidak dekat
kerugian berinteraksi dengan pasien
dengan orang lain
- Melakukan interaksi Tanyakan keuntungan dan
dengan orang lain kerugian berinteraksi dengan
secara bertahap orang lain
- Tanyakan pendapat pasien
tentang kebiasaan
berinteraksi dengan orang
lain
- Tanyakan apa yang
menyebabkan pasien tidak
ingin berinteraksi denga
orang lain
- Diskusikan keuntungan
bila pasien memiliki
banyak teman dan bergaul
akrab dengan mereka
- Diskusikan kerugian bila
pasien hanya mengurung
diri dan tidak bergaul
dengan orang lain.
- Jelaskan pengaruh isolasi
terhadap kesehatan fisik
pasien
Latih berkenalan
- Jelaskan kepada klien cara
berinteraksi dengan orang
lain
- Berikan contoh cara
berinteraksi dengan orang
lain
- Berikan kesempatan
pasien mempraktekkan
cara berinteraksi dengan
orang lain yang dilakukan
dihadapan perawat
- Mulailah bantu pasien
berinteraksi dengan satu
orang teman/ anggota
keluarga
- Bila pasien sudah
menunjukkan kemajuan
tingkatkan jumlah
interaksi dengan 2,3,4
orang dan seterusnya
- Beri pujian untuk setiap
kemajuan interaksi yang
telah dilakukan oleh
pasien
- Siap mendengarkan
ekspresi perasaan pasien
setelah berinteraksi
dengan orang lain,
mungkin pasien akan
mengungkapkan
keberhasillan atau
kegagalannya, beri
dorongan terus menerus
agar pasien tetap
semangat meningkatkan
interaksinya.

Masukkan jadwal kegiatan pasien

SP 2
- Evaluasi SP 1
- Latih berhubungan sosial
secara bertahap
- masukkan dalam jadwal
kegiatan pasien
Keluarga Mampu : Setelah dilakukan pertemuan SP 1
Merawat pasien isolasi keluarga mampu - Identifikasi masalah yang
sosial di rumah menjelaskan tentang : dihadapi keluarga dalam
- Isolasi sosial dan merawat pasien
dampaknya pada pasien - Penjelasan Isolasi Sosial
- Penyebab isolasi sosial - Cara merawat pasien
- Sikap keluarga untuk Isolasi Sosial
membantu pasien - Latih (simulasi)
mengatasi isolasi - RTL Keluarga/jadwal
sosialnya keluarga untuk merawat
- pengobatan yang pasien
berkelanjutan dan
mencegah putus obat
- tempat rujukan dan
fasilitas kesehatan yang
tersedia bagi pasien
SP 2
- Evaluasi SP 1
- Latih (langsung ke pasien)
- RTL Keluarga/jadwal
keluarga untuk merawat
pasien.
SP 3
- Evaluasi SP 1 dan SP 2
- Latih (langsung ke pasien)
- RTL Keluarga/jadwal
keluarga untuk merawat
pasien
SP 4
- Evaluasi kemampuan
keluarga
- Evaluasi kemampuan
pasien
- Rencana tindak lanjut
keluarga
- Follow up
- Rujukan
DAFTAR PUSTAKA

Purba, dkk, ( 2008 ). Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Masalah Psikososial dan
Gangguan jiwa. Medan : USU Press.
Yusuf, Ah dkk 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta :Salemba Medika
Ns. Nurhalimah 2016. ModulBahan Ajar CetakKeperawatanJiwa, Jakarta : KEMENKES
ASUHAN KEPERAWATAN

ISOLASI SOSIAL

Lampiran 1

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STIKES


PEMKAB JOMBANG
Jalan dr. Sutomo No. 75-77 Telp / Fax (0321)
870214, 850028 - JOMBANG PROGRAM STUDI : S-1
KEPERAWATAN, D-III KEPERAWATAN,
D-III KEBIDANAN, PENDIDIKAN PROFESI NERS

