Anda di halaman 1dari 17

A.

PENGERTIAN MASA BAYI


Pengertian masa bayi adalah masa yang berlangsung selama 2 tahun pertama
setelah 2 minggu periode bayi yang baru lahir (postnatal). Meskipun masa bayi
sering dianggap masa bayi baru lahir, label masa bayi akan digunakan untuk
membedakannya dengan periode postnatal yang pada masa ini ditandai dengan
keadaan sangat tidak berdaya. Umumnya ahli psikologi perkembangan membatasi
periode masa bayi dalam 2 tahun pertama ini dengan menyebutnya periode
vital,karena kondisi fisik dan psikologi bayi merupakan pondasi yang kukuh
untuk perkembangan dan pertumbuhan selanjutnya.
Selama beberapa bulan masa bayi, keadaan tidak berdaya itu secara berangsur-
angsur agak menurun. Akan tetapi, tidak berarti bahwa keadaan tidak berdaya
secara cepat menghilang dan bayi menjadi mandiri, tetapi setiap hari, setiap
minggu, setiap bulan, bayi semakin mandiri, sehingga saat masa bayi berakhir
pada ulang tahun kedua, ia menjadi seorang manusia yang berbeda dengan masa
bayi. Oleh karena itulah ”bayi” banyak ditafsirkan sebagia individu tidak
berdaya,maka semakin umum orang menamkan masa bayi selama 2 tahun itu
sebagai anak kecil yang baru belajar berjalan. Anak kecil adalah bayi yang telah
berhasil menguasai tubuhnya sehingga relatif mandiri. Rasa percaya dan tidak
percaya tidak muncul hanya pada tahun pertama kehidupan saja. Tetapi rasa
tersebut muncul lagi pada tahap perkembangan selanjutnya.
Beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat anak-anak memasuki sekolah
dengan rasa percaya dan tidak percaya dapat mempercayai guru tertentu yang
banyak memberikan waktu baginya sehingga membuatnya sebagai orang yang
dapat dipercayai. Pada kesempatan kedua ini, anak mengatasi rasa tidak percaya
sebalumnya. Sebaliknya, anak-anak yang meninggalkan masa bayi dengan rasa
percaya pasti pada tahap selanjutnya masih dapat memiliki rasa tidak percaya,
yang mungkin terjadi karena adanya konflik atau perceraian kedua orang tuanya.
Erikson menekankan bahwa tahun kedua kehidupan ditandai oleh tahap otonomi
versus rasa malu dan ragu-ragu.(Aziz Alimul Hidayat : 2008).
B. KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN PADA MASA BAYI
Perkembangan refleks Pada masa bayi terlihat gerakan-gerakan spontan, yang
disebut reflek. Reflek adalah gerakan-gerakan bayi yang bersifat otomatis dan
tidak terkordinasi sebagai reaksi terhadap rangsangan tertentu serta memberi bayi
respon penyesuaian diri terhadap lingkungannya.
a. Reflek menghisap dan mencari
Bayi baru lahir secara otomatis akan menghisap benda yang ditempatkan
di mulutnya. Jika bayi menemukan puting susu ibu,maka ia akan
menghisap secara kuat dan berirama tanpa belajar lebih dahulu. Reflek
mencari dan menghisap akan menghilang setelah bayi berusia kira-kira 3
sampai 4 bulan. Kemudian pada usia 1 tahun reflek menghisap menyatu
dan diperluas dengan aktivitas makan yang di sengaja.
 Reflek moro
Reflek moro adalah suatu respon tiba-tiba dari bayi yang baru lahir
sebagai akibat adanya suara atau gerakan yang mengejutkan. Reflek
moro ini juga merupakan suatu upaya umempertahankan hidup. Oleh
karena itu,reflek tersebut merupakan hal yang normal bagi semua
