Anda di halaman 1dari 132

ISTN

APAKAH SISTIM PERAWATAN SENDIRI ITU?

ADALAH PEMELIHARAAN KESEHATAN YANG TERDIRI ATAS PENINGKATAN

KESEHATAN, PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGENAI KESEHATAN, PENCEGAHAN,

PENYIDIKAN DAN PENYEMBUHAN PENYAKIT YANG SEPENUHNYA DIKELOLA OLEH

DIRI SENDIRI
1. Segala Sesuatu Yang Berhubungan Dengan Aktifitas Diri Sendiri Guna Meningkatkan Dan
Memperbaiki Status Kesehatan Diri Sendiri.

Tujuh Asas Hidup Sehat Terdiri Atas :

Tidur 7-8 Jam/Hari, Makan 3x/Hari, Sarapan Setiap Hari, Memeliihara Berat Badan Ideal,
Menghindari Minuman Beralkohol Secara Berlebihan , Olahraga Secara Teratur Dan Tidak
Merokok

2. Aktifitas Pemeliharaan Kesehatan, Pencegahan Penyakit Baik Secara Pengobatan Modern


(Menggunakan Obat, Klinik Dan Dokter), Pengobatan Tradisional (Menggunakan Jamu, Obat
Herbal Terstandar Dan Fitofarmaka) Pengobatan Alternative, Maupun Pengobatan Rumah
Tangga, Dan Perawatan Sakit
Apakah swamedikasi itu?
Swamedikasi atau pengobatan mandiri adalah kegiatan atau tindakan mengobati
diri sendiri dengan obat tanpa resep secara tepat dan bertanggungjawab (rasional)

Maknanya adalah bahwa penderita sendiri yang memilih obat tanpa resep untuk
mengatasi penyakit yang dideritanya

Obat yang digunakan dalam swamedikasi adalah obat tanpa resep meliputi OWA
atau obat keras yang dapat diserahkan oleh apoteker kepada pasien
1. Perawatan simptomatik minor, seperti rasa tidak enak badan dan cedera ringan

2. Penyakit yang dapat sembuh sendiri dengan bertambahnya daya tahan tubuh
seperti flu

3. Profilaksis / pencegahan dan penyembuhan penyakit ringan seperti mabuk


perjalanan dan kutu air

4. Penyakit kronis yang sebelumnya sudah pernah didiagnosis dokter atau tenaga
medis professional lainnya, seperti asma dan arthritis

5. Keadaan yang mengancam jiwa dan perlu penanganan segera


RASIONAL : TIDAK RASIONAL :
a. Tepat indikasi a. Boros
b. Tepat penderita b. Berlebihan
c. Tepat obat c. Kurang
d. Tepat Dosis d. Salah dan
e. Waspada efek samping obat e. Polifarmasi (majemuk)
PERMENKES OTR 919/MENKES/PER/X/1993 PASAL 2
1. TIDAK DIKONTRAINDIKASIKAN UTK WANITA HAMIL, ANAK < 2TAHUN, USIA >
65 TAHUN
2. SWAMEDIKASI DG OBAT TIDAK MEMBERIKAN RESIKO PD KELANJUTAN
PENYAKIT
3. PENGGUNANNYA TIDAK MEMERLUKAN CARA ATAU ALAT KHUSUS YANG
HARUS DILAKUKAN OLEH NAKES
4. PENGGUNAANNYA DIPERLUKAN UTK PENYAKIT PREVALENSINYA TINGGI DI
INDONESIA
5. OBAT DIMAKSUDKAN MEMILIKI RASIO KHASIAT KEAMANAN YG DAPAT
DIPERTANGGUNGJAWABKAN UNTUK SWAMEDIKASI
LEBIH BAIK PENDERITA MENDAPATKAN OTR DI APOTEK  DAPAT

DIBANTU APOTEKER DALAM MENDIAGNOSIS PENYAKIT, MEMILIH

OTR YANG RASIONAL, MENILAI KELAYAKAN DAN MEMPEROLEH

INFORMASI TENTANG OBAT


1. KONDISI EKONOMI
2. BERKEMBANGNYA KESADARAN AKAN ARTI PENTING KESEHATAN BAGI
MASYARAKAT
3. PROMOSI OBAT BEBAS DAN OBAT BEBAS TERBATAS
4. TERSEBARSNYA DISTRIBUSI OBAT MELALUI WARUNG OBAT  DALAM RANGKA
PENINGKATAN PENGENALAN DAN PENGGUNAAN OBAT
5. KAMPANYE SWAMEDIKASI YANG RASIONAL DI M ASYARAKAT MENDUKUNG
PERKEMBANGAN FARMASI KOMUNITAS
6. KAMPANYE SWAMEDIKASI YANG RASIONAL DI M ASYARAKAT MENDUKUNG
PERKEMBANGAN FARMASI KOMUNITAS
7. BANYAK OBAT YG TERMASUK OBAT KERAS  BERDASARKAN KHASIAT DAN
KEAMANAN OBAT DIUBAH MENJADI OTR, OWA DAN OB DAN OBT  MEMPERKAYA
PILIHAN MASYARAKAT THD OBAT
PERMENKES NOMOR 35 TAHUN 2014
TENTANG STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK

TUJUAN
A. MENINGKATKAN MUTU PELAYANAN KEFARMASIAN
B. MENJAMIN KEPASTIAN HUKUM BAGI TENAGA KEFARMASIAN
C. MELINDUNGI PASIEN DAN MASYARAKAT DARI PENGGUNAAN OBAT YANG
TIDAK RASIONAL DALAM RANGKA KESELAMATAN PASIEN (PATIENT SAFETY)
Pekerjaan Kefarmasian Adalah Pembuatan Termasuk Pengendalian Mutu Sediaan Farmasi,
Pengamanan, Pengadaan, Penyimpanan Dan Pendistribusian Atau Penyaluran Obat,
Pengelolaan Obat, Pelayanan Obat Atas Resep Dokter, Pelayanan Informasi Obat, Serta
Pengembangan Obat, Bahan Obat Dan Obat Tradisional

Harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang


mempunyai keahlian dan kewenangan
1. Meningkatkan pengetahuan, keterampilaln dan perilaku  interaksi dengan
pasien (ex. Konseling, informasi obat)
2. Paham kemungkinan terjadinya medication error dlm proses pelayanan dan
mengidentifikasi, mencegah, serta mengatasi masalah terkait obat
3. Masalah farmakoekonomi dan farmasi sosial
4. Mampu berkomunikasi dengan tenaga kesehatan lainnya dalam menetapkan
terapi untuk mendukung penggunaan obat yang rasional
5. Monitoring penggunaan obat
6. Evaluasi
7. Dokumentasi
Apoteker di apotek juga dapat melayani obat non resep atau pelayanan
swamedikasi. Apoteker harus memberikan edukasi kepada pasien yang
memerlukan obat non resep untuk penyakit ringan dengan memilihkan obat bebas
atau bebas terbatas yang sesuai

Swamedikasi adalah upaya masyarakat untuk mengobati dirinya sendiri.

Swamedikasi dilakukan untuk mengatasi keluhan dan penyakit ringan yang banyak
dialami masyarakat deperti demam, nyeri, pusing, batuk, influenza, sakit maag,
kecacingan, diare, penyakit kulit dll
1. Mengetahui jenis obat yang diperlukan.
2. Mengetahui kegunaan dari tiap obat, sehingga dapat mengevaluasi sendiri
perkembangan rasa sakitnya.
3. Menggunakan obat secara benar (cara, aturan, lama pemakaian) dan
mengetahui batas kapan mereka harus menghentikan self medication yang
kemudian segera minta pertolongan petugas kesehatan.
4. Mengetahui efek samping obat yang digunakan sehingga dapat memperkirakan
apakah suatu keluhan yang timbul kemudian, merupakan suatu penyakit baru
atau efek samping obat.
5. Mengetahui siapa yang tidak boleh menggunakan obat tersebut, terkait dengan
kondisi seseorang
Menurut World Health Organization (WHO) tahun 1985 :
Penggunaan obat rasional bila :
 Pasien menerima obat yang sesuai dengan kebutuhannya
 Periode waktu yang adekuat
 Harga yang terjangkau
1. TEPAT DIAGNOSIS
2. TEPAT INDIKASI PENYAKIT
3. TEPAT PEMILIHAN OBAT
4. TEPAT DOSIS
5. TEPAT PENILAIAN KONDISI PASIEN
6. WASPADA TERHADAP EFEK SAMPING
7. EFEKTIF, AMAN, MUTU TERJAMIN, TERSEDIA SETIAP SAAT,
DAN HARGA TERJANGKAU
8. TEPAT TINDAK LANJUT (FOLLOW UP)
9. TEPAT PENYERAHAN OBAT (DISPENSING)
10. PASIEN PATUH TERHADAP PERINTAH PENGOBATAN YANG
DIBERIKAN
1) Jenis sediaan obat beragam
2) Jumlah obat terlalu banyak
3) Frekuensi pemberian obat per hari terlalu sering
4) Pemberian obat dalam jangka panjang tanpa informasi
5) Pasien tidak mendapatkan informasi yang cukup mengenai cara menggunakan
obat
6) Timbulnya efek samping
 Tepat Jumlah
Jumlah obat yang diberikan harus dalam jumlah yang cukup.
 Tepat cara pemberian
Ex. Obat antasida dan antibiotika
 Tepat interval waktu pemberian
Ex. Frekuensi pemberian obat per hari
 Tepat lama pemberian Lama pemberian
Ex. Untuk Tuberkulosis lama pemberian paling singkat adalah 6 bulan,
sedangkan untuk kusta paling singkat 6 bulan. Lama pemberian
kloramfenikol pada demam tifoid adalah 10 – 14 hari. \
1. Batuk 11. Ketombe
2. Flu (influenza) 12. Kudis
3. Demam 13. Kutil
4. Nyeri 14. Luka Bakar
5. Sakit maag
15. Luka Iris
6. Kecacingan
16. Luka serut
7. Diare
8. Biang keringat
9. Jerawat
10. Kadas / kurap
Pasien datang dg keluhan
1. Pasien datang dengan keluhan gejala sakit
2. Apoteker harus merespon keluhan pasien dan melakukan assesment pasien
3. Apoteker membantu untuk memilihkan obat yang sesuai dg kebutuhan pasien,
bila diperlukan pemeriksaan lebih lanjut maka disarankan periksa ke dokter
4. Obat dapat diberikan hanya untu mengurangi keluhan
5. Pemberian informasi tentang penggunaan obat pasien terkait keluhan
pengobatan pasien
Pasien datang menanyakan obat tertentu
1. Lihat ketersediaan stock di apotik berikan sesuai dg ilmu kefarmasian
2. Pasien setuju dilakukan pengemasan sesuai dengan permintaan pasien
3. Pemberian informasi tentang penggunaan obat tersebut dan informasi yang
mendukun pengobatan pasien
4. Catat dalam buku pelayanan swamedikasi untuk memonitoring penggunaan
obat
5. Harus ada siapa yang melaksanakan pelayanan swamdikasi dan di validasi oleh
apoteker penaggung jawab
Obat adalah bahan atau paduan bahan – bahan yang siap digunakan untuk
memperngaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam
rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan
kesehatan dan kontrasepsi.
UU. Kes no. 23 tahun 1992

