Combinepdf 25
Combinepdf 25
DIRI SENDIRI
1. Segala Sesuatu Yang Berhubungan Dengan Aktifitas Diri Sendiri Guna Meningkatkan Dan
Memperbaiki Status Kesehatan Diri Sendiri.
Tidur 7-8 Jam/Hari, Makan 3x/Hari, Sarapan Setiap Hari, Memeliihara Berat Badan Ideal,
Menghindari Minuman Beralkohol Secara Berlebihan , Olahraga Secara Teratur Dan Tidak
Merokok
Maknanya adalah bahwa penderita sendiri yang memilih obat tanpa resep untuk
mengatasi penyakit yang dideritanya
Obat yang digunakan dalam swamedikasi adalah obat tanpa resep meliputi OWA
atau obat keras yang dapat diserahkan oleh apoteker kepada pasien
1. Perawatan simptomatik minor, seperti rasa tidak enak badan dan cedera ringan
2. Penyakit yang dapat sembuh sendiri dengan bertambahnya daya tahan tubuh
seperti flu
4. Penyakit kronis yang sebelumnya sudah pernah didiagnosis dokter atau tenaga
medis professional lainnya, seperti asma dan arthritis
TUJUAN
A. MENINGKATKAN MUTU PELAYANAN KEFARMASIAN
B. MENJAMIN KEPASTIAN HUKUM BAGI TENAGA KEFARMASIAN
C. MELINDUNGI PASIEN DAN MASYARAKAT DARI PENGGUNAAN OBAT YANG
TIDAK RASIONAL DALAM RANGKA KESELAMATAN PASIEN (PATIENT SAFETY)
Pekerjaan Kefarmasian Adalah Pembuatan Termasuk Pengendalian Mutu Sediaan Farmasi,
Pengamanan, Pengadaan, Penyimpanan Dan Pendistribusian Atau Penyaluran Obat,
Pengelolaan Obat, Pelayanan Obat Atas Resep Dokter, Pelayanan Informasi Obat, Serta
Pengembangan Obat, Bahan Obat Dan Obat Tradisional
Swamedikasi dilakukan untuk mengatasi keluhan dan penyakit ringan yang banyak
dialami masyarakat deperti demam, nyeri, pusing, batuk, influenza, sakit maag,
kecacingan, diare, penyakit kulit dll
1. Mengetahui jenis obat yang diperlukan.
2. Mengetahui kegunaan dari tiap obat, sehingga dapat mengevaluasi sendiri
perkembangan rasa sakitnya.
3. Menggunakan obat secara benar (cara, aturan, lama pemakaian) dan
mengetahui batas kapan mereka harus menghentikan self medication yang
kemudian segera minta pertolongan petugas kesehatan.
4. Mengetahui efek samping obat yang digunakan sehingga dapat memperkirakan
apakah suatu keluhan yang timbul kemudian, merupakan suatu penyakit baru
atau efek samping obat.
5. Mengetahui siapa yang tidak boleh menggunakan obat tersebut, terkait dengan
kondisi seseorang
Menurut World Health Organization (WHO) tahun 1985 :
Penggunaan obat rasional bila :
Pasien menerima obat yang sesuai dengan kebutuhannya
Periode waktu yang adekuat
Harga yang terjangkau
1. TEPAT DIAGNOSIS
2. TEPAT INDIKASI PENYAKIT
3. TEPAT PEMILIHAN OBAT
4. TEPAT DOSIS
5. TEPAT PENILAIAN KONDISI PASIEN
6. WASPADA TERHADAP EFEK SAMPING
7. EFEKTIF, AMAN, MUTU TERJAMIN, TERSEDIA SETIAP SAAT,
DAN HARGA TERJANGKAU
8. TEPAT TINDAK LANJUT (FOLLOW UP)
9. TEPAT PENYERAHAN OBAT (DISPENSING)
10. PASIEN PATUH TERHADAP PERINTAH PENGOBATAN YANG
DIBERIKAN
1) Jenis sediaan obat beragam
2) Jumlah obat terlalu banyak
3) Frekuensi pemberian obat per hari terlalu sering
4) Pemberian obat dalam jangka panjang tanpa informasi
5) Pasien tidak mendapatkan informasi yang cukup mengenai cara menggunakan
obat
6) Timbulnya efek samping
Tepat Jumlah
Jumlah obat yang diberikan harus dalam jumlah yang cukup.
Tepat cara pemberian
Ex. Obat antasida dan antibiotika
Tepat interval waktu pemberian
Ex. Frekuensi pemberian obat per hari
Tepat lama pemberian Lama pemberian
Ex. Untuk Tuberkulosis lama pemberian paling singkat adalah 6 bulan,
sedangkan untuk kusta paling singkat 6 bulan. Lama pemberian
kloramfenikol pada demam tifoid adalah 10 – 14 hari. \
1. Batuk 11. Ketombe
2. Flu (influenza) 12. Kudis
3. Demam 13. Kutil
4. Nyeri 14. Luka Bakar
5. Sakit maag
15. Luka Iris
6. Kecacingan
16. Luka serut
7. Diare
8. Biang keringat
9. Jerawat
10. Kadas / kurap
Pasien datang dg keluhan
1. Pasien datang dengan keluhan gejala sakit
2. Apoteker harus merespon keluhan pasien dan melakukan assesment pasien
3. Apoteker membantu untuk memilihkan obat yang sesuai dg kebutuhan pasien,
bila diperlukan pemeriksaan lebih lanjut maka disarankan periksa ke dokter
4. Obat dapat diberikan hanya untu mengurangi keluhan
5. Pemberian informasi tentang penggunaan obat pasien terkait keluhan
pengobatan pasien
Pasien datang menanyakan obat tertentu
1. Lihat ketersediaan stock di apotik berikan sesuai dg ilmu kefarmasian
2. Pasien setuju dilakukan pengemasan sesuai dengan permintaan pasien
3. Pemberian informasi tentang penggunaan obat tersebut dan informasi yang
mendukun pengobatan pasien
4. Catat dalam buku pelayanan swamedikasi untuk memonitoring penggunaan
obat
5. Harus ada siapa yang melaksanakan pelayanan swamdikasi dan di validasi oleh
apoteker penaggung jawab
Obat adalah bahan atau paduan bahan – bahan yang siap digunakan untuk
memperngaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam
rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan
kesehatan dan kontrasepsi.