bayi yang baru lahir. Respon ini akan menghilang ketiaka bayi
mendekati usia 6 bulan.
 Reflek menggenggam (grassping reflex) Refleks menggengam terjadi
ketika sesuatu menyentuh telapak tangan bayi dan bayi akan
merespon dengan cara menggengam dengan kuat. Reflek
menggengam merupakan langkah awal bayi untuk lebih memudahkan
melakukan aktivitas menggengam selanjutnya yang lebih disengaja.
Reflek menggengam ini akan berkurang pada bulan ke-3.
b. Kemampuan merangkak
Diartikan sebagai keterampilan bergerak maju dengan tangan dan kaki
sambil mengangkat badan dari dasar tempat menelungkup. Dengan
tercapainya kemampuan merangkak si bayi mulai bereksplorasi
menjelajahi tempat bermain dan rumahnya sambil memperkukuh otot-
ototnya.
c. Kemampuan duduk Bertujuan untuk mendapatkan kebebasan bergerak
bagi kepala,tubuh dan kedua belah tangan. Dengan fasilitas kebebasan
ini,bayi bisa memperhatikan gerakan-gerakan tangan dan jari-jari sambil
memanipulasikan kepalanya.
d. Kemampuan diri dan berjalan Tegak berdiri dan berjalan pada dua kaki itu
merupakan keterampilan khas mmanusiawi.
e. Pola tidur dan bangun
Bayi yang baru lahir menghabiskan lebih banyak waktunya untuk tidur.
Rata-rata bayi baru lahir tidur selama 16-17 jam sehari,walaupun ada
beberapa bayi yang rata-rata tidurnya lebih sedikit,yaitu sekitar 10-11 jam
perhari.
f. Pola makan dan minum
Perkembangan fisik bayi bergantung pada makanan yang baik selama 2
tahun pertama. Bayi yang membutukan makanan yang mengandung
sejumlah protein,kalori,vitamin dan mineral. Bagi bayi usia 6 bulan
pertama ASI merupakan sumber makanan dan sumber energi yang
utama,karena ASI adalah susu yang bersih dan dapat dicerna, serta
mengandung zat antibodi bagi bayi.
g. Pola buang air
Buang air yang terkendali atau terlatih merupakan suatu bentuk
keterampilan fisik dan motorik yang harus dicapai oleh bayi. Kemapuan
untuk mengendalikan buang air ini sangat bergantung pada kematangan
otot dan motivasi yang dimiliki. Pengendalian buang air kecil dimulai
pada usia 1516 bulan,tetapi sampai akhir masa bayi pengendalian buang
air kecil ini belum sempurna (Hurlock,1994)
h. Perkembangan Inteligensi
Menurut Piaget,dilihat dari perkembangan kognitif,pada usia bayi ini
berada pada periode sensorimotorik. Bayi mengenal objek-objek yang
berada di lingkungannya melalui sistem pengindraan (pengelihatan dan
pendengaran) dan gerakan motoriknya.
i. Perkembangan emosi
Emosi adalah perasaan atau afeksi yang melibatkan kombinasi antara
gejolak fisiologis dan perilaku yang tampak. Beberapa tahapan
perkembangan emosi pada bayi secara umum adalah :
 Usia 2 bulan pertama Pada usia ini tipikal emosinya ialah heran,
senang, kejijikan dan kesukaran. Bayi pada usia ini juga
menunjukkan minatnya yang meningkat terhadap berbagai orang dan
benda-benda di sekitarnya.
 Usia 2-4 bulan Bayi sudah menunjukkan mampu kesenangannya
tersenyum terhadap dan orang tua,terutama ibunya.
 Usia 3 -10 bulan Anak-anak yang normal akan memainkan
permainan yang sederhana,seperti ‘memberi dan menerima’.
 Usia tahun ke 2 Pada usia ini selain menangis ketika dia lapar,anak
yang normal seringkali menuntun tangan ibunya ketempat
penimpanan makanan misalnya lemari makanan (kulkas).

