Anda di halaman 1dari 11

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN MELALUI

PERMAINAN MANCALA ANAK USIA 5-6 TAHUN


Dwi Ratna Wati1, Siti Wahyuningsih1, Ruli Hafidah1
1
Program Studi PG-PAUD, Universitas Sebelas Maret Surakarta
e-mail : dwiratnawati4@gmail.com, siti_w@staff.uns.ac.id, rulihafidah@saff.uns.ac.id

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep bilangan melalui permainan mancala pada anak
usia 5-6 tahun RA Al Hidayah 1 Sari. Pendekatan penelitan ini yaitu pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif. Jenis
penelitian yaitu penelitian tindakan kelas (PTK). Model PTK dalam penelitian ini berdasar model dari Kemmis Mc Taggart,
yang meliputi empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, refleksi. Subjek penelitian ini adalah usia 5-6 tahun
yang berjumlah 20 anak. Sumber data dalam penelitian ini adalah anak dan guru. Teknik pengumpulan data dalam penelitian
ini menggunakan observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Teknik uji validitas data kualitatif menggunakan triangulasi
sumber dan triangulasi teknik. Teknik uji validitas data kuantitatif yang digunakan dengan pengujian validitas konstruk
menggunakan pendapat dari ahli. Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif dengan analisis model
interaktif Miles dan Huberman berupa pengumpulan data, reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan. Teknik analisis
data kuantitatif menggunakan rumus percentages correction. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan
pemahaman konsep bilangan anak melalui permainan mancala pada indikator menunjukkan angka bila ditunjukkan lambang
bilangan sebanyak 17 anak atau 85% tuntas. Hal tersebut dibuktikan anak menjadi bisa menyebutkan bilangan 1-20 dengan
mudah. Indikator membedakan konsep banyak-sedikit sebanyak 16 anak atau 80% tuntas. Ketuntasan tersebut dibuktikan
anak mampu membedakan jumlah yang lebih banyak maupun jumlah yang lebih sedikit serta bisa memberikan tanda lebih
besar (>) ataupun lebih sedikit (<) dengan benar. Indikator menyebutkan jumlah benda dengan cara menghitung sebanyak 17
anak atau 85% tuntas. Ketuntasan tersebut dibuktikan anak menjadi lebih mudah dalam menjumlahkan benda. Berdasarkan
uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa melalui permainan mancala dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep
bilangan anak usia 5-6 tahun.

Kata Kunci: Pemahaman konsep bilangan, Permainan Mancala

ABSTRACT
The purpose of this research was to improve the ability to understand the numeracy concept through mancala games in
children aged 5-6 years of RA Al Hidayah 1 Sari. This research approach is qualitative and quantitative approach. This type
of research is a classroom action research (CAR). The CAR model in this research is based on the model of Kemmis Mc
Taggart, which includes four stages, namely planning, action, observation, and reflection. The subjects of this research were
20 children in aged 5-6 years. Data sources of this research are children and teachers. Data collection techniques in this
research was observation, interviews, tests, and documentation. The technique of validating the qualitative data uses source
triangulation and technique triangulation. The quantitative data validity was tested by construct validity testing using the
opinions of experts. Data analysis in this research was qualitative data analysis using Miles and Huberman's interactive
model analysis in the form of data collection, data reduction, data presentation, and drawing conclusions. Quantitative data
analysis technique was done using percentages correction formula. The results of this research indicate that the child’s
ability to understand the concept of numbers through mancala from the indicator pointing the numbers when the symbol of
number is shown, 17 children or 85% complete. This is proven by children are able to say numbers 1-20 easily. In the
indicators distinguishing the concept of many-little, 16 children or 80% complete. This completeness is proven by the child
being able to distinguish between more and fewer numbers and be able to give a bigger sign (>) or fewer (<) correctly. The
indicator showing the number of objects by counting was achieved by 17 children or 85%. This completeness is proven by
children are easier in adding objects. Based on these descriptions, it can be concluded that mancala can improve the ability
of understanding the numeracy concept of children aged 5-6 years.