FORMAT PENGKAJIAN
KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

RUANGAN RAWAT _____________ TANGGAL DIRAWAT

I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Tn. Y (L/P)
Tanggal Pengkajian : 13 April 2021
Umur : 30 Tahun
RM No. :
Informan : Ibu pasien
II. ALASAN MASUK
Ibu px mengatakan dulu anaknya kuliah di jombang saat semester 3 px diputus pacarnya
selang beberapa waktu px diajak temannya untuk kos di jombang, dirasa ada yang aneh
dengan px, kakaknya langsung mengecek tempat kosnya dan di dalam kos px terdapat
banyak botol miras, sejak saat itu px mengurung diri di kamar, hanya diam dan tidak mau
diajak berbicara.
III. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ?
Ya √
Tidak

2. Pengobatan sebelumnya.
Berhasil kurang berhasil √ tidak berhasil

3. Pelaku/Usia Korban/Usia Saksi/Usia


Aniaya fisik

Pelaku/Usia Korban/Usia Saksi/Usia


Aniaya seksual

Penolakan
Kekerasan dalam
keluarga
Tindakan kriminal

Jelaskan No. 1, 2, 3 : Px tidak pernah mengalami kejadian seperti di atas


Diagnosa Keperawatan :
Perubahan pertumbuhan dan perkembangan
Berduka antisipasi
Berduka disfungsional
Respon paska trauma
Sindroma trauma perkosaan
Perilaku Kekerasan
Lain-lain jelaskan……………………..

4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa Ya √ Tidak


Hubungan keluarga Gejala Riwayat pengobatan/perawaran

Tidak ada keluarga Tidak ada gejala Tidak ada riwayat pengobatan/perawatan
yang mengalami gangguan jiwa jiwa pada keluarga
gangguan jiwa

Diagnosa Keperawatan :
Koping keluarga tidak efektif : ketidakmampuan
Koping keluarga tidak efektif : kompromi
Resiko tinggi kekerasan Lain-lain,
jelaskan : Gangguan jiwa yang dialami px bukan dari keturunan

5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan


Px mengatakan punya masa lalu yang tidak menyenangkan karna di putus pacarnya
Diagnosa Keperawatan :
Perubahan pertumbuhan dan perkembangan
Berduka antisipasi
Berduka disfungsional
Respon pasca trauma
Sindroma trauma pemerkosaan
Lain-lain,

jelaskan……………………………………………………

IV. FISIK
1. Tanda vital
TD : 130/90 mmHg N : 88 x/menit S : 36,7 °C P : 20 x/menit
2. Ukur :
TB : 177 cm BB : 56 kg
3. Keluhan fisik : Ya √ Tidak

Jelaskan : Px tidak mempunyai keluhan ketika ditanya


Diagnosa Keperawatan :
Resiko tinggi perubahan suhu tubuh
Defisit volume cairan
Perubahan volume cairan
Resiko tinggi terhadap infeksi
Perubahan Nutrisi : < kebutuhan tubuh
Perubahan nutrisi : > kebutuhan tubuh
Perubahan nutrisi : potensial >kebutuhan tubuh
Perubahan perlindungan
Kerusakan integritas jaringan
Perubahan membrane mukosa oral
Kerusakan integritas kulit
Perubahan elimanasi urin
Lain-lain,
jelaskan…………………………………………………………

V.PSIKO SOSIAL
1. Genogram

Jelaskan : Tidak ada riwayat keturunan penyakit jiwa pada keluarga


Diagnosa Keperawatan :
Koping keluarga tidak efektif ; ketidakmampuan
Koping keluarga: potensi untuk pertumbuhan
Koping keluarga tidak efektif : kompromi
Lain-lain,

jelaskan………………………………………………………………

2. Konsep diri
a Gambaran diri : Px mengatakan menyukai semua bagian tubuhnya
b. Identitas : Px masih bisa mengenali dirinya
c. Peran : Px merupakan anak ketiga dan masih tinggal dengan orang tua
d. Ideal diri : Px mengatakan ingin cepat sembuh
e. Harga diri :

