Abstrak: Dalam percobaan ini, penentuan perubahan energi potensial Ep dari sebuah sistem
fisis, yang terdiri dari Bumi dan batang yang dijatuhkan, sebagai fungsi ketinggian h (jarak
vertikal pada saat batang dijatuhkan). Percobaan ini mengklarifikasi keabsahan persamaan Ep1
- Ep2 = mgh, dimana m adalah massa batang dan g merupakan percepatan gravitasi Bumi.
Lebih lanjut, percepatan gravitasi bumi yang diperoleh dari eksperimen ini adalah 9,81 ±0,02
m/s2, konsisten dengan hasil yang didapat oleh para ilmuan.
Kata kunci: Energi potensial gravitasi, massa, ketinggian, Universal Lab Interface
A. Pendahuluan
a. Motivasi
Pandang Ep1 - Ep2 sebagai perubahan energi potensial gravitasi dari sistem, Bumi dan benda
jatuh bebas, dimana Ep1 merepresentasikan energi potensial mula-mula dan Ep2 adalah energi
potensial akhir setelah benda tersebut terjatuh sejauh h. Dari banyak referensi, perubahan energi
potensial gravitasi dinyatakan dengan Ep1 - Ep2 = mgh, dengan m dan g, secara berturut-turut,
melambangkan massa benda dan percepatan gravitasi Bumi. Nilai g, pada kebanyakan lokasi di
Bumi, bernilai 9,8 m/s2.
Meskipun nilai percepatan gravitasi Bumi tidak diragukan lagi, akan tetapi verifikasi
perolehan datanya tetap penting untuk dilakukan. Oleh karena itu, tujuan percobaan ini adalah
pembuktian bahwa benda yang jatuh di sekitar permukaan Bumi, (1) pada ketinggian h tertentu,
perubahan energi potensial Ep1 - Ep2 sebanding dengan massa m, (2) untuk nilai m tertentu,
perubahan energi potensial Ep1 - Ep2 berbanding lurus dengan ketinggian h, dan (3) nilai g sama
seperti yang telah dilaporkan para pakar.
b. Ringkasan percobaan
Dalam percobaan ini, sebuah batang plastik (pejal) dilepaskan dari keadaan diam, pada
ketinggian tertentu, melalui sebuah fotodetektor yang terhubung dengan komputer. Jejak
jatuhnya batang h, pada interval waktu yang sama, direkam oleh fotodetektor. Dari data ini,
kecepatan batang dapat dihitung sehingga energi kinetik batang dapat ditentukan pada posisi
tertentu. Dengan mengolah data energi kinetik batang pada ketinggian h yang berbeda-beda,
1
energi potensial pun dapat ditentukan. Jadi, data perubahan energi potensial sebagai fungsi
ketinggian dapat diperoleh. Selain itu, variasi massa batang, untuk mendapatkan perubahan
energi potensial sebagai fungsi massa, dapat diubah dengan menggunakan batang yang berbeda-
beda massanya, namun ukurannya sama.
B. Latar Belakang Teoritis
Energi mekanik batang pada saat dijatuhkan di sekitar permukaan Bumi, wajib kekal,
mengikuti Pers. (1).
Ek1 + Ep1 = Ek2 + Ep2 (1)
dimana Ek1 dan Ek2 menyatakan energi kinetik awal dan energi kinetik akhir, secara
berturut-turut serta Ep1 dan Ep2 secara berturut-turut menyatakan energi potensial awal dan energi
potensial akhir. Jika batang dijatuhkan dari keadaan diam, maka Ek1 = 0, dan persamaan (1)
menjadi
Ep1 - Ep2 = ½mv22 (2)
Jadi, untuk mengukur perubahan energi potensial Ep2 - Ep1 setelah batang jatuh pada
ketinggian h, data yang dibutuhkan adalah massa m dan kecepatan akhir v2 pada ketinggian
tersebut. Massa batang dapat dengan mudah diukur dengan timbangan/neraca. Adapun
kecepatan v2 dapat diukur dengan cara membuat tanda pada batang dengan jarak yang teratur,
seperti nampak dalam Gambar 1. Seiring dengan jatuhnya batang secara vertikal, fotodetektor
akan merekam setiap tanda tersebut secara otomatis ke komputer, lengkap dengan interval
waktunya, Δt. Bila jarak antar tanda adalah Δd, maka kecepatannya dapat dihitung sebagai
berikut
v ≈ Δd/Δt (3)
kecepatan ini dapat digunakan untuk menghitung energi kinetik batang setelah jatuh
menempuh ketinggian h.