j. Perkembangan bahasa Kemapuan dan kesiapan belajar bahasa pada


manusia segera mengalami perkembangan setelah kelahirannya.

k. Perkembangan moral Pada masa ini,tingkah laku bayi hampir semuanya


didominasi oleh dorongan naluriah belaka. Oleh karena itu,tingkah laku
anak belum bisa dinilai sebagai tingkah laku bermoral atau kecenderungan
tidak perilaku bermoral. Anak Dengan tersebut, maka melihat untuk
menanamkan konsep-konsep moral pada anak,sebaiknya dilakukan hal-hal
sebagi berikut:
 Berilah pujian, ganjaran atas sesuatu yang menyenagkan anak
(seperti mencium,dipeluk dan diberi kata-kata pujian) apabila dia
melakukan perbuatan baik.
 Berilah hukuman atau sesuatu yang mendatangkan perasaan tidak
senang apabila dia melakukan perbuatan yang tidak baik.
Hukuman tersebut akan menjadi hukuman bagi anak untuk tidak
mengulangi perbuatan yang tidak baik itu.

C. CIRI- CIRI MASA BAYI


1. Masa bayi adalah masa dasar yang sesunguhnya.
2. Masa bayi adalah masa pertumbuhan dan perubahan berjalan pesat.
3. Masa bayi adalah masa berkurangnya ketergantungan.
4. Masa bayi adalah masa meningkatnya individualitas.
5. Masa bayi adalah permulaan sosialisasi.
6. Masa bayi adalah permulaan berkembangnya penggolongan peran
seks.
7. Masa bayi adalah masa yang menarik
8. Masa bayi merupakan permulaan kreativitas

D. TUGAS PERKEMBANGAN MASA BAYI


1. Belajar berjalan. Terjadi pada usia antara 9-15 bulan. Pada usia ini tualang
kaki,otot dan susunan sarafnya telah matang untuk belajar berjalan.
2. Belajar memakan makanan padat, Hal ini terjadi pada tahun kedua. Sistem
alat-alat pencernaan makanan dan alat-alat pengunyah pada mulut telah
matang untuk hal tersebut.
3. Belajar berbicara, Yaitu mengeluarkan suara yang berarti dan
menyampaikannya kepada orang lain dengan perantara suara itu.
4. Belajar buang air kecil dan buang air besar, Tugas ini dilakukan pada
tempat dan waktu yang sesuai dengan norma masyarakat. Untuk
memberikan pendidikan kebersihan kepada nak usia dibawah 4
tahun,cukup dengan pembiasaan saja,yaitu setiap kali mau buang
air,bawalah anak ke kamar mandi tanpa banyak memberikan penerangan
kepadanya.
5. Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin. Agar pengenalan terhadap
jenis kelamin berjalan normal, maka orang tua perlu meperlakukan
anaknya, baik mainan, pakaian, maupun dalam aspek lainnya memberikan
alat sesuai dengan jenis kelamin anak
6. Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis. Dalam proses mencapai
kestabilan jasmaniah ini,orang tua perlu memberikan perawatan yang
intensif,baik menyangkut emberian makanan yang bergizi maupun
pemeliharaan kebersihan.
7. Belajar mengadakan hubungan tua,saudara dan orang lain emosional
dengan orang.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI 0-18 BULAN


A. PENGKAJIAN
Perkembangan psikososial bayi yang normal adalah proses perkembangan
bayi, ditandai dengan pemupukan rasa percaya pada orang lain yang
diawali dengan kepercayaan terhadap orang tua, khususnya ibu. Rasa
aman secara fisik dan psikososial berperan penting dalam pembentukan
rasa percaya bayi. Bila rasa percaya tidak terpenuhi maka akan terjadi
penyimpangan berupa rasa tidak percaya diri dan setelah besar ia menjadi
orang yang mudah curiga dan tidak menjalin hubungan baru.
Karakteristik Perilaku :
Target
Prilaku bayi
Perkembanngan yang normal : berkembangnya rasa percaya

 Tidak langsung menagis saat bertemu dengan orang lain

 Menolak saat digendong oleh orang yang tak dikenalnya

 Menangis saat digendong oleh orang yang tak dikenalnya


 Menangis saat tidak nyaman (basah, lapar, haus, sakit, panas)