Diagnosa Keperawatan :
Perubahan unilateral
Harga diri rendah kronik
Gangguan citra tubuh
Harga diri rendah situasi
Ganggua identitas pribadi
lain-lain,

jelaskan……………

3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti : Keluarga
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat : Px hanya mengikuti kegiatan
posyandu saja
c. Hambatan dalam berbuhungan dengan orang lain : Px mengatakan lebih nyaman di dalam
rumah

Diagnosa Keperawatan :
Kerusakan komunikasi
Isolasi sosial
Kerusakan komunikasi verbal
Kerusakan interaksi social
Lain-lainnya,

jelaskan……

4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : Px menganut agama islam
b. Kegiatan ibadah : Px mengerjakan sholat di dalam rumah terkadang di masjid
Diagnosa Keperawatan :
Distress spiritual
Lain-lainnya, jelaskan……..

VI. STATUS MENTAL


1. Penampilan

Tidak rapi Penggunaan pakaian tidak sesuai


Cara berpakaian tidak seperti biasanya

Jelaskan : Px berpenampilan rapi dan baik

Masalah Keperawatan :
Sindrom deficit perawatan diri ( makan, mandi, toileting, instrumentasi)
Lain-lainnya,

jelaskan…………………………………………………
2. Pembicaraan
Cepat Keras Gagap Inkoheren
Apatis Lambat Membisu √ Tidak mampu memulai pembicaraan

Jelaskan : Px akan menjawab jika dipanggil terlebih dahulu

Diagnosa Keperawatan :
Kerusakan komunikasi…………
Kerusakan komunikasi verbal
Lain-lainnya,

Jelaskan……………………………………………………....

3. Aktivitas Motorik:
Lesu Tegang √ Gelisah √ Agitasi

Tik Grimasen Tremor Kompulsif

Jelaskan : Px terlihat selalu memainkan tangannya

Diagnosa Keperawatan :
Resiko tinggi cedera
Kerusakan mobilitas fisik
Devisit aktivitas deversional/hiburan
Intoleransi aktivitas
Lain-lainnya,

jelaskan………………………………………………………

4. Alam perasaaan
Sedih Ketakutan Putus asa

Khawatir √ Gembira berlebihan

Jelaskan : ________________________________________________________________

Diagnosa Keperawatan :
Resiko tinggi cedera
Perilaku Kekerasan
Ansietas
Ketakutan
√ Isolasi social
Ketidakberdayaan

5. Afek
Datar
Tumpul
√ Labil
Tidak sesuai

Jelaskan : Px selalu tersenyum saat diajak berbicara

Diagnosa Keperawatan :
Resiko tinggi cedera

Kerusakan komunikasi verbal


Kerusakan komunikasi
Kerusakan interaksi social
Lain-lain,
jelaskan…………………………………………

6. lnteraksi selama wawancara


Bermusuhan Mudah tersinggung

Tidak kooperatif √ Kontak mata (-)

√ Defensif Curiga

Jelaskan : px hanya mengikuti intruksi saja

Diagnosa Keperawatan :
Kerusakan komunikasi
Isolasi social
Perilaku Kekerasan

7. Persepsi
Pendengaran Perabaan

Penglihatan Pengecapan

Penghidu
Jelaskan :
_______________________________________________________________

Diagnosa Keperawatan : tidak ada gangguan persepsi sensori.