UU. Kes no. 23 tahun 1992
Obat jadi adalah obat yang sudah dalam bentuk siap pakai, tdiri dari :
1. Obat generik
2. Obat merek dagang
Obat nama dagang adalah obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas nama
pembuat atau yang dikuasakannya, dan dijual dalam bungkus asli pabrik yang
memproduksinya
Obat palsu adalah obat jadi yang diproduksi oleh pabrik obat yang tidak terdaftar.
Obat yang tidak terdaftar atau obat jadi yang kadarnya menyimpang 20% atau lebih
dari persyaratan yang ditentukan
Gol Obat Definisi Tanda
Obat Bebas Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli tanpa resep dokter. Pada kemasan
dan etiket obat bebas, tanda khusus berupa lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam
Obat Bebas Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras tetapi masih dapat dijual atau dibeli
bebas tanpa resep dokter, namun penggunaannya harus memperhatikan informasi yang menyertai obat
Terbatas dalam kemasan. Pada kemasan dan etiket obat bebas terbatas terdapat tanda khusus berupa lingkaran biru
dengan garis tepi berwarna hitam. Cth. C T M
Obat Keras Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli di apotek dengan resep Dokter. Obat keras mempunyai
tanda khusus berupa lingkatan bulat merah dengan garis tepi berwarna hitam dan huruf K ditengah yang
menyentuh garis tepi.
Obat Obat bukan golongan narkotik yang berkhasiat mempengaruhi susunan syaraf pusat. Obat ini dapat
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Obat golongan ini hanya boleh dijual
Psikotropika dengan resep dokter dan diberi tanda huruf K dalam lingkaran merah dengan garis tepi berwarna hitam.
Contoh : Diazepam, Phenobarbital
Obat Obat yang berasal dari turunan tanaman atau bahan kmia yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan menimbulkan
Narkotika ketergantungan. Obat ini hanya dapat diperoleh dengan resep dari dokter. Contoh: Morfin, Petidin
1. Nama obat
2. Komposisi obat
3. Indikasi
4. Aturan pakai
5. Peringatan dan perhatian
6. Tanggal kadaluarsa
7. Nama produsen
8. No. batch / lot
9. Harga eceran tertinggi
10. Nomor registrasi
1. Apoteker perlu melakukan pengkajian terhadap perlunya swamedikasi
2. Apoteker membantu pasien dalam pemilihan obat yang sesuai dengan
kebutuhan
3. Apoteker harus memberikan edukasi apabila masyarakat ingin mengobati diri
sendiri (swamedikasi)
4. Apoteker dapat melakukan penyebaran leflet brosur poster dan penyuluhan dll
5. Apoteker memberikan informasi yang memadai tentang penggunaan obat yang
diberikan kepada pasien
6. Apoteker dituntut untuk dapat memberikan informasi yang tepat kepada
masyarakat sehingga masyarakat dapat terhindar dari penyalahgunaan obat
(drug misuse), karena masyarakat cenderung hanya tahu merk dagang obat
tanpa tahu zat berkhasiatnya
1. Gejala atau keluhan rasa sakit.
2. Alergi atau reaksi yang tidak diinginkan yang pernah dialami terhadap obat
tertentu.
3. Wanita dalam kondisi hamil atau merencanakan untuk hamil, karena bebera
4. pa obat dapat mempengaruhi janin sehingga dapat menyebabkan cacat pada bayi.
5. Wanita yang sedang menyusui, sebab beberapa obat dapat masuk ke dalam air susu
ibu dan menimbulkan efek negatif pada bayi.
6. Diet yang sedang dilakukan misalnya dengan menggunakan obat diet, atau diet
rendah garam, atau diet rendah gula, mengingat bahwa suatu obat, selain
mengandung bahan berkhasiat obat juga mengandung bahan tambahan lain seperti
pemanis.
7. Efek samping yang tertera pada label obat, misalnya akan menyebabkan rasa
kantuk; seharusnya tidak membawa kendaraan sesudah minum obat.
8. Sediaan obat harus tepat, misalnya kalau sulit menelan hindari obat oral.
9. Sedang minum obat lain, karena kemunkinan akan terjadi interaksi.
10. Nama obat, khasiat, cara penggunaan dan dosis.
1. Rumah Sakit
2. Puskesmas
3. Apotek
4. Toko obat berizin
2. SEDIAAN CAIR
2.1 sirup
2.2 larutan obat luar : tetes hidung, telinga, mata, lotio, obat kumur
dan shampo
3. INHALASI
Sediaan obat luar yang digunakan dengan cara dihisap melalui hidung
• Tablet yang dilarutkan dalam air terlebih dahulu sebelum diminum. Tablet ini
Tablet effervescent mengeluarkan gas CO2
SALEP AEROSOL
KRIM GEL OVULA
SUPPOSITORIA
Sediaan Sediaan
Sediaan Sediaan Sediaan
setengah setengah Sediaan
setengah setengah setengah
padat yang padat yang setengah padat
padat yang padat yang padat
digunakan digunakan berbentuk
digunakan digunakan berbentuk
untuk kulit dengan cara peluru
untuk kulit untuk kulit, bulat telur
atau mata. semprot pada digunakan untuk
dan anus dan digunakan
hidung atau anus
kosmetik. vagina. untuk vagina.
mulut.