Obat jadi adalah obat yang sudah dalam bentuk siap pakai, tdiri dari :
1. Obat generik
2. Obat merek dagang
Obat nama dagang adalah obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas nama
pembuat atau yang dikuasakannya, dan dijual dalam bungkus asli pabrik yang
memproduksinya

Obat palsu adalah obat jadi yang diproduksi oleh pabrik obat yang tidak terdaftar.
Obat yang tidak terdaftar atau obat jadi yang kadarnya menyimpang 20% atau lebih
dari persyaratan yang ditentukan
Gol Obat Definisi Tanda

Obat Bebas Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli tanpa resep dokter. Pada kemasan
dan etiket obat bebas, tanda khusus berupa lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam

Obat Bebas Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras tetapi masih dapat dijual atau dibeli
bebas tanpa resep dokter, namun penggunaannya harus memperhatikan informasi yang menyertai obat
Terbatas dalam kemasan. Pada kemasan dan etiket obat bebas terbatas terdapat tanda khusus berupa lingkaran biru
dengan garis tepi berwarna hitam. Cth. C T M

Obat Keras Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli di apotek dengan resep Dokter. Obat keras mempunyai
tanda khusus berupa lingkatan bulat merah dengan garis tepi berwarna hitam dan huruf K ditengah yang
menyentuh garis tepi.

Obat Obat bukan golongan narkotik yang berkhasiat mempengaruhi susunan syaraf pusat. Obat ini dapat
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Obat golongan ini hanya boleh dijual
Psikotropika dengan resep dokter dan diberi tanda huruf K dalam lingkaran merah dengan garis tepi berwarna hitam.
Contoh : Diazepam, Phenobarbital

Obat Obat yang berasal dari turunan tanaman atau bahan kmia yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan menimbulkan
Narkotika ketergantungan. Obat ini hanya dapat diperoleh dengan resep dari dokter. Contoh: Morfin, Petidin
1. Nama obat
2. Komposisi obat
3. Indikasi
4. Aturan pakai
5. Peringatan dan perhatian
6. Tanggal kadaluarsa
7. Nama produsen
8. No. batch / lot
9. Harga eceran tertinggi
10. Nomor registrasi
1. Apoteker perlu melakukan pengkajian terhadap perlunya swamedikasi
2. Apoteker membantu pasien dalam pemilihan obat yang sesuai dengan
kebutuhan
3. Apoteker harus memberikan edukasi apabila masyarakat ingin mengobati diri
sendiri (swamedikasi)
4. Apoteker dapat melakukan penyebaran leflet brosur poster dan penyuluhan dll
5. Apoteker memberikan informasi yang memadai tentang penggunaan obat yang
diberikan kepada pasien
6. Apoteker dituntut untuk dapat memberikan informasi yang tepat kepada
masyarakat sehingga masyarakat dapat terhindar dari penyalahgunaan obat
(drug misuse), karena masyarakat cenderung hanya tahu merk dagang obat
tanpa tahu zat berkhasiatnya
1. Gejala atau keluhan rasa sakit.
2. Alergi atau reaksi yang tidak diinginkan yang pernah dialami terhadap obat
tertentu.
3. Wanita dalam kondisi hamil atau merencanakan untuk hamil, karena bebera
4. pa obat dapat mempengaruhi janin sehingga dapat menyebabkan cacat pada bayi.
5. Wanita yang sedang menyusui, sebab beberapa obat dapat masuk ke dalam air susu
ibu dan menimbulkan efek negatif pada bayi.
6. Diet yang sedang dilakukan misalnya dengan menggunakan obat diet, atau diet
rendah garam, atau diet rendah gula, mengingat bahwa suatu obat, selain
mengandung bahan berkhasiat obat juga mengandung bahan tambahan lain seperti
pemanis.
7. Efek samping yang tertera pada label obat, misalnya akan menyebabkan rasa
kantuk; seharusnya tidak membawa kendaraan sesudah minum obat.
8. Sediaan obat harus tepat, misalnya kalau sulit menelan hindari obat oral.
9. Sedang minum obat lain, karena kemunkinan akan terjadi interaksi.
10. Nama obat, khasiat, cara penggunaan dan dosis.
1. Rumah Sakit
2. Puskesmas
3. Apotek
4. Toko obat berizin

Penyerahan obat harus memuat :


1. Jenis dan jumlah obat
2. Kemasan obat
3. Kadaluarsa obat
4. Kesesuaian etiket meliputi nama, tanggal, dan aturan pakai.
ISTN
BENTUK SEDIAAN OBAT
1. SEDIAAN PADAT
Sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk pipih
kedua permukaannya rata atau cembung mengandung satu jenis obat
atau lebih, dengan atau tanpa zat tambahan

2. SEDIAAN CAIR
2.1 sirup
2.2 larutan obat luar : tetes hidung, telinga, mata, lotio, obat kumur
dan shampo

3. INHALASI
Sediaan obat luar yang digunakan dengan cara dihisap melalui hidung

4. SEDIAN SETENGAH PADAT


Ex. Salep, krim, gel, aerosol, suppositoria dan ovula
• Adalah sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak, dalam
bentuk pipih kedua permukaannya rata atau cembung
Tablet mengandung satu jenis obat atau lebih, dengan atau tanpa zat
tambahan

• Sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras


Kapsul atau lunak yang dapat larut dalam air, terbuat dari gelatin atau
bahan lain yang sesuai .

Pulvis/ • Campuran kering bahan obat yang dihaluskan untuk


digunakan sebagai obat dalam atau obat luar.
Puyer/Talk
• Tablet yang bersalut/ berlapis dengan tujuan untuk: melindungi zat aktif dari
Tablet Bersalut udara, kelembaban, dan cahaya, menutupi rasa dan bau, penampilan lebih baik

• Tablet yang dilarutkan dalam air terlebih dahulu sebelum diminum. Tablet ini
Tablet effervescent mengeluarkan gas CO2

• Tablet yang penggunaannya dikunyah dengan tujuan memberikan rasa enak


Tablet kunyah dan mudah ditelan.

Tablet Hisap . Tablet yang penggunaannya dihisap, tidak langsung ditelan


SEDIAN SETENGAH PADAT

SALEP AEROSOL
KRIM GEL OVULA
SUPPOSITORIA

Sediaan Sediaan
Sediaan Sediaan Sediaan
setengah setengah Sediaan
setengah setengah setengah
padat yang padat yang setengah padat
padat yang padat yang padat
digunakan digunakan berbentuk
digunakan digunakan berbentuk
untuk kulit dengan cara peluru
untuk kulit untuk kulit, bulat telur
atau mata. semprot pada digunakan untuk
dan anus dan digunakan
hidung atau anus
kosmetik. vagina. untuk vagina.
mulut.
Dalam melaksanakan pengobatan sendiri, harus diwaspadai saat menggunakan

obat bebas terbatas, karena khusus untuk obat bebas terbatas selain terdapat

tanda khusus lingkaran biru, diberi pula tanda peringatan untuk aturan pakai

obat. Karena hanya dengan takaran dan kemasan tertentu obat ini aman digunakan

untuk pengobatan sendiri


Tanda peringatan selalu tercantum

pada kemasan obat bebas terbatas

berbentuk empat persegi panjang

dengan huruf putih pada dasar hitam

ukuran panjang 5 (lima)

sentimeter, lebar 2 (dua)

sentimeter yang terdiri dari 6

macam, yaitu P No. 1 s/d 6


 Cara minum obat sesuai anjuran yang tertera pada etiket atau brosur. Penggunaan
obat tanpa petunjuk langsung dari dokter hanya boleh untuk penggunaan obat
bebas dan obat bebas terbatas serta untuk masalah kesehatan yang ringan.

 Waktu minum obat , sesuai dengan waktu yang dianjurkan :


a) Pagi, berarti obat harus diminum antara pukul 07.00 - 08.00 WIB.
b) Siang, berarti obat harus diminum anara pukul 12.00 -13.00 WIB.
c) Sore, berarti obat harus diminum antara pukul 17.00-18.00 WIB.
d) Malam, berarti obat harus diminum antara pukul 22.00-23.00 WIB.
 Aturan minum obat yang tercantum dalam etiket harus di patuhi.

 1 (satu) kali sehari, berarti obat tersebut diminum waktu pagi hari atau malam hari,

tergantung dari khasiat obat tersebut.


a) 2 (dua) kali sehari, berarti obat tersebut harus diminum pagi dan malam hari.
b) 3 (tiga) kali sehari, berarti obat tersebut harus diminum pada pagi, siang dan
malam hari.
c) 4 (empat) kali sehari, berarti obat tersebut harus diminum pada pagi, siang,
sore dan malam hari.
d) Minum obat sampai habis, berarti obat harus diminum sampai habis, biasanya
obat antibiotika

 Penggunaan obat bebas atau obat bebas terbatas tidak dimaksudkan untuk

penggunaan secara terus – menerus.

 Hentikan penggunaan obat apabila tidak memberikan manfaat atau menimbulkan

hal–hal yang tidak diinginkan, segera hubungi tenaga kesehatan terdekat.


 Sebaiknya tidak mencampur berbagai jenis obat dalam satu wadah.

 Sebaiknya tidak melepas etiket dari wadah obat karena pada etiket tersebut

tercantum cara penggunaan obat dan informasi lain yang penting.

 Bacalah cara penggunaan obat sebelum minum obat, demikian juga periksalah

tanggal kadaluarsa.

 Hindarkan menggunakan obat orang lain walaupun gejala penyakit sama.