Key words: Comprehension of Number Concept, Mancala game

PENDAHULUAN fundamental dalam memberikan kerangka


Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dasar terbentuk dan berkembangnya dasar-
merupakan pendidikan yang sangat dasar pengetahuan, sikap dan

1
keterampilan pada anak. Menurut Santoso tentang konsep bilangan sebagai berikut:
(2004) Pendidikan anak usia dini (1) Melakukan kegiatan yang
merupakan pendidikan dasar untuk menunjukkan anak mampu mengenal
menentukan terbentuknya kepribadian benda berdasarkan lima seriasi atau lebih,
anak dan seluruh aspek yang terdapat pada bentuk, ukuran, warna, atau jumlah melalui
anak yang akan digunakan pada jenjang kegiatan mengurutkan benda; (2)
selanjutnya. pendidikan anak usia dini Melakukan kegiatan yang menunjukkan
dilakukan dengan kegiatan yang anak mampu mengenal konsep besar-kecil,
disesuaikan dengan tahap-tahap banyak-sedikit, panjang-pendek, berat-
perkembangan yang dilalui anak sehingga ringan, tinggi-rendah dengan mengukur
dapat mengembangkan berbagai aspek menggunakan alat ukur tidak baku; (3)
perkembangan anak karena setiap anak Menyebutkan angka bila diperlihatkan
mengalami proses perkembangan. Suyadi lambang bilangan; (4) Menyebutkan
(2010) menjelaskan setidaknya terdapat jumlah benda cara menghitung.
lima aspek perkembangan anak usia dini Hasil observasi di RA Al Hidayah 1
meliputi perkembangan fisik motorik, Sari menunjukkan adanya permasalahan
perkembangan kognitif, perkembangan yang merujuk pada ketidakmampuan anak
bahasa, perkembangan sosial emosional, dalam pemahaman konsep bilangan.
dan perkembangan moral. Perkembangan Berdasarkan beberapa indikator tentang
yang terjadi dalam diri anak pada dasarnya konsep bilangan yang diadopsi dari
tidak terjadi secara terpisah-pisah antar
PERMENDIKBUD No. 146 tahun 2014
bagiannya. Namun kecenderungan untuk tentang kurikulum 2013 pendidikan anak
mempelajari dan menjelaskan aspek usia dini (Standar PAUD, 2015) terdapat
perkembangan tersebut secara terpisah indikator pencapaian perkembangan anak
dilakukan agar terdapat keterangan yang yang belum tuntas, diantaranya: (1)
jelas berkaitan dengan karakteristik Menyebutkan angka bila diperlihatkan
masing-masing aspek. lambang bilangan; (2) Melakukan kegiatan
Indikator pencapaian perkembangan yang menunjukkan anak mampu mengenal
anak usia dini yang diadopsi dari Peraturan konsep banyak-sedikit; dan (3)
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. Menyebutkan jumlah benda dengan cara
146 tahun 2014 tentang kurikulum 2013 menghitung. Pernyataan tersebut
pendidikan anak usia dini (Standar PAUD, dibuktikan berdasarkan hasil pengamatan
2015) yang terdiri dari empat indikator menunjukkan hasil belajar yang belum

2
sesuai dengan harapan guru. Terbukti pada anak untuk mengembangkan strategi dalam
saat guru menunjuk lambang bilangan 1 memecahkan masalah (Ernest dalam
sampai 20 di papan tulis ada 11 anak yang Maulana, 2012). Berdasarkan pendapat di
belum tepat dalam menyebutkan atas peneliti menggunakan permainan
bilangannya, kebanyakan anak hanya hafal mancala untuk mengatasi permasalahan
dengan urutan bilangan 1 sampai 20 tetapi pemahaman konsep bilangan. Arjun (2014)
belum memahami lambang bilangannya. menyebutkan jika permainan mancala
Kemudian saat membandingkan bilangan merupakan permainan papan yang terdiri
yang lebih banyak atau lebih sedikit dari dua sampai empat baris terdiri dari 5
terdapat 13 anak yang anak yang masih sampai 10 lubang dengan penghitung bisa
salah dalam menentukan jumlah yang lebih berupa biji asam, kacang, kerikil kecil, dll.
besar dan yang sedikit sehingga dalam Permainan ini melibatkan suatu
memberikan tanda lebih besar (>) atau perhitungan dengan menggunakan strategi
lebih kecil (<) masih sering terbalik. abstrak dan dimainkan oleh dua pemain.
Selanjutnya menyebutkan jumlah benda Hasil penelitian Mercer & Mercer (1998)
dengan cara menghitung masih ada 15 menyampaikan permainan mancala dapat
anak yang belum tepat dalam menentukan menjadi salah satu strategi guru dalam
jumlahnya. ketidaktuntasan kemampuan mengajarkan matematika. Hal tersebut
pemahaman konsep bilangan anak terbukti bahwa permainan mancala dapat
dikarenakan saat pembelajaran guru hanya digunakan untuk meningkatkan
menggunakan jari sehingga anak pemahaman konsep bilangan seperti
mengalami kesulitan dalam memahami apa menghitung, menjumlah, membandingkan,
yang disampaikan oleh guru. dan memperkirakan.
Moursund (2016) menyatakan bahwa Berdasarkan paparan di atas, maka
kemampuan atau kegiatan yang dapat peneliti merasa tertarik untuk melakukan
digunakan dalam mengatasi permasalahan penelitian tentang peningkatan kemampuan
matematika anak khususnya pemahaman pemahaman konsep bilangan melalui
konsep bilangan adalah dengan media permainan mancala pada anak usia 5-6
permainan. Permainan dapat diterapkan tahun.
karena permainan menyediakan Kemampuan pemahaman konsep
reinforcement dan latihan, dapat bilangan
memotivasi, membantu pengembangan Kemampuan adalah suatu daya atau
konsep matematika serta dapat membantu kesanggupan seseorang dalam