Dalam melaksanakan pengobatan sendiri, harus diwaspadai saat menggunakan
obat bebas terbatas, karena khusus untuk obat bebas terbatas selain terdapat
tanda khusus lingkaran biru, diberi pula tanda peringatan untuk aturan pakai
obat. Karena hanya dengan takaran dan kemasan tertentu obat ini aman digunakan
1 (satu) kali sehari, berarti obat tersebut diminum waktu pagi hari atau malam hari,
Penggunaan obat bebas atau obat bebas terbatas tidak dimaksudkan untuk
Sebaiknya tidak melepas etiket dari wadah obat karena pada etiket tersebut
Bacalah cara penggunaan obat sebelum minum obat, demikian juga periksalah
tanggal kadaluarsa.
a) Pemberian obat oral (melalui mulut) adalah cara yang paling praktis, mudah
dan aman.
c) Obat oral terdapat dalam beberapa bentuk sediaan yaitu tablet, kapsul, puyer
dan cairan.
UNTUK SEDIAAN OBAT PADAT UNTUK SEDIAAN OBAT LARUTAN
a) Obat oral dalam bentuk padat, sebaiknya a) Gunakan sendok takar atau alat lain (pipet, gelas
diminum dengan air matang. takar obat) jika minum obat dalam bentuk
larutan/cair. Sebaiknya tidak menggunakan sendok
b) Ikuti petunjuk kapan saat yang tepat untuk
rumah tangga, karena ukuran sendok rumah tangga
minum obat apakah pada saat perut kosong,
tidak sesuai untuk ukuran dosis.
atau pada saat makan atau sesudah makan
atau pada malam hari sebelum tidur. b) Hati-hati terhadap obat kumur. Jangan diminum.
Lazimnya pada kemasan obat kumur terdapat
Misalnya : obat antasida harus diminum saat
peringatan ”Hanya untuk kumur, jangan ditelan”.
perut kosong, obat yang merangsang
c) Sediaan obat larutan biasanya dilengkapi dengan
lambung, harus diminum sesudah makan, obat
sendok takar yang mempunyai tanda garis sesuai
pencahar diminum sebelum tidur.
dengan ukuran 5.0 ml, 2,5 ml dan 1,25 ml.
Ukuran Artinya:
1 (satu) sendok takar obat berarti obat tersebut harus dituangkan pada sendok takar
sampai garis yang menunjukan volume 5 ml.
½ (setengah) sendok takar obat berarti obat tersebut harus dituangkan pada sendok takar
sampai garis yang menunjukan volume 2.5 ml.
¼ (seperempat) sendok takar berarti obat tersebut harus dituangkan pada sendok takar
obat sampai garis yang menunjukan volume 1,25 ml.
Sediaan cairan untuk bayi dan balita harus jelas dosisnya. Gunakan sendok takar yang tersedia didalam
kemasannya. Berikan minuman kesukaan anak setelah minum obat yang terasa pahit/ kurang enak.
Beberapa bentuk sediaan obat untuk penggunaan kulit, yaitu bentuk bubuk halus
(bedak), cairan (lotion), setengah padat (krim, salep).
Untuk mencegah kontaminasi (pencemaran), sesudah dipakai wadah harus tetap tertutup
rapat.
Untuk mencegah kontaminasi (pencemaran), hindari ujung wadah obat tetes mata
terkena permukaan benda lain (termasuk mata) dan wadah harus tetap tertutup rapat
sesudah digunakan.
Cara penggunaan :
1. Cuci tangan.
2. Tengadahkan kepala pasien; dengan jari telunjuk tarik kelopak mata bagian
bawah.
3. Tekan botol tetes atau tube salep hingga cairan atau salep masuk dalam kantung
mata bagian bawah .
4. Tutup mata pasien perlahan–lahan selama 1 sampai 2 menit.
5. Untuk penggunaan tetes mata tekan ujung mata dekat hidung selama 1-2 menit;
untuk penggunaan salep mata, gerakkan mata ke kiri-kanan, ke atas dan ke
bawah.
6. Setelah obat tetes atau salep mata digunakan, usap ujung wadah dengan tisu
bersih, tidak disarankan untuk mencuci dengan air hangat.
7. Tutup rapat wadah obat tetes mata atau salep mata.
8. Cuci tangan untuk menghilangkan sisa obat pada tangan
Terdapat 2 macam sediaan untuk hidung, yaitu obat tetes hidung dan obat semprot
hidung.
Cara penggunaan obat tetes hidung :
1. Cuci tangan.
2. Bersihkan hidung.
3. Tengadahkan kepala.
4. Teteskan obat di lubang hidung.
5. Tahan posisi kepala selama beberapa menit agar obat masuk ke lubang hidung.
6. Bilas ujung obat tetes hidung dengan air panas dan keringkan dengan kertas tisu
kering.
7. Cuci tangan untuk menghilangkan sisa obat pada tangan.
Cara penggunaan obat semprot hidung :
1. Cuci tangan.
2. Bersihkan hidung dan tegakkan kepala.
3. Semprotkan obat ke dalam lubang hidung sambil tarik napas dengan cepat.
4. Untuk posisi duduk : tarik kepala dan tempatkan diantara dua paha.
5. Cuci botol alat semprot dengan air hangat (jangan sampai air masuk ke dalam
botol) dan keringkan dengan tissue bersih setelah digunakan.
6. Cuci tangan untuk menghilangkan sisa obat pada tangan.
Hindari penggunaan obat tetes hidung oleh lebih dari satu orang, agar tidak
terjadi penulaan infeksi.
Hindarkan ujung kemasan obat tetes telinga dan alat penetes telinga atau pipet terkena
permukaan benda lain (termasuk telinga), untuk mencegah kontaminasi.
Cara penggunaan obat tetes telinga :
1. Cuci tangan.
2. Bersihkan bagian luar telinga dengan ”cotton bud”.
3. Kocok sediaan terlebih dahulu bila sediaan berupa suspensi.
4. Miringkan kepala atau berbaring dalam posisi miring dengan telinga yang akan
ditetesi obat, menghadap ke atas.
5. Tarik telinga keatas dan ke belakang (untuk orang dewasa) atau tarik telinga ke
bawah dan ke belakang (untuk anak anak).
