Anda di halaman 1dari 4

PERTEMUAN 2

BAB 2, 3, DAN 24

THE CPA PROFESSION

Jenis CPA Firms


a. Big four international firms
b. National/Regional firms
c. Local firms

Aktifitas CPA Firms


a. Layanan akuntansi dan pembukuan
b. Layanan pajak
c. Konsultasi manajemen dan layanan penasihat risiko
d. Penilaian bisnis
e. Akuntansi forensik
f. Tanggung jawab perusahaan dan pelaporan keberlanjutan L
g. ayanan penasihat teknologi informasi

Struktur CPA Firms

Tingkat Staf Pengalaman Tanggung Jawab Utama


Asisten staf <2 tahun Melakukan sebagian besar pekerjaan audit yang
terinci

Auditor senior 2-5 tahun Bertanggung jawab atas pekerjaan lapangan audit

Manajer 5-10 tahun Membantu merencanakan dan mengelola audit,


mereview pekerjaan penanggung jawab, membina
hubungan dengan klien

Partner >10 tahun Mereview keseluruhan pekerjaan audit dan


terlibat dalam keputusan audit yang signifikan

Tiga faktor utama mempengaruhi struktur organisasi


a. Kebutuhan akan kemandirian dari klien
b. Pentingnya struktur untuk mendorong kompetensi
c. Peningkatan risiko litigasi yang dihadapi oleh auditor

Struktur Organisai
a. Proprietorship
b. General Partnership
c. General Corporation
d. Professional Corporation
e. Limted Liability Company
f. Limited Liability Partnership

Standar Auditing Internasional


a. International Standard on Auditing
Dikeluarkan oleh International Auditing and Assurance Standard Board (IAASB) dan
International Federation of Accountant (IFAC). ISA tidak mengesampingkan
peraturan yang berlaku disuatu negara yang mengatur audit atAs informasi keuangan
dan informasi lainnya.

b. Standar Auditing AICPA


Merupakan standar yang ditujukan untuk perusahaan swasta dan entitas sejenis di
Amerika sebelum diberlakukan SOX-Act,

c. Standar Auditing PCAOB


Awalnya mengadopsi standari ASB untuk audit interim. Juga mempertimbangkan
standar audit internasional dalam mengembangkan standar barunya.

PROFESSIONAL ETHICS

Etika adalah serangkaian prinsip atau nilai moral. Perilaku etis diperlukan
masyarakat agar dapat berfungsi secara teratur.

Kebutuhan Berperilaku Beretika dalam Profesi

Kebutuhan akan kepercayaan publik terhadap kualitas jasa yang diberikan profesi,
terlepas dari yang dilakukan secara perorangan. Cara akuntan publik mewujudkan perilaku
profesional antara lain dengan adanya pernyataan standar auditing yang berlaku umum,
pengendalian mutu, peer review, BAPEPAM, pembentukan divisi dalam kantor akuntan
publik, dan pendidikan profesi berkelanjutan, serta Kode Etik Akuntan Indonesia yang
ditetapkan oleh IAI.

Kode Periaku Akuntan Indonesia

a. Prinsip-prinsip, berupa standar etis yang ideal yang dinyatakan dalam istilah filosofis.

Terdiri dari:
1. Tanggung jawab. Dalam mengemban tanggung jawabnya sbg profesional, para anggota
harus melaksanakan pertimbangan profesional dan moral yang sensitif dalam semua
aktivitasnya.
2. Kepentingan publik. Para anggota harus menerima kewajiban untuk bertindak
sedemikian rupa agar dapat melayani kepentingan publik, menghargai kepercayaan
publik, dan menunjukan komitmennya pada profesionalisme.
3. ntegritas. Untuk mempertahankan dan memperluas kepercayaan publik, para anggota
harus melaksanakan seluruh tanggung jawab profesionalnya dengan tingkat integritas
tertinggi.
4. Objektivitas dan independensi. Anggota harus mempertahankan objektivitas dan bebas
dari konflik kepentingan dalam melaksanakan tanggung jawab profesionalnya, anggota
yang berpraktik harus independen baik dalam fakta maupun dalam penampilan ketika
menyediakan jasa.
5. Keseksamaan. Anggota harus memperhatikan standar teknis dan etis profesi, terus
berusaha meningkatkan kompetensi dan mutu jasa yang diberikannya, dan
melaksanakan tanggung jawab profesional sesuai dgn kemampuan terbaiknya
6. Ruang lingkup dan sifat jasa. Anggota yang berpraktik bagi publik harus
memperhatikan prinsip-prinsip kode perilaku profesional dalam menentukan lingkup
dan sifat jasa yang akan disediakannya.
b. Peraturan perilaku, yaitu standar minimum dari perilaku etis yang dinyatakan sebagai
peraturan spesifik.
c. Interpretasi atas paraturan perilaku
d. Kaidah etika, berupa penjelasan yg diterbitkan dan jawaban atas pertanyaan tentang
peraturan perilaku yang diserahkan kepada AICPA oleh para praktisi dan pihak lain yang
berkepentingan.

INDEPENDENSI

Independensi terdiri dari dua komponen:

a. independensi dalam kenyataan (independence in fact), bila dalam kenyataannya auditor


mampu mempertahankan sikap yang tidak memihak sepanjang pelaksanaan auditnya.
b. independensi dalam penampilan (independence in appearence), adalah hasil interpretasi
pihak lain mengenai independensi ini.

OTHER RULES OF CONDUCT

a. Integrity dan objectivity

b. Technical standards

c. Confidentiality
d. Contingent fees

e. Commissions and referral fees

f. Advertising and solicitation

g. Form of organization and name

h. Discreditable acts

TAHAPAN DALAM PROSES AUDIT

a. Merencanakan dan merancang pendekatan audit.


Yang perlu diperhatikan adalah bahan bukti kompeten yang cukup serta pengendalian
biaya. Perencanaan dan perancangan audit terdiri dari :

1. Mendapatkan pengetahuan atas bidang usaha klien.

2. Memahami struktur pengendalian intern klien dan menetapkan risiko


pengendalian.

b. Melakukan pengujian pengendalian dan transaksi.

1. Pengujian atas pengendalian: pengujian keefektifan pengendalian untuk


membenarkan tingkat risiko lebih rendah.

2. Pengujian atas transaksi: pemeriksaan atas dokumen-dokumen yang mendukung


transaksi.

c. Melaksanakan prosedur analitis dan pengujian terinci atas saldo.

1. prosedur analitis: digunakan untuk menetapkan kelayakan transaksi dan saldo


secara keseluruhan.

2. Pengujian terinci atas saldo: prosedur khusus untuk menguji kekeliruan moneter
dalam saldo- saldo laporan keuangan.

d. menyelesaikan audit dan menerbitkan laporan audit. Menggabungkan seluruh


informasi yang didapat untuk memperoleh kesimpulan menyeluruh mengenai
kewajaran penyajian laporan keuangan.

Anda mungkin juga menyukai