3
menyelesaikan persoalan suatu tindakan pembelajaran matematika yang akan
dimana daya tersebut merupakan hasil dari digunakan pada jenjang selanjutnya
pembawaan dan latihan. Penjelasan ini bahkan dalam kehidupan sehari-hari.
lebih berkembang karena mengungkap Indikator pencapaian perkembangan
bahwa istilah kemampuan tidak serta merta anak usia dini yang diadopsi dari Peraturan
disamakan dengan istilah pembawaan. Hal Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.
ini karena ada proses latihan yang 146 tahun 2014 tentang kurikulum 2013
menyebabkan terbentuknya kesanggupan pendidikan anak usia dini (Standar PAUD,
melakukan tindakan untuk menyelesaikan 2015) yang terdiri dari empat indikator
masalah (Susanto, 2012). tentang konsep bilangan sebagai berikut:
Konsep bilangan yaitu bagian dari (1) Melakukan kegiatan yang
pengembangan kognitif yang termasuk menunjukkan anak mampu mengenal
dalam konsep matematika. Menurut benda berdasarkan lima seriasi atau lebih,
Triharso (2013) matematika di PAUD bentuk, ukuran, warna, atau jumlah melalui
merupakan proses pembelajaran tentang kegiatan mengurutkan benda; (2)
konsep matematika yang dilakukan melalui Melakukan kegiatan yang menunjukkan
aktivitas bermain dalam kehidupan sehari- anak mampu mengenal konsep besar-kecil,
hari dan bersifat alamiah. Karena itu, banyak-sedikit, panjang-pendek, berat-
matematika untuk anak usia dini tidak ringan, tinggi-rendah dengan mengukur
dapat diajarkan secara langsung menggunakan alat ukur tidak baku; (3)
menggunakan angka seperti 2+3=…. Menyebutkan angka bila diperlihatkan
Melainkan dengan cara yang lambang bilangan; (4) Menyebutkan
menyenangkan bagi anak seperti melalui jumlah benda cara menghitung.
permainan supaya anak lebih mudah untuk Permainan Mancala
memahaminya. Isnawati (2009) Permainan yaitu kegiatan yang
mengungkapkan bahwa konsep bilangan dirancang dengan maksud agar anak dapat
yaitu pembelajaran matematika dasar meningkatkan beberapa kemampuan
untuk anak usia dini melalui lingkungan tertenrtu berdasarkan pengalaman belajar.
sekitar dalam kehidupan sehari-hari untuk Permainan adalah alat bagi anak untuk
mengenalkan pemahaman konsep menjelajah dunianya dari yang tidak anak
matematika sejak dini. Artinya, konsep kenal sampai pada yang anak ketahui dan
bilangan merupakan materi fondasi yang dari yang tidak dapat diperbuatnya sampai
diperkenalkan pada anak dalam lingkup mampu melakukannya (Semiawan).