6. Teteskan obat dan biarkan selama 5 menit.
7. Keringkan dengan kertas tisu setelah digunakan.
8. Tutup wadah dengan baik.
9. Jangan bilas ujung wadah dan alat penetes obat.
10. Cuci tangan untuk menghilangkan sisa obat pada tangan.
Cara penggunaan supositoria :
1. Cuci tangan.
2. Buka bungkus aluminium foil dan basahi supositoria dengan sedikit air.
3. Pasien dibaringkan dalam posisi miring.
4. Dorong bagian ujung supositoria ke dalam anus dengan ujung jari.
5. Cuci tangan untuk menghilangkan sisa obat pada tangan.
Jika supositoria terlalu lembek, sehingga sulit untuk dimasukkan kedalam anus, maka
sebelum digunakan sediaan supositoria ditempatkan di dalam lemari pendingin
selama 30 menit kemudian tempatkan pada air mengalir sebelum membuka bungkus
kemasan aluminium foil
Cara penggunaan krim/salep rektal :
Tanpa aplikator
1. Bersihkan dan keringkan daerah rektal.
2. Masukkan salep atau krim secara perlahan ke dalam rektal.
3. Cuci tangan untuk menghilangkan sisa obat pada tangan.
Jika penderita sedang dalam keadaan hamil, sebelum menggunakan obat sebaiknya
konsultasi terlebih dahulu dengan tenaga kesehatan/ dokter.
Gunakan aplikator sesuai dengan petunjuk penggunaan yang disertakan dalam
kemasan.
Efek samping obat adalah setiap respon obat yang merugikan akibat penggunaan obat dengan dosis
atau takaran normal.
1. Biasanya efek samping obat terjadi setelah beberapa saat minum obat.
2. Perhatikan kondisi pasien, misalnya ibu hamil, ibu menyusui, lansia, anak anak, penderita gagal
ginjal, jantung dan sebagainya. Pada penderita tersebut harus lebih berhati-hati dalam memberikan
obat.
3. Informasi tentang kemungkinan terjadinya efek samping obat, biasanya terdapat pada brosur
kemasan obat, oleh karena itu bacalah dengan seksama kemasan atau brosur obat, agar efek
samping yang mungkin timbul sudah diketahui sebelumnya, sehingga dapat dilakukan rencana
penanggulangannya.
Hal yang harus dilakukan apabila timbul efek samping obat :
Beyond use date (BUD) adalah batas waktu penggunaan produk obat setelah
diracik/disiapkan atau setelah kemasan primernya dibuka/dirusak. Kemasan primer
disini berarti kemasan yang langsung bersentuhan dengan bahan obat, seperti:
botol, ampul, vial, blister
Eye drops multidose, Ear drps, Nose drops 1 Month after opening
and Eye ointment
Centang box
“Tidak” jika pasien
tidak
menggunakan Centang box “Ya”
obat sebelum jika pasien
masuk RS menggunakan
obat sebelum
masuk RS,
selanjutnya
lengkapi tabel
rincian obat yang
digunakan pasien
sebelum masuk RS
PELAYANAN INFORMASI OBAT (PIO)
A. Menjawab pertanyaan
F. Melakukan penelitian
FAKTOR – FAKTOR YG DIPERHATIKAN
B. TEMPAT
C. PERLENGKAPAN
FORM
PIO
KONSELING
Adalah suatu aktivitas pemberian nasihat atau saran terkait terapi obat
dari apoteker (konselor) kepada pasien dan/atau keluarganya.
Konseling untuk pasien rawat jalan maupun rawat inap di semua fasilitas
kesehatan dapat dilakukan atas inisitatif apoteker, rujukan dokter,
keinginan pasien atau keluarganya.
Disusun oleh :
Batuk dapat dipicu secara reflek ataupun disengaja. Sebagai refleks pertahanan diri, batuk dipengaruhi oleh
jalur saraf aferen dan eferen. Batuk diawali dengan inspirasi dalam diikuti dengan penutupan glotis,
relaksasi diafragma dan kontraksi otot melawan glotis yang menutup. Sehingga terjadi tekanan positif pada
intratoraks yang menyebabkan penyempitan trakea. Sekali glotis terbuka, perbedaan tekanan yang besar
antara saluran nafas dan udara luar bersama dengan penyempitan trakea yang akan menghasilkan aliran
udara yang melalui trakea. Kekuatan eksplosif ini akan “menyapu” sekret dan benda asing yang ada di
saluran nafas (Ikawati, 2008).
Reflek batuk dimulai dari suatu rangsangan para reseptor batuk. Reseptor ini berupa serabut non myelin
halus yang terletak baik di dalam maupun di luar rongga toraks yang terletak di dalam rongga toraks antara
lain terdapat di laring, trakea, bronkus, dan di pleura. Jumlah reseptor akan semakin berkurang pada
cabang – cabang bronkus yang kecil, dan sejumlah besar reseptor yang terdapat di laring dan trakea.
Bahkan juga reseptor ditemui pada saluran telinga, lambung, hilus, sinus parasanalis, pericardial dan
diafragma.
Mekanisme batuk
Mekanisme batuk dibagi menjad empat fase, yaitu:
a. Fase Iritasi
Iritasi dari salah satu saraf sensoris nervus vagus di laring, trakea, bronkus
besar atau serat afferen cabang faring dari nervus glosofaringeus dapat
menimbulkan batuk. Batuk juga timbul bila reseptor batuk di lapisan faring
dan esophagus, rongga pleura dan saluran telingan luar dirangsang.
b. Fase Inspirasi
Pada fase ini glotis secara refleks terbuka lebar akibat konstraksi otot
abductor kartilago aritenoidea. Inspirasi terjadi secara dalam dan cepa,
sehingga udara dengan cepat dan dalam jumlah banyak masuk ke dalam
paru. Hal ini disertai terfiksirnya iga bawah akibat konstraksi otot toraks,
perut dan diafragma, sehingga dimensi lateral dada membesar
mengakibatkan peningkatan volume paru. Masuknya udara ke dalam paru
dengan jumlah banyak memberikan keuntungan yaitu akan memperkuat
fase ekspirasi sehingga lebih cepat dan kuat serta memperkecil rongga
udara yang tertutup sehingga menghasilkan mekanisme pembersihan
yang potensial.