 Bereaksi senang saat ibunya datang menghampiri

 Menangis saat ditinggalkan ibunya

 Memperhatikan/memandang ayah ibunya/ orang yang


mengajaknya bicara

 Mencari suara ibu/orang lain yang memaanggil namanya

 Menangis menjerit-jerit saat ditinggal

Penyimpangan perkembangan : ibunya

 Tidak mau berpisah sama sekali dengan ibunya

 Tidak percaya mudah berhubungan dengan orang lain

 Menangis Berkepanjangan

 Agitasi yang berlebihan

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Potensial (NORMAL)
Resiko (PENYIMPANGAN)
Berkembangnya rasa percaya
Resiko berkembangnya rasa tidak kepercayaan
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Menjelaskan Perkembangan yang normal rasa percaya : perilaku
 Jelaskan pengertian dan perkembangan yang menggambarkan
psikososial, perkembangan karakteristik perilaku yang normal dan
bayi yang normal dan menyimpang.
 Menjelaskan menstimulasi cara
 Jelaskan cara memupuk rasa percaya perkembangan awalnya. bayi
pada ibu/keluarga
 Mendemostrasikan cara menstimulasi
 Panggil bayi sesuai namanya
 Merencanakan tindakan kebutuhan bayi menstimulasi
perkembangan
 Susui segera saat bayi menangis
 Ganti popok/ celana bila basah atau kotor
 Lindungi dari bahaya jatuh
 Kurangi stres bayi dengan cara : rawat bayi dengan kasih sayang,
memeluk, menggendong, mengeloni dengan tulus dan sepenuh
hati.
 Memberikan lingkungan yang aman dan nyaman bagi bayi
Mengajak bayi bermain
 Mengajak bayi bicara saat sedang merawat bayi
 Segera membawa ke pelayanan kesehatan terdekat bila terdapat
masalah kesehatan (sakit)
 Demonstrasikan cara memupuk rasa percaya bayi
 Rencanakan tindakkan untuk memupuk rasa percaya bayi
Penyimpangan perkembangan : rasa percaya
 Merasa aman dan nyaman tidak
 Dapat menunjukan kan rasa percaya
 Informasikan penyebab rasa tidak percaya bayi
Ajarkan cara menjalin hubungan saling percaya dengan bayi
 Memenuhi kebutuhan dasar : makan, minum, kebersihan,
BAB/BAK, istirahat/tidur, bermain
 Memenuhi rasa aman dan nyaman : melindungi bayi dari rasa
sakit, panas, cedera (jatuh, tidak membiarkan sendirian,berikan
kasih sayang)
 Segera membawa ke pelayanan kesehatan saat sakit.
ASUHAN KEPERAWATAN SEHAT JIWAPADA INFANT
A. Tahap Bayi (Basic Trust Vs Miss Trust)
1. Pengertian Adalah tahap perkembangan bayi usia 0-18 bulan dimana
pada usia ini bayi belajar terhadap kepercayaan dan ketidakpercayaan.
Masa ini merupakan krisis pertama yang dihadapi oleh bayi.Dari pendapat
Erik Erikson tadi maka tahap-tahap perkembangan psikososial yang dilalui
bay imenurut ErikErikson hanya ada satu yaitu sebagai berikut :
1) Percaya Vs Tidak percaya (0-1 tahun) Komponen awal yang
sangat penting untuk berkembang adalah rasa percaya.
Membangun rasa percaya ini mendasari tahun pertama
kehidupan. Begitu bayi lahir dan kontak dengandunia luar
maka ia mutlak tergantung dengan orang lain. Rasa aman dan
rasa percaya pada lingkungan merupakan kebutuhan. Alat yang
digunakan bayi untuk berhubungan dengan dunia luar adalah
mulut dan panca indera, sedangkan perantara yang tepat
antara bayi dengan lingkungan adalah ibu. Ada 4 tahap
perkembangan attachment pada bayi adalah sebagai berikut :
a) Tahap Indiscriminate Sosiability (0-2 bulan)
Bayi tidak membedakan antara orang-orang dan merasa
senang dengan atau menerima dengan senang orang
yang dikenal dan yang tidak dikenal.
b) Tahap Attachment Is The Makin (2-7 bulan)
Bayi mulai mengakui dan menyukai orang-orang
yang dikenal, tersenyum pada orang yang lebih dikenal.
c) Tahap Specific, Clear-Cut Attachment(7-24 bulan)
Bayi telah mengembangkan keterikatan dengan ibu
atau pengasuh pertama lainnya dan akan berusaha untuk
senantiasa dekat dengannya, akan menangis ketika berpisah
dengannya.
d) Tahap Goal-Coordination Partenerships (24-seterusnya)
Bayi merasa lebih aman dalam berhubungan dengan
pengasuh pertama, bayi tidak merasa sedih selama
berpisah dengan ibunya atau pengasuh pertamanya dalam
jangka waktu yang lama. (Aziz Alimul Hidayat : 2008).
2. Karakteristik Perilaku
Karakteristik Normal
 Menangis ketika ditinggalkan oleh ibunya
 Menangis saat basah, lapar,haus, dingin, panas, sakit.
 Menolak atau menangis saat digendong oleh orang yang
tidak dikenalnya
 Segera terdiam saat digendong, dipeluk atau dibuai
 Saat menangis mudah dibujuk untuk diam kembali
 Menyembunyikan wajah dan tidak langsung
menangis saat bertemu dengan orang yang tidak
dikenalnya
 Mendengarkan musik atau bernyanyi dengan senang
 Menoleh mencari sumber suara saat namanya dipanggil
 Saat diajak bermain memperlihatkan wajah senang
 Saat diberikan mainan meraih mainan atau
mendorong dan membantingnya.
Diagnosa keperawatan : Kesiapan peningkatan
perkembangan infant