4
Mancala merupakan permainan mancala sebagai berikut: pertama, papan
papan yang bersifat kognitif, berdasarkan permainan memuat dua pemain. setiap
logika dan kombinatorik matematika (Vojt: lubang dari kedua baris diisi dengan empat
2012). Permainan mancala ditemukan dari biji; kedua, salah satu pemain memulai
asia selatan, tengah, dan tenggara ke timur permainan dengan memilih lubang di
tengah dari seluruh Afrika ke Karibia dan barisnya dan membawa biji kemudian
bagian dari Amerika Selatan. penampilan menjatuhkannya di lubang yang
fisik dan aturan main mereka sangat bersebelahan. gerakan biji dapat dimulai
bervariasi di seluruh dunia (Voogt, et all, searah jarum jam atau berlawanan dengan
2010). arah jarum jam, tergantung pada
Manfaat permainan mancala kesepakatan bersama; ketiga, biji yang
menurut Lowe (Abah: 2018) yaitu: (1) jatuh ke dalam mancala, milik pemain
dapat melatih konsentrasi karena dengan masing-masing yang kemudian mendapat
permainan mancala anak akan lebih satu giliran lagi. mancala adalah tempat
berpikir bagaimana caranya agar dapat untuk mengumpulkan dan menyimpan biji;
menangkap biji lawan sehinggga keempat, ketika biji terakhir mencapai
mendapatkan hasil lebih banyak; (2) lubang kosong di sisi pemain dan jika
melatih keterampilan berhitung, ketika lubang yang berlawanan berisi biji, maka
bermain mancala anak akan sambil semua biji itu milik pemain yang benar-
berhitung saat menaburkan biji ke dalam benar memindahkan biji; kelima, jika
setiap lubang; (3) membaca jam, hal ini semua lubang pemain kosong, maka semua
karena dalam permainan mancala biji yang tersisa pada baris yang
pergerakan pemain bisa searah atau berlawanan akan menjadi milik lawan; dan
berlawanann arah dengan jarum jam sesuai keenam, pemain yang memegang jumlah
dengan kesepakatan; (4) mengenal operasi biji terbanyak adalah pemenang
aritmatika dasar, hal ini dikarenakan dalam permainan.
permainan mancala dapat meningkatkan METODE
konsep matematika dasar seperti Penelitian Tindakan Kelas dilakukan
menjumlah, mengurangi, serta di RA Al Hidayah 1 Sari, Pringanom,
memperkirakan; dan (5) dapat Masaran pada semester II tahun ajaran
memecahkan masalah. 2018/ 2019 yaitu dimulai pada bulan
Arjun & Shekher (2014) Januari 2019 sampai bulan Juli 2019.
menjabarkan cara bermain permainan Pendekatan penelitan ini yaitu pendekatan

5
kualitatif dan pendekatan kuantitatif. Jenis mancala dapat meningkatkan pemahaman
penelitian yaitu PTK. Model PTK dalam konsep bilangan anak kelompok B RA Al
penelitian ini berdasar model dari Kemmis Hidayah 1 Sari, Pringanom, Masaran
Mc Taggart, yang meliputi empat tahap Tahun Ajaran 2018/2019. Hal tersebut
yaitu perencanaan (planning), tindakan dapat ditunjukkan dari hasil penelitian
(action), pengamatan (observation), dengan tercapainya indikator keberhasilan
refleksi (reflection). Subjek penelitian pada setiap aspek
adalah anak usia 5-6 tahun dengan jumlah
Tabel 1 hasil ketuntasan kemampuan
20 anak. Sumber data dalam penelitian ini
pemahaman konsep bilangan
adalah anak dan guru.