Mekanisme batuk
c. Fase Kompresi
Fase ini dimulai dengan tertutupnya glotis akibat kontraksi otot adductor
kartilago aritenoida, glotis tertutup selama 0.2 detik. Pada fase ini tekanan
intratoraks meninggi sampai 300 cm H2O agar terjadi batuk yang efektif.
Tekanan pleura tetap meninggi selama 0.5 detik setelah glotis terbuka.
Batuk dapat terjadi tanpa penutupan glotis karena otot-otot ekspirasi
mampu meningkatkan tekanan intratoraks walaupun glotis tetap terbuka.
d. Fase Ekspirasi
Pada fase ini glotis terbuka secara tiba-tiba akibat kontraksi aktof otot
ekspirasi, sehingga terjadi pengeluaran benda-benda asing dan bahan-
bahan lain. Gerakan glotis, otot-otot pernafasan dan cabang-cabang
bronkus merupakan hal yang penting dalam fase mekanisme batuk dan
terjadi fase batuk yang sebenarnya. Suara batuk sangat bervariasi akibat
getaran secret yang ada dalam saluran nafas atau getaran pita suara.
(Guyton. 2008).
Klasifikasi Batuk
Berdasarkan Berdasarkan
Waktu Penyebabnya
Berdasarkan Waktu
1. Akut
Akut merupakan fase awal dan masih mudah untuk sembuh. Jangka waktu akut yaitu kurang dari tiga
minggu dan terjadi karena iritasi, bakteri, virus, dan penyempitan nafas atas.
2. Subakut
Subakut adalah fase peralihan dari akut menjaid kronis, dikategorikan subakut apabila batuk sudah 3 – 8
minggu yang dikarenakan adanya gangguan pada epitel.
3. Kronis
Kronis adalah batuk yang sulit disembuhkan dikarenakan penyempitan saluran nafas atas dan terjadi
lebih dari 8 minggu. Batuk kronis biasanya berupa gejala adanya penyakit lain yang lebih berat. Banyak
penyakit yang ditandai dengan batuk kronis, seperti asma, TBC, gangguan refluks lambung, PPOK,
hingga kanker paru. Maka itu, batuk kronis harus segera diperiksakan ke dokter untuk memastikan
penyebabnya dan dapat segera diatasi. (Nadesui, 2008).
Berdasarkan Penyebab
1. Batuk berdahak adalah Batuk berdahak disertai dengan jumlah sputum yang dihasilkan
sangat banyak. Sehingga menyumbat saluran pernafasan.
2. Batuk kering adalah Batuk ini tidak mengeluarkan sputum. Laring terasa gatal, sehingga
merangsang timbulnya batuk yang tidak nyaman. Bila batuk terlalu keras dapat memecahkan
pembuluh mata.
3. Batuk yang khas:
Batuk penyakit TBC yaitu berlangsung berbulan-bulan, kecil-kecil, timbul sekali-kali. Namun
batuk dapat disertai dengan bercak darah.
Batuk kare Batuk rejan biasanya berlangsung selama 100 hari dan dapat menyebabkan pita
suara radang dan suara parau.
Batuk karena gejala jantung lemah yaitu darah yang terbendung di paru-paru menjadikan
paru-paru menjadi basah. Kondisi basah tersebut merangsang timbulnya batuk.
Batuk karena kanker paru-paru adalah kanker paru yang menahun dan tidak sembuh disertai Batuk Tuberkolosis ( TBC)
dengan batuk. Bila kerusakan paru-paru semakin parah maka batuk akan semakin
bertambah keras.
Batuk karena kemasukan beda asing; pada saat saluran pernafasan berusaha mengeluarkan
benda asing maka akan menimbulkan batuk sebagai upaya reflek terhadap benda asing.
Terapi Batuk
Terapi Farmakologi
Bila keadaan batuk belum sembuh dapat digunakan obat batuk, yang mana obat
batuk dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu :
1.Mukolitik merupakan obat yang bekerja dengan cara mengencerkan sekret saluran
pernapasan dengan jalan memecah benang-benang mukoprotein dan mukopolisakarida dari
sputum. Agen mukolitik berfungsi dengan cara mengubah viskositas sputum melalui aksi
kimia langsung pada ikatan komponen mukoprotein. Agen mukolitik yang terdapat di
pasaran adalah bromheksin, ambroksol, dan asetilsistein (Estuningtyas, 2008).
2.Ekspektoran merupakan obat yang dapat merangsang pengeluaran dahak dari saluran
pernapasan. Mekanisme kerjanya diduga berdasarkan stimulasi mukosa lambung dan
selanjutnya secara refleks merangsang sekresi kelenjar saluran pernafasan lewat nervus
vagus, sehingga menurunkan viskositas dan mempermudah pengeluaran dahak. Obat yang
termasuk golongan ini adalah ammonium klorida dan gliseril guaiakoiat (Estuningtyas,
2008).
1. Antitusif adalah obat yang menekan refleks batuk, digunakan pada gangguan saluran
nafas yang tidak produktif dan batuk akibat teriritasi. Secara umum berdasarkan tempat kerja
obat antitusif dibagi atas antitusif yang bekerja di perifer dan antitusif yang berkerja di
sentral. Antitusif yang bekerja di sentral dibagi atas golongan narkotik dan non-narkotik.
Contohnya seperti obat Dekstrometorfan HBr dan Difenhidramin HCL.
Contohnya Ammonium klorida
Ammonium klorida jarang digunakan sebagai terapi obat tunggal yang berperan sebagai ekspektoran tetapi lebih sering dalam
bentuk campuran dengan ekspektoran lain atau antitusif. Digunakan dengan dosis besar dapat menimbulkan asidosis metabolik,
dan harus digunakan dengan hati-hati pada pasien dengan insufisiensi hati, ginjal, dan paru-paru. Dosisnya untuk orang dewasa
adalah 300 mg (5mL) tiap 2 hingga 4 jam. Obat ini hampir tidak digunakan lagi untuk pengasaman urin pada keracunan sebab
berpotensi membebani fungsi ginjal dan menyebabkan gangguan keseimbangan elektrolit (Estuningtyas, 2008). Contoh kombinasi
ammonium klorida dengan ekspektoran lain (antitusif) adalah Obat Batuk Hitam (OBH).