Sebagai catatan, jika ungkapan Ep1 - Ep2 = mgh benar, maka persamaan (3) akan menjadi
mgh = ½ mv22 gh = ½ v22 (4)
Dengan demikian, jika Ep1 - Ep2 sebanding dengan m, kecepatan akhir batang setelah jatuh
pada jarak h tidak boleh bergantung pada massanya. Di samping itu, massa batang menjadi tidak
“penting” sehingga pengukuran massa tidak relevan.
C. Desain dan Prosedur Percobaan
a. Deskripsi peralatan
Dalam percobaan ini, benda jatuh bebas yang disiapkan adalah batang plastik bersih
dengan tinggi 1,1 m dan lebar 8 cm, serta lima garis (tebal garis = 5 cm) dengan jarak antara dua
garis terdekat 20 cm. Massa batang dapat ditambah dengan menggantungkan beban pada salah
satu ujung di bagian bawahnya. Batang tersebut kemudian dijatuhkan (tanpa kecepatan awal)
2
melewati gerbang foto yang tersusun oleh dua sumber sinar infra merah dan sebuah fotodetektor
yang terpasang pada meja sedemikian rupa sehingga garis yang menghubungkan sumber sinar
dan detektor dalam posisi sehorisontal mungkin, tegak lurus terhadap gerak jatuhnya batang.
Luaran fotodetektor terhubung dengan kotak kecil yang kemudian tersambung dengan rangkaian
Universal Lab Interface (ULI) produk Vernier Software, Inc., yang mengolah sinyal dari gerbang
foto sebelum dianalisis dalam Macintosh Centris 610 (nomor seri 3255967). Program ULI Timer
(produk Vernier Software) memonitor luaran dari ULI dan menampilkan pada layar komputer
interval waktu masing-masing lima garis yang ada pada batang saat jatuh dan melewati gerbang
foto. Secara skematis, rangkaian percobaan ini dapat dilihat dalam Gambar 1.
3
juga kami ukur dengan penggaris, dan kami pastikan bahwa nilainya, secara berturut-turut, adalah
(5,0 ± 0,05) cm dan (20,0 ± 0,1) cm.
Setelah data-data yang diperlukan diambil, kami menghitung rerata dan nilai ralat dari
data hasil ukur (menggunakan metode teori ralat) dalam melaporkan nilai Δt. Kami mendiskusikan
perhitungan ralat yang menunjukkan ketakpastian pengukuran alat dan nilainya adalah ± 0,002 s.
Sementara sebagian dari kami menghitung rerata dan ketakpastiannya, anggota
kelompok yang lain secara bergantian melakukan pengukuran sehingga diperoleh pengukuran
sebanyak tujuh kali. Tiga pengukuran dengan tambahan dua beban pada ujung bawah batang.
Empat pengukuran yang lain dengan tambahan empat beban. Data-data tersebut, beserta
ralatnya, kami catat di atas kertas. Pada akhirnya, semua anggota kelompok melakukan analisis
data secara individu.
D. Analisis
Tabel rerata interval waktu diberikan sebagai berikut 1.
Nomor garis Δt (tanpa Δt (penambahan dua Δt (penambahan empat
2
beban) beban)2 beban)2
1 0,0252 0,0250 0,0256
2 0,0179 0,0181 0,0179
3 0,0146 0,0149 0,0144
4 0,0126 0,0124 0,0126
5 0,0112 0,0113 0,0110
Dari tabel tersebut, nampak jelas bahwa kecepatan batang tidak dipengaruhi oleh massa 3,
sehingga (sebagaimana dasar teori) Ep1 - Ep2 harus4 sebanding dengan massa batang.
Dari hasil pengukuran Δt untuk batang tanpa penambagan beban, nilai ½mv22 untuk setiap
nilai h5 diberikan pada Gambar 2. Menurut LineReg6, gradien garis lurus yang diperoleh sebesar
9,81023 dengan intesep 0,012865.7 Hal ini membuktikan8 bahwa Ep1 - Ep2 = mgh (meskipun nilai g
yang diperoleh dalam percobaan ini sedikit lebih besar, dikarenakan kesalahan selama
pengukuran).9
4
Gambar 2.10
E. Kesimpulan
Dalam percobaan ini, terbukti bahwa energi kinetik akhir batang yang dijatuhkan pada
kehinggian h per satuan massa adalah ½v22 tidak bergantung pada massa batang dan nampaknya
sebanding dengan h, dengan konstanta kesebandingan sebesar 9,81 ± 0,03 m/s 2. Hasil ini sangat
konsisten dengan nilai yang diberikan dalam banyak literatur, yakni g = 9,8 m/s2.
5
KOMENTAR CONTOH LAPORAN 2
6
Catatan Tambahan: Laporan ini juga tidak merujuk referensi sama sekali dalam teks, plus
lampiran juga tidak diberikan.