8. Proses Pikir
sirkumtansial tangensial kehilangan asosiasi

flight of idea blocking pengulangan pembicaraan/persevarasi

Jelaskan : setiap pertanyaan px hanya bilang iya dan mengangguk kepalanya


Diagnosa keperawatan : Gangguan proses pikir

9. Isi Pikir
Obsesi Fobia Hipokondria

depersonalisasi ide yang terkait pikiran magis

Waham Agama Somatik Kebesaran Curiga

nihilistic sisip pikir Siar pikir Kontrol pikir

Jelaskan : Saat ditanya, px mengatakan sedang tidak memikirkan apa-apa

Diagnosa Keperawatan :
Gangguan proses pikir

jelaskan…………………

10. Tingkat kesadaran

bingung sedasi stupor

Disorientasi waktu tempat orang

Jelaskan : Kesadaran px penuh

Diagnosa Keperawatan :

Resiko tinggi cedera

Perubahan proses pikir,

lain-lain,
jelaskan…………

11. Memori

Gangguan daya ingat jangka panjang gangguan daya ingat jangka pendek

√ gangguan daya ingat saat ini konfabulasi

Jelaskan : ________________________________________________________________

Masalah Keperawatan : Perubahan proses pikir

12. Tingkat konsentrasi dan berhitung

mudah beralih tidak mampu konsentrasi

Tidak mampu berhitung sederhana

Jelaskan : Px masih mampu berhitung dan bisa menyebutkan nama hari

Masalah Keperawatan : Perubahan proses piker Isolasi social

13. Kemampuan penilaian

√ Gangguan ringan gangguan bermakna


Jelaskan : Ketika px ditanya biasanya mandi dulu / makan dulu, px mengatakan untuk mandi
terlebih dahulu

Masalah Keperawatan :

14. Daya tilik diri

mengingkari penyakit yang diderita

menyalahkan hal-hal diluar dirinya


Jelaskan : Px tidak mengingkari tentang penyakitnya

Masalah Keperawatan :
Perubahan proses piker

Isolasi social

VII. Kebutuhan Persiapan Pulang

1. Makan

√ Bantuan minimal Bantuan total

2. BAB/BAK

√ Bantuan minimal Bantual total

3. Mandi

√ Bantuan minimal Bantuan total

4. Berpakaian/berhias

√ Bantuan minimal Bantual total

5. Istirahat dan tidur


Tidur siang lama : 4 jam

Tidur malam lama : 6 jam

Kegiatan sebelum : Menonton tv

Sesudah tidur : Mandi, menyapu

6. Penggunaan obat

√ Bantuan minimal Bantual total


7. Pemeliharaan Kesehatan

Perawatan lanjutan √ Ya tidak

Perawatan pendukung √ Ya tidak

8. Kegiatan di dalam rumah

Mempersiapkan makanan Ya √ tidak

Menjaga kerapihan rumah √ Ya tidak

Mencuci pakaian √ Ya tidak

Pengaturan keuangan Ya √ tidak

9. Kegiatan di luar rumah

Belanja √
Ya tidak

Transportasi Ya √ tidak

Lain-lain Ya tidak

Jelaskan : Ibu px mengatakan bahwa px merupakan anak yang pendiam.

Diagnosa Keperawatan :

Perubahan pemeliharaan kesehatan


Perilaku mencari bantuan kesehatan
Sindrom deficit perawatan diri
Perubahan eliminasi urine/ feses
Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah
VIII. Mekanisme Koping

Adaptif Maladaptif

Bicara dengan orang lain Minum alkohol

Mampu menyelesaikan masalah reaksi lambat/berlebih

Teknik relaksasi bekerja berlebihan

Aktivitas konstruktif menghindar

√ Olahraga mencederai diri

Lainnya _______________ lainnya : __________

Diagnosa Keperawatan :
Kegiatan penyesuaian
Koping individu tidak efektif
Koping individu tidak efektif ( koping defensif)
Koping individu tidak efektif ( menyangkal )

IX. Masalah Psikososial dan Lingkungan:

Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik


Tidak ada masalah, px mengikuti kegiatan posyandu
Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik
px hanya berdiam diri di rumah
Masalah dengan pendidikan, spesifik
Pendidikan px terakhir adalah SMA
Masalah dengan pekerjaan, spesifik
Px tidak bekerja
Masalah dengan perumahan, spesifik
Tidak ada masalah
Masalah ekonomi, spesifik
Tidak ada masalah dalam hal ekonomi
Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik
Tidak ada masalah dengan pelayanan kesehatan
Masalah lainnya, spesifik
Tidak ada masalah