• Mekanisme kerja dari Succus Liquiritiae untuk mengatasi batuk, membantu pengeluaran dahak, menyembuhkan peradangan Dan
adalah sediaan galenik dari Radix liquiritiae berwarna hitam coklat, dan larut dalam air.
• Mekanisme kerja dari amonium klorida untuk meningkatkan pengeluaran dahak melalui refleks rangsangan selaput lendir saluran
cerna, Dosis pemakaian untuk dewasa 300 mg setiap 4 jam. Dan tidak dianjurkan pada pasien yang mengalami kerusakan hati,
ginjal, dan pasien mengidap jantung kronik karena dapat mengganggu keseimbangan kimia darah yang mempengaruhi ekskresi
obat.· Dosis 5 gram pada penderita dapat menyebabkan efek samping dengan gejala antara lain mual, muntah, haus, sakit kepala,
dan hiperventilasi.
Terapi Non Farmakologi
Selama berkonsultasi, pasien harus diingatkan untuk membaca brosur informasi obat dan memeriksa
komposisinya sebelum menggunakan, terutama jika menggunakan banyak produk, untuk menghindari
pemberian obat ganda atau dosis yang berlebih. Penting bagi pasien untuk mematuhi aturan dosis dan
pemberian obat serta durasi penggunaan obat.
Penting pula bagi apoteker untuk mengingatkan keluarga atau perawat pasien untuk selalu
menggunakan alat pengukur yang terkalibrasi saat memberikan obat larutan dan untuk membaca
informasi obat sebelum memberikan obat pada anak-anak untuk memastikan ketepatan dan kesesuaian
dosis. Keluarga dan perawat hanya boleh memberikan produk obat bebas untuk anak yang diproduksi
secara khusus untuk populasi pediatric dan harus mematuhi rekomendasi produsen obat, terrutama
berkaitan dengan batas usia penggunaan obat. Jika merasa ragu terkait kesesuaian atau dosis obat,
keluarga harus selalu berkonsultasi pada dokter anak atau apoteker.
Kriteria Batuk yang Tidak Dapat Diswamedikasi
Pasien yang mengalami satu atau beberapa gejala berikut harus berkonsultasi langsung
dengan dokter dan tidak boleh melakukan swamedikasi.
- Riwayat gejala yang berkaitan dengan batuk kronik, seperti PPOK, gagal jantung kongestif,
asma, dan bronkhitis kronik
- Batuk yang disertai demam >38,6oC, napas pendek, nyeri dada, berkeringat, menggigil,
sakit kepala berat, atau pembengkakan pergelangan kaki atau kaki
- Batuk yang memburuk atau tidak reda setelah mengalami infeksi saluran pernapasan atas
oleh virus, seperti pilek atau flu
Daftar Pustaka
• BPOM. 2006. Obat Flu.
• Nadesui, Hendrawan. 2008. Batuk dan
Penyebabnya.
• Waisya, Rani. 2008. Penyebab Batuk,
Gejala dan Pengobatannya.
• Wirodiarjo, Muljono. 2008. Penyebab
Batuk dan Tips Pengobatannya.
Thanks You
PELAYANAN 01
SWAMEDIKASI 02
DISUSUN OLEH :
JERAWAT Aab abdullah 18330117
Marrisya Yosita 18330119
Hudia Akmalia Azzahra 18330124 03
Shika Malini Hamdi 18330126
Jakiah 18330128
Nayung Garnisaa M. 18330131
Dita Masruroh 18330132 04
Tika Dwi Yolanda 18330143
Leti Maulidani Cahyati 18330151
PENGERTIAN
01
01
Berikut adalah gejala-gejalah saat menjelang timbulnya jerawat
04
GEJALA-GEJALA
01
Peradangan juga bias disebabkan oleh kuman tertentu yang
membentuk kantong kecil (kista) bila pecah mengeluarkan nanah
dan darah tetapi tidak berbau 02
01
1. Jerawat Juvenil 2. Jerawat Vulgaris
• Muncul saat masa puber. • Berbentuk komedo yang
• Menyerang remaja usia 14- terdapat di kulit berminyak.
20 tahun. • Rawat jerawat dengan
• Penyebabnya adalah penguapan hingga kulit 02
masalah hormonal yang cukup kenyal dan lembab.
belum stabil dalam Kemudian jerawat diambil
memproduksi sebum. dengan sendok una, dan
• Rawat jerawat menggunakan olesi dengan krim jerawat / 03
sabun ber-pH seimbang atau acne lotion. Biarkan
sabun bayi transculent. semalaman baru dibilas
dengan air hangat keesokan
harinya. 04
MACAM-MACAM JERAWAT
01
3. Jerawat Rosacea 4. Jerawat Nitrosica
• Terjadi pada wanita umur 30- • Sangat berbahaya karena
50 tahun. menimbulkan bopeng.
• Perlu pengobatan secara serius • Penyebab awal timbul bintik
pada dokter kulit. merah disertai peradangan 02
• Penyebab awal tampak yang terasa gatal
kemerahan hingga menimbul- • Biasanya timbul dibagian
kan sisik di lipatan hidung. wajah akan tetapi dapat juga
• Rawat jerawat dengan timbul dibagian kulit kepala, 03
penguapan, kompres air panas, leher, punggung dan dada
atau penyinaran dengan lampu bagian atas.
infra merah agar jerawat cepat • Tahap akhir yang
kering. memerlukan penanganan 04
khusus dari dokter ahli kulit.
PENCEGAHAN
• Bersihkan area kulit dua kali sehari yang memiliki kencenderungan jerawat akan
timbul dengan pembersih yang lembut dan gunakan yang bebas dari kandungan 01
minyak. Maka gunakanlah produk perawatan kulit yang berbahan dasar air.