persentase

Keterangan
frekuensi
Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan observasi, Indikator
No
kinerja
wawancara, tes, dan dokumentasi
pembelajaran berupa Rencana Kegiatan
1 Menyebutkan 17 85% Tuntas
Harian, lembar hasil belajar/daftar nilai angka bila
anak, dokumentasi yang berupa foto dan diperlihatkan
lambang
video, serta lembar observasi kinerja guru bilangan
dan aktivitas anak. Teknik uji validitas 3 15% Belum
tuntas
data yang digunakan adalah triangulasi
2 Mengenal 16 80% Tuntas
sumber dan triangulasi teknik. Teknik
konsep
analisis data kualitatif dengan analisis banyak-sedikit
4 20% Belum
model interaktif Miles dan Hubermen
tuntas
berupa pengumpulan data, reduksi data,
3 Menyebutkan 17 85% Tuntas
sajian data, penarikan simpulan atau jumlah benda
verifikasi. Teknik analisis data kuantitatif dengan cara
menghitung
dengan menggunakan rumus percentages 3 Belum 15%
correction. tuntas
Berdasarkan tabel 1 dapat dijelaskan
HASIL DAN PEMBAHASAN
bahwa hasil ketuntasan kemampuan
Berdasarkan data hasil penelitian dan
pemahaman konsep bilangan anak usia 5-6
perbandingan hasil tiap siklusnya selama
tahun pada siklus II mengalami
dua siklus yang kemudian dikaji sesuai
peningkatan menjadi 80%. indikator
dengan rumusan masalah, dapat
menunjukkan angka bila ditunjukkan
disimpulkan bahwa melalui permainan
lambang bilangan pada saat pratindakan
6
yaitu 9 anak atau 45% mendapatkan nilai dalam membedakan konsep banyak-sedikit
tuntas. Selanjutnya pada siklus II setelah masih kurang optimal dikarenakan anak
diberikan tindakan dengan permainan masih mengalami kesulitan dalam
mancala meningkat menjadi 17 anak atau membedakan jumlah yang lebih besar dan
85% mendapat nilai tuntas. Anak yang yang sedikit serta masih sering terbalik
ketika pratindakan pada saat guru ketika memberi tanda lebih besar (>)
menunjuk lambang bilangan 1 sampai 20 ataupun lebih sedikit (<). Triharso (2013)
di papan tulis ada 11 anak yang belum dan Seefeldt & wasik (2008)
tepat dalam menyebutkan bilangannya, mengungkapkan konsep matematika yang
kebanyakan anak hanya hafal dengan bisa dipahami anak usia dini diantara lain:
urutan bilangan 1 sampai 20 tetapi belum bilangan, aljabar, penggolongan
memahami lambang bilangannya. Setelah (klasifikasi), membandingkan, menyusun
diberikan tindakan sebanyak dua siklus atau menata pola-pola, geometri,
anak menjadi bisa menyebutkan bilangan pengukuran, analisis data dan probabilitas.
dengan mudah. Sesuai dalam Depdiknas Indikator menyebutkan jumlah benda
(2007) kemampuan matematika dasar yang dengan cara menghitung pada saat
perlu dikembangkan pada anak TK usia 5- pratindakan yaitu 5 anak atau 35%
6 tahun (kelompok B) antara lain mendapat nilai tuntas, Selanjutnya pada
membilang/ menyebut urutan bilangan dari siklus II setelah diberikan tindakan
1 sampai 20, membilang (mengenal konsep meningkat menjadi 17 anak atau 85%
bilangan dengan benda-benda) sampai 10, mendapat nilai tuntas. Pada kondisi awal
membuat urutan bilangan 1-10 dengan saat pratindakan anak masih mengalami
benda-benda, menghubungkan atau kesulitan ketika mengerjakan LKA
memasangkan lambang bilangan dengan menjumlah benda, masih ada 15 anak yang
benda-benda sampai 10. belum tepat dalam menentukan jumlahnya.
Indikator membedakan konsep Namun setelah diberikan tindakan anak
banyak-sedikit sebelum diberikan merasa lebih mudah dalam menjumlahkan
tindakan yaitu 7 anak atau 35% anak benda. Burn (Sudono, 2000) mengatakan
mendapat nilai tuntas Selanjutnya pada kelompok matematika yang sudah dapat
siklus II setelah diberikan tindakan diperkenalkan mulai dari usia tiga tahun
meningkat menjadi 16 anak atau 80% adalah kelompok bilangan (aritmatika,
mendapatkan nilai tuntas. Pada kondisi berhitung), pola dan fungsinya, geometri,
awal saat pratindakan kemampuan anak