Diagnosa Keperawatan :
Perubahan pemeliharaan kesehatan
Perubahan eliminasi urin
Gangguan konsep diri
Ketidakberdayaan

X. Pengetahuan Kurang Tentang:

√ Penyakit jiwa √ system pendukung


√ Faktor presipitasi penyakit fisik
√ Koping √ obat-obatan
Lainnya : _______________________________________

Diagnosa Keperawatan :
Perilaku mencari bantuan kesehatan
Ketidakpuasan
Penatalaksanaan terapiutik tidak efektif
Kurang pengetahuan(spesifik)

XI. Aspek Medik

Diagnosa Medik : Isolasi Sosial


Terapi Medik :

XII. Daftar Diagnosa Keperawatan

Jombang, 13 April 2021


Mahasiswa,

AHMAD ISLAMUDIN OKY WAHYUDA

ANALISA DATA

Nama Pasien : Tn. Y


No. RM :
Ruang : Desa Bongkot

DATA ETIOLOGI MASALAH


Ds : Ibu px mengatakan Ketidakmampuan menjalin Isolasi sosial
bahwa px adalah seorang hubungan yang memuaskan
yang pendiam
Do :
- Menarik diri
- Tidak ada kontak mata

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Isolasi sosial berhubungan dengan ketidakmampuan menjalin hubungan yang memuaskan


yang ditandai oleh :
Ds : Ibu px mengatakan bahwa px adalah seorang yang pendiam
Do :
- Menarik diri
- Tidak ada kontak mata
INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama Klien : Tn. Y
Dx Medis : Isolasi Sosial
No. RM :
Ruangan : Desa Bongkot
NO Dx Keperawatan Perencanaan
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
1. Isolasi sosial Setelah dilakukan - Perilaku menarik diri Observasi
berhubungan dengan tindakan menurun (5) - Identifikasi kemampuan berpartisipasi dalam
ketidakmampuan keperawatan - Kontak mata aktivitas tertentu
menjalin hubungan selama 2x45 menit membaik (5) - Identifikasi strategi meningkatkan partisipasi dalam
yang memuaskan masalah isolasi aktivitas
yang ditandai oleh : sosial teratasi Terapeutik
Ds : Ibu px - Fasilitasi memilih aktivitas dan tetapkan tujuan
mengatakan bahwa aktivitas yang konsisten sesuai kemampuan fisik,
px adalah seorang psikologis, dan sosial
yang pendiam - Fasilitasi makna aktivitas yang dipilih
Do : - Libatkan keluarga dalam aktivitas
- Menarik diri - Berikan penguatan positif atas partisipasi dalam
- Tidak ada kontak aktivitas
mata Edukasi
- Anjurkan terlibat dalam aktivitas kelompok atau
terapi
- Anjurkan keluarga untuk memberi penguatan
positif atas partisipasi dalam aktivitas
Kolaborasi
- Rujuk pada pusat atau program aktivitas komunitas
CATATAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

Nama Pasien : Tn. Y


Dx Medis : Isolasi Sosial
No. RM :
Ruangan : Desa Bongkot

DIAGNOSA KEPERAWATAN TINDAKAN KEPERAWATAN EVALUASI

Isolasi sosial berhubungan dengan 1. Membina hubungan saling percaya 1. Klien kooperatif
ketidakmampuan menjalin hubungan dengan klien 2. Klien dan keluarga kooperatif
yang memuaskan yang ditandai dengan : 2. Mengidentifikasi penyebab isolasi 3. Klien mau berinteraksi/berkenalan
Ds : Ibu px mengatakan px adalah sosial klien 4. Klien ikut dalam kegiatan kelompok
seorang yang pendiam 3. Mengajak klien
Do : berinteraksi/berkenalan dengan teman
- Menarik diri mahasiswa
- Tidak ada kontak mata 4. Memotivasi klien untuk berpartisipasi
dalam kegiatan kelompok

Anda mungkin juga menyukai