• Gunakan krim atau jel penghilang jerawat untuk membantu kulit tetap kering dari
minyak yang berlebih.
• Gunakan produk yang mengandung benzoyl peroxide atau salicylic acid sebagai
bahan aktif. 02
• Hindari foundation makeup yang berat. Gunakan kosmetik krim sebagai alas
sebelum kosmetik bubuk dipakai.
• Bersihkan makeup sebelum tidur. Jika tidak, dapat menyumbat pori-pori kulit.
Pastikan juga untuk membersihkan peralatan kosmetik secara berkala dengan air
sabun. 03
• Hindari pakaian ketat ,karena menyimpan panas dan uap air dan dapat
menyebabkan iritasi pada kulit.
• Mandilah setelah berolah raga atau setelah melakukan pekerjaan yang berat.
Minyak dan keringat pada kulit dapat menahan kotoran dan bakteri. 04
OBAT SWAMEDIKASI
01
b. Menggunakan Obat Yang mengandung Asam Salisilat
Cara kerja obat : Mempunyai sifat keratolitik, yang dapat
melunakkan kulit sehingga dapat membantu penyerapan obat lain 02
dan fungisida yang lemah.
Efek yang tidak diinginkan : Iritasi kulit
03
04
OBAT SWAMEDIKASI
Verile® ( B ) Rosal® ( B )
01
• Komposisi : Asam • Komposisi : Asam Salisilat 0,2 %,
Cara kerja obat : Mempunyai efek anti fungi, anti bakteri dan
02
keratolitik.
Hal yang perlu diperhatikan : Tidak dianjurkan pemakaian
jangka lama karena dapat menggangu fungsi tiroid 03
Efek yang tidak diinginkan : Iritasi, reaksi alergi pada kulit
04
OBAT SWAMEDIKASI
Rosal® ( B
• Komposisi : Asam Salisilat 0,2 %, Resorsinol 0,5 %
• Indikasi : Menghilangkan minyak yang berlebih pada kulit yang 01
berjerawat, mencegah timbulnya jerawat
• Dosis : Tuangkan pada kapas, oleskan pada bagian yang berjerawat,
02
digunakan sesudah mandi atau sesudah membersihkan muka (Botol 100
mL)
Acnomel® ( B ) 03
• Komposisi : Resorsinol 2%, sulfur 8 %
• Indikasi : Pengobatan Jerawat
04
OBAT SWAMEDIKASI
01
Verile® ( B ) )
04
OBAT SWAMEDIKASI
Feldixid® ( B ) Pimplex® ( T )
• Komposisi : Benzoil Peroksida 2,5 01
• Komposisi : Benzoil % / Krim
Peroksida 5 %, Sulfur • Indikasi : Akne Vulgaris
02
Presipitat 2%
Polybenza AQ® ( B)
• Indikasi : Akne
• Komposisi : Benzoyl Peroxide 2,5 % /
Vulgaris
20 g 03
• Dosis : Oleskan 2x sehari
• Indikasi : Akne Vulgaris
pada kulit berjerawat yang
• Dosis : Oleskan 1 atau 2 x sehari pada area
telah dibersihkan
yang terkena 04
Kenapa harus konsultasi kedokter?
04
TERIMA 01
KASIH
02
03
04
MEMPERSIAPAKAN SESI KONSELING
1. DISKUSI PEMBUKAAN
Perkenalan
Menjelaskan tujuan konseling
Menerangkan kembali informasi tentang obat atau kondisi agar semakin jelas
Informasi tentang cara pemanatauan sendiri
Merujuk pasien ke dokter bila diperlukan
Menangani efek samping
Menentramkan hati pasien/ jaminan
5. DISKUSI PENUTUP
Mengulangi poin-poin penting
Meminta tanggapan dari pasien
Mendorong pasien untuk bertanya
Menegaskan tindak lanjut untuk pemantauan
Tokoh Deskripsi
Ny Ika adalah wanita paruh baya. Ini merupakan kunjungan Ny. Ika yang pertama ke apotek
ini. Dia belum pernah mendapatkan konseling dari seorang apoteker. Ny Ika menyerahkakn
resep berisi minosiklin pada apoteker. Apoteker menyadari bahwa ny ika adalah pasien baru
di apoteknya
Apoteker Halo, ny ika .... Pernahkan anda membeli resep di apotek ini?
Pasien Tidak, ... biasanya saya pergi ke apotek didekat kantor saya
Apoteker Kalau begitu anda harus mengisi formulir riwayat pasien ini dimana alamat
anda berapa nomor telpon anda dan informasi rencana obat
Pasien “(pasien dengan jengkel) “ jika ini akan menjadi masalah, saya dapat
kembali ke apotek tempat biasa saya beli
Apoteker (dengan cepat)” tidak,... tidak . Kami dapat menyediakan obat anda disini.
Anda cukup mengisi formulir ini sambil menunggu . Sebagai permulaan ,
saya hanya membutuhkan nama, alamat dan informasi rencana obat
Pasien “(dengan enggan)” baiklah
....... 10 – 15 menit kemudian
Apoteker Ny Ika ... obat anda sudah siap
Pasien (kembali ke meja apotek dan menyerahkan formulir riwayat pasien) ini
formulirnya. Saya tidak tahu mengapa anda mebutuhkan semua informasi
ini. Dokter saya sudah menyimpan semua informasi ini
Apoteker ini hanya untuk catatan kami .... nah coba saya lihat (melihat formulir pasien
sekilas) sepertinya anda harus mengisis formulir ini dengan benar
Pasien “semakin jengkel pada saat itu” (Pasien tidak menyadari bahwa obat
antasida yang kadang – kadang diminumnya bila terjadi gangguan lambung
dan suplemen kalsium yang dikonsumsinya termasuk obat tanpa resep) saya
tidak tahu apa gunanya saya mengisi semua informasi ini berikan saja obat
saya sekarang
Apoteker (tidak ingin membuat pasien semakin jengkel) kalau begitu baiklah saya
hanya perlu waktu sebentar untuk mendiskusikan obat ini dengan anda.....