7
ukuran-ukuran, grafik, estimasi, lubang-lubang tertentu sebagai tempat
probabilitas, pemecahan masalah. untuk meletakkan sejumlah biji atau
Penerapan permainan mancala kerikil, yang selanjutnya disebut sebagai
ketika anak mengambil biji dari dalam biji mancala. Langkah-langkah permainan
lubang dan membagikan ke dalam lubang mancala menurut Voogt (2003) adalah
yang lainnya satu per satu sambil sebagai berikut: pertama, permainan
membilang dapat menstimulus pemahaman dimainkan di papan dengan sejumlah
konsep bilangan untuk indikator lubang, biasanya disusun dalam dua baris
menyebutkan bilangan ketika ditunjukkan atau lebih. Terkadang lubang tambahan
lambang bilangan 1 sampai 20. Kemudian digunakan yang akan disebut dengan toko;
kegiatan memberi tanda lebih banyak dan kedua, permainan dimainkan dengan
lebih sedikit dengan cara menggumpulkan kumpulan biji yang sama (batu, biji, koin,
semua biji yang sudah didapatkan saat atau kerang); ketiga, setiap pemain
permainan berakhir dan selanjutnya memiliki lubang, bukan counter.
mnghitung jumlah biji yang didapat untuk Seringkali, seorang pemain memiliki
membandingkan dengan hasil lawan dapat semua lubang di satu sisi papan; keempat,
menstimulus pemahaman konsep bilangan gerakan dilakukan dengan menabur, yang
untuk indikator membedakan konsep merupakan bentuk penghitungan; kelima,
banyak-sedikit. Selanjutnya kegiatan setelah (atau selama) menabur, biji dapat
mengambil biji dari dalam lubang dan ditangkap. Oleh karena itu permainan
membagikan biji satu per satu ke lubang mancala juga disebut permainan
yang lainnya dapat menstimulus menghitung dan menangkap; dan keenam,
pemahaman konsep bilangan untuk pemenang dari permainan ini adalah yang
indikator menyebutkan jumlah benda menangkap banyak biji.
dengan cara menghitung karena pada Memperhatikan hasil perbandingan
kegiatan ini anak dapat membaggikan biji setiap siklusnya dapat disimpulkan bahwa
ke dalam lubang lainnya sambil dengan menerapkan permainan mancala
menghitung jumlah biji di dalam lubang dapat meningkatkan pemahaman konsep
ditambah dengan jumlah biji yang bilangan pada anak usia 5-6 tahun. Hal
dimasukkannya. Dewa (2014) tersebut terbukti dengan kenaikan
menjabarkan mancala merupakan salah persentase penilaian pemahaman konsep
satu jenis permainan tradisional yang bilangan, yaitu terdapat 16 anak atau 80%
menggunakan sebuah papan dengan mendapat nilai tuntas setelah diberikan

