Anda di halaman 1dari 10

TUGAS SEJARAH

NAMA KELOMPOK 4:
-RAIHAN HAFIZH BASYAIR
-TABAH RAMADHAN
-SAHAT MARULIH SIAHAAN
-MUHAMMAD HANIF
-MUHAMMAD PUTRADINATA
-MUHAMMAD RISKI

Zaman Praaksara di Indonesia


Zaman Praaksara di Indonesia – Masa praaksara antara satu bangsa
dengan bangsa yang lain berbeda sesuai dengan kemampuan
manusia pendukungnya mengenal aksara. Penemuan fosil dan
artefak di Indonesia menjelaskan tentang manusia purba yang
pernah ada di Indonesia dan bagaimana cara manusia purba
bertahan hidup.
Selain itu, penemuan tersebut membawa kita kepada asal nenek
moyang bangsa Indonesia. Alat-alat yang ditinggalkan oleh manusia
purba tersebut, menjadi sebuah rute yang dapat menelusuri dimana
awal dan akhirnya.
Pengertian Zaman Praaksara
Zaman praaksara atau zaman prasejarah adalah zaman manusia
belum mengenal tulisan. Zaman praaksara juga disebut zaman
nirleka, yang berarti zaman ketika tulisan belum ditemukan (nir =
tidak; leka = tulisan aksara).

Zaman Praaksara dimulai sejak manusia ada di muka bumi sampai


dengan saat manusia mengenal tulisan. Sejarah dan praaksara
berbicara mengenai peristiwa atau kejadian yang berlangsung pada
masa lalu. Perbedaannya, sejarah meninggalkan bukti-bukti tertulis,
sedangkan praaksara meninggalkan bukti-bukti yang tidak
menorehkan tulisan.
Kurun Waktu Masa Praaksara
Bumi merupakan planet tempat tinggal manusia dan makhluk ciptaan
Tuhan lainnya. Usia bumi diperkirakan sekitar 4.500 juta tahun.
Perkembangan bumi dapat diketahui melalui ilmu geologi, yakni ilmu
tentang komposisi, struktur dan sejarah bumi. Berdasarkan ilmu
geologi, bumi terbagi dalam empat zaman, yaitu:
Arkeozoikum adalah zaman tertua dalam sejarah perkembangan
bumi beserta segala hal yang hidup di bumi, berumur kira-kira 545-
4.500 juta tahu lalu. Pada masa itu, keadaan bumi belum stabil, kulit
bumi masih tahap pembentukan, dan udara masih sangat panas
sehingga belum tampak tanda-tanda kehidupan.

Setelah itu, terjadi penurunan suhu yang memungkinkan munculnya


suatu kehidupan. Hal itu terjadi pada akhir Arkeozoikum.

Paleozoikum merupakan kelanjutan dari Arkeozoikum dan


diperkirakan berumur sekitar 245-545 juta tahun yang lalu. Pada masa
Paleozoikum, bumi lambat laun menjadi dingin dan tanda-tanda
kehidupan semakin jelas, yakni dengan munculnya makshluk bersel
satu seperti bakteri. Pada masa itu, telah muncul pula sejumlah
makhluk hidup sejenis ikan maupun binatang amfibi, walaupun dalam
jumlah sedikit.
Paleozoikim disebut juga sebagai zaman primer (zaman pertama).
Mesozoikum disebut pula dengan zaman sekunder (zaman kedua)
atau zaman reptil dan berumur kira-kira 65-245 juta tahun yang lalu.
Mesozoikum merupakan masa pertumbuhan kedua dalam tingkat
kehidupan makhluk hidup.
Pada masa itu muncul reptil raksasa yang dikenal dinosaurus yang
panjangnya mencapai 12 meter dan Atlantosaurus dengan panjang
30 meter. Pada zaman itupun sudah muncul binatang jenis burung
dan binatang menyusui dalam tingkat yang masih rendah.
Keadaan Bumi Pada Zaman Prasejarah

Neozoikum atau Kainozoikum diperkirakan terjadi sampai dengan


sekitar 65 juta tahun yang lalu. Pada masa tersebut, keadaan bumi
sudah mulai stabil dan kehidupan semakin berkembang serta
beraneka ragam. Neozoikum dibagi menjadi dua, yakni zaman tersier
(zaman ketiga) dan zaman kuarter (zaman keempat). Pada zaman
tersier, jenis-jenis binatang besar mulai berkurang dan telah
hidup jenis-jenis binatang menyusui seperti kera dan monyet.

Pada zaman kuarter ini mulai muncul tanda-tanda kehidupan manusia


purba. Zaman kuarter dibagi menjadi dua masa, yaitu masa Pleistosen
dan masa Halosen. Plaistosen merupakan masa awal kehidupan
manusia. Selain disebut diluvium, Pleistosen disebut juga dengan
zaman es, atau glasial.

Glasial ditandai dengan banyaknya air yang berubah menjadi es,


permukaan air laut pun menurun sekitar 100 sampai 150 meter, laut
dangkal berubah menjadi daratan. Pada masa glasial, di Indonesia
terbentuklah Paparan Sunda. Pada waktu itu, pulau Sumatra,
Kalimantan, serta Malaka menjadi satu dan beberapa pulau di
Indonesia Timur, Papua dan Australia merupakan satu daratan.

Oleh karena itu, sampai sekarang dapat dilihat jenis tumbuhan dan
hewan yang sama terdapat di pulau Sumatra, Kalimantan, Malaka dan
Asia daratan. Selain Paparan Sunda, terbentuk juga Paparan Suhul.
Selama masa Pleistosen, terjadi empat kali Glasial yang diselingi
dengan masa antar glasial. Pada masa antar glasial suhu bumi naik, es
mencair, permukaan air laut naik, dan kedua paparan kembali
menjadi laut dangkal. Masa halosen berlangsung sekitar 20.000 tahun
yang lalu. Pada masa tersebut mulai muncul Homo sapiens atau
manusia cerdas, seperti Homo wajakensis. Spesies tersebut
merupakan nenek moyang dari masa modern saat ini.
Selain suhu bumi yang naik turun secara tajam, masih banyak
tantangan yang harus dihadapi makhluk hidup yang mendiami bumi
pada masa pleistosen. Tantangan tersebut antara lain pergeseran
kulit bumi, letusan gunung berapi, terjadinya sungai, timbulnya danau
baru, dan sebagainya.

Kehidupan Manusia Pada Masa Praaksara


Dalam menghadapi tantangan tersebut, manusia lebih baik
dibandingkan dengan makhluk hidup lain. Oleh karena manusia
mempunyai akal, mereka menghadapi tantangan tersebut dengan
akalnya, sementara makhluk hidup yang lain dengan instingnya.
Seiring dengan berjalannya waktu, terjadilah evolusi pada manusia,
baik pada bentuk tubuh maupun kecerdasan akal.

Evolusi itu misalnya isi otak semakin besar, bentuk tengkorak


berubah, berjalan dengan cara tegak, dan sebagainya. Selain itu,
manusia juga mendapat julukan Homo faber, yaitu makhluk yang
menciptakan alat untuk mempermudah mencapai tujuannya. Alat
yang mereka ciptakan juga mengalami perkembangan, yakni mula-
mula dari batu, kemudian dari tembaga, perunggu, dan akhirnya dari
besi.

Zaman praaksara di Indonesia tidak dikenal zaman tembaga sehingga


hanya dikenal tiga zaman, yaitu zaman batu, zaman perunggu, dan
zaman besi. Zaman batu terdiri dari tiga tingkatan, yaitu Paleolitikum
(zaman batu tua), Mesolitikum (zaman batu tengah) dan Neolitikum
(zaman batu baru).
Walaupun manusia pada ketiga masa tersebut sudah mengalami
kemajuan dalam pembuatan alat-alat, tetapi mereka belum dapat
membaca dan menulis atau belum mengenal tulisan. Mereka hidup di
dalam masa praaksara atau zaman purba dan mereka diberi nama
manusia purba. Untuk dapat mengetahui kehidupan manusia purba,
dapat dilakukan dengan meneliti fosil yang ditinggalkan.
Proto Sejarah, Masa Sebelum Zaman Sejarah
Sebelum masuk dalam periode sejarah, terdapat proto-sejarah yang
mungkin mulai berlangsung pada awal tarikh Masehi sampai sekitar
abad keempat dan merupakan masa awal Indonesia menapaki
periode sejarah. Ada dua ciri-ciri masa proto sejarah, yaitu sebagai
berikut:

Jika di suatu wilayah sudah terdapat bukti-bukti adanya goresan,


pahatan, lukisan dan sebagainya yang diduga sebagai bentuk aksara,
tetapi belum dapat diidentifikasi artinya hingga sekarang.
Jika berita mengenai masyarakat di suatu wilayah sudah disebut oleh
bangsa lain yang mengunjunginya dan yang telah mengenal aksara.
Walaupun bangsa yang dicatat beritanya itu masih belum mengenal
aksara.
Berdasarkan bukti-bukti yang tercatat, setelah zaman praaksara di
Indonesia pernah juga mengalami masa proto sejarah. Hal itu dapat
diketahui karena adanya berita dari China dan uraian kesusastraan
India.

Fosil adalah tumbuh-tumbuhan, hewan dan kerangka manusia yang


sudah membatu. Oleh karena itu, fosil memberi panduan untuk
mengetahui kehidupan manusia purba, kegiatan itu disebut fosil
pandu atau leitfosil. Masa praaksa dimulai sejak adanya kehidupan
manusia sampai manusia mengenal aksara.

Dengan demikian, pengertian masa praaksara disebut juga masa


prasejarah, dan setelah mengenal aksara manusia mulai memasuki
zaman sejarah. Berakhirnya masa praaksara sudah berakhir kira-kira
lima ribu tahun yang lalu, sementara zaman praaksara di Indonesia
baru berakhir kira-kira abad keempat Masehi.

Anda mungkin juga menyukai