ini adalah obat antibiotik minosikliln
Pasien Begini saya sudah pernah minum antibiotik (pasien mengira dia harus
minum obat itu empat kali sehari selama beberapa minggu seperti obat
yang pernah ia minum Sebelumnya untuk infeksi).... boleh saya pergi
sekarang
Apoteker iya boleh, coba anda lihat di kertas ini ada beberapa informasi (berusaha
membahas informasi dalam kertas tersebut bersama pasien
Pasien langsung mengambil kertas tersebut dari tangan apoteker baiklah saya akan
baca nanti di rumah
Apoteker bila anda ada pertanayaan setelah membaca infrormasi tersebut jangan
sungkan telepon aja
Pasien tentu saja (dia berjalan keluar sambil berpikir buang buang waktu saja alain
kali saya akan pergi ke apotek yang biasa. Mereka tidak pernah
menyusahkan saya seperti ini ketika tiba dirumah dia mengeluarkan obat
dari kantong obat dan membuang kantung berserta kertas informasi yang
ada di dalam kantung obat. Selanjutnya pasien minum obat empat kali
sehari tanpa membaca penandaan tersebut
Tokoh Deskripsi
Apoteker Halo Ny ika.... apakah anda baru pertama kali datang ke apotek kami?
Pasien Betul, saya biasanya pergi ke apotek dekat kantor saya
Apoteker Baiklah, kami akan membantu anda dengan senang hati disini, apakah anda
tinggal di sekitar sini?
Pasien Ya di jalan pemuda
Apoteker Oh ... ya... saya tahu jalan itu... daerah yang menyenagkan. nah nyonya saya
harap kita dapat berbicara lebih banyak tentang anda, sebelum obat anda
selesai dikerjakan, saya ingin menjelaskan kepada anda bahwa di apotik ini
kami membuat catatan tentang data pribadi anda dan obat yang anda
gunakan untuk memastikan bahwa anda mendapat manfaaat terbesar dari
pengoobatan anda. Untuk memulai catatan anda, saya akan menanyakan
beberapa informasi tentang kondisi kesehatan dan obat yang anda gunakan
saat ini . Tentu saja informasi ini sangat dirahasiakan. Untuk mempersingkat
waktu, mungkin anda dapat mengisi formulir riwayat pasien ini sementatra
kami menyiapkan obat anda. Selanjutnya kita akan mendiskusikan hal ini bila
obat anda telah siap, dalam waktu sekitar 10 menit
Pasien Baiklah ... tetapi bukankah dokter saya sudah punya informasi ini?
Apoteker Dokter anda mungkin memiliki bebrapa informasi tersebut, tetapi kami tidak
memiliki akses untuk memperoleh informasi tersebut... kami perlu
mengechek beberapa informasi terkait kekhawatiran dengan obat tertentu
seperti alergi atau interaksi antar obat
Pasien oo... baiklah saya perlu berfikir sejenak untuk mengingat semua ini
Apoteker Silahkan ... jangan terburu – buru . informasi yang diberikan memang harus
seakurat mungkin
.........................10 menit kemudian
Apoteker Ny ika, obat anda sudah siap sekarang. Bisakah anda masuk ke ruangan ini
agar kita bisa bicara lebih leluasa (menunjuk tempat khsusus ruangan
konseling)
Pasien Pasien masuk ke ruangan tersebut dan menyerahkan formulir riwayat pasien
...... ini formulirnya
Apoteker Terimakasih telah mengisi formulir ini. Seperti saya katakan tadi ini akan
membantu kami memberikan pelayanan terbaik untuk anda saya hanya
butuh waktu sebentar untuk mengulas data yang anda isikan ini
Pasien Baiklah.......
Apoteker Nah, coba saya lihat (membaca semua isi formulir riwayat) pasien anda
sudah mengisi hampir semua pertanyaan dalam formulir ini memastikan
pada pasien bahwa tidak ada penyakit kronis atau akut lainnya atau obat
resep lain yang belum dituliskan). Anda tidak menuliskan obat yang pernah
anda beli tanpa resep. Kadang – kadang orang tidak berfikir bahwa vitamin
adalah obat tanpa resep . Apakah anda mengkonsumsi vitamin tertentu
Pasien Oww.. iya anda benar. Saya tidak berpikir bahwa itu adalah obat. Saya
minum tablet kalsium seperti yang disana itu (menunjuk sebuah nama
dagang dan dosis tertentu) untuk mencegah kerapuhan tulang bila saya
semakin tua
Apoteker Itu bagus , bolehkah saya tahu bagaimana cara anda meminumnya?
Pasien 2 tablet setiap pagi secara rutin
Apoteker Bagus sekali ... nah sekarang bagaimana dengan yang lainnya seperti
(apoteker mulai menyebutkan tiap kategori obat tanpa resep dan
mendapati bahwa pasien kadang kadang menggunakan antasida , apoteker
kemudian bertanya mengenai tujuan , dosis dan frekuensi penggunaan
antasida tersebut. Apoteker merasa puas karena penggunaan antasida
tersebut tepat. Setelah itu, apoteker menanyakan beberapa pertanyaan lagi
untuk mengisi bagian yang kosong di dalam data pasien dan menutup
diskusi) baiklah saya rasa saya sudah mendapat informasi yang lengkap
sekarang , adakah hal lain yang ingin anda sampaikan?
Pasien Saya rasa tidak........
Apoteker Baiklah, terimakasih atas bantuan anda. Saya akan menyimpan data anda
dalam catatan kami. Jadi bila suatu saat anda datang lagi ke apotek kami
untuk membeli obat lain, kita dapat mengacu ke catatan tersebut.
Sesungguhnya dari informasi ini saya sudah dapat melihat bagaimana saya
dapat membantu agar anda mendapatkan manfaat terbesar dari obat anda
ini. Sekarang mari kita bicarakan tentang obat ini