3. Intervensi Intervensi Generalisa


a. Segera menggendong, memeluk dan membuai bayi
saat bayi menangis
b. Memenuhi kebutuhan dasar bayi (lapar, haus, basah,
sakit)
c. Memberi selimut saat bayi kedingingan
d. Mengajak berbicara dengan bayi
e. Memanggil bayi sesuai dengan namanya
f. Mengajak bayi bermain (bersuara lucu,
menggerakkan benda, memperlihatkan benda
berwarna menarik, benda berbunyi)
g. Keluarga bersabar dan tidak melampiaskan kekesalan
atau kemarahan pada bayi
h. Segera membawa bayi kepada pusat layanan
kesehatan bila bayi mengalami masalah kesehatan
atau sakit.
Intervensi Spesialis : Terapi stimulasi perkembangan psikososial anak usia 0-18
bulan.
A. Pengkajian
Didalam tinjauan pustaka, pada pengkajian pasien cerebral palsy didapatkan
keluhan utama sukar makan, otot kaku, sulit menelan, sulit bicara, kejang,
badan gemetar, permasalahan pada BAB dan BAK (Wong, 4004).Dan
didalam kasus muncul keluahan sulit bicara, perkembangan anak terhambat,
dan hambatan dalam mobilitas fisik, dan muncul keluhan badan panas
(peningkatan suhu) yang merupakan gejala penyerta yang muncul pada saat
pengkajian pada kasus An. R. Dikarenakan pada saat penngkajian tidat
terdapat keluhan maupun data-data dari catatan medical record yang
menunjukkan anak mengalami sukar makan, otot kaku, sulit menelan, kejang,
badan gemetar, permasalahan pada BAB dan BAK.
B. Diagnosa keperawatan yang muncul pada An.R
1. Hipertermia berhubungan dengan peningkatan produksi panas (Wong,
2004) Hipertermia adalah suatu keadaan peningkatan suhu tubuh diatas
kisaran normal (Nanda, 2012). Pada kasus ini dimunculkan diagnosa
hipertermia ini karena ditemukan data-data sebagai berikut: anak
mengalami peningkatan suhu tubuh menjadi 38,2ºC, Nadi 158x/ menit, RR
38x/ menit, akral hangat, mukosa bibir kering. Penulis menegakan diagnosa
tersebut menjadi diagnosaprioritas pertama karena hipertermia ini terdapat
pada gejala penyerta yang ada pada pasien dengan cerebral palsy, yang
apabila tidak segera ditangani akan menyebabkan ketidaknyamanan pada
anak dan akan mengakibatkan pada komplikasi lain, seperti kejang pada
anak(Wong, 2010).
a. hambatan komunikasi verbal berhubungan dengan defek anatomis
(Nanda, 2012)
Diagnosa yang seharusnya ditegakkan adalah gangguan
komunikasi verbal berhubungan dengan kesukaran dalam
artikulasi. (Nanda, 2012)
Gangguan komunikasi verbal adalah penurunan, kelambatan
atau ketiadaan kemampuan untuk menerima, memproses,
mengirim dan / atau menggunakan system symbol. (Nanda, 2012)
Diagnosa ini dapat dimunculkan kalau ditemukan data-data
sebagai berikut: Tidak ada kontak mata, kesulitan mengekspresikan
pikiran secara verbal ( misalnya : afasia, disfasia ), kesulitan
menyusun kalimat, kesulitan memahami pola komunikasi yang
biasa, ketidaktepatan verbalisasi. (Nanda, 2007)