8
tindakan dengan permainan mancala untuk meningkatkan pemahaman konsep
dimana anak menjadi bisa menyebutkan bilangan seperti menghitung, menjumlah,
bilangan dengan mudah, mampu membandingkan, dan memperkirakan.
membedakan jumlah yang lebih banyak Selain itu juga menguatkan ingatan,
maupun jumlah yang lebih sedikit serta pengamatan dan konsentrasi, dan
bisa memberikan tanda lebih besar (>) mendorong interaksi sosial.
ataupun lebih sedikit (<) dengan benar dan
SIMPULAN
anak lebih mudah dalam menjumlahkan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan
benda. Hal ini sejalan dengan pendapat
kelas yang telah dilakukan dengan
Vojt (2012) bahwa mancala merupakan
menerapkan permainan mancala untuk
permainan papan yang bersifat kognitif,
meningkatkan kemampuan pemahaman
berdasarkan logika, serta kombinatorik
konsep bilangan anak kelompok B RA Al
matematika. Pendapat lain disampaikan
Hidayah 1 Sari, Pringanom, Masaran tahun
oleh Cruz, R. E., Cage, C. E., & Lian, M.-
2018/2019 yang dilaksanakan dalam dua
G. J. (2000) yang menunjukkan bahwa
siklus, dimana setiap siklus terdiri dari dua
mancala bermanfaat bagi anak dengan
pertemuan, dapat diambil kesimpulan
ketidakmampuan belajar matematika.
bahwa dengan menerapkan permainan
Temuan lapangan selain dapat
mancala dapat meningkatkan kemampuan
meningkatkan kemampuan pemahaman
pemahaman konsep bilangan anak
konsep bilangan, penerapan Permainan
kelompok B RA Al Hidayah 1 Sari,
mancala juga dapat melatih konsentrasi
Pringanom, Masaran tahun 2018/2019. Hal
anak, melatih keterampilan berhitung,
tersebut bisa dibuktikan setelah diberikan
mengenal operasi aritmatika dasar, serta
tindakan sebanyak dua siklus pada
anak mampu memecahkan masalah. Hal
indikator menunjukkan angka bila
tersebut didukung oleh pendapat Lowe
ditunjukkan lambang bilangan anak
(Abah: 2018) bahwa permainan mancala
menjadi bisa menyebutkan bilangan
memiliki beberapa manfaat yaitu melatih
dengan mudah, dimana pada kondisi awal
konsentrasi, melatih keterampilan
hanya 25% (5 anak dari 20 anak)
berhitung, membaca jam, mengenal
meningkat menjadi 85%. kemudian
operasi aritmatika dasar, dan mampu
indikator membedakan konsep banyak-
memecahkan masalah. Sejalan dengan hal
sedikit anak menjadi mampu membedakan
tersebut Mercer & Mercer (1998)
mana jumlah yang lebih banyak maupun
mengatakan bahwa mancala bermanfaat
jumlah yang lebih sedikit serta bisa
9
memberikan tanda lebih besar (>) ataupun Maulana. (2012). Berteka-teki, bermain
dan bersenang-senang dalam
lebih sedikit (<) dengan benar, dimana
matematika. Jurnal Pendidikan
pada kondisi awal hanya 35% (7 anak dari Matematika, 7(2), 179–187.
20 anak) tuntas, meningkat menjadi 80%. Mercer, C. D., & Mercer, A. R. (1998).
Teaching students with learning
Selanjutnya pada indikator menyebutkan problems (5th ed.). Upper Saddle
jumlah benda dengan cara menghitung River, N.J: Prentice Hall.
anak menjadi lebih mudah dalam Moursund, D. (2016). Learning problem
solving strategies by using games: a
menjumlahkan benda, dimana pada kondisi guide for educators and parents.
awal hanya 35% (7 anak dari 20 anak) Eugene, OR: Information Age
Education.
tuntas, meningkat menjadi 85%.
Permendikbud. (2014). Peraturan menteri
DAFTAR PUSTAKA pendidikan dan kebudayaan republik
indonesia nomor 146 tahun 2014
Abah. (2018). The traditional i’tche tentang kurikulum pendidikan anak
(mancala) board game of the orokam usia dini (Vol. 8). Jakarta:
people. The Mathematics All Around Departemen Pendidikan dan
Us, 3. Kebudayaan.
Arjun, R & Shekher, H. (2014). Game Santoso, S. (2004). Pendidikan anak usia
Boards (Mancala) on The Basalt dini. Jakarta: Citra Pendidikan.
Exposures and The Khandoba Temple
of Deccan College Campus. Bulletin Seefeldt, C., & Wasik, B. A. (2008).
of the Deccan College Research Pendidikan anak usia dini
Institute, 74(October), 26–27. menyiapkan anak usia dini tiga,
Retrieved from empat, dan lima tahun masuk sekolah.
http://www.jstor.org/stable/26264689 Jakarta: Indeks.
Cruz, R. E., Cage, C. E., & Lian, M.-G. J. Semiawan, C. R. (2008). Belajar dan
(2000). Let’s play mancala and pembelajaran pra sekolah dan
sungka: learning math and social sekolah dasar. Jakarta: Indeks.
skills through ancient multicultural Sudono. (2010). Sumber belajar dan alat
games. Teaching Exceptional permainan. Jakarta: Grasindo.
Children, 32(3), 38.
Susanto. (2012). Perkembangan anak usia
Depdiknas. (2007). Pedoman dini. Jakarta: Kencana Prenada Media
pembelajaran permainan berhitung Group.
permulaan di taman kanak-kanak.
Jakarta: Dirjen Dikdasmen. Suyadi. (2010). Psikologi belajar
pendidikan anak usia dini.
Dewa, C. K. (2014). MancalaAHP : Game Yogyakarta: Insan Madani.
Tradisional Mancala Berbasis
Analytic Hierarchy Process. Seminar Triharso, A. (2013). Permainan kreatif &
Nasional Aplikasi Teknologi edukatif untuk anak usia dini.
Informasi, 1. Yogyakarta: Andi.

Isnawati. (2009). Membuat anak pintar Vojt, I. (2012). Mancala, game of thought.
berhitung hanya dalam 30 hari. The Museum of African Art.
Yogyakarta: Gara Ilmu. Voogt, Linders, L., & Broek. (2010).
Mancala games and their suitability
10
for players with visual impairments.
Journal of Visual Impairment &
Blindness, 725.

11

Anda mungkin juga menyukai