Obat Oral (Obat Dalam)

a) Pemberian obat oral (melalui mulut) adalah cara yang paling praktis, mudah
dan aman.

b) Yang terbaik adalah minum obat dengan air matang.

c) Obat oral terdapat dalam beberapa bentuk sediaan yaitu tablet, kapsul, puyer
dan cairan.
UNTUK SEDIAAN OBAT PADAT UNTUK SEDIAAN OBAT LARUTAN

a) Obat oral dalam bentuk padat, sebaiknya a) Gunakan sendok takar atau alat lain (pipet, gelas
diminum dengan air matang. takar obat) jika minum obat dalam bentuk
larutan/cair. Sebaiknya tidak menggunakan sendok
b) Ikuti petunjuk kapan saat yang tepat untuk
rumah tangga, karena ukuran sendok rumah tangga
minum obat apakah pada saat perut kosong,
tidak sesuai untuk ukuran dosis.
atau pada saat makan atau sesudah makan
atau pada malam hari sebelum tidur. b) Hati-hati terhadap obat kumur. Jangan diminum.
Lazimnya pada kemasan obat kumur terdapat
Misalnya : obat antasida harus diminum saat
peringatan ”Hanya untuk kumur, jangan ditelan”.
perut kosong, obat yang merangsang
c) Sediaan obat larutan biasanya dilengkapi dengan
lambung, harus diminum sesudah makan, obat
sendok takar yang mempunyai tanda garis sesuai
pencahar diminum sebelum tidur.
dengan ukuran 5.0 ml, 2,5 ml dan 1,25 ml.
Ukuran Artinya:
1 (satu) sendok takar obat berarti obat tersebut harus dituangkan pada sendok takar
sampai garis yang menunjukan volume 5 ml.
½ (setengah) sendok takar obat berarti obat tersebut harus dituangkan pada sendok takar
sampai garis yang menunjukan volume 2.5 ml.
¼ (seperempat) sendok takar berarti obat tersebut harus dituangkan pada sendok takar
obat sampai garis yang menunjukan volume 1,25 ml.

Tetes Biasanya disediakan untuk sediaan obat tetes/drop.


Didalam kemasan sudah terdapat alat pipet yang
berukuran ml. Aturan pakai obat tetes, dinyatakan dalam
jumlah tetes atau ml.

Sediaan cairan untuk bayi dan balita harus jelas dosisnya. Gunakan sendok takar yang tersedia didalam
kemasannya. Berikan minuman kesukaan anak setelah minum obat yang terasa pahit/ kurang enak.
Beberapa bentuk sediaan obat untuk penggunaan kulit, yaitu bentuk bubuk halus
(bedak), cairan (lotion), setengah padat (krim, salep).
Untuk mencegah kontaminasi (pencemaran), sesudah dipakai wadah harus tetap tertutup
rapat.

Cara penggunaan bubuk halus (bedak) :


1. Cuci tangan.
2. Oleskan/taburkan obat tipis–tipis pada daerah yang terinfeksi.
3. Cuci tangan kembali untuk membersihkan sisa obat.
4. Sediaan ini tidak boleh diberikan pada luka terbuka dan gunakan sampai sembuh,
atau tidak ada gejala lagi.
Terdapat 2 macam sediaan untuk mata, yaitu bentuk cairan (obat tetes mata) dan bentuk
setengah padat (salep mata). Dua sediaan tersebut merupakan produk yang
pembuatannya dilakukan secara steril (bebas kuman) sehingga dalam penggunaannya
harus diperhatikan agar tetap bebas kuman.

Apabila mengalami peradangan pada mata (glaukoma atau inflamasi), petunjuk


penggunaan harus diikuti dengan benar.

Untuk mencegah kontaminasi (pencemaran), hindari ujung wadah obat tetes mata
terkena permukaan benda lain (termasuk mata) dan wadah harus tetap tertutup rapat
sesudah digunakan.
Cara penggunaan :
1. Cuci tangan.
2. Tengadahkan kepala pasien; dengan jari telunjuk tarik kelopak mata bagian
bawah.
3. Tekan botol tetes atau tube salep hingga cairan atau salep masuk dalam kantung
mata bagian bawah .
4. Tutup mata pasien perlahan–lahan selama 1 sampai 2 menit.
5. Untuk penggunaan tetes mata tekan ujung mata dekat hidung selama 1-2 menit;
untuk penggunaan salep mata, gerakkan mata ke kiri-kanan, ke atas dan ke
bawah.
6. Setelah obat tetes atau salep mata digunakan, usap ujung wadah dengan tisu
bersih, tidak disarankan untuk mencuci dengan air hangat.
7. Tutup rapat wadah obat tetes mata atau salep mata.
8. Cuci tangan untuk menghilangkan sisa obat pada tangan
Terdapat 2 macam sediaan untuk hidung, yaitu obat tetes hidung dan obat semprot
hidung.
Cara penggunaan obat tetes hidung :
1. Cuci tangan.
2. Bersihkan hidung.
3. Tengadahkan kepala.
4. Teteskan obat di lubang hidung.
5. Tahan posisi kepala selama beberapa menit agar obat masuk ke lubang hidung.
6. Bilas ujung obat tetes hidung dengan air panas dan keringkan dengan kertas tisu
kering.
7. Cuci tangan untuk menghilangkan sisa obat pada tangan.
Cara penggunaan obat semprot hidung :
1. Cuci tangan.
2. Bersihkan hidung dan tegakkan kepala.
3. Semprotkan obat ke dalam lubang hidung sambil tarik napas dengan cepat.
4. Untuk posisi duduk : tarik kepala dan tempatkan diantara dua paha.
5. Cuci botol alat semprot dengan air hangat (jangan sampai air masuk ke dalam
botol) dan keringkan dengan tissue bersih setelah digunakan.
6. Cuci tangan untuk menghilangkan sisa obat pada tangan.

Hindari penggunaan obat tetes hidung oleh lebih dari satu orang, agar tidak
terjadi penulaan infeksi.
Hindarkan ujung kemasan obat tetes telinga dan alat penetes telinga atau pipet terkena
permukaan benda lain (termasuk telinga), untuk mencegah kontaminasi.
Cara penggunaan obat tetes telinga :
1. Cuci tangan.
2. Bersihkan bagian luar telinga dengan ”cotton bud”.
3. Kocok sediaan terlebih dahulu bila sediaan berupa suspensi.
4. Miringkan kepala atau berbaring dalam posisi miring dengan telinga yang akan
ditetesi obat, menghadap ke atas.
5. Tarik telinga keatas dan ke belakang (untuk orang dewasa) atau tarik telinga ke
bawah dan ke belakang (untuk anak anak).
6. Teteskan obat dan biarkan selama 5 menit.
7. Keringkan dengan kertas tisu setelah digunakan.
8. Tutup wadah dengan baik.
9. Jangan bilas ujung wadah dan alat penetes obat.
10. Cuci tangan untuk menghilangkan sisa obat pada tangan.
Cara penggunaan supositoria :
1. Cuci tangan.
2. Buka bungkus aluminium foil dan basahi supositoria dengan sedikit air.
3. Pasien dibaringkan dalam posisi miring.
4. Dorong bagian ujung supositoria ke dalam anus dengan ujung jari.
5. Cuci tangan untuk menghilangkan sisa obat pada tangan.

Jika supositoria terlalu lembek, sehingga sulit untuk dimasukkan kedalam anus, maka
sebelum digunakan sediaan supositoria ditempatkan di dalam lemari pendingin
selama 30 menit kemudian tempatkan pada air mengalir sebelum membuka bungkus
kemasan aluminium foil
Cara penggunaan krim/salep rektal :
Tanpa aplikator
 1. Bersihkan dan keringkan daerah rektal.
 2. Masukkan salep atau krim secara perlahan ke dalam rektal.
 3. Cuci tangan untuk menghilangkan sisa obat pada tangan.

Dengan menggunakan aplikator


1. Hubungkan aplikator dengan wadah krim/salep yang sudah dibuka.
2. Masukkan kedalam rektum.
3. Tekan sediaan sehingga krim/salep keluar.
4. Buka aplikator, cuci bersih dengan air hangat dan sabun.
5. Cuci tangan untuk menghilangkan sisa obat pada tangan.
Cara penggunaan sediaan ovula dengan menggunakan aplikator:
1. Cuci tangan dan aplikator dengan sabun dan air hangat, sebelum digunakan.
2. Baringkan pasien dengan kedua kaki direnggangkan.
3. Ambil obat vagina dengan menggunakan aplikator.
4. Masukkan obat kedalam vagina sejauh mungkin tanpa dipaksakan.
5. Biarkan selama beberapa waktu.
6. Cuci bersih aplikator dan tangan dengan sabun dan air hangat setelah digunakan.

Jika penderita sedang dalam keadaan hamil, sebelum menggunakan obat sebaiknya
konsultasi terlebih dahulu dengan tenaga kesehatan/ dokter.
Gunakan aplikator sesuai dengan petunjuk penggunaan yang disertakan dalam
kemasan.
Efek samping obat adalah setiap respon obat yang merugikan akibat penggunaan obat dengan dosis
atau takaran normal.

Beberapa hal yang perlu diketahui tentang efek samping obat :

1. Biasanya efek samping obat terjadi setelah beberapa saat minum obat.

2. Perhatikan kondisi pasien, misalnya ibu hamil, ibu menyusui, lansia, anak anak, penderita gagal
ginjal, jantung dan sebagainya. Pada penderita tersebut harus lebih berhati-hati dalam memberikan
obat.

3. Informasi tentang kemungkinan terjadinya efek samping obat, biasanya terdapat pada brosur
kemasan obat, oleh karena itu bacalah dengan seksama kemasan atau brosur obat, agar efek
samping yang mungkin timbul sudah diketahui sebelumnya, sehingga dapat dilakukan rencana
penanggulangannya.
Hal yang harus dilakukan apabila timbul efek samping obat :

1. Hentikan minum obat.

2. Mencari pertolongan ke sarana kesehatan, puskesmas/ rumah sakit/ dokter


terdekat.
Cara penyimpanan obat di rumah tangga sebagai berikut :
1. Jauhkan dari jangkauan anak – anak.
2. Simpan obat dalam kemasan asli dan dalam wadah tertutup rapat.
3. Simpan obat ditempat yang sejuk dan terhindar dari sinar matahari langsung
atau ikuti aturan yang tertera pada kemasan.
4. Jangan tinggalkan obat di dalam mobil dalam jangka waktu lama karena suhu
yang tidak stabil dalam mobil dapat merusak sediaan obat.
5. Jangan simpan obat yang telah kadaluarsa.
1. Tablet dan kapsul Jangan menyimpan tablet atau kapsul ditempat panas dan atau
lembab.
2. Sediaan obat cair Obat dalam bentuk cair jangan disimpan dalam lemari
pendingin (freezer) agar tidak beku kecuali disebutkan pada etiket atau
kemasan obat.
3. Sediaan obat vagina dan ovula Sediaan obat untuk vagina dan anus (ovula dan
suppositoria) disimpan di lemari es karena dalam suhu kamar akan mencair.
4. Sediaan Aerosol / Spray Sediaan obat jangan disimpan di tempat yang
mempunyai suhu tinggi karena dapat menyebabkan ledakan.
WWW.ELMMB.NHS.UK

Beyond use date (BUD) adalah batas waktu penggunaan produk obat setelah
diracik/disiapkan atau setelah kemasan primernya dibuka/dirusak. Kemasan primer
disini berarti kemasan yang langsung bersentuhan dengan bahan obat, seperti:
botol, ampul, vial, blister

BUD bisa sama dengan atau lebih pendek daripada ED.


Internal Medicines Expiry date

Liquids (internal) 6 months from opening

Medication in original packaging Manufacturer’s expiry

Glyceryl Trinitrate tablets 8 weeks after opening, or as advised by


dispensing pharmacy

Insulin Manufactures expiry until opened and then 1


month
External Medicines Expiry date

Creams (tubes) 3 Months after opening

Creams (jars / pots) 1 Months after opening

Ointmenta (tubes) 6 Months after opening

Cream/ ointments (pump Dispenser) Manufacturess expiry

Liquids / Lotions 6 Months after opening

Bath oils 7 Months after opening


DROPS EXPIRY DATE

Eye drops multidose, Ear drps, Nose drops 1 Month after opening
and Eye ointment

Eye drops minims Manufactures expiry


Manufacturers expiry dates What Does this mean
“use by” Use by the end of the monthh
Eg. Use by March 2019 = Use by 31 st March
2019

“Use before” Use before the beginning of the month


Eg. Use before March 2019 = Use before 1 st
March 2019

“Expiry date” Expires at the end of the month


Eg. Expiry date March 2019 = Expires on 31 st
march 2013
Kerusakan obat dapat disebabkan oleh :
1. Udara yang lembab.
2. Sinar Matahari.
3. Suhu.
4. Goncangan fisik.
1. Tablet Terjadi perubahan pada warna, bau dan rasa, timbul bintik–bintik noda,
lubang-lubang, pecah, retak, terdapat benda asing, menjadi bubuk dan lembab.
2. Tablet Salut Terjadi perubahan salutan seperti pecah, basah, lengket satu
dengan lainnya dan terjadi perubahan warna.
3. Kapsul Cangkang kapsul menjadi lembek, terbuka sehingga isinya keluar,
melekat satu sama lain, dapat juga melekat dengan kemasan.
4. Puyer Terjadi perubahan warna, timbul bau, timbul noda bintik-bintik, lembab
sampai mencair.
5. Salep / Krim / Lotion / Cairan Terjadi perubahan warna, bau, timbul endapan
atau kekeruhan, mengental, timbul gas, memisah menjadi 2 (dua) bagian,
mengeras, sampai pada kemasan atau wadah menjadi rusak rusak.
Pembuangan obat dapat dilakukan apabila obat rusak akibat penyimpanan yang
lama atau kadaluwarsa.
Obat dan kemasan yang rusak dibuang dengan cara :
1. Penimbunan di dalam tanah Hancurkan obat dan timbun di dalam tanah.
2. Pembuangan ke saluran air Untuk sediaan cair, encerkan sediaan dan buang
kedalam saluran air.
3. Wadah berupa botol atau pot plastik Terlebih dahulu lepaskan etiket obat, dan
tutup botol, kemudian dibuang di tempat sampah, hal ini untuk menghindari
penyalah gunaan bekas wadah obat.
4. Boks / dus / Tube Gunting dahulu baru dibuang.
REKONSILIASI,PIO DAN
KONSELING

Putu Nilasari, S.Si., M. Farm.,Apt


PELAYANAN FARMASI KLINIK

1. Pengkajian Dan Pelayanan Resep


2. Penelusuran Riwayat Penggunaan Obat
3. Rekonsiliasi Obat
4. Pelayanan Informasi Obat (PIO);
5. Konseling
6. Visite
7. Pemantauan Terapi Obat (PTO)
8. Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
9. Evaluasi Penggunaan Obat (EPO)
10. Dispensing Sediaan Steril
11. Pemantauan Kadar Obat Dalam Darah (PKOD)
DEF REKONSILIASI

Rekonsiliasi Obat merupakan proses membandingkan instruksi


pengobatan dengan Obat yang telah didapat pasien.

Rekonsiliasi dilakukan untuk mencegah terjadinya kesalahan Obat


(medication error) seperti Obat tidak diberikan, duplikasi, kesalahan
dosis atau interaksi Obat.

Kesalahan Obat (medication error) rentan terjadi pada pemindahan


pasien dari satu Rumah Sakit ke Rumah Sakit lain, antar ruang
perawatan, serta pada pasien yang keluar dari Rumah Sakit ke
layanan kesehatan primer dan sebaliknya

MPO-4 & Permenkes 58 thn 2014


TUJUAN REKONSILIASI

1. Memastikan informasi yang akurat tentang obat yang


digunakan pasien

2. Mengidentifikasi ketidaksesuaian akibat tidak


terdokumentasinya instruksi dokter

3. Mengidentifikasi ketidaksesuaian akibat tidak terbacanya


instruksi dokter
Tahap Rekonsiliasi obat
R
e
k
o
Melakukan n
konfirmasi kepada
Pengumpulan data Komparasi
dokter jika
Komunikasi
s
menemukan
ketidaksesuaian i
dokumentasi l
i
a
s
i
FORM REKONSILIASI
CARA PENGISIAN FORM

Centang box
“Tidak” jika pasien
tidak
menggunakan Centang box “Ya”
obat sebelum jika pasien
masuk RS menggunakan
obat sebelum
masuk RS,
selanjutnya
lengkapi tabel
rincian obat yang
digunakan pasien
sebelum masuk RS
PELAYANAN INFORMASI OBAT (PIO)

Pelayanan Informasi Obat (PIO) merupakan kegiatan penyediaan

dan pemberian informasi, rekomendasi Obat yang independen,

akurat, tidak bias, terkini dan komprehensif yang dilakukan oleh

Apoteker kepada dokter, Apoteker, perawat, profesi kesehatan

lainnya serta pasien dan pihak lain di luar Rumah Sakit


TUJUAN PIO

a. Menyediakan informasi mengenai obat kepada pasien dan tenaga


kesehatan di lingkungan rumah sakit dan pihak lain di luar rumah sakit

B. Menyediakan informasi untuk membuat kebijakan yang berhubungan


dengan obat/sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis
pakai, terutama bagi tim farmasi dan terapi

C. Menunjang penggunaan obat yang rasional.


KEGIATAN PIO

A. Menjawab pertanyaan

B. Menerbitkan buletin, leaflet, poster, newsletter

C. Menyediakan informasi bagi tim farmasi dan terapi sehubungan


dengan penyusunan formularium rumah sakit

D. Bersama dengan tim penyuluhan kesehatan rumah sakit (PKRS)


melakukan kegiatan penyuluhan bagi pasien rawat jalan dan
rawat inap

E. Melakukan pendidikan berkelanjutan bagi tenaga kefarmasian


dan tenaga kesehatan lainnya

F. Melakukan penelitian
FAKTOR – FAKTOR YG DIPERHATIKAN

A. SUMBER DAYA MANUSIA

B. TEMPAT

C. PERLENGKAPAN
FORM
PIO
KONSELING
Adalah suatu aktivitas pemberian nasihat atau saran terkait terapi obat
dari apoteker (konselor) kepada pasien dan/atau keluarganya.

Konseling untuk pasien rawat jalan maupun rawat inap di semua fasilitas
kesehatan dapat dilakukan atas inisitatif apoteker, rujukan dokter,
keinginan pasien atau keluarganya.

Pemberian konseling yang efektif memerlukan kepercayaan pasien


dan/atau keluarga terhadap apoteker.
TUJUAN KONSELING

1. mengoptimalkan hasil terapi, meminimalkan risiko reaksi Obat yang

tidak dikehendaki (ROTD)

2. meningkatkan cost-effectiveness yang pada akhirnya meningkatkan

keamanan penggunaan Obat bagi pasien (patient safety).


TUJUAN SECARA KHUSUS
a. Meningkatkan hubungan kepercayaan antara apoteker dan pasien
b. Menunjukkan perhatian serta kepedulian terhadap pasien
c. Membantu pasien untuk mengatur dan terbiasa dengan obat
d. Membantu pasien untuk mengatur dan menyesuaikan penggunaan obat
dengan penyakitnya
e. Meningkatkan kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatan
f. Mencegah atau meminimalkan masalah terkait obat
g. Meningkatkan kemampuan pasien memecahkan masalahnya dalam hal
terapi
h. Mengerti permasalahan dalam pengambilan keputusan
i. Membimbing dan mendidik pasien dalam penggunaan obat sehingga
dapat mencapai tujuan pengobatan dan meningkatkan mutu pengobatan
pasien.
FAKTOR YANG PERLU DIPERHATIKAN
1. Kriteria Pasien 2. Sarana dan Peralatan
a. Pasien kondisi khusus (pediatri, geriatri, a. Ruangan atau tempat konseling; dan
gangguan fungsi ginjal, ibu hamil dan b. Alat bantu konseling (kartu pasien/catatan
menyusui) konseling).
b. Pasien dengan terapi jangka
panjang/penyakit kronis (TB, DM, epilepsi,
dan lain-lain)
c. Pasien yang menggunakan obat-obatan
dengan instruksi khusus (penggunaan
kortiksteroid dengan tappering down/off);
d. Pasien yang menggunakan obat dengan
indeks terapi sempit (digoksin, phenytoin);
e. Pasien yang menggunakan banyak obat
(polifarmasi)
f. Pasien yang mempunyai riwayat kepatuhan
rendah
Pelayanan Swamedikasi
Batuk

Disusun oleh :

Valmawati Nathalia 17330094


Meiman jaya H 17330110
Febi Sukma W 18330013
Riska Nur S 18330015
Uci Hernanda 18330016
Erfina Nur”aisy 18330022
Dewi Masitoh 18330023
Miranda Septiani N 18330036
Definisi Batuk
Batuk merupakan gejala klinis dari gangguan pada saluran
pernafasan. Batuk bukan merupakan suatu penyakit, tetapi batuk adalah suatu
refleks pertahanan tubuh untuk mengeluarkan benda asing dari saluran
pernafasan. Batuk juga melindungi paru-paru dari aspirasi asing yaitu masuknya
benda asing dari saluran cerna maupun saluran nafas bagian atas. Saluran nafas
bagian atas dimulai dari tenggorokan, trakhea, bronkhioli sampai ke jaringan paru
(Guyton, 2008).
Batuk dibedakan menjadi dua yaitu batuk berdahak dan batuk tidak
berdahak (batuk kering). Batuk berdahak lebih sering terjadi karena adanya dahak
pada tenggorokan. Batuk berdahak lebih sering terjadi karena adanya paparan
debu, lembab berlebihan sebagainya. Batuk tidak berdahak (batuk kering) yaitu
batuk yang terjadi karena tidak adanya sekresi saluran nafas, iritasi pada
tenggorokan, sehingga timbul rasa sakit (Djunarko & Hendrawati, 2011).
Faktor Penyebab Batuk
Batuk dapat disebabkan karena dua hal, yaitu penyakit infeksi dan bukan infeksi.
Penyebab batuk dari infeksi bisa berupa bakteri atau virus, misalnya tuberkulosa,
influenza, campak, dan batuk rejan. Sedangkan penyebab yang bukan infeksi
misalnya debu, asma, alergi, makanan yang merangsang tenggorokan, batuk pada
perokok, batuk pada perokok berat sulit diatasi hanya dengan obat batuk simptomatik.
Batuk pada keadaan sakit disebabkan adanya kelainan terutama pada saluran nafas
yaitu bronkitis, pneumonia dan sebagainya (Depkes RI, 1997). Reflek Batuk dapat
ditimbulkan oleh beberapa faktor diantaranya:
- Rangsangan mekanis, misalnya asap rook, debu dan tumor
- Adanya perubahan suhu mendadak
- Rangsangan kimiawi, misalnya gas dan bebauan
- Adanya peradangan/infeksi
- Reaksi alergi
- Asthma
- Infeksi paru-paru seperti pneumonia atau bronchitis akut
- Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
- Sinusitis yang menyebabkan postnasal drip
- Obat darah tinggi golongan ACE Inhibitor (Waisya, 2008).
Patofisiologi batuk

Batuk dapat dipicu secara reflek ataupun disengaja. Sebagai refleks pertahanan diri, batuk dipengaruhi oleh
jalur saraf aferen dan eferen. Batuk diawali dengan inspirasi dalam diikuti dengan penutupan glotis,
relaksasi diafragma dan kontraksi otot melawan glotis yang menutup. Sehingga terjadi tekanan positif pada
intratoraks yang menyebabkan penyempitan trakea. Sekali glotis terbuka, perbedaan tekanan yang besar
antara saluran nafas dan udara luar bersama dengan penyempitan trakea yang akan menghasilkan aliran
udara yang melalui trakea. Kekuatan eksplosif ini akan “menyapu” sekret dan benda asing yang ada di
saluran nafas (Ikawati, 2008).

Reflek batuk dimulai dari suatu rangsangan para reseptor batuk. Reseptor ini berupa serabut non myelin
halus yang terletak baik di dalam maupun di luar rongga toraks yang terletak di dalam rongga toraks antara
lain terdapat di laring, trakea, bronkus, dan di pleura. Jumlah reseptor akan semakin berkurang pada
cabang – cabang bronkus yang kecil, dan sejumlah besar reseptor yang terdapat di laring dan trakea.
Bahkan juga reseptor ditemui pada saluran telinga, lambung, hilus, sinus parasanalis, pericardial dan
diafragma.
Mekanisme batuk
Mekanisme batuk dibagi menjad empat fase, yaitu:

a. Fase Iritasi

Iritasi dari salah satu saraf sensoris nervus vagus di laring, trakea, bronkus
besar atau serat afferen cabang faring dari nervus glosofaringeus dapat
menimbulkan batuk. Batuk juga timbul bila reseptor batuk di lapisan faring
dan esophagus, rongga pleura dan saluran telingan luar dirangsang.

b. Fase Inspirasi

Pada fase ini glotis secara refleks terbuka lebar akibat konstraksi otot
abductor kartilago aritenoidea. Inspirasi terjadi secara dalam dan cepa,
sehingga udara dengan cepat dan dalam jumlah banyak masuk ke dalam
paru. Hal ini disertai terfiksirnya iga bawah akibat konstraksi otot toraks,
perut dan diafragma, sehingga dimensi lateral dada membesar
mengakibatkan peningkatan volume paru. Masuknya udara ke dalam paru
dengan jumlah banyak memberikan keuntungan yaitu akan memperkuat
fase ekspirasi sehingga lebih cepat dan kuat serta memperkecil rongga
udara yang tertutup sehingga menghasilkan mekanisme pembersihan
yang potensial.
Mekanisme batuk
c. Fase Kompresi

Fase ini dimulai dengan tertutupnya glotis akibat kontraksi otot adductor
kartilago aritenoida, glotis tertutup selama 0.2 detik. Pada fase ini tekanan
intratoraks meninggi sampai 300 cm H2O agar terjadi batuk yang efektif.
Tekanan pleura tetap meninggi selama 0.5 detik setelah glotis terbuka.
Batuk dapat terjadi tanpa penutupan glotis karena otot-otot ekspirasi
mampu meningkatkan tekanan intratoraks walaupun glotis tetap terbuka.

d. Fase Ekspirasi

Pada fase ini glotis terbuka secara tiba-tiba akibat kontraksi aktof otot
ekspirasi, sehingga terjadi pengeluaran benda-benda asing dan bahan-
bahan lain. Gerakan glotis, otot-otot pernafasan dan cabang-cabang
bronkus merupakan hal yang penting dalam fase mekanisme batuk dan
terjadi fase batuk yang sebenarnya. Suara batuk sangat bervariasi akibat
getaran secret yang ada dalam saluran nafas atau getaran pita suara.
(Guyton. 2008).
Klasifikasi Batuk

Berdasarkan Berdasarkan
Waktu Penyebabnya
Berdasarkan Waktu
1. Akut

Akut merupakan fase awal dan masih mudah untuk sembuh. Jangka waktu akut yaitu kurang dari tiga
minggu dan terjadi karena iritasi, bakteri, virus, dan penyempitan nafas atas.

2. Subakut

Subakut adalah fase peralihan dari akut menjaid kronis, dikategorikan subakut apabila batuk sudah 3 – 8
minggu yang dikarenakan adanya gangguan pada epitel.

3. Kronis

Kronis adalah batuk yang sulit disembuhkan dikarenakan penyempitan saluran nafas atas dan terjadi
lebih dari 8 minggu. Batuk kronis biasanya berupa gejala adanya penyakit lain yang lebih berat. Banyak
penyakit yang ditandai dengan batuk kronis, seperti asma, TBC, gangguan refluks lambung, PPOK,
hingga kanker paru. Maka itu, batuk kronis harus segera diperiksakan ke dokter untuk memastikan
penyebabnya dan dapat segera diatasi. (Nadesui, 2008).
Berdasarkan Penyebab

1. Batuk berdahak adalah Batuk berdahak disertai dengan jumlah sputum yang dihasilkan
sangat banyak. Sehingga menyumbat saluran pernafasan.
2. Batuk kering adalah Batuk ini tidak mengeluarkan sputum. Laring terasa gatal, sehingga
merangsang timbulnya batuk yang tidak nyaman. Bila batuk terlalu keras dapat memecahkan
pembuluh mata.
3. Batuk yang khas:
 Batuk penyakit TBC yaitu berlangsung berbulan-bulan, kecil-kecil, timbul sekali-kali. Namun
batuk dapat disertai dengan bercak darah.
 Batuk kare Batuk rejan biasanya berlangsung selama 100 hari dan dapat menyebabkan pita
suara radang dan suara parau.
 Batuk karena gejala jantung lemah yaitu darah yang terbendung di paru-paru menjadikan
paru-paru menjadi basah. Kondisi basah tersebut merangsang timbulnya batuk.
 Batuk karena kanker paru-paru adalah kanker paru yang menahun dan tidak sembuh disertai Batuk Tuberkolosis ( TBC)
dengan batuk. Bila kerusakan paru-paru semakin parah maka batuk akan semakin
bertambah keras.
 Batuk karena kemasukan beda asing; pada saat saluran pernafasan berusaha mengeluarkan
benda asing maka akan menimbulkan batuk sebagai upaya reflek terhadap benda asing.
Terapi Batuk
Terapi Farmakologi
Bila keadaan batuk belum sembuh dapat digunakan obat batuk, yang mana obat
batuk dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu :

1.Mukolitik merupakan obat yang bekerja dengan cara mengencerkan sekret saluran
pernapasan dengan jalan memecah benang-benang mukoprotein dan mukopolisakarida dari
sputum. Agen mukolitik berfungsi dengan cara mengubah viskositas sputum melalui aksi
kimia langsung pada ikatan komponen mukoprotein. Agen mukolitik yang terdapat di
pasaran adalah bromheksin, ambroksol, dan asetilsistein (Estuningtyas, 2008).

2.Ekspektoran merupakan obat yang dapat merangsang pengeluaran dahak dari saluran
pernapasan. Mekanisme kerjanya diduga berdasarkan stimulasi mukosa lambung dan
selanjutnya secara refleks merangsang sekresi kelenjar saluran pernafasan lewat nervus
vagus, sehingga menurunkan viskositas dan mempermudah pengeluaran dahak. Obat yang
termasuk golongan ini adalah ammonium klorida dan gliseril guaiakoiat (Estuningtyas,
2008).

1. Antitusif adalah obat yang menekan refleks batuk, digunakan pada gangguan saluran
nafas yang tidak produktif dan batuk akibat teriritasi. Secara umum berdasarkan tempat kerja
obat antitusif dibagi atas antitusif yang bekerja di perifer dan antitusif yang berkerja di
sentral. Antitusif yang bekerja di sentral dibagi atas golongan narkotik dan non-narkotik.
Contohnya seperti obat Dekstrometorfan HBr dan Difenhidramin HCL.
Contohnya Ammonium klorida
Ammonium klorida jarang digunakan sebagai terapi obat tunggal yang berperan sebagai ekspektoran tetapi lebih sering dalam
bentuk campuran dengan ekspektoran lain atau antitusif. Digunakan dengan dosis besar dapat menimbulkan asidosis metabolik,
dan harus digunakan dengan hati-hati pada pasien dengan insufisiensi hati, ginjal, dan paru-paru. Dosisnya untuk orang dewasa
adalah 300 mg (5mL) tiap 2 hingga 4 jam. Obat ini hampir tidak digunakan lagi untuk pengasaman urin pada keracunan sebab
berpotensi membebani fungsi ginjal dan menyebabkan gangguan keseimbangan elektrolit (Estuningtyas, 2008). Contoh kombinasi
ammonium klorida dengan ekspektoran lain (antitusif) adalah Obat Batuk Hitam (OBH).

Komposisi baku OBH antara lain:


Succus Liquiritiae 10
Amonium Klorida 5
SASA (Solutio Ammonii Spirituosa Anisata) 6
Air sampai dengan 100

• Mekanisme kerja dari Succus Liquiritiae untuk mengatasi batuk, membantu pengeluaran dahak, menyembuhkan peradangan Dan
adalah sediaan galenik dari Radix liquiritiae berwarna hitam coklat, dan larut dalam air.

• Mekanisme kerja dari amonium klorida untuk meningkatkan pengeluaran dahak melalui refleks rangsangan selaput lendir saluran
cerna, Dosis pemakaian untuk dewasa 300 mg setiap 4 jam. Dan tidak dianjurkan pada pasien yang mengalami kerusakan hati,
ginjal, dan pasien mengidap jantung kronik karena dapat mengganggu keseimbangan kimia darah yang mempengaruhi ekskresi
obat.· Dosis 5 gram pada penderita dapat menyebabkan efek samping dengan gejala antara lain mual, muntah, haus, sakit kepala,
dan hiperventilasi.
Terapi Non Farmakologi

Hindari Makan Dan Minum


Memperbanyak Minum Air
Merangsang Tenggorokan

Hindari Paparan Debu Hindari Udara Malam


Tatalaksana swamedikasi batuk
Sebelum merekomendasikan produk obat batuk bebas (OTC), apoteker harus memastikan apakah
swamedikasi tepat dilakukan dan harus selalu mencatat riwayat alergi pasien, riwayat kesehatan, dan
catatan pengobatan terakhir untuk memantau interaksi dan kontraindikasi obat yang mungkin terjadi.
Perempuan hamil dan menyusui serta penderita penyakit kronis harus selalu berkonsultasi dengan
dokter sebelum menggunakan obat batuk OTC.

Selama berkonsultasi, pasien harus diingatkan untuk membaca brosur informasi obat dan memeriksa
komposisinya sebelum menggunakan, terutama jika menggunakan banyak produk, untuk menghindari
pemberian obat ganda atau dosis yang berlebih. Penting bagi pasien untuk mematuhi aturan dosis dan
pemberian obat serta durasi penggunaan obat.

Penting pula bagi apoteker untuk mengingatkan keluarga atau perawat pasien untuk selalu
menggunakan alat pengukur yang terkalibrasi saat memberikan obat larutan dan untuk membaca
informasi obat sebelum memberikan obat pada anak-anak untuk memastikan ketepatan dan kesesuaian
dosis. Keluarga dan perawat hanya boleh memberikan produk obat bebas untuk anak yang diproduksi
secara khusus untuk populasi pediatric dan harus mematuhi rekomendasi produsen obat, terrutama
berkaitan dengan batas usia penggunaan obat. Jika merasa ragu terkait kesesuaian atau dosis obat,
keluarga harus selalu berkonsultasi pada dokter anak atau apoteker.
Kriteria Batuk yang Tidak Dapat Diswamedikasi

Pasien yang mengalami satu atau beberapa gejala berikut harus berkonsultasi langsung
dengan dokter dan tidak boleh melakukan swamedikasi.

- Riwayat gejala yang berkaitan dengan batuk kronik, seperti PPOK, gagal jantung kongestif,
asma, dan bronkhitis kronik

- Batuk yang menghasilkan lendir berwarna atau darah

- Batuk yang disebabkan oleh golongan obat tertentu

- Batuk yang disertai demam >38,6oC, napas pendek, nyeri dada, berkeringat, menggigil,
sakit kepala berat, atau pembengkakan pergelangan kaki atau kaki

- Batuk yang memburuk atau tidak reda setelah mengalami infeksi saluran pernapasan atas
oleh virus, seperti pilek atau flu
Daftar Pustaka
• BPOM. 2006. Obat Flu.
• Nadesui, Hendrawan. 2008. Batuk dan
Penyebabnya.
• Waisya, Rani. 2008. Penyebab Batuk,
Gejala dan Pengobatannya.
• Wirodiarjo, Muljono. 2008. Penyebab
Batuk dan Tips Pengobatannya.
Thanks You

PELAYANAN 01

SWAMEDIKASI 02
DISUSUN OLEH :
JERAWAT Aab abdullah 18330117
Marrisya Yosita 18330119
Hudia Akmalia Azzahra 18330124 03
Shika Malini Hamdi 18330126
Jakiah 18330128
Nayung Garnisaa M. 18330131
Dita Masruroh 18330132 04
Tika Dwi Yolanda 18330143
Leti Maulidani Cahyati 18330151
PENGERTIAN

01

Jerawat merupakan penyakit kulit yang sering


terjadi pada masa remaja bahkan hingga dewasa yang 02

ditandai dengan adanya komedo, papul, pustul, nodus, dan


kista pada daerah wajah, leher, lengan atas, dada, dan 03

punggung (Wahdaningsih dkk., 2014)


04
PENGERTIAN

Jerawat (acne) adalah gangguan pada kulit yang berhubungan


01
dengan produksi minyak (sebum) berlebih. Jerawat terjadi ketika
folikel rambut atau tempat tumbuhnya rambut tersumbat oleh minyak
dan sel kulit mati. Hal tersebut menyebabkan peradangan serta 02

penyumbatan pada pori-pori kulit. Peradangan ini ditandai dengan


munculnya benjolan kecil (yang terkadang berisi nanah) di atas kulit. 03
Gangguan kulit ini dapat terjadi di bagian tubuh dengan kelenjar
minyak terbanyak, yaitu di wajah, leher, bagian atas dada, dan
04
punggung
GEJALA-GEJALA

01
Berikut adalah gejala-gejalah saat menjelang timbulnya jerawat

 Timbulnya bintik merah walupun tidak membahayakan namun 02


mengganggu
 Terkadang bintik merah disertai peradangan yang terasa gatal pada 03
waktu mulai timbul dan terasa sakit bila ditekan

04
GEJALA-GEJALA

01
 Peradangan juga bias disebabkan oleh kuman tertentu yang
membentuk kantong kecil (kista) bila pecah mengeluarkan nanah
dan darah tetapi tidak berbau 02

 Biasanya timbul dibagian wajah akan tetapi dapat juga timbul


dibagian kulit kepala, leher, punggung dan dada bagian atas. 03
 Timbulnya bintik putih / hitam yang menonjol dan tidak sakit
(komedo)
04
MACAM-MACAM JERAWAT

01
1. Jerawat Juvenil 2. Jerawat Vulgaris
• Muncul saat masa puber. • Berbentuk komedo yang
• Menyerang remaja usia 14- terdapat di kulit berminyak.
20 tahun. • Rawat jerawat dengan
• Penyebabnya adalah penguapan hingga kulit 02
masalah hormonal yang cukup kenyal dan lembab.
belum stabil dalam Kemudian jerawat diambil
memproduksi sebum. dengan sendok una, dan
• Rawat jerawat menggunakan olesi dengan krim jerawat / 03
sabun ber-pH seimbang atau acne lotion. Biarkan
sabun bayi transculent. semalaman baru dibilas
dengan air hangat keesokan
harinya. 04
MACAM-MACAM JERAWAT

01
3. Jerawat Rosacea 4. Jerawat Nitrosica
• Terjadi pada wanita umur 30- • Sangat berbahaya karena
50 tahun. menimbulkan bopeng.
• Perlu pengobatan secara serius • Penyebab awal timbul bintik
pada dokter kulit. merah disertai peradangan 02
• Penyebab awal tampak yang terasa gatal
kemerahan hingga menimbul- • Biasanya timbul dibagian
kan sisik di lipatan hidung. wajah akan tetapi dapat juga
• Rawat jerawat dengan timbul dibagian kulit kepala, 03
penguapan, kompres air panas, leher, punggung dan dada
atau penyinaran dengan lampu bagian atas.
infra merah agar jerawat cepat • Tahap akhir yang
kering. memerlukan penanganan 04
khusus dari dokter ahli kulit.
PENCEGAHAN

• Bersihkan area kulit dua kali sehari yang memiliki kencenderungan jerawat akan
timbul dengan pembersih yang lembut dan gunakan yang bebas dari kandungan 01
minyak. Maka gunakanlah produk perawatan kulit yang berbahan dasar air.
• Gunakan krim atau jel penghilang jerawat untuk membantu kulit tetap kering dari
minyak yang berlebih.
• Gunakan produk yang mengandung benzoyl peroxide atau salicylic acid sebagai
bahan aktif. 02
• Hindari foundation makeup yang berat. Gunakan kosmetik krim sebagai alas
sebelum kosmetik bubuk dipakai.
• Bersihkan makeup sebelum tidur. Jika tidak, dapat menyumbat pori-pori kulit.
Pastikan juga untuk membersihkan peralatan kosmetik secara berkala dengan air
sabun. 03
• Hindari pakaian ketat ,karena menyimpan panas dan uap air dan dapat
menyebabkan iritasi pada kulit.
• Mandilah setelah berolah raga atau setelah melakukan pekerjaan yang berat.
Minyak dan keringat pada kulit dapat menahan kotoran dan bakteri. 04
OBAT SWAMEDIKASI

Untuk swamedikasi terhadap jerawat dapat digunakan obat-obat


01
yang mengandung :
a. Menggunakan Obat Yang mengandung Sulfur / belerang endap
 Cara kerja obat :Mempunyai sifat germisida, fungisida, 02
parasitisida, dan juga mempunyai efek keratolitik.
 Hal yang perlu diperhatikan : Hindarkan kontak dengan mata,
03
mulut dan mukosa.
 Efek yang tidak diinginkan : Iritasi kulit
04
OBAT SWAMEDIKASI
Acnomel® ( B )
Acne Feldin® (B)
• Komposisi : Resorsinol 2%, 01
• sulfur 8 %
• Komposisi:Sulfur Prespitat
• Indikasi : Pengobatan Jerawat
6,6 % 02
• Indikasi : Akne Vulgaris Bioacne® ( B )
• Dosis : Oleskan 2 x sehari • Komposisi : Per g Cetrimide 5 mg,

pada kulit berjerawat yang resorsinol 5 mg, sulfur 50 mg. 03

telah dibersihkan • Indikasi : Jerawat


• Dosis : Oleskan 2-3x/hari
04
OBAT SWAMEDIKASI

01
b. Menggunakan Obat Yang mengandung Asam Salisilat
 Cara kerja obat : Mempunyai sifat keratolitik, yang dapat
melunakkan kulit sehingga dapat membantu penyerapan obat lain 02
dan fungisida yang lemah.
 Efek yang tidak diinginkan : Iritasi kulit
03

04
OBAT SWAMEDIKASI

Verile® ( B ) Rosal® ( B )
01
• Komposisi : Asam • Komposisi : Asam Salisilat 0,2 %,

Salisilat 0,5 %,Asam Resorsinol 0,5 %


• Indikasi : Menghilangkan minyak 02
Borak 1 %, Resorsinol 2
yang berlebih pada kulit yang berjerawat,
%, aloe vera 0,1
mencegah timbulnya jerawat
%,triklosan 0,1 %, alkohol
• Dosis : Tuangkan pada kapas, oles pada 03
25 %. bagian yang berjerawat, digunakan sesudah
• Indikasi : Akne mandi dan sesudah membersihkan
04
Vulgaris
OBAT SWAMEDIKASI

c. Menggunakan Obat Yang mengandung Resorsinol 01

 Cara kerja obat : Mempunyai efek anti fungi, anti bakteri dan
02
keratolitik.
 Hal yang perlu diperhatikan : Tidak dianjurkan pemakaian
jangka lama karena dapat menggangu fungsi tiroid 03
 Efek yang tidak diinginkan : Iritasi, reaksi alergi pada kulit

04
OBAT SWAMEDIKASI
Rosal® ( B
• Komposisi : Asam Salisilat 0,2 %, Resorsinol 0,5 %
• Indikasi : Menghilangkan minyak yang berlebih pada kulit yang 01
berjerawat, mencegah timbulnya jerawat
• Dosis : Tuangkan pada kapas, oleskan pada bagian yang berjerawat,
02
digunakan sesudah mandi atau sesudah membersihkan muka (Botol 100
mL)
Acnomel® ( B ) 03
• Komposisi : Resorsinol 2%, sulfur 8 %
• Indikasi : Pengobatan Jerawat
04
OBAT SWAMEDIKASI

01
Verile® ( B ) )

• Komposisi : Asam Salisilat 0,5 %,Asam Borak 1 %, 02


Resorsinol 2 %, aloe vera 0,1 %,triklosan 0,1 %, alkohol 25
%.
03
• Indikasi : Akne Vulgaris

04
OBAT SWAMEDIKASI

d. Menggunakan Obat Yang mengandung Benzoil Peroksida


01
 Cara kerja obat : Benzoil Peroksida secara perlahan-lahan
melepaskan oksigen aktif yang memberikan efek bakteriostatik juga
mempunyai efek keratolitik dan mengeringkan sehingga dapat 02
menunjang efek pengobatan.
 Hal yang perlu diperhatikan : Hindari kontak dengan mata,
03
mulut dan mukosa.
 Efek yang tidak diinginkan : Iritasi kulit.
04
OBAT SWAMEDIKASI

Feldixid® ( B ) Pimplex® ( T )
• Komposisi : Benzoil Peroksida 2,5 01
• Komposisi : Benzoil % / Krim
Peroksida 5 %, Sulfur • Indikasi : Akne Vulgaris
02
Presipitat 2%
Polybenza AQ® ( B)
• Indikasi : Akne
• Komposisi : Benzoyl Peroxide 2,5 % /
Vulgaris
20 g 03
• Dosis : Oleskan 2x sehari
• Indikasi : Akne Vulgaris
pada kulit berjerawat yang
• Dosis : Oleskan 1 atau 2 x sehari pada area
telah dibersihkan
yang terkena 04
Kenapa harus konsultasi kedokter?

Karena konsultasi dengan dokter 01


bertujuan untuk mengidentifikasi tipe jerawat dan
mendapatkan pengobatan yang tepat. Apabila
pengobatan jerawat tidak tepat maka dapat 02
memperoleh kondisi jerawat tersebut. Oleh
karena itu, penting untuk meningkatkan
kesadaran—Someone Famous jenis jerawat yang
dalam mengetahui 03
dialami terlebih dahulu yang kemudian diikuti
dengan keputusan pemilihan produk anti acne
yang tepat oleh dokter 04
KESIMPULAN

Jerawat (acne) adalah gangguan pada kulit yang berhubungan dengan 01


produksi minyak (sebum) berlebih. Jerawat terjadi ketika folikel rambut atau
tempat tumbuhnya rambut tersumbat oleh minyak dan sel kulit mati. Hal
tersebut menyebabkan peradangan serta penyumbatan pada pori-pori kulit.
Peradangan ini ditandai dengan munculnya benjolan kecil (yang terkadang 02
berisi nanah) di atas kulit.
Macam-macam jerawat yaitu:
Jerawat juvenil, jerawat vulgaris, jerawat rosacea, dan jerawat nitrosica.
03
Untuk swamedikasi terhadap jerawat dapat digunakan obat-obat yang
mengandung: sulfur/ belerang endap, asam salisilat,resorsinol, dan benzoil
peroksida.
04
DAFTAR PUSTAKA
01
• Wahdaningsih, S., E.K. Untari, dan Y. Fauziah. 2014. Antibakteri fraksi n-
Heksana kulit Hylocereus polyrhizus terhadap Staphylococcus epidermidis dan
Propionibacterium acnes. Pharm. Sci. Res. 1(3):180-193.
• Anonim, 2012, Info POM; Regulasi tentang Klaim Gizi dan Klaim Kesehatan pada 02
Produk Pangan; Seri Swamedikasi 1 Obat Jerawat, Biro Hukum dan Humas Badan
POM RI, Jakarta.
• Mutschler E., Dinamika Obat, Edisi V, diterjemahkan oleh M.B. Widianto & A.S.
Ranti, Penerbit ITB, Bandung, 1991.
03

04
TERIMA 01

KASIH
02

03

04
MEMPERSIAPAKAN SESI KONSELING

1. DISKUSI PEMBUKAAN
 Perkenalan
 Menjelaskan tujuan konseling

2. DISKUSI UNTUK MENGUMPULKAN INFORMASI DAN MENGIDENTIFIKASI KEBUTUHAN


Pasien baru Pasien lama
 Mengumpulkan informasi tentang pasien Menegaskan informasi tentang pasien
 Melaksanakan konsultasi penatalaksanaan Menegaskan informasi penggunaan obat

Resep ulangan / pemantauan


Resep baru Rawat mandiri
lanjutan
 Masalah ketaatan
 Pengetahuan tentang  Gambaran dan durasi
 Perincian tentang
tujuan, obat, regimen obat, gejala
penggunaan obat
kondisi pasien, dan sasaran  Apakah telah berkonsultasi
 Tanda efek samping
terapi dengan dokter?
 Keefektifan terapi
 Masalah yang mungkin  Terapi apa yang
 Masalah yang mungkin
muncul sebelumnya digunakan?
muncul

3. DISKUSI UNTUK MENYUSUN RENCANA ASUHAN DAN MENGATASI MASALAH


 Mendiskusikan masalah yang ada atau masalah yang mungkin muncul
 Membuat kesepakatan atas pilihan pilihan
 Melaksanakan rencana
 Mendiskusikan hasil terapi dan pemanatauannya

4. DISKUSI UNTUK MEMBERIKAN INFORMASI DAN EDUKASI

Obat tanpa resep


Resep baru
Obat yang disarankan Tidak ada obat yang disarankan
 Memberikan informasi  Memberikan informasi tentang  Merujuk pasien ke dokter
tentang kondisi dan kondisi dan pengobatan  Menyarankan terapi lain
pengobatan  Terapi di masa akan datang yang bukan obat
 Ketaatan dan  Menentramkan hati  Memberikan informasi yang
pemanatauan sendiri pasien/jaminan diperlukan
 Pengulangan resep dan  Pemanatauan sendiri  Menentramkan hatii pasien /
pemanatauan lanjutan  Efek samping dan tindakan jaminan
pencegahan yang perlu  Tindak lanjut apoteker
dilakukan
 Terapi lain yang bukan obat
 Tindak lanjut apoteker

Resep ulangan /pemanatauan lanjutan

 Menerangkan kembali informasi tentang obat atau kondisi agar semakin jelas
 Informasi tentang cara pemanatauan sendiri
 Merujuk pasien ke dokter bila diperlukan
 Menangani efek samping
 Menentramkan hati pasien/ jaminan

5. DISKUSI PENUTUP
 Mengulangi poin-poin penting
 Meminta tanggapan dari pasien
 Mendorong pasien untuk bertanya
 Menegaskan tindak lanjut untuk pemantauan

 Konseling tanpa protokol????????? HOW?????

Tokoh Deskripsi
Ny Ika adalah wanita paruh baya. Ini merupakan kunjungan Ny. Ika yang pertama ke apotek
ini. Dia belum pernah mendapatkan konseling dari seorang apoteker. Ny Ika menyerahkakn
resep berisi minosiklin pada apoteker. Apoteker menyadari bahwa ny ika adalah pasien baru
di apoteknya
Apoteker Halo, ny ika .... Pernahkan anda membeli resep di apotek ini?
Pasien Tidak, ... biasanya saya pergi ke apotek didekat kantor saya
Apoteker Kalau begitu anda harus mengisi formulir riwayat pasien ini dimana alamat
anda berapa nomor telpon anda dan informasi rencana obat
Pasien “(pasien dengan jengkel) “ jika ini akan menjadi masalah, saya dapat
kembali ke apotek tempat biasa saya beli
Apoteker (dengan cepat)” tidak,... tidak . Kami dapat menyediakan obat anda disini.
Anda cukup mengisi formulir ini sambil menunggu . Sebagai permulaan ,
saya hanya membutuhkan nama, alamat dan informasi rencana obat
Pasien “(dengan enggan)” baiklah
....... 10 – 15 menit kemudian
Apoteker Ny Ika ... obat anda sudah siap
Pasien (kembali ke meja apotek dan menyerahkan formulir riwayat pasien) ini
formulirnya. Saya tidak tahu mengapa anda mebutuhkan semua informasi
ini. Dokter saya sudah menyimpan semua informasi ini
Apoteker ini hanya untuk catatan kami .... nah coba saya lihat (melihat formulir pasien
sekilas) sepertinya anda harus mengisis formulir ini dengan benar
Pasien “semakin jengkel pada saat itu” (Pasien tidak menyadari bahwa obat
antasida yang kadang – kadang diminumnya bila terjadi gangguan lambung
dan suplemen kalsium yang dikonsumsinya termasuk obat tanpa resep) saya
tidak tahu apa gunanya saya mengisi semua informasi ini berikan saja obat
saya sekarang
Apoteker (tidak ingin membuat pasien semakin jengkel) kalau begitu baiklah saya
hanya perlu waktu sebentar untuk mendiskusikan obat ini dengan anda.....
ini adalah obat antibiotik minosikliln
Pasien Begini saya sudah pernah minum antibiotik (pasien mengira dia harus
minum obat itu empat kali sehari selama beberapa minggu seperti obat
yang pernah ia minum Sebelumnya untuk infeksi).... boleh saya pergi
sekarang
Apoteker iya boleh, coba anda lihat di kertas ini ada beberapa informasi (berusaha
membahas informasi dalam kertas tersebut bersama pasien
Pasien langsung mengambil kertas tersebut dari tangan apoteker baiklah saya akan
baca nanti di rumah
Apoteker bila anda ada pertanayaan setelah membaca infrormasi tersebut jangan
sungkan telepon aja
Pasien tentu saja (dia berjalan keluar sambil berpikir buang buang waktu saja alain
kali saya akan pergi ke apotek yang biasa. Mereka tidak pernah
menyusahkan saya seperti ini ketika tiba dirumah dia mengeluarkan obat
dari kantong obat dan membuang kantung berserta kertas informasi yang
ada di dalam kantung obat. Selanjutnya pasien minum obat empat kali
sehari tanpa membaca penandaan tersebut
Tokoh Deskripsi
Apoteker Halo Ny ika.... apakah anda baru pertama kali datang ke apotek kami?
Pasien Betul, saya biasanya pergi ke apotek dekat kantor saya
Apoteker Baiklah, kami akan membantu anda dengan senang hati disini, apakah anda
tinggal di sekitar sini?
Pasien Ya di jalan pemuda
Apoteker Oh ... ya... saya tahu jalan itu... daerah yang menyenagkan. nah nyonya saya
harap kita dapat berbicara lebih banyak tentang anda, sebelum obat anda
selesai dikerjakan, saya ingin menjelaskan kepada anda bahwa di apotik ini
kami membuat catatan tentang data pribadi anda dan obat yang anda
gunakan untuk memastikan bahwa anda mendapat manfaaat terbesar dari
pengoobatan anda. Untuk memulai catatan anda, saya akan menanyakan
beberapa informasi tentang kondisi kesehatan dan obat yang anda gunakan
saat ini . Tentu saja informasi ini sangat dirahasiakan. Untuk mempersingkat
waktu, mungkin anda dapat mengisi formulir riwayat pasien ini sementatra
kami menyiapkan obat anda. Selanjutnya kita akan mendiskusikan hal ini bila
obat anda telah siap, dalam waktu sekitar 10 menit
Pasien Baiklah ... tetapi bukankah dokter saya sudah punya informasi ini?
Apoteker Dokter anda mungkin memiliki bebrapa informasi tersebut, tetapi kami tidak
memiliki akses untuk memperoleh informasi tersebut... kami perlu
mengechek beberapa informasi terkait kekhawatiran dengan obat tertentu
seperti alergi atau interaksi antar obat
Pasien oo... baiklah saya perlu berfikir sejenak untuk mengingat semua ini
Apoteker Silahkan ... jangan terburu – buru . informasi yang diberikan memang harus
seakurat mungkin
.........................10 menit kemudian
Apoteker Ny ika, obat anda sudah siap sekarang. Bisakah anda masuk ke ruangan ini
agar kita bisa bicara lebih leluasa (menunjuk tempat khsusus ruangan
konseling)
Pasien Pasien masuk ke ruangan tersebut dan menyerahkan formulir riwayat pasien
...... ini formulirnya
Apoteker Terimakasih telah mengisi formulir ini. Seperti saya katakan tadi ini akan
membantu kami memberikan pelayanan terbaik untuk anda saya hanya
butuh waktu sebentar untuk mengulas data yang anda isikan ini
Pasien Baiklah.......
Apoteker Nah, coba saya lihat (membaca semua isi formulir riwayat) pasien anda
sudah mengisi hampir semua pertanyaan dalam formulir ini memastikan
pada pasien bahwa tidak ada penyakit kronis atau akut lainnya atau obat
resep lain yang belum dituliskan). Anda tidak menuliskan obat yang pernah
anda beli tanpa resep. Kadang – kadang orang tidak berfikir bahwa vitamin
adalah obat tanpa resep . Apakah anda mengkonsumsi vitamin tertentu
Pasien Oww.. iya anda benar. Saya tidak berpikir bahwa itu adalah obat. Saya
minum tablet kalsium seperti yang disana itu (menunjuk sebuah nama
dagang dan dosis tertentu) untuk mencegah kerapuhan tulang bila saya
semakin tua
Apoteker Itu bagus , bolehkah saya tahu bagaimana cara anda meminumnya?
Pasien 2 tablet setiap pagi secara rutin
Apoteker Bagus sekali ... nah sekarang bagaimana dengan yang lainnya seperti
(apoteker mulai menyebutkan tiap kategori obat tanpa resep dan
mendapati bahwa pasien kadang kadang menggunakan antasida , apoteker
kemudian bertanya mengenai tujuan , dosis dan frekuensi penggunaan
antasida tersebut. Apoteker merasa puas karena penggunaan antasida
tersebut tepat. Setelah itu, apoteker menanyakan beberapa pertanyaan lagi
untuk mengisi bagian yang kosong di dalam data pasien dan menutup
diskusi) baiklah saya rasa saya sudah mendapat informasi yang lengkap
sekarang , adakah hal lain yang ingin anda sampaikan?
Pasien Saya rasa tidak........
Apoteker Baiklah, terimakasih atas bantuan anda. Saya akan menyimpan data anda
dalam catatan kami. Jadi bila suatu saat anda datang lagi ke apotek kami
untuk membeli obat lain, kita dapat mengacu ke catatan tersebut.
Sesungguhnya dari informasi ini saya sudah dapat melihat bagaimana saya
dapat membantu agar anda mendapatkan manfaat terbesar dari obat anda
ini. Sekarang mari kita bicarakan tentang obat ini

Pasien (kelihatana tertarik).. ya baiklah.....


Apoteker Apa yang dokter katakan tentang obat anda?
Pasien Dia bilang obat ini adalah antibiotik dan saya harus mencoba obat ini
beberapa minggu . Saya pernah minum antibiotik untuk mengobati pilek
Apoteker Benar ini adalah antibiotik, anda hanya perlu minum obat ini satu kali sehari
Pasien o.... saya senang anda memberitahukan hal ini . saya kira saya harus minum
empat kali sehari seperti dulu
Apoteker Apakah dokter menjelaskan bagaimana obat ini akan menolong anda?
Pasien Tidak juga , ini untuk kulit saya. Sepertinya saya akan mengalami pubertas
kedua. jerawat mulai muncul di muka dan punggung saya
Apoteker Obat ini adalah antibiotik yang akan mengurangi jumlah dan keparahan
bintil bintil yang muncul. Anda harus minum obat ini secara teratur agar
jerawat tersebut terkontrol
Pasien o... begitu.....
Apoteker (melanjutkan tahapan konseling dengan mulai menjelaskan cara meminum
obat itu dalam kaitannya dengan makanan serta hal – hal lain ) saya
perhatikan dari formulir yang anda isi anda mengkonsumsi tablet kalsium
dan tablet antasida. Kedua obat ini dapat mempengaruhi absorpi minosiklin
dari lambung ke dalam tubuh dan akan mengurangi khasiat obat ini. Jadi
anda sebaiknya tidak meminum kedua obat itu dalam waktu 1 jam dari anda
minum antibiotik minosiklin
Pasien Betulkah???
Apoteker (melanjutkan tahapan konseling dengan mulai mendiskusikan jadwal
penggunaan obat agar tidak terjadi masalah “ apakah anda merasa ada
kesulitan dengan cara minum obat seperti ini?
Pasien Tidak, saya pikir akan baik – baik saja
Apoteker Bagus. Ini adalah obat yang sangat bagus untuk mengatasi jerawat, namun
kadang kadang orang mengalami efek yang tidak diinginkan. Saya ingin
membeicaraka hal ini dengan anda agar anda tahu apa yang perlu
diperhatikan dan apa yang harus dilakukan bila anda merasakakn sesuatu
yang tidak biasa. Apakah dokter mengatakan apa yang harus anda
perhatikan selama menggunakan obat ini ?
Pasien Tidak , seingat saya tidak
Apoteker Orang yang menggunakan obat ini kadang – kadang merasa lebih sensitif
terhadap sinar matahari, apakah anda melakukan kegiatan diluar rumah?
Pasien Saya suka jalan di malam hari dan di akhir pekan
Apoteker Hindari sinar matahari dengan memakai pakaian pelindung sinar matahri
atau gunakan krim tabir surya
Pasien Saya memang selalu memakaianya
Apoteker Anda sangat bijaksana, ada beberapa hal lain yang sebaiknya anda baca
dalam lembar informasi ini (menunjuk bagian yang perlu dibaca pada lembar
informasi tersebut) orang sangat jarang mengalami efek – efek samping ini
dan mungkin tidak akan terjadi pada anda . Akan tetapi, bila anda melihat
ada sesuatu yang tidak biasa, segera beritahukan kepada dokter atau
apoteker (apoteker menyebutkan beberapa efek yang paling sering terjadi,
bagaimana mengenali efek tersebut, dan apa yang harus dilakukan bila efek
tersebut muncul)
Pasien Baiklah...........
Apoteker Ada beberapa hal lain yang perlu diperhatikan disini seperti penyimpanan
obat dan sebagainya. Anda dapat membaca informasi ini nanti di rumah
Pasien Baiklah....
Apoteker Tadi anda katakan anda jerawatan. Apakah dokter mengatakan hal lain yang
bisa anda lakukan untuk mengurangi jerawat anda?
Pasien Dokter bilang jerawat dapat muncul pada orang orang tertentu bahkan
ketika orang tersebut makin tua. Dia bilang saya dapat membeli sesuatu
untuk membersihkan jerawat saya
Apoteker Betul, anda sebaiknya menggunakan pencuci muka yang ringan. Saya dapat
menunjukkan beberapa produk bila anda ada waktu. Pamflet tentang
perawatan kulit dan jerawat ini akan membantu anda mengatasi masalah ini
Pasien Wah bagus sekali. Saya akan membacanya dan berbicara lagi nanti dengan
anda tentang pencuci muka itu
Apoteker Dokter tidak menuliskan adanya pengulangan resep. Apakah dokter
menjelaskan apa yang harus anda lakukan bila obat ini sudah habis?
Pasien Iya... saya sudah ada janji untuk bertemu dokter kembali kira kira bulan
depan bila obat ini habis
Apoteker Saat itu anda tentu sudah merasakan efek obat ini. Apakah ada hal lain yang
ingin anda tanyakan mengenai semua ini?
Pasien Tidak saya rasa sudah jelas
Apoteker Bagus saya akan hubungi anda satu minggu lagi untuk memastikan bahwa
semua berjalan dengan baik (mengatur waktu yang tepat)
Pasien Wah itu bagus sekali.....
Apoteker Terimakasih atas waktu anda hari ini. Hubungi saya bila ada yang anda ingin
tanyakan atau khawatirkan atau bila anda ingin membicarakan informasi
yang ada di dalam pamflet yang saya berikan pada anda. Ini kartu nama saya
Pasien Baiklah terimakasih (jalan sambil berfikir “apotek ini bagus sekali” mulai
sekarang saya akan datang ke apotek ini saja karena apoteker dalam apotek
ini sangat membantu dan sekarang data saya sudah ada di apotek ini . ketika
sampai dirumah,, dia membaca informasi pada lembar informasi yang
diberikan apoteker dan menempelkan kartu nama apoteker pada papan
buletin di dekat telepon sebagai sumber informasi dikemudian hari
Apoteker Mendokumentasikan pertemuan tersebut dan membuat catatan waktu
untuk menghubungi pasien untuk melakukan pemanatauan lanjutan

Anda mungkin juga menyukai