Pada kasus ini dimunculkan diagnosa hambatan verbal ini
karena ditemukan data-data sebagai berikut: Ibu pasien
mengatakan bahwa anaknya mengalami kesulitan dalam berbicara/
berkomunikasi, anak tampak belum mampu mengkombinasikan
dua kata, hasil pemeriksaan DDST bagian bahasa adalah delay dan
caution (suspect).
Penulis menegakan diagnosa tersebut karena menurut
(handerson) hambatan verbal apabila tidak ditangani akan
menyebabkan anak akan kesulitan berkomunikasi dan akan
menimbulkan rasa ketidaknyamanan pada anak, pertumbuhan dan
perkembangan anak tidak sesuai dengan usianya (Nadire Berker,
2005).
b. Hambatan tumbuh kembang berhubungan dengan gangguan
neuromuskular (Nanda, 2012).
Diagnosa yang seharusnya ditegakkan adalah gangguan
perkembangan berhubungan dengan gangguan neuromuskular
(Nanda, 2012).
Gangguan perkembangan adalah suatu keadaan penyimpangan
perkembangan atau kelainan dari aturan kelompok usia (Nanda,
2011). Diagnosa ini dapat dimunculkan kalau ditemukan data-data
sebagai berikut: Gangguan pertumbuhan motorik, penurunan
waktu respon, terlambat dalam melakukan ketrampilan umum
kelompok usia, ketidakmampuan melakukan aktivitas perawatan
diri yang sesuai dengan usianya. (Nadire berker, 2005)
Pada kasus ini dimunculkan diagnosa hambatan tumbuh
kembang ini karena ditemukan data-data sebagai berikut: Ibu
pasien mengatakan bahwa pertumbuhan dan perkembangan
anaknya tidak seperti anak yang sebaya lainya, dari pemeriksaan
DDST hasilnya Suspect, artinya anak gagal melakukan item
pemeriksaan yang diperintahkan sesuai kelompok usianya. Penulis
menegakan diagnosa tersebut karena menurut jurnal, hambatan
tumbuh kembang pada anak apabila tidak ditangani segera akan
menganggu jalannya proses pertumbuhan dan perkembangan anak
selanjutnya, yang mengakibatkan keterlambatan/ penyimpangan
dengan kelompok usia (Nadire Berker dkk, 2005).
C. Implementasi
1. Diagnosa yang pertama, penulis melakukan implementasi yaitu
melakukan kompres hangat pada anak pada kedua lipatan ketiak,
leher, kedua selakangan, dan kedua lipatan belakang lutut,
Memantau suhu tubuh anak secara berkala, Menganjurkan pada
keluarga pasien agar memberikan minum air putih sedikit tapi
sering minimal sehari 1344cc/ hari. Dengan menggunakan rumus
berdasarkan berat badan pasien: (100x10=1000) + (4x50=200) =
1200cc, ditambah 12% dari 1200cc setiap kenaikan suhu 1C, jadi
1200+144=1344cc. Berkolaborasi pemberian antipiretik,
2. Diagnosa kedua penulis melakukan tindakan keperawatan untuk
mengatasi masalah keperawatan pada diagnosa kedua adalah
menganjurkan kunjungan keluarga secara teratur untuk memberi
stimulasi pada komunikasi, berbicara perlahan, jelas dan tenang,
menghadap kearah pasien, memberitahu ahli terapi wicara dengan
lebih dini.
3. Diagnosa ketiga penulis melakukan tindakan keperawatan untuk
mengatasi masalah keperawatan pada diagnosa ketiga adalah
mengkaji tingkat tumbuh kembang anak, Mengajarkan untuk
intervensi awal dengan terapi rekreasi dan aktivitas sekolah,
Memberikan aktivitas yang sesuai, menarik, dan dapat dilakukan
oleh anak, Menganjurkan pada keluarga untuk merencanakan
bersama anak aktivitas dan sasaran yang memberikan kesempatan
untuk keberhasilan, Memberikan pendkes pada keluarga tentang
stimulasi tumbuh kembang anak.
D. Evaluasi
1. Untuk diagnosa pertama, Kriteria hasil yang telah ditetapkan dalam
tinjauan pustaka sebagai berikut: Suhu tubuh dalam batas normal (36-
37.5ºC), Nadi dalam batas normal (80-120), RR dalam batas normal (15-
30) akral tidak panas, mukosa bibir lembab (Nanda, 2012).Evaluasi pada
kasus ini pada hari ketiga didapatkan data: Ibu pasien mengatakananaknya
anaknya sudah tidak panas, S: 37.4ºC, Nadi 102 x/menit, RR 22x/menit,
akral dingin, mukosa bibir lembab.Sesuai dengan kriteria hasil yang
ditetapkan pada awal memberikan asuhan keperawatan ini tujuan
keperawatan tercapai, Intervensi keperawatan dihentikan.
2. Untuk diagnosa kedua, Kriteria hasil yang ditetapkan dalam tinjauan
pustaka sebagai berikut: Anak akan mengekspresikan tentang kebutuhan
dan mengembangkan metode dalam berkomunikasi dengan orang lain,
anak mampu bertukar pesan secara akurat dengan orang lain,
menggunakan bahasa tertulis, berbicara, nonverbal, menggunakan bahasa
isyarat (Nanda, 2011). Evaluasi pada kasus ini pada hari ketiga didapatkan
data: ibu pasien mengatakan bahwa pasien mampu mengucap satu kata
dan tidak lambat dalam berespon, namun anak belum mampu
mengkombinasikan dua kata, pasien tampak belum mampu
mengkombinasikan dua kata, respon pasien tidak lambat saat ada
rangsangan. Sesuai dengan kriteria hasil yang ditetapkan pada awal
memberikan asuhan keperawatan ini tujuan keperawatan tercapai
sebagian, belum sesuai dengan kriteria hasil yang diharapkan, intervensi
dilanjutkan.
3. Untuk diagnosa ketiga, Kriteria hasil yang ditetapkan dalam tinjauan
pustaka sebagai berikut: Melakukan ketrampilan sesuai dengan
perkembangan usianya, mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara
mandiri sesuai usia, menunjukkan peningkatan dalam berespon (Suriadi,
dkk, 2010). Evaluasi pada kasus ini pada hari ketiga didapatkan data: ibu
pasien mengatakan anaknya belum mampu mengikuti kegiatan permainan
(menyusun dua balok), pasien tampak belum mampu menyusun dua balok,
belum ada peningkatan perkembangan pada anak, anak belum mampu
mengikuti permainanyang diberikan sesuai dengan usianya. Sesuai dengan
kriteria hasil yang ditetapkan pada awal memberikan asuhan keperawatan
ini tujuan keperawatan belum tercapai/belum sesuai dengan kriteria hasil
yang diharapkan, intervensi dilanjutkan.

Anda mungkin juga menyukai