BAB 2
LANDASAN TEORI
13
14
Terdapat tiga macam aliran yang harus dikelola dalam suatu supply
chain (Pujawan, 2010:5):
a) Aliran barang yang mengalir dari hulu ke hilir
b) Aliran uang dan sejenisnya yang mengalir dari hilir ke hulu.
c) Aliran informasi yang bisa terjadi dari hulu ke hilir ataupun
sebaliknya.
Gambar 2.1 Arus Supply Chain Management
2.2.4 Sistem Metrik Atribut Kinerja Supply Chain Pada Scor Model
Pengukuran performansi rantai pasok dapat diukur dengan
menggunakan sistem metrik atribut kinerja. Pengelompokkan metrik kinerja
akan dilakukan berdasarkan atributnya. Atribut ini merupakan suatu
pengarahan strategi perusahaan untuk mencapai perusahaan yang lebih
efisien dan efektif. Atribut kinerja ini dibagi menjadi 5 yaitu Reliability,
Responsiveness, Flexibility, Costs, dan Assets Berikut pengertian atribut
kinerja SCOR Model (Supply Chain Council, 2010:7):
1. Supply chain reliability, merupakan kemampuan dalam melakukan
kegiatan rantai pasoknya dimana kegiatan tersebut dikatakan tepat dalam
waktu, kuantitas dan kualitasnya. Reliability ini atribut yang berfokus
pada customer atau eksternal.
2. Supply chain responsiveness, merupakan kecepatan kemampuan dalam
melakukan kegiatan rantai pasoknya. Responsiveness ini atribut yang
berfokus pada customer atau eksternal.
3. Supply chain flexibility /agility, merupakan kemampuan untuk merespon
permintaan pasar atau memelihara keunggulan bersaing yang merupakan
pengaruh dari luar. Flexibility ini atribut yang berfokus pada customer
atau eksternal.
4. Supply chain cost, merupakan atribut yang mendefinisikan biaya yang
dikeluarkan pada kegiatan rantai pasok. Cost ini atribut yang berfokus
pada internal perusahaan.
5. Supply chain asset, merupakan kemampuan perusahaan dalam mengelola
aset agar mencapai efektifitas dan efisiensi untuk mendukung kepuasaan
permintaan pelanggan. Asset ini atribut yang berfokus pada internal
perusahaan.
Dengan atribut kinerja diatas, maka kegiatan rantai pasok dapat diukur
dengan metrik kinerjanya. Metrik kinerja ini dibentuk dalam sebuah kartu
SCOR yang digunakan sebagai tolak ukur pengukuran kinerja rantai pasok.
Metrik kinerja ini dibuat berdasarkan SCOR Model versi 10.0 level 1.
Berikut merupakan kartu SCOR metrik kinerja level 1:
Metrik Kinerja
Atribut Kinerja Metrik Kinerja Level 2
Level 1
Perfect Condition
Kemampuan untuk melakukan pengiriman
dengan kondisi yang baik, sempurna sesuai
dengan permintaan customer.
Percentage of Orders Delivered in Full
Kemampuan untuk melakukan pengiriman
dengan sesuai dengan kuantitas dan produk
Reliability Perfect Order yang dipesan customer.
Fulfillment Delivery Performance to Customer Commit
Date
Kemampuan untuk melakukan pengiriman
dengan tepat waktu sesuai dengan permintaan
customer.
Documentation Accuracy
Kemampuan untuk melakukan pengiriman
dengan dokumen yang lengkap.
Source Cycle Time
Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
kegiatan pengadaan barang.
Order Fulfillment
Responsiveness Make Cycle Time
Cycle Time
Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
kegiatan produksi barang.
Deliver Cycle Time
Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
kegiatan pengiriman barang.
Delivery Retail Cycle Time
Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
kegiatan pengiriman pada
Upside Flexibility (Source, Make, Deliver)
Waktu yang dibutuhkan dalam melakukan
kegiatan pengadaaan, produksi, serta
pengiriman untuk merespon permintaan
Upside Supply dengan terjadinya peningkatan produksi
Chain Flexibility sebesar 20%.
Upside Return Flexibility (Source, Deliver)
Pengembalian yang didapatkan pada kegiatan
pengadaan dan pengiriman barang akibat
terjadinya peningkatan produksi sebesar 20%.
Upside Adaptability (Source, Make,
Deliver) Persentase peningkatan jumlah
pesanan yang terkirim hari pada pengadaan,
Upside Supply produksi,
Chain pengiriman barang selama 30.
Upside Return Adaptability (Source, Deliver)
Flexibility Adaptability
Persentase pengembalian yang didapatkan
pada kegiatan pengadaan dan pengiriman
barang akibat peningkatan jumlah pesanan
yang terkirim selama 30 hari.
Downside Adaptability (Source, Make,
Downside Supply Deliver)
Chain Persentase pengurangan pesanan sebelum
Adaptability terjadi pengiriman pada pengadaan,
produksi, pengiriman barang akibat selama
30 hari.
Supplier’s; Customer’s; Product’s Risk
Rating
Besarnya resiko yang dapat ditanggung
Overall Value at
pemasok, pelanggan, serta resiko pada produk
Risk
akibat terjadinya perubahan.
Value at Risk (Plan, Source, Make, Deliver,
Return)
nilai yang didapatkan pada kegiatan
perencanann, pengadaan, produksi,
pengiriman, serta pengembalian atas
pengambilan resiko akan perubahan yang
terjadi.
Cost to Plan
Biaya yang dibutuhkan untuk
melakukan perencanaan.
Cost to Source
Biaya yang dibutuhkan untuk melakukan
pengadaan barang.
Cost to Make
Total Supply Chain
Biaya yang dibutuhkan untuk
Management Cost
memproduksi suatu barang.
Cost to Deliver
Biaya yang dibutuhkan untuk mengantarkan
pemesanan.
Cost Cost to Return
Biaya yang dibutuhkan untuk melakukan
proses pengembalian barang.
Direct Labor Cost
Biaya yang dibutuhkan pada untuk membayar
upah karyawan yang melakukan kegiatan
produksi.
Direct Material Cost
Cost of Goods Sold Biaya yang dibutuhkan untuk mendapatkan
material yang merupakan komponen dalam
produksi barang.
Indirect Cost to Related to Production
Biaya tidak langsung yang berkaitan dengan
kegiatan produksi.
Days Sales Outstanding
Waktu yang dibutuhkan untuk
Asset Cash-to-cash Cycle
menagihkan hutang kepada customer.
Time
Inventory Days of Supply
Rata-rata waktu pemakaian persediaan hingga
habis sebelum adanya pasokan persedian
selanjutnya.
Days Payable Outstanding
Waktu untuk membayar hutang kepada pihak
pemasok maupun jasa pengiriman.
Supply Chain Fixed Assets
Return on Supply
Aset tetap untuk kegiatan rantai pasok yang
Chain Fixed Assets
diinvestasikan perusahaan.
Accounts Payable (Payables
Outstanding) Hasil kembalinya dari
investasi pada modal kerja rantai pasok
maka diperlukan
pengaturan pada hutang.
Accounts Receivable (Sales Outstanding)
Return on Working
Hasil kembalinya dari investasi pada modal
Capital
kerja rantai pasok maka diperlukan
pengaturan pada piutang.
Inventory
Hasil kembalinya dari investasi pada modal
kerja rantai pasok maka diperlukan
pengaturan pada persediaan.
Sumber: Supply Chain Council (2010: 9-10)
Hasil Penelitian
